You are on page 1of 2

BAB AFALU AT-TAFDHIL

Bentuklah lafazh yang boleh dibentuk Fiil Taajjub kepada bentuk Isim Tafdhil AFALA. dan
tinggalkan lafazh yang tidak diperbolehkan.

Suatu yang disambung sebagai perantara pembentukan taajjub karena ada hal yang tidak
memperbolehkannya, maka sambungkan juga kepada pembentukan Isim Tafdhil (dengan alasan
yang sama)

Wazan Afalut-Tafdhil AFALA adalah kalimah Isim karena bisa dimasuki oleh tanda-tanda kalimah Isim.
Termasuk Isim yang tidak Munsharif karena menetapi dua illah: Washfiyah dan Wazan Fiil. Isim Tafdhil
tersebut tidak akan munsharif kecuali Hamzahnya dibuang dalam banyak penggunaannya yaitu lafazh
KHAIRUN dan SYARRUN. Terkadang ada juga kalimah lain dari Isim Tafdhil yang berlaku
pembuangan Hamzah seperti keduanya, yaitu lafazh AHABBU menjadi HABBUN seperti dalam
syahid syair bahar basith berikut:

WA ZAADANIY KALAFAN BIL-HUBBI AN MANAAT # WA HABBU SYAIIN ILAL-INSAANI MAA MUNIAA

Penolakanmu menambah cintaku semakin menyala-nyala # suatu yang lebih dicintai oleh manusia
adalah suatu yang ditolak.

Terkadang juga lafazh KHAIRUN dan SYARRUN dipergunakan bentuk aslinya yaitu AKHYARU dan
ASYARRU.

Contoh sebagian Qiroah membaca Ayat berikut :

MANIL-KADZDZAABUL-ASYARRU = siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi lebih buruk. (QS. Al-
Qamar:26)

dan contoh syahid syair dalam penggalan syair bahar Rojaz berikut:

BILAALU KHAIRUN-NAASI WABNUL-AKHYARI = Bilal manusia terbaik dan putra orang terbaik.
Afal At-Tafdhil yaitu Isim Musytaq yang berwazan AFALA. Termasuk bagian dari Isim yang beramal
seperti pengamalan Fiilnya. Umumnya menunjukkan kepada dua hal yang mempunyai hubungan sifat
yang mana salah satunya diunggulkan dari yang lainnya.

Contoh:

AL-ILMU AFDHALU MINAL-MAALI = Ilmu lebih utama dari harta.

Lafazh AL-ILMU = yang diunggulkan disebut AL-MUFADHDHAL

Lafazh AL-MAALI = yang tidak diunggulkan disebut AL-MUFADHDHAL ALAIH atau disebut AL-
MAFDHUL.

Lafazh AFDHALU = Wazan AFALA yang menunjukkan Tafdhil atau Isim Tafdhil, biasanya
diperuntukkan untuk sifat Tafdhil yang keberadaannya selalu tetap dan eksis yakni tidak sekali-
kali.

Afal At-Tafdhil musytaq dari asal Mashdar Fiil, dibuat dengan bentuk wazan AFALA untuk
menghasilkan makna tafdhil/melebihkan. Disyaratkan lafazh yang boleh dibuat Isim Tafdhil disini adalah
berasal dari Fiil-Fiil yang secara langsung boleh dibentuk Fiil Taajjub, yakni Fiil-Fiil yang mencukupi
syarat dibuat Taajjub yang telah diterangkan pada Bab Taajjub, yaitu:

1. Tsulatsi
2. Mutasharrif
3. Dapat menerima hal perlebihan
4. Tamm
5. Mutsbat
6. Tidak punya bentuk Sifat dengan wazan AFALA
7. Mabni Malum

Sebagaimana Fiil yang tidak boleh dijadikan shighat Fiil Taajjub karena tidak mencukupi syarat, maka
tidak boleh juga untuk dijadikan shighat Isim Tafdhil. Dan Fiil yang tidak mencukupi syarat tersebut
boleh dijadikan sebagai penunjukan Tafdhil dengan sebab persambungan lafazh perantara yaitu lafazh
ASYADDU, contoh:

BAHTSU KHAALIDIN ASYADDU IKHTISHAARAN MIN BAHTSI MUHAMMADIN = Pembahasan Khalid


lebih ringkas dari pembahasan Muhammad.

Lafazh IKHTISHAARAN = Isim Manshub diirob sebagai Tamyiz jatuh sesudah lafazh perantara untuk
makna taajjub yaitu lafazh ASYADDU.

You might also like