Professional Documents
Culture Documents
AKU
Berlari
March 1943
Aku hidup
June 1943
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Tuhanku
remuk
Tuhanku
Tuhanku
November 1943
RUMAHKU
April 1943
Oleh :
W.S. Rendra
Ketidakpastian merajalela.
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.
Oleh :
W.S. Rendra
Tuhanku,
kecuali menyadari
Tuhanku
Mimbar Indonesia
18 Juni 1960
GERILYA
Oleh :
W.S. Rendra
Tubuh biru
Angin tergantung
Tubuh biru
tatapan mata biru
melepas kesumatnya
melihatnya pertama
Tubuh biru
Tubuh biru
Siasat
Th IX, No. 42
1955
GUGUR
Oleh :
W.S. Rendra
Ia merangkak
Ia merangkak
Ia sudah tua
luka-luka di badannya
di antaranya anaknya
Ia menolak
Ia merangkak
ia berkata :
seorang cucuku
HAI, KAMU !
Oleh :
W.S. Rendra
Oleh :
W.S. Rendra
Peluruku habis
LAGU SERDADU
Oleh :
W.S. Rendra
Siasat
Nopember 1959
Oleh :
W.S. Rendra
Ada pun mata kita akan terus bertatapan hingga berabad-abad lamanya.
ORANG-ORANG MISKIN
Oleh :
W.S. Rendra
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kacajendelamu.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
PAMPLET CINTA
Oleh :
W.S. Rendra
Aku tertawa, Ma !
Aku terkesima.
membuatku segar,
Oleh :
W.S. Rendra
Lalu akhirnya,
Di dalam kegagapan,
wajah berdarah
ke arah udara
OLEH :
W.S. RENDRA
O, jaman edan !
Ratu adil itu tidak ada. Ratu adil itu tipu daya !
Catatan :
Sajak ini dibuat di Jakarta pada 17 Mei 1998 dan dibacakan Rendra di DPR
Oleh :
W.S. Rendra
kota Jakarta.
Oleh :
W.S. Rendra
Penderitaan mengalir
menggapai-gapai,
Yogya, 1973
Oleh :
W.S. Rendra
Ah, Wah .
Ah, Ya.
Begitulah.
menekan perutku.
mencium mulutku.
Oleh :
W.S. Rendra
Ciliwung keruh,
membangkitkan keangkuhanku.
Oleh :
W.S. Rendra
terbaring di sebelahmu.
............
.............
Tak sempat !
itulah santapan.
itulah peraduan.
..........
...........
Ya, saudara,
.....
..
Hidup melayang-layang.
Selangit,
melayang-layang.
meninggi. Ke awan
dengan pembunuhan.
........
membakari mobil-mobil,
melambaikan poster-poster,
..........................
............
Kekayaan melimpah.
Kemiskinan melimpah.
Darah melimpah.
Dan akhirnya
SAJAK MATA-MATA
Oleh :
W.S. Rendra
menggangu pemandanganku.
menyesakkan perasaan,
membuat keresahan -
Banyak makannya.
Sukar diaturnya.
Sedangkan laporannya
Oleh :
W.S. Rendra
W.S. Rendra
Oleh :
W.S. Rendra
Hatinya damai,
Setelah ia wafat
Oleh :
W.S. Rendra
memeriksa keadaan.
Kita bertanya :
dan dibacakan di dalam salah satu adegan film Yang Muda Yang Bercinta, yang
Oleh :
W.S. Rendra
Ah, Suamiku !
TV Selalu dibongkar.
Akhirnya tertidur.
Ia menyembunyikan kegagalam.
Untuk apa ?
Akhirnya mendorong untuk tidak berbuat apa-apa !
....................................
Ayah hanya bisa mendukung peraturan yang memisahkan rakyat dari penguasa.
Oleh :
W.S. Rendra
Betapapun :
tanpa basa-basi keyakinan seperti itu,
Sebab :
untuk diindustrikan.
Dan Bali,
................................
Eh, maksudku..
Berdirilah di sampingnya,
Ah ! Fabolous!
Maka di Bali
Di Bali :
telah dicemarkan
W.S. Rendra
dan di langit
Matahari terbit.
Fajar tiba.
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
Menghisap udara
Dan di langit;
mesti di-up-grade
Gunung-gunung menjulang.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
keluar ke desa-desa,
Inilah sajakku
19 Agustus 1977
ITB Bandung
Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Institut Teknologi Bandung, dan
dibacakan di dalam salah satu adeganfilm Yang Muda Yang Bercinta, yang
Oleh :
W.S. Rendra
menatap dunia,
Membakar dupa,
mencium bumi,
Oleh :
W.S. Rendra
ia melihat petani;
ia melihat panen;
pergi ke pasar ..
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
menjadi maisena.
tungku-tungku menyala.
Ia melihat kemungkinan
siap bekerja
Tetapi ini :
Aku bertanya :
di tengah kenyataanpersoalannya ?
Oleh :
W.S. Rendra
Inilah sajakku,
punuh debu,
Mengatasi kemiskinan
Kakiku ngilu,
Oleh :
W.S. Rendra
bersama ?
Itulah sebabnya
Kami berlaga
Manusia mana
di tanah periangan ?
Darah teman-temanku
Di Dayeuh Kolot
Di Kiara Condong
Kami tersentak,
Terbangun bersama.
SAJAK S L A
Oleh :
W.S. Rendra
Itu mungkin.
Maka berkatalah ia
Kepada orang tua murid-muridnya :
Jepang, Amerika.
Murid-murid tertawa,
Kalian mengacau !
meredakan partai-partai.
Murid-murid tertawa.
Ahli lobbying.
minum sitrun,
Murid-murid tertawa.
SAJAK TANGAN
Oleh :
W.S. Rendra
Tanganku. Astaga.
Tanganku menggapai,
pintu terbuka.
Dan selalu :
muncul di depanku.
Tangan cukong,
tangan pejabat,
disikat.
Tanganku mengepal.
Di desa-desa
Di pantai-pantai
Tanganku mengepal.
di meja rektor
TAHANAN
Oleh :
W.S. Rendra
tubuhnya panjang
Di lorong-lorong
jantung matanya
Di mulutnya menetes
lewat mimpi
di luar dirinya
Anak lonceng
di perut ibunya
Mendadak
dipejamkan matanya
dan berkata
-He, pemberontak
ia meludah
meletus bersama
Kisah
Th VI, No 11
Nopember 1956
Oleh :
W.S. Rendra
kamu memburuku.