Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelas : Akuntansi A4
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2017/2018
LABA TIDAK DIBAGI
Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dalam perusahaan yaitu kumpulan laba dan
rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi deviden yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke
rekening modal. Laba rugi ini dapat berasal dari (a) laba rugi usaha, (b) laba rugi kegiatan yang tidak
rutin seperti laba penjualan aktiva tetap, (c) koreksi atas laba-laba tahun lalu. Apabila rekening laba rugi
tidak dibagi menunjukkan saldo debit maka disebut defisit.
1. Pembagian deviden
2. Pembelian treasury stock
3. Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)
4. Rekapitulasi
5. Penyerapan kerugian
DIVIDEN
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding jumlah lembar yang
dimiliki. Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
Dividen kas
Yang perlu diperhatika oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya
dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian deviden tersebut.
Jurnal untuk mencatat pembagian deviden kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan pembayaran.
Contoh:
Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 20 Desember 2005 mengumumkan pembagian deviden
sebesar Rp1.000,00 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggal 20 Januari 2006 kepada
pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2006. Saham biasa yang beredar sebanyak
1.000 lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila untuk mencatat pembagian dividen di atas sebagai
berikut:
Kas Rp1.000.000,00
Dalam neraca yang disusun pada tanggal 31 Desember 2005, utang dividen kas dilaporkan dalam
kelompok utang lancar karena segera akan dilunasi.
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki PT, barang
dagangan atau aktiva-aktiva lain.
Contoh:
PT Bahtera mempunyai 10.000 lembar saham PT XYZ, dengan harga perolehan sebesar
Rp1.100.000,00. Saham PT Bahtera yang beredar sebanyak 10.000 lembar. Pada tanggal 15 Desember
2005 diumumkan pembagian property dividens dimana setiap lembar saham PT Bahtera akan menerima
dividen 1 lembar saham PT XYZ, pembagiannya pada tanggal 15 januari 2006. Harga pasar saham PT XYZ
pada tanggal 1 Januari 2006 sebesar Rp125,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Bahtera sebagai
berikut:
15 Desember 2005
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen,
tetapi saldo kas yang ada tidak cukup.
Misalnya PT ABC mengumumkan pembagian scrip dividens sebesar Rp1.000.000,00 bunga 10% jatuh
tempo 3 bulan kemudian. Jurnal yang dibuat oleh PT ABC sebagai berikut:
Ketika jatuh tempo, scrip dan bunganya dilunasi dengan jurnal sebagai berikut:
Kas Rp102.000,00
Perhitungan : biaya bunga = 3/12 x 10% x Rp100.000 = Rp2.500,00
Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Dividen likuidasi
dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai modal
pemegang saham.
Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
1. Deviden saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya saham biasa untuk pemegang
saham biasa, atau diividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen
saham biasa.
2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen saham prioritas untuk
pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut
dividen saham special (khusus).
Jumlah Rp37.500.000
Contoh 1
Diumumkan pembagian dividen saham sebesar 10% untuk pemegang saham biasa. Jurnal yang dibuat
untuk mencatat dividen sebagai berikut:
Pada pengeluaran:
Contoh 2
Diumumkan dividen saham biasa 50% untuk pemegang saham biasa. Harga pasar saham biasa per
lembar menurun menjadi Rp750,00. Jurnal yang dibuat sebagai berikut:
Dividen saham biasa yang berakumulasi, sebelum secara resmi diumumkan belum merupakan utang
PT. tetapi supaya jelas, didalam neraca diminta untuk melaporkan adanya akumulasi dividen tersebut.
Cara melaporkan dalam neraca bisa:
Jika saham yang berdar tanpa nilai nominal, maka dividen yang akan dibagikan harus dinyatakan
dalam rupiah dan bukan dalam presentase. Apabila perusahaan ingin mentransfer laba tidak dibagi ke
modal saham, tidak perlu mengumumkan dividen saham tetapi cukuo membuat jurnal sebagai berikut:
Dividen yang dibagikan dibebankan ke rekening laba tidak dibagi. Dari waktu ke waktu dapat
dilakukan pembatasan terhadap laba tidak dibagidengan maksud untuk menjaga agar tidak semua saldo
tidak dibagi diminta sebagai dividen. Pembatasan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (1) dengan
membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi, sehingga jumlah laba tidak dibagi terdiri
dari dua rekening yaitu rekening laba tidak dibagi yang masih bebas dan laba tidak dibagi yang dibatasi,
(2) tidak membuat jurnal pembatasan laba tidak dibagi. Dalam cara ini pembatasan-pembatasan yang
dilaporkan dalam neraca dengan suatau keterrangan atau catatan kaki.
Pembatasan Laba Tidak Dibagi untuk Memenuhi Perjanjian Utang Jangka Panjang
Pembatasan laba tidak dibagi dibuat dalam jumlah yang sama dengan jumlah dana pelunasan obligasi.
Jurnal yang dibuat untuk membatasi laba tidak dibagi adalah sebagai berikut:
Ssudah obligasi dilunasi pembatasan laba tidak dibagi dihapuskan dengan jurnal sebagai berrikut:
Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan perluasan perusahaan dapat ditunjukkan dalam
rekening-rekening sebagai sebagai berikut:
Pembatasan Laba Tidak Dibagi untuk Kemungkinan Timbulnya Kerugian di Masa yang Akan Datang
Untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian di masa yang akan datang perusahaan dapat
membatasi laba tidak dibagi dan mencatatnya dalam rekening-rekening sebagai berikut:
Yang dimaksud nilai buku saham adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham
dalam modal PT. Apabila saham yang beredar itu hanya satu macam, yaitu saham biasa maka nilai buku
per lembar saham dihitung sebagai berikut:
Rp2.125.000,00
Rp2.125.000,00
Nilai buku perlembar = 1.000 lembar = Rp2.125,00
Apabila ada modal saham dipesan, maka jumlahnya ditambahkan pada modal dan jumlah
lembarnya ditambahkan pada jumlah lembar yang beredar. Jika ada treasury stock maka jumlahnya
dikurangkan pada modal dan jumlah lembarnya dikurangkan pada jumlah lembar yang beredar.
Rp 800.000,00
Rp2.525.000,00
Rp2.400.000,00
Rp2.400.000,00
Nilai buku per lembar saham = 1.000 lembar+300 l3mbar100 lembar
= Rp2.000,00
Sebagai ilustrasi perhitungan nilai buku saham prioritas dan biasa, berikut ini diberikan beberapa
contoh, yang dasarnya adalah modal PT ADA per 31 Desember 2005 sebagai berikut:
Rp6.750.000,00
Contoh 1:
Dividen saham prioritas yang belum dibayar adalah mulai 1 Juli 2005. Nilai likuidasi saham
prioritas Rp1.100,00. Saham prioritas berhak atas dividen yang belum diterima. Nilai buku saham pada
tanggal 31 Desember 2005 dihitung sebagai berikut:
Rp1.150.000,00
Comtoh 2:
Nilai likuidasi saham prioritas Rp1.100,00. Saham prioritas adalah kumulatif dan dividen yang
belum dibayar adalah sejak 2001. Perhitungan nilai buku saham sebagai berikut:
Rp1.600.000,00
Contoh 3:
Misalnya nilai likuidasi dalam saham prioritas Rp1.000,00. Dividen saham prioritas tahun
pertama tahun 2005 sudah dibayar. Saham priritas berpartisipasi penuh dengan saham biasa, sesudah
saham biasa menerima dividen dengan presentase yang sama dengan saham prioritas. Laba tidak dibagi
yang menjadi bagian saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut:
Laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap
lembar yang beredar. Perhitungan laba per lembar saham siatur dalam SAK No. 56 yang menyatakan ada
dua macam laba per lembar saham yaitu:
1. Laba per lembar saham dasar (LPS dasar) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia
untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan.
2. Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia
untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya
diterbitkan bagi semua efek berppotensi saham biasa yang sifatnya delusive yang beredar
sepanjang periode pelaporan.
Cotoh 1:
PT Maju mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun 2005 sebanyak 1.000
lembar. Pendapatan bersih pada tahun 2005 sebesar Rp1.500.000,00. Semua saham sudah beredar
sejak awal tahun 2005 dan tidak ada saham prioritas. Pendapatan per lembar saham PT Maju untuk
tahun 2005 sebesar:
Rp1.500.000,000
= Rp 1.500,00
1.000 lembar
Contoh 2:
PT Baru mempunyai modal sebagai berikut: saham biasa (beredar) sebanyak 1.500 lembar.
Saham prioritas, nominal Rp1.000,00 per lembar, sebanyak 500 lembar. Dividen saham prioritas sebesar
10%. Pendapatan bersih tahun 2005 sebesar Rp2.000.000,00. Perincian mengenai saham biasa adalah
sebagai berikut: 1 Janari 2005, beredar 1.000 lembar. 1 Juli 2005, emisi baru sebanyak 500 lembar.
Untuk dapat menghitung laba per lembar saham, pertama kali perlu dihitung rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar. Perhitungan sebagai berikut:
Rp2.000.00050.000)
Laba per lembar saham dasar =
1.250
= Rp156,00
Menurut SAK No. 56, dalam menghitung laba per lembar saham dilusian, laba bersih residual
dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan
dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang delutif.
Perhitungan laba per saham dilusian pada dasarnya sama dengan perhitungan LPS dasar.
Perbedaannya terletak pada hal-hal berikut:
1. Laba bersih yang diperhitungkan adalah laba bersih residual ditambah dividen dan bunga
(dihitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan peri=ubahan penghasilan dan beban yang
disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa.
2. Jumlah rata-rata saham biasa yang beredar ditambah rata-rata tertimbang saham biasa akan
beredar dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa yang dilutive dikonversikan menjadi
saham biasa.