You are on page 1of 11

MAKALAH LABA TIDAK DIBAGI

Disusun oleh :

1. Linda Ayu Kusumasari ( 2016030198 )


2. Ziana Yulianti ( 2016030199 )
3. Indah Juliani ( 2016030207 )
4. Nur Aini Hening R ( 2016030237 )

Kelas : Akuntansi A4

UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI

TAHUN 2017/2018
LABA TIDAK DIBAGI

Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dalam perusahaan yaitu kumpulan laba dan
rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi deviden yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke
rekening modal. Laba rugi ini dapat berasal dari (a) laba rugi usaha, (b) laba rugi kegiatan yang tidak
rutin seperti laba penjualan aktiva tetap, (c) koreksi atas laba-laba tahun lalu. Apabila rekening laba rugi
tidak dibagi menunjukkan saldo debit maka disebut defisit.

Laba tidak dibagi dapatdigunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut:

1. Pembagian deviden
2. Pembelian treasury stock
3. Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)
4. Rekapitulasi
5. Penyerapan kerugian

DIVIDEN

Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding jumlah lembar yang
dimiliki. Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:

(a) Dividen kas


(b) Dividen aktiva selain kas (property devidens)
(c) Dividen utang (scrip devidens)
(d) Dividen likuidasi
(e) Dividen saham

Dividen kas

Yang perlu diperhatika oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya
dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian deviden tersebut.
Jurnal untuk mencatat pembagian deviden kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan pembayaran.

Contoh:

Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 20 Desember 2005 mengumumkan pembagian deviden
sebesar Rp1.000,00 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggal 20 Januari 2006 kepada
pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2006. Saham biasa yang beredar sebanyak
1.000 lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila untuk mencatat pembagian dividen di atas sebagai
berikut:

Tanggal pengumuman (20 Desember 2005)

Laba tidak dibagi Rp1.000.000,00

Utang dividen kas Rp1.000.000,00


Tanggal pembayaran (20 Januari 2006)

Utang dividen kas Rp1.000.000,00

Kas Rp1.000.000,00

Dalam neraca yang disusun pada tanggal 31 Desember 2005, utang dividen kas dilaporkan dalam
kelompok utang lancar karena segera akan dilunasi.

Dividen Aktiva Selain Kas (Property Dividens)

Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki PT, barang
dagangan atau aktiva-aktiva lain.

Contoh:

PT Bahtera mempunyai 10.000 lembar saham PT XYZ, dengan harga perolehan sebesar
Rp1.100.000,00. Saham PT Bahtera yang beredar sebanyak 10.000 lembar. Pada tanggal 15 Desember
2005 diumumkan pembagian property dividens dimana setiap lembar saham PT Bahtera akan menerima
dividen 1 lembar saham PT XYZ, pembagiannya pada tanggal 15 januari 2006. Harga pasar saham PT XYZ
pada tanggal 1 Januari 2006 sebesar Rp125,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Bahtera sebagai
berikut:

15 Desember 2005

Laba tidak dibagi Rp1.100.000,00

Utang dividen saham PT XYZ Rp1.100.000,00

Dividen Utang/Scrip Dividens

Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen,
tetapi saldo kas yang ada tidak cukup.

Misalnya PT ABC mengumumkan pembagian scrip dividens sebesar Rp1.000.000,00 bunga 10% jatuh
tempo 3 bulan kemudian. Jurnal yang dibuat oleh PT ABC sebagai berikut:

Laba tidak dibagi Rp100.000,00

Utang dividen scrip Rp100.000,00

Ketika jatuh tempo, scrip dan bunganya dilunasi dengan jurnal sebagai berikut:

Utang dividen scrip Rp100.000,00

Biaya bunga Rp 2.500,00

Kas Rp102.000,00
Perhitungan : biaya bunga = 3/12 x 10% x Rp100.000 = Rp2.500,00

Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Dividen likuidasi
dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai modal
pemegang saham.

Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.

Dividen saham dapat dibagi sebagai berikut

1. Deviden saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya saham biasa untuk pemegang
saham biasa, atau diividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen
saham biasa.
2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen saham prioritas untuk
pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut
dividen saham special (khusus).

Sebagai ilustrasi pembagian dividen saham, diberikan contoh sebagai berikut:

Modalh PT ADA adalah sebagai berikut:

Modal saham prioritas, nominal Rp2.000 beredar 5.000 lembar Rp10.000.000

Modal saham biasa, nominal Rp1.000 beredar 10.000 lembar Rp10.000.000

Agio saham prioritas Rp 1.000.000

Agio saham biasa Rp 1.500.000

Laba tidak dibagi Rp15.000.000

Jumlah Rp37.500.000

Berikut ini contoh pencatatan dividen saham.

Contoh 1

Diumumkan pembagian dividen saham sebesar 10% untuk pemegang saham biasa. Jurnal yang dibuat
untuk mencatat dividen sebagai berikut:

Pada tanggal pengumuman:

Laba tidak dibagi Rp1.100.000


Utang dividen saham biasa Rp1.000.000

Agio saham biasa Rp 100.000

Pada pengeluaran:

Utang dividen saham biasa Rp1.000.000

Modal saham biasa Rp1.000.000

Contoh 2

Diumumkan dividen saham biasa 50% untuk pemegang saham biasa. Harga pasar saham biasa per
lembar menurun menjadi Rp750,00. Jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Pada tanggal pengumuman:

Laba tidak dibagi Rp5.000.000

Utang dividen saham biasa Rp5.000.000

Pada tanggal pengeluaran:

Utang dividen saham biasa Rp5.000.000

Modal saham biasa Rp5.000.000

Akumulasi Dividen dari Saham Biasa

Dividen saham biasa yang berakumulasi, sebelum secara resmi diumumkan belum merupakan utang
PT. tetapi supaya jelas, didalam neraca diminta untuk melaporkan adanya akumulasi dividen tersebut.
Cara melaporkan dalam neraca bisa:

a. Dengan catatan kaki (foofnote)


b. Laba tidak dibagi yang tidak dikurangi dengan jumlah dividen yang belum dibayar dengan cara
berikut:
Laba tidak dibagi:
Jumlah dividen saham preferen yang belum dibayar Rp100.000
Yang dibatasi RP500.000
Jumlah Rp600.000

Dividen untuk Saham Tanpa Nilai Nominal

Jika saham yang berdar tanpa nilai nominal, maka dividen yang akan dibagikan harus dinyatakan
dalam rupiah dan bukan dalam presentase. Apabila perusahaan ingin mentransfer laba tidak dibagi ke
modal saham, tidak perlu mengumumkan dividen saham tetapi cukuo membuat jurnal sebagai berikut:

Laba tidak dibagi Rpxx


Modal saham Rpxx

PEMBATASAN LABA TIDAK DIBAGI

Dividen yang dibagikan dibebankan ke rekening laba tidak dibagi. Dari waktu ke waktu dapat
dilakukan pembatasan terhadap laba tidak dibagidengan maksud untuk menjaga agar tidak semua saldo
tidak dibagi diminta sebagai dividen. Pembatasan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (1) dengan
membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi, sehingga jumlah laba tidak dibagi terdiri
dari dua rekening yaitu rekening laba tidak dibagi yang masih bebas dan laba tidak dibagi yang dibatasi,
(2) tidak membuat jurnal pembatasan laba tidak dibagi. Dalam cara ini pembatasan-pembatasan yang
dilaporkan dalam neraca dengan suatau keterrangan atau catatan kaki.

Pembatasan Laba Tidak Dibagi untuk Memenuhi Perjanjian Utang Jangka Panjang

Pembatasan laba tidak dibagi dibuat dalam jumlah yang sama dengan jumlah dana pelunasan obligasi.

Jurnal yang dibuat untuk membatasi laba tidak dibagi adalah sebagai berikut:

Laba tidak dibagi Rpxx

Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi Rpxx

Ssudah obligasi dilunasi pembatasan laba tidak dibagi dihapuskan dengan jurnal sebagai berrikut:

Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi Rpxx

Laba tidak dibagi Rpxx

Pembatasan Laba Tidak Dibagi untuk Perencanaan Keuangan

Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan perluasan perusahaan dapat ditunjukkan dalam
rekening-rekening sebagai sebagai berikut:

Laba tidak dibagi investasi pabrik.

Laba tidak dibagi modal kerja.

Laba tidak dibagi untuk pembelian mesin.

Pembatasan Laba Tidak Dibagi untuk Kemungkinan Timbulnya Kerugian di Masa yang Akan Datang

Untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian di masa yang akan datang perusahaan dapat
membatasi laba tidak dibagi dan mencatatnya dalam rekening-rekening sebagai berikut:

Laba tidak dibagi untuk ketidakpastian.

Laba tidak dibagi untuk kemungkinan turunya harga persediaan.

Laba tidak dibagi untuk kemungkinan kerugian dalam sengketa hukum.


Laba tidak dibagi untuk asuransi sendiri.

PENGUKURAN-PENGUKURAN YANG DIHITUNG DARI LAPORAN KEUANGAN PT

Nilai Buku Per Lembar Saham (Book Value Per Share)

Yang dimaksud nilai buku saham adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham
dalam modal PT. Apabila saham yang beredar itu hanya satu macam, yaitu saham biasa maka nilai buku
per lembar saham dihitung sebagai berikut:

Contoh modal dari PT Risa Fadila

Modal saham, nominal Rp1.000,00. 1.000 lembar beredar Rp1.000.000,00

Agio saham Rp 550.000,00

Laba tidak dibagi Rp 575.000,00

Rp2.125.000,00

Rp2.125.000,00
Nilai buku perlembar = 1.000 lembar = Rp2.125,00

Apabila ada modal saham dipesan, maka jumlahnya ditambahkan pada modal dan jumlah
lembarnya ditambahkan pada jumlah lembar yang beredar. Jika ada treasury stock maka jumlahnya
dikurangkan pada modal dan jumlah lembarnya dikurangkan pada jumlah lembar yang beredar.

Missalnya : Modal PT Bahtera sebagai berikut:

Modal saham, nominal Rp1.000,00 beredar 1.000 lembar

Dibeli treasury stock 100 lembar Rp1.000.000,00

Modal saham dipesan 300 lembar Rp 300.000,00

Agio saham Rp 425.000,00

Laba tidak dibagi: Dibatasi Rp350.000,00

Tidak dibatasi Rp450.000,00

Rp 800.000,00

Rp2.525.000,00

(-) Treasury stock sebesar beli Rp 125.000,00

Rp2.400.000,00
Rp2.400.000,00
Nilai buku per lembar saham = 1.000 lembar+300 l3mbar100 lembar

= Rp2.000,00

Sebagai ilustrasi perhitungan nilai buku saham prioritas dan biasa, berikut ini diberikan beberapa
contoh, yang dasarnya adalah modal PT ADA per 31 Desember 2005 sebagai berikut:

Modal saham prioritas, 1.000 lembar, nominal @ Rp1.000,00 Rp1.000.000,00

Modal saham biasa, 10.000 lembar, nominal @ Rp500,00 Rp5.000.000,00

Laba tidak dibagi Rp 750.000,00

Rp6.750.000,00

Contoh 1:

Dividen saham prioritas yang belum dibayar adalah mulai 1 Juli 2005. Nilai likuidasi saham
prioritas Rp1.100,00. Saham prioritas berhak atas dividen yang belum diterima. Nilai buku saham pada
tanggal 31 Desember 2005 dihitung sebagai berikut:

Jumlah modal Rp6.750.000,00

Modal untuk saham prioritas:

Nilai likuidasi : Rp1.100,00 x 1.000 lembar = Rp1.100.000,00

Nilai dividen : Rp6/12 x 10% x Rp1.000.000 = Rp 50.000,00

Rp1.150.000,00

Modal untuk saham biasa Rp5.600.000,00

Nilai buku per lembar:

Prioritas = Rp1.150.000,00 : 1.000 lembar = Rp1.150,00

Biasa = Rp5.600.000,00 : 10.000 lembar = Rp560,00

Comtoh 2:

Nilai likuidasi saham prioritas Rp1.100,00. Saham prioritas adalah kumulatif dan dividen yang
belum dibayar adalah sejak 2001. Perhitungan nilai buku saham sebagai berikut:

Jumlah modal Rp6.750.000,00

Modal untuk saham prioritas:


Nilai likuidasi = Rp1.100,00 x 1.000 lembar = Rp1.100.000,00

Dividen = 5 tahun x 10% x Rp1.000.000,00 = Rp 500.000,00

Rp1.600.000,00

Modal untuk saham biasa Rp5.150.000,00

Contoh 3:

Misalnya nilai likuidasi dalam saham prioritas Rp1.000,00. Dividen saham prioritas tahun
pertama tahun 2005 sudah dibayar. Saham priritas berpartisipasi penuh dengan saham biasa, sesudah
saham biasa menerima dividen dengan presentase yang sama dengan saham prioritas. Laba tidak dibagi
yang menjadi bagian saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut:

Jumlah Prioritas Biasa


Saldo laba tidak dibagi Rp750.000,00
Dividen prioritas = 6/12 x 10% x Rp1.000.000,00 Rp 50.000,00 Rp50.000,00
Rp700.000,00
Dividen saham biasa 10% x Rp5.000.000,00 = Rp500.000,00 Rp500.000,00
Rp200.000,00
Saldo dibagikan ke prioritas dan biasa dengan tarif
200.00
3,33% (=6.000.000 x 100% )= Rp200.000,00 Rp33.333,00 Rp166.666,00
Rp 0,00 Rp83.333,00 Rp666.666,00
Rp6.750.000,00
Nilai buku dihitung sebagai berikut:
Jumlah modal
Modal untuk prioritas:
Nilai likuidasi = 1.000 x Rp1.000,00 = Rp1.000.000,00
Dividen dan laba tidak dibagi = Rp 83.333,00
Modal untuk saham prioritas Rp1.083.333,00

Modal untuk saham biasa Rp5.666.666,00

Nilai buku per lembar:


Prioritas = Rp1.083.333,00 : 1.00 lembar = Rp1.083,00
Biasa = Rp5.666.666,00 : 10.000 lembar = Rp566,67

LABA PER LEMBAR SAHAM (EARNINGS PER SHARE/EPS)

Laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap
lembar yang beredar. Perhitungan laba per lembar saham siatur dalam SAK No. 56 yang menyatakan ada
dua macam laba per lembar saham yaitu:

1. Laba per lembar saham dasar (LPS dasar) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia
untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan.
2. Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia
untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya
diterbitkan bagi semua efek berppotensi saham biasa yang sifatnya delusive yang beredar
sepanjang periode pelaporan.

Laba per Saham Dasar

Rumus LPS dasar adalah:

laba bersihDividen saham prioritas


Laba per saham dasar = ratarata tertimbang saham yang beredar

Berikut contoh perhitungan LPS dasar:

Cotoh 1:

PT Maju mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun 2005 sebanyak 1.000
lembar. Pendapatan bersih pada tahun 2005 sebesar Rp1.500.000,00. Semua saham sudah beredar
sejak awal tahun 2005 dan tidak ada saham prioritas. Pendapatan per lembar saham PT Maju untuk
tahun 2005 sebesar:

Rp1.500.000,000
= Rp 1.500,00
1.000 lembar

Contoh 2:

PT Baru mempunyai modal sebagai berikut: saham biasa (beredar) sebanyak 1.500 lembar.
Saham prioritas, nominal Rp1.000,00 per lembar, sebanyak 500 lembar. Dividen saham prioritas sebesar
10%. Pendapatan bersih tahun 2005 sebesar Rp2.000.000,00. Perincian mengenai saham biasa adalah
sebagai berikut: 1 Janari 2005, beredar 1.000 lembar. 1 Juli 2005, emisi baru sebanyak 500 lembar.

Untuk dapat menghitung laba per lembar saham, pertama kali perlu dihitung rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar. Perhitungan sebagai berikut:

Jumlah Laba Beredar Bobot Rata-rata


Saham (Bulan) (weight) Tertimbang
1.000 6 6/12 = 500
1.500 6 6/12 = 1/2 750
Jumlah rata-rata tertimbang 1.250

Rp2.000.00050.000)
Laba per lembar saham dasar =
1.250

= Rp156,00

*)dividen saham prioritas = 500 lembar x Rp1.000,00 x 10% = Rp50.000,00


Laba per Saham Dilusian

Menurut SAK No. 56, dalam menghitung laba per lembar saham dilusian, laba bersih residual
dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan
dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang delutif.

Perhitungan laba per saham dilusian pada dasarnya sama dengan perhitungan LPS dasar.
Perbedaannya terletak pada hal-hal berikut:

1. Laba bersih yang diperhitungkan adalah laba bersih residual ditambah dividen dan bunga
(dihitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan peri=ubahan penghasilan dan beban yang
disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa.
2. Jumlah rata-rata saham biasa yang beredar ditambah rata-rata tertimbang saham biasa akan
beredar dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa yang dilutive dikonversikan menjadi
saham biasa.

You might also like