You are on page 1of 1

Kesimpulan :

Trauma muskuloskletal biasanya menyebabkan disfungsi struktur disekitarnya dan struktur pada
bagian yang dilindungi atau disangganya. Gangguan yang paling sering terjadi akibat trauma
muskuloskletal adalah strain, sprain, dislokasi dan fraktur.

Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous
(otot dan tendon). Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan
stabilitas sendi. sedangkan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi.Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan trauma atau tenaga fisik dan
menimbulkan nyeri serta gangguan fungsi. Fraktur disebabkan oleh cidera, fraktur patologi, dan
fraktur beban. Secara umum fraktur dibedakan menjadi 2 yaitu terbuka dan tertutup. Manifestasi
klinis dari fraktur itu sendiri yaitu nyeri, hilangnya fungsi dan deformitas, pemendekan
ekstremitas, krepitus, Pembengkakan lokal dan Perubahan warna.

Saran :

Walaupun dalam kasus fraktur jarang terjadi kematian, namun bila tidak ditangani secara tepat
atau cepat dapat menimbulkan komplikasi yang akan memperburuk keadaan penderita. Sehingga
perawat perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menangani pasien
dengan kasus kegawat daruratan fraktur. Pasien harus mendapatkan pertolongan sesegera
mungkin. Untuk itu dibutuhkan perawat yang tanggap dalam menangani pasien gawat darurat,
terutama dalam hal ini adalah pasien dengan kegawat daruratan sistem muskuloskeletal, fraktur.

You might also like