You are on page 1of 39

Daftar Isi

Halaman judul .............................................................................................................. 1


Peta konsep .................................................................................................................. 3
Pembahasan .................................................................................................................. 4
A. Akuntansi dan lingkungannya ............................................................................... 5
1. Pengertian akuntansi ............................................................................................. 5
2. Manfaat infomasi akuntansi .................................................................................. 6
3. Profesi Akuntansi .................................................................................................. 6
4. Prinsip-prinsip Akuntansi ...................................................................................11
5. Sifat dasar akuntansi ...........................................................................................13
6. Persamaan dasar akuntansi .................................................................................16
7. Siklus akuntansi ..................................................................................................17
B. Standar akuntansi ................................................................................................18
1. Tahap-Tahap Perkembangan Standar Akuntansi ................................................18
2. Standar Akuntansi untuk Akuntansi Keuangan yang Berlaku di Indonesia ......21
C. Rerangka Dasar Pelaporan Informasi Akuntansi ................................................23
Kesimpulan ................................................................................................................31
Daftar pustaka ............................................................................................................33
Lampiran ....................................................................................................................34
1. Gambar Siklus Akuntansi ....................................................................................34
2. Standar Akuntansi Keuangan ...............................................................................35

1
PETA KONSEP
AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA, PERKEMBANGAN STANDAR
AKUNTANSI, DAN RERANGKA DASAR PELAPORAN INFORMASI
AKUNTANSI

1. Akuntansi Dan Lingkungannya

Investor

Pengertian Akuntansi Kreditor

Manfaat Informasi Akuntansi Pemerintah

Profesi Akuntansi Karyawan

Manager
Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
Perusahaan
Akuntansi Dan
Lingkungannya

Sifat Dasar
Akuntansi
Sifat Dasar Akuntansi Menurut APB
Statement No.
4
Persamaan Dasar Akuntansi

Siklus Akuntansi

2. Perkembangan Standar Akuntansi

2
Perkembangan Standar Akuntansi di
Indonesia

Perkembangan Standar Akuntansi

Standar Akuntansi untuk Akuntansi


Keuangan yang Berlaku di Indonesia

3. Rerangka Dasar Pelaporan Informasi Akuntansi

First level : Basic Objective

Reranangka Dasar Pelaporan


Second level : Fundamental Concept
Informasi Akuntansi

Third level : Recognition, Measurement,


and Disclosure Concept

4.

3
PEMBAHASAN

A. Akuntansi dan Lingkugannya


1. Pengertian akuntansi

American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA)


mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan
hasil-hasilnya.

Akuntansi Menurut American Acounting Association (AAA) adalah


proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi
untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas
dan tegas bagi pengguna informasi tersebut.

Akuntansi menurut menurut Kieso (2002 : 2), akuntansi bisa


didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari
akuntansi: (1) pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian
informasi keuangan (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang
berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk
menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.

Akuntansi Menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison


(Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem
informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan,
dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

Akuntansi menurut Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: secara


umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

4
Tujuan utama akuntasi adalah menyajiakan informasi ekonomi dari
suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

2. Manfaat infomasi akuntansi


Informasi akuntansi digunakan oleh berbagai pengguna (users) dengan
masing-masing kepentingannya, antara lain :
a. Pemilik dan Calon Pemilik (Investor).
Informasi akuntansi untuk mengetahui hak-haknya yang akan diperoleh dari
hasil operasi perusahaan dan dengan demikian dia dapat juga memutuskan
untuk menambah modal yang ditanamkan atau menariknya.
b. Kreditor.
Informasi Akuntasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan diberi atau
tidaknya kredit yang diajukan oleh debitor serta berapa jumlah kredit yang
daoat diberikan kepadanya.
c. Pemerintah.
Membutuhkan informasi keuangan dalam menevaluasi pajak dan untuk
mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi peraturan-peratutan yang
berlaku atau tidak, misalnya sehubungan dengan upah minimum regional yang
berlaku..
d. Karyawan/Federasi Buruh.
Membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan kontrak-kontrak kerja,
atau keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
e. Manajer Perusahaan.
Untuk melakukan evaluasi hasil operasi yang telah dilakukan dalam satu
periode, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan stategik.

3. Profesi akuntansi
Akuntan yang memberikan jasa akuntansi atas dasar honor atau para staf
akuntan yang bekerja padanya dikatakan berkecimpung dalam bidang akuntan

5
publik. Akuntan yang bekerja pada perusahaan atau lembaga pemerintah atau
sosial seperti kepala pembukuan, kontroler dan internal auditor dikatakan
berkecimpung dalam bidang akuntansi privat (swasta).
Seperti halnya ilmu sosial lain, akuntansi juga mengenal spesialisasi yang
timbul karena adanya kemajuan teknologi, perekonomian dan sebagainya.
Bidang spesialisasi akuntansi antara lain meliputi akuntansi keuangan,
akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, sistem akuntansi, akuntansi
sosial, akuntansi pemerintahan, dan sebagainya. Beberapa di antaranya akan
dijelaskan sebagai berikut:

1. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada
pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan
untuk digunakan baik pihak-pihak internal maupun pihak eksternal. Bidang
ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu
perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari
basil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan
umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi
manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan
terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah
adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan
yang harus digunakan di dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan
untuk kepentingan ekstern. Dengan demikian diharapkan pemakai dan
penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan
ini, sebab mereka menggunakan acuan atau "bahasa" yang sama yaitu
Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan ini mulai
diterapkan di Indonesia tahun 1994, menggantikan Prinsip-Prinsip
Akuntansi Indonesia 1984.

2. Auditing

6
Auditing adalah suatu proses pemeriksaan independen terhadap
suatu laporan keuangan. Tugas dan fungsi akuntan publik (auditor) dalam
melaksanakan pemeriksaan, yaitu memeriksa bukti-bukti yang mendukung
catatan akuntansi dan laporan keuangan serta memberikan pendapat
mengenai kewajaran dari laporan keuangan yang diperiksa tersebut. Laporan
keuangan dikatakan wajar kalau disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku. Sebetulnya bidang ilmu auditing ini merupakan
disiplin tersendiri terpisah dari ilmu akuntansi, namun auditing memiliki
hubungan erat dengan akuntansi keuangan. Seorang auditor harus ahli dalam
akuntansi keuangan. Tanpa menguasai Standar Akuntansi Keuangan, auditor
tidak akan mampu menjalankan pemeriksaan.

3. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan
pada penentuan dan pengendalian biaya. Bidang ini terutama bersangkutan
dengan biaya produksi pada perusahaan "manufaktur", tetapi dewasa ini
biaya distribusi memperoleh perhatian yang semakin meningkat. Salah satu
fungsi utama dari akuntan biaya adalah mengumpulkan dan menafsirkan
data biaya (baik biaya sesungguhnya maupun biaya yang akan terjadi) bagi
manajemen untuk tujuan pengendalian biaya dan perencanaan.

4. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen (mencakup juga akuntansi biaya)
menggunakan biaya historis dan biaya taksiran guna membantu manajemen
di dalam menjalankan kegiatan dan perencanaan. Bidang ini berhadapan
dengan masalah khusus yang dihadapi oleh setiap jenjang manajemen dari
suatu organisasi. Akuntansi manajemen sering kali dihadapkan pada
masalah pemilihan berbagai altematif tindakan dan membantu memilih
alternatif yang paling baik, yang harus diambil oleh pengelola perusahaan.
Dalam akuntansi manajemen tidak dikenal suatu standar akuntansi

7
manajemen. Akuntan manajemen bebas menggunakan kreativitas dalam
menyusun laporan akuntansi manajemen sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan manajemen.

5. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan menekankan pada penyusunan SPT (Surat
Pajak Terutang) dan mempertimbangkan efek perpajakan dari suatu
transaksi perusahaan atau alternatif berbagai tindakan. Akuntan yang
memilih spesialisasi ini harus memahami dan mengikuti peraturan
perpajakan yang berlaku. Seorang akuntan perpajakan harus dapat memberi
usulan pemilihan transaksi perusahaan yang mengakibatkan beban pajak
terkecil bagi perusahaan, tanpa melanggar aturan perpajakan yang berlaku.

6. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah bidang yang menyangkut masalah
perancangan prosedur, metode, dan teknik untuk mencatat dan mengolah
transaksi perusahaan. Akuntan yang mengkhususkan dalam bidang ini akan
merancang sistem dan prosedur yang dapat melindungi kekayaan perusahaan
dan menjamin dapat dipercayai laporan keuangan dengan biaya yang relative
murah. Prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan sistem
akuntansi adalah bahwa biaya penyusunan sistem harus lebih rendah
daripada manfaat sistem tersebut. Sistem akuntansi yang baik harus aman,
murah dan cepat.

7. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran menyajikan rencana kegiatan keuangan untuk
suatu periode, melalui catatan dan ikhtisar, serta menyediakan data
perbandingan antara kegiatan sesungguhnya dengan rencananya. Suatu
kombinasi antara perencanaan dan pengendalian, sering dianggap sebagai
bagian dari akuntansi manajemen.

8
8. Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan ini menekankan pada pencatatan dan
pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial seperti
rumah sakit, organisasi politik, masjid, sekolah dan sebagainya. Suatu hal
yang penting untuk diperhatikan dalam bidang ini adalah adanya peraturan
perundangan yang mengikat unit-unit organisasi tersebut di atas.
Sebagaimana dengan akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan akuntansi
pemerintahan harus menggunakan standar akuntansi pemerintahan.

9. Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial merupakan bidang terbaru dalam akuntansi dan
sulit untuk dijelaskan dengan singkat. Ada kecenderungan dari masyarakat
meminta profesi akuntan untuk mengukur biaya sosial dan manfaatnya yang
sebetulnya dikatakan sulit dilaksanakan. Salah satu tugas dari bidang ini
misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai bagian dari studi
penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien, tidak hanya
menyangkut fasilitas perdagangan saja tetapi juga mempertimbangkan
masalah lingkungan bagi masyarakat.

Selain itu, berikut ini juga diuraikan beberapa lapangan pekerjaan yang
berhubungan dengan akuntansi, yaitu :

a) Akuntansi Perseorangan (Private Accounting)


Akuntasi perseorangan adalah bidang spesialisasi yang digeluti oleh akuntan-
akuntan yang bekerja pada perusahaan-perusahaan tertentu. Akuntan yang
bekerja dalam bidang ini disebut Akuntan Intern.
b) Controller

9
Controller adalah seorang kepala bagian akuntansi dari suatu perusahaan
tertentu. Adapun dari controller adalah mengawasi semua kegiatan dari
organisasi yang bersangkutan.
c) Cost Accountant
Cost accountant adalah akuntan yang berspesialisai mengelola data biaya
produksi. Adapun tugas dari akuntan ini ialah meyeleksi, memproses, dan
melaporkan data biaya produksi.
d) Internal Auditor
Internal auditor adalah akuntan yang berkewajiban untuk menyelidiki dan
menilai akuntasi dari perusahaan tempat ia bekerja. Internal auditor akan
memeriksa catatan akuntasi dan apabila diperlukan dapat mengusulkan
perubahan sistem akuntansi perusahaan yang bersangkutan.Selain itu internal
auditor berkewajiban untuk membawa pihak-pihak pengelola perusahaan
dalam pengambilan keputusan-keputusan.
e) Tax Specialist
Tax specialist adalah akuntan yang berkewajiban untuk mempersiapkan
pelaporan pajak bagi perusahaan tempat ia bekerja.
f) Akuntansi Publik (Publik Accounting)
Adalah bidang akuntansi yang dikerjakan oleh akuntan publik. Akuntan
publik adalah akuntan yang mendapat sertifikat dari pemerintah untuk
berprofesi sebagai akuntan publik.
g) Akuntansi Pendidikan (Accounting Education)
Bidang akuntansi yang digeluti oleh para akuntan yang mengajar di lembaga-
lembaga pendidikan seperti, universitas, akademik, dan lain-lain.

4. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi

Prinsip dasar akuntansi menurut APB (Accounting Principle Board) No.4 yaitu:
1 Prinsip Biaya Historis, menurut prinsip ini cost principle atau disebut
acquisition cost atau historical cost adalah dasar penilaian yang tepat untuk
mencatat perolehan barang, jasa, biaya , harga pokok, dan equity. Dengan

10
perkataan lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya
pada tanggal perolehan.
2 Prinsip Pendapatan, prinsip ini menetapkan bagaimana pemahaman dan
komponen-komponen dari pendapatan, pengukuran pendapatan dan
mengenai saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui menggunakan
dasar akrual. Dasar akrual dalam mengakui pendapatan menggambarkan
bahwa pendapatan sebaiknya dilaporkan selama proses produksi, akhir
produksi, saat penjualan produk atau saat penagihan penjualan.
3 Prinsip Matching (Pengaitan), prinsip ini mengatur agar pembebanan
biaya harus dilakukan pada periode yang sama dengan periode pengakuan
pendapatan. Pendapatan diakui pada periode menurut prinsip pengakuan
pendapatan dan biaya akan dibebankan sesuai periode itu.
4 Prinsip Objektivitas, penafsiran dari prinsip ini
adalah objectivity merupakan realitas yang dikemukakan oleh pihak luar
yang independen, objectivity dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat
diperiksa yang didasarkan pada bukti, ukuran obyektif dianggap sebagai
hasil konsensus diantara kelompok tertentu yang mengamatinya atau
mengukurnya, dan tingkat objectivity dapat diukur melalui penentuan batas
tertentu.
5 Prinsip Konsistensi, konsisten berarti kejadian ekonomis harus dilaporkan
secara konsisten dari periode ke periode yang lain, prosedur dan prinsip
akuntansi yang sama harus diterapkan dalam periode itu. Kegunaan dari
prinsip ini adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan.
Disamping itu dengan penenrapan prinsip ini maka manipulasi laporan laba
rugi dan neraca melalui penggunaan prinsip yang berbeda-beda akan dapat
dihindarkan.
6 Prinsip Pengungkapan Penuh, prinsip ini mengharuskan laporan
keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat
kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan selama
periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna

11
membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan.
Prinsip pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi
atau substansi atau kepentingan bagi kebanyakan investor yang akan
dihilangkan atau disembunyikan.
7 Prinsip Konservatisme, prinsip ini merupakan kendala dalam menyajikan
laporan keuangan yang relevan dan dapat dipercaya. Prinsip ini diterapkan
dalam menentukan pilihan diantara dua atau lebih teknik akuntansi.
Konservatisme diterapkan sebagai cara untuk menghadapi ketidakpastian,
berkaitan dengan kecenderungan sikap optimis manajer yang berlebihan.
Konservatisme masih perlu diterapkan dalam beberapa situasi tertentu yang
membutuhkan pertimbangan profesional akuntan.
8 Prinsip Materialitas, seperti halnya konservatisme, prinsip ini adalah
prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip tsb menganggap bahwa
transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak
signifikan dapat ditangani secara cepat, tanpa memperdulikan apakah hal
tsb sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum atau tidak.
9 Prinsip Keseragaman dan Daya Banding, keseragaman (uniformity)
berarti menggunakan prosedur-prosedur yang sama untuk perusahaan yang
berbeda. prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang
sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan yang ingin dicapai
adalah menuju komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi
keragaman yang diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi yang
berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda.

5. Sifat dasar akuntansi


Dalam APB Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari
akuntansi keuangan sebagai berikut:
1. Accounting Entity
Dalam menyusun informasi akuntansi, yang menjadi focus pencatatan
akuntansi adalah entity atau lembaga, utit organisasi tertentu harus jelas

12
sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Kita tidak
bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut
suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-
masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.
2. Going Concern
Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap
bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-
masa yang akan dating., tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan ini
akan bubar. Prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan
dalam informasi keuangan.
3. Measurement
Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi
(ekonomi resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang
terjadi akibat operasi perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu
asset, kewajiban, modal, hasil, dan biaya.
4. Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu,
tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan,
utang, dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan rugi laba
menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode
tertentu. Sementara itu laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas
masuk dan keluar pada periode tertentu, dari satu tanggal ke tanggal yang
baik.
5. Moneteyu unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk
ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantifikasikan dan
dilaporkan dalam bentuk nilai uang bukan unit buah, luas meter, kilogram,
dan sebagainya.
6. Accrual

13
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkannya tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak.
Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan pada faktor legalnya
apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya)
perusahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu
pembayaran atau penerimaan kas.
7. Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan
pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan
bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).
8. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik
nilai, harga, umur, jumlah penyisian piutang ragu, kerugian, dan sebagainya.
Misalnya taksiran umur asset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga,
penyisihan piutang ragu, dan lain sebagainya.
9. Judgment
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-
pertimbangan akuntan manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman
yang dimilikinya.
10. General Purpose
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan
akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai
khusus. Tidak ditujukan khusus kepada banker, investor, kreditor, analis,
manajemen, atau karyawan, tetapi ke semua pihak.
11. Interrelated Statement
Neraca, daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas,
mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini
merupakan salah satu alat control akuntansi sehingga tidak mudah melakukan
rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun)
dengan pos lainnya.

14
12. Subtance Over Form
Karea akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi
pengambil keputusan, akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi
yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya.
Akuntansi selalu berpihak pada kenyataan yang sebenarnya.
13. Matreality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting
dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya.
Pengertian penting disini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para
pengambil keputusan yang normal
6. Persamaan dasar akuntansi
Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap
peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi.

Unsur unsur persamaan akuntansi di bagi menjadi 3 bagian antara lain :


a. Aktiva
Aktiva adalah harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber
konomi.

b. Hutang
Hutang adalah kewajiban yang menjadi beban perusahaan.
c. Modal
Modal adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan.
Persamaan Dasar Akuntansi adalah sistematika pencatatan yang
menggambarkan suatu hubungan yang ada pada perusahaan, yaitu
pengaruh transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan yang meliputi
harta (aktiva) dengan sumber dananya. Harta yang diperoleh dari pemilik
perusahaan disebut modal (ekuitas), sedangkan harta yang diperoleh dari
pihak lain disebut kewajiban (utang).
Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi adalah sebagai berikut.
HARTA = MODAL

15
Pada awal pendirian perusahaan, pemilik menyetor sejumlah dana
sebagai investasi ke dalam perusahaan. Dalam perjalanannya harta
perusahaan dapat diperoleh dari pihak lain, yang biasa disebut kewajiban
(utang). Sehingga bentuk persamaan dasar akuntansinya akan menjadi:
HARTA = UTANG + MODAL

7. Siklus akuntansi
Siklus akuntansi ialah suatu proses penyusunan suatu laporan
keuangan yang bisa dipertanggung jawabkan dan serta diterima secara umum
pada prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-
metode, serta dalm teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam
ruang lingkup akuntansi dalam suatu periode tertentu.
Tahap-Tahap Siklus Akuntansi
1. Tahap Pencatatan Bukti Transaksi Keuangan
Suatu proses dalam mengumpulkan dan mencatat bukti atas sebuah
transaksi yang telah disetujui oleh sebuah perusahaan dan disusun ke
dalam sebuah buku harian atau Jurnal Umum, yang memindah bukukan
atau posting dari jurnal umum yang berdasarkan kelompok akun atau
Chart of Account atau jenisnya ke dalam suatu akun Buku Besar dan Buku
Pembantu (Sub Ledger).
2. Tahap Membuat Ikhtisar Laporan Keuangan
Dalam tahapan ini Penyusunan neraca saldonya (Trial Balance)
berdasarkan dari sebuah data dari akun akun buku besar. Pembuatan pada
ayat jurnal penyesuaian (Adjustment Entries). Penyusunan pada lembar
kertas kerja (Work Sheets) atau dalam sebuah neraca lajur. Dan dalam
pembuatan ayat Jurnal penutup (Closing Entries).
3. Tahap Membuat Laporan Keuangan atau Financial Statements
Laporan Keuangan perusahaan terdiri dari:

16
a. Neraca (Balance Sheets), ialah suatu ihtisar laporan keuangan yang
menunjukkan sebuah posisi Aktiva atau Assets, Hutang atau
Liabilities, dan Modal atau Equity
b. Laporan Rugi Laba (Income Statements), yaitu suatu laporan
keuangan dari suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
tertentu yang terdiri dari semua pendapatan dan beban yang sehingga
menghasilkan nilai laba atau rugi.
c. Laporan Perubahan Modal (Equity Statements), ialah suatu ihtisar
dari laporan keuangan yang mencatat suatu informasi yang mengenai
perubahan modal, yang terdiri dari jumlah Modal disetor awal (Capital
Stock), tambahan modal disetor (Paid-in Capital), Saldo Laba Periode
Berjalan (Current Earning), dan Saldo Laba Ditahan (Reatained
Earning)
d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statements), ialah suatu bagian dari
laporan keuangan pada perusahaan yang dihasilkan dari suatu periode
akuntansi yang terdiri dari suatu aliran dana kas masuk dan keluar,
yang biasanya dikelompokkan berdasarkan dari Arus Kas dari
Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, dan Aktivitas Pendanaan.

Kegiatan-kegiatan tersebut diatas merupakan suatu proses yang jika


dilakukan secara berulang maka akan membentuk siklus yang dinamakan
siklus akuntansi

B. Standar Akuntansi
1. Tahap-Tahap Perkembangan Standar Akuntansi

Standar akuntansi adalah suatu metode dan format baku dalam penyajian
informasi laporan keuangan suatu kegiatan usaha. Laporan keuangan untuk tujuan
umum dibuat untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna laporan
keuangan. Standar berfungsi memberikan acuan dan pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan sehingga laporan keuangan antar-entitas menjadi lebih seragam.

17
Manajemen lebih mudah menyusun laporan keuangan karena pedoman
memberikan ketentuan cara penyusunan tersebut.

Standar akuntansi berisikan pedoman penyusunan laporan keuangan.


Standar akuntansi terdiri atas kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan
dan pernyataan standar akuntansi. Kerangka konseptual berisikan tujuan,
komponen laporan, karekteristik kualitatif, dan asumsi dalam penyusunan laporan
keuangan. Sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berisikan
pedoman untuk penyusunan laporan, pengaturan transaksi atau kejadian, dan
komponen tertentu dalam laporan keuangan. Pengaturan terkait komponen
laporan keuangan secara umum berisikan defenisi, pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman


dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup
hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam
penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang
akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang
segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.

Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir


seluruh negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah,
menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang
berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan
transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah
cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis
bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi

18
keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang
ini.

Terkait hal tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah


profesi akuntansi di Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang
terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia usaha dan profesi
akuntan. Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan
akuntansi di negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, negara luarlah
yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal
bahwa di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau
sistem pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada jaman keemasan
Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi
tersendiri. Sayangnya sejauh ini penelitian mengenai hal ini masih belum
dilakukan. Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia
melalui pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara.

Berikut ini adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari


awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber:
Ikatan Akuntan Indonesia, 2008):

o Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia: Indonesia memakai


standar akuntansi belanda (Sound Business Practices)
o Tahun 1955: Indonesia belum mempunyai undang undang resmi /
peraturan tentang standar keuangan
o Tahun 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang
dibuat oleh IAI yang disebut dengan Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI)
o Tahun 1984: PAI ditetapkan menjadi standar akuntansi Indonesia
o Akhir tahun 1984: PAI mengikuti standar yang bersumber dari IASC
(International Accounting Standart Committee)
o Sejak tahun 1994: PAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS

19
o Tahun 2008: SAK mengacu kepada IFRS
o Tahun 2012: IFRS mulai diresmikan dan diterapkan
2. Standar Akuntansi untuk Akuntansi Keuangan yang Berlaku di
Indonesia

Standar akuntansi di Indonesia saat berkembang menjadi 4 (empat) yang


dikenal dengan 4 Pilar Standar Akuntansi. Keempat pilar standar tersebut disusun
dengan mengikuti perkembangan dunia usaha. Empat pilar standar itu adalah:

1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

SAK digunakan untuk suatu badan yang memiliki akuntanbilitas publik,


yaitu badan yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar
modal atau badan fidusia (badan usaha yang menggunakan dana masyarakat,
seperti asuransi, perbankan dan dana pensiun). Sejak tahun 2012, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) mengadopsi standar dari International Financial
Report Standard (IFRS) untuk standar akuntansi keuangan yang berlaku di
seluruh perusahaan terdaftar yang ada di Indonesia.

2. Standar Akuntansi Keuangan Badan Usaha Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-


ETAP)

SAK ETAP digunakan untuk suatu badan yang tidak memiliki


akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk
tujuan umum. SAK-ETAP juga mengikuti standar yang ditetapkan oleh IFRS
khususnya bidang Small Medium Enterprise (Usaha Kecil Menengah). SAK-
ETAP ini dikeluarkan sejak tahun 2009 dan berlaku efektif pada tahun 2011.

SAK-ETAP pada dasarnya adalah penyederhanaan SAK IFRS. Beberapa


penyederhanaan yang terdapat dalam SAK-ETAP adalah:

a. Tidak ada Laporan Laba / Rugi Komprehensif.

20
b. Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud dan propersi investasi
setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak
ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar.
c. Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan. Beban pajak
diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.

Badan usaha yang menggunakan SAK-ETAP dalam laporan auditnya


menyebutkan laporan keuangan badan usaha telah sesuai dengan SAK-
ETAP. SAK-ETAP memiliki manfaat, yaitu apabila diterapkan dengan tepat,
diharapkan unit usaha kecil dan menengah mampu membuat laporan tanpa
harus dibantu oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap laporannya
tersebut.

Sasaran SAK-ETAP ini memang ditujukan untuk jenis Usaha Kecil dan
Menengah, namun tidak banyak pengusaha UKM yang memahami hal ini.
Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan untuk SAK-ETAP ini agar UKM
dapat berkembang dan dipercaya oleh investor

3. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)

Standar ini digunakan untuk badan usaha yang memiliki transaksi


syariah atau berbasis syariah. Standar ini terdiri atas keraengka
konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian
laporan keuangan dan standar khusus transaksi syariah seperti
mudharabah, murabahah, salam, ijarah dan istishna.

Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan


keuangan. Sebagai badan usaha yang memiliki akuntabilitas publik
signifikan, bank syariah menggunakan PSAK, sedangkan untuk transaksi
syariahnya menggunakan PSAK Syariah.

4. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

21
SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi
Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan. Standar ini digunakan untuk menyusun laporan
keuangan instansi pemerintahan, baik pusat ataupun daerah. SAP disusun
dan disahkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP).
SAP berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Instansi
masih diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP berbasis
kas menuju akrual sampai tahun 2014.
SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk
penyusunan laporan realisasi anggaran dan menggunakan basis akrual
untuk penyusunan neraca. Pada SAP berbasis akrual, laporan realisasi
anggaran tetap menggunakan basis kas karena akan dibandingkan dengan
anggaran yang disusun dengan menggunakan basis kas, sedangkan
laporan operasional yang melaporkan kinerja badan usaha disusun dengan
menggunakan basis akrual.
Standar Akuntansi Pemerintahan ini berbeda dengan 3 jenis standar
akuntansi sebelumnya. Pengguna SAP biasanya terbatas di kalangan
pemerintahan saja. Sehingga publikasi laporan keuangan bidang
pemerintahan tidak terbuka seperti laporan keuangan perusahaan.

C. Rerangka Dasar Pelaporan Informasi Akuntansi


Menurut Kieso (2008) kerangka dasar atau kerangka kerja konseptual
(conseptual framework) diartikan dengan suatu sistem hoheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi,
serta batasan-batasan (akuntansi keuangan dan laporan keuangan). Sehingga
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan menjadi sebuah

22
acuan dan asas utama dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
suatu entitas dengan andal, akuran, dan relevan yang nantinya mampu
menghasilkan informasi yang berterima umum, tidak bias.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan bahwa
kerangka dasar merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laopran keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka
dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
a. Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan
tugasnya
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah
akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum
e. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan

Menurut IFRS (International Financial Reporting Standards) kerangka


konseptual pelaporan keuangan dibagi menjadi tiga level(tiga tingkatan)
seperti gambar dibawah ini berikut dengan penjelasannya :

23
1. First level : Basic Objective
Pada level pertama ini dijelaskan mengenai ruang lingkup dan apa sebenarnya
tujuan dari pelaporan keuangan, dimana tujuannya ialah menyediakan
informasi yang berguna untuk investor yang ada dan yang berpotensial,
kreditor, serta pemberi pinjaman dalam membuat keputusan terkait perannya
sebagai penyedia modal.

2. Second level : Fundamental Concept

Mendefinisikan dan mengidentifikasikan karakteristik kualitatif dari


informasi keuangan dalam elemen laporan keuangan. Karakteristik kualitatif
informasi akuntansi Karakteristik kualitatif mengidentifikasi alternatif yang
menyediakan informasi paling berguna dalam pengambilan keputusan.
Karakteristik kualitatif terdiri atas dua jenis terkait kegunaanya yaitu :

a) Kualitas Primer

24
Kualitas primer terdiri atas relevan dan reliabilitas, dimana relevan
menjelaskan bahwa informasi akuntansi harus dapat mempengaruhi
keputusan yang akan diambil, yang dapat mempengaruhinya ialah : 1. nilai
prediktif, 2. nilai konfirmasi dan 3. Ketepatan waktu, sedangkan reliabilitas
menjelaskan bahwa semua saldo dan penjelasan yang disajikan benar
benar ada dan terjadi, untuk dapat memenuhi reliabilitas unsur unsur yang
harus dipenuhi antara lain, 1. Daya uji, 2. netralitas, 3. bebas dari kesalahan.

b) Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi


Informasi mengenai sebuah perusahaan semestinya akan lebih berguna
apabila dapat dibandingkan dengan informasi yang ada yang serupa yang ada
pada perusahaan lain (komparabilitas) dan juga dengan informasi yang sama
atau mirip dari perusahaan yang sama dalam suatu periode massa yang berbeda
(konsistensi).
Informasi yang ada dari berbagai perusahaan dapat mempunyai
komparabilitas apabila telah diukur dan kemudian dilaporkan dengan
menggunakan cara yang sama. Pemakai dapat mengidentifikasikan persamaan
maupun perbedaan secara riil dalam sebuah peristiwa ekonomi
antarperusahaan, merupakan suatu kemungkinan dalam komparabilitas.
Apabila perusahaan menggunakan perilaku akuntansi yang serupa
untuk kejadian atau transaksi yang sama pula, dari satu periode ke periode
lainya, maka perusahaan itu bisa dikatakan konsisten dalam mengaplikasikan
standar akuntansi tersebut. Hal tersebut bukan berarti perusahaan itu tidak boleh
berganti metode akuntansi dari yang telah digunakan sebelumnya ke metode
akuntansi yang lainnya, tetapi perusahaan tersebut haruslah bisa membuktikan
bahwa ternyata metode akuntansi yang baru yang digunakan oleh perusahaan
justru lebih baik dari metode yang digunakan sebelumnya. Apabila terjadi
perubahan dalam hal prinsip akuntansi, maka tugas auditor memberitahukan
perubahan metode akuntansi tersebut ke dalam paragraf penjelasan dalam
laporan audit dari laporan keuangan perusahaan. Paragraf penjelasan tersebut

25
kurang lebih menjelaskan mengenai sifat perubahan juga kemudian meminta
pembaca laporan keuangan yang teah diaudit melihat catatan atas laporan
keuagan agar pembaca mengetahui perubahan tersebut.
c) Elemen Dasar
Terdapat sepululuh unsur-unsur dasar laporan, keuangan, yaitu:
Aktiva
Aktiva atau biasa kita kenal sebagai asset merupakan sumber daya
di bidang ekonomi yang di masa mendatang diharapkan dapat
memberikan suatu manfaat bagi perusahaan.
Kewajiban
Kewajiban merupakan suatu pengorbanan di bidang ekonomi yang
bisa saja terjadi di masa yang akan datang dan timbul dari suatu
kewajiban yang berjalan di dalam sebuah entitas.
Ekuitas
Ekuitas merupakan pengurangan dari aktiva yang dikurangi dengan
kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas atau perusahaan.
Investasi oleh pemilik
Investasi oleh pemilik merupakan suatu kenaikan dari aktiva bersih
sebuah entitas yang timbul dari suatu transfer yang bernilai dari
entinitas lain kepada entitas tersebut yang berfungsi menaikan
kepentingan pemilik yang terdapat di dalamnya.
Distribusi kepada pemilik/Dividen
Jika sebuah perusahaan mendapatkan laba dari kegiatannya selama
satu periode, maka dapat dimungkinkan akan ada pembagian
sebagia dari laba tersebut kepada pemegang saham atau yang biasa
dikenal dengan dividen.
Laba komprehensif
Perusahaan yang melakukan aktivitas sudah seharusnya
mendapatkan laba yang dikenal dengan sebutan laba komprehensif
perusahaan.

26
Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu aliran arus masuk atau merupakan
peningkatan di bidang lannya atas aktiva dari sebuah perusahaan
atau juga merupakan pelunasan dari suatu kewajiban di dalam suatu
periode tertentu.
Beban
Beban merupakan suatu aliran arus keluar atas terjadinya suatu
kewajiban dalam satu periode dari pengiriman maupun produksi
barang penyediaan jasa, maupun aktivitas lainnya di mana
merupakan kegiatan operasional utama dari sebuah entitas atau
perusahaan.
Keuntungan
Keuntungan merupakan kenaikan dari suatu ekuitas bersih entitas
yang berasal dari transaksi peripheral dan insidentil atau dari
transaksi-transaksi lainnya.
Kerugian
Kerugian merupakan suatu penurunan ekuitas bersih dari entitas
yang disebabkan adanya transaksi peripheral dan insidentil atau
dari transaksi transaksi yang lain.
FSAB mengklasifikasikan unsur-unsur di atas ke dalam dua kelompok
yang berbeda. Kelompok pertama yang mencakup 3 unsur, yaitu aktiva,
kewajiban, dan ekuitas yang mendeskripsikan jumlah sumber daya yang
dimiliki perusahaan serta klaim pada sumber daya itu di suatu waktu.
Sedangkan tujuh unsur lain mendeskripsikan transaksi, situasi, serta kejadian
yang memengaruhi perusahaan selama periode waktu tertentu.
3. Third level : Recognition, Measurement, and Disclosure Concept
Berkaitan dengan prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan tentang pengukuran
dan elemen laporan keuangan. Lima asumsi dasar dalam penyusunan laporan
keuangan yang digunakan ialah :

27
a) Economic Entity : asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus
dipisahkan dengan kekayaan perusahaan.
b) Going Concern : asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan
c) Monetary Unit : asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi harus
dapat diukur dengan satuan uang
d) Periodicity : asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuanga dilaporkan
dalam suatu jangka waktu tertentu
e) Accrual Basic : asumsi ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang terjadi
harus dicatat saat itu juga

Empat prinsip dasar akuntansi :

a) Pengukuran : ada dua jenis pengukuran yaitu cost principle, dimana aset
dicatat pada saat harga perolehan, dan fair value, yaitu aset dinilai sesuai
nilai saat ini yang berlaku.
b) Pengakuan pendapatan : pengakuan pendapatan terbagi tiga, ketika
sebelum produksi, pada saat selesai produksi dan saat menerima uang
tunai.
c) Pengakuan beban : pengakuan beban diklasifikasikan sebagai biaya
produk, yang berhubungan langsung dengan produksi, seperti bahan baku,
dan biaya periode, yang tidak berhubungan langsung dengan produksi,
seperti gaji karyawan.
d) Pengungkapan penuh : segala sesuatu yang bersangkutan dengan laporan
keuangan dan dapat mempengaruhi keputusan harus diungkapkan.

Dalam menyusun laporan keuangan terdapat hambatan yang terjadi,


yaitu biaya penyusunan dan materialitas.

a) Biaya : Banyak orang mengira bahwa informasi akuntansi itu gratis,


mereka salah, karena dalam penyusunan laporan keuangan terdapat

28
biaya yang dikeluarkan agar menjadi informasi yang berguna, misal :
nilai aset harus diaudit terlebih dahulu agar nilainya sesuai, biaya yang
dikeluarkan untuk membayar auditor menjadi biaya untuk menyusun
laporan keuangan, sehingga entitas harus lebih selektif dalam
menyusun laporan keuangan, dan tidak sembarangan.
b) Materialitas : Materialitas merupakan salah saji yang terjadi dalam
penyusunan laporan keuangan, sehingga dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Misal : nilai piutang yang tidak dapat ditagih
sebesar 60% dari total penjualan, hal ini tentu saja dapat
mempengaruhi pengguna dalam mengambil keputusan.

29
KESIMPULAN
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasiaan (penentuan) dan
pengukuran, pencatatan (recording), penggolongan (classification), pengikhtisaran
(summaring),dan penyusunan laporan keuangan (reporting). Proses akuntansi akan
menghasilkan informasi keuangan yang di perlukan oleh pihak tertentu guna
pengambilan keputusan.

Informasi keuangan yang relevan sangat diperlukan oleh perusahaan guna


mengambil keputusan terhadap kelangsungan perusahaan. Selain perusahaan itu
sendiri, informasi ini juga diperlukan oleh investor, kreditor, pemerintah, dan
karyawan dalam mengambil keputusan. Salah satu penyebab keberhasilan itu adalah
dari laporan keuangan dan pengungkapan yang berhubungan mampu melaporkan dan
mengorgansir informasi keuangan dalam bentuk yang bermanfaat dan handal. Maka
profesi akuntansi berupaya mengembangkan seperangkat standar yang dapat diterima
oleh umum dan dapat dipraktekan secara universal.

Pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan


mutlak diperlukan pada masa sekarang ini. Terkait hal tersebut, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia selalu tanggap terhadap
perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia usaha
dan profesi akuntan serta melakukan pembangan standar akuntansi Indonesia dimulai
sejak zaman Belanda sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS.

Laporan Keuangan merupakan salah satu informasi keuangan yang


dibutuhkan oleh para pihak intern maupun ekstern perusahaan, dan dibuat sebagai
bagian dari proses pelaporan keuangan dengan tujuan untuk
mempertanggungjawanbkan. Laporan-laporan keuangan tersebut antara lain neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan.

30
Agar dapat memberikan informasi yang berguna, penyusunan laporan
keuangan harus berdasarkan standar dan aturan yang berlaku. Untuk itu pelaporan
keuangan memerlukan rerangka konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

31
Daftar Pustaka

1. Kartikahadi, Hans; Uli Sinaga, Rosita; Syamsul, Merliyana dan Veronica


Siregar, Sylvia. 2012. Akuntansi Keuangan berdasarka SAK berbasis IFRS.
Jakarta: Selemba Empat.
2. Kieso, D.E., Weigand , J.J. dan Warfield, T.D. Intermediate Accounting. Edisi
IFRS. John Wiley & Son. Inc., (Edisi 12 Bahasa Indonesia)
3. Diakses pada tanggal 16 Pebruari 2017 http://denok-s-
wien.blogspot.co.id/2015/09/ruang-lingkup-akuntansi.html
4. Diakses pada tanggal 10 Pebruari 2017
http://shevalina13.blogspot.co.id/2013/07/siklus-akuntansi_30.html
5. Diakses pada tanggal 10 Pebruari 2017
http://semangadmu.blogspot.co.id/2013/09/kerangka-dasar-penyusunan-dan-
penyajian.html
6. Diakses pada tanggal 10 Pebruari 2017
http://cinndyrq.blogspot.co.id/2013/09/standar-akuntansi-di-indonesia-dan.html
7. Diakses pada tanggal 10 Pebruari 2017
https://dhiasitsme.wordpress.com/2011/10/25/standar-akuntansi-keuangan-sak/
8. Diakses pada tanggal 10 Pebruari 2017 http://rocketmanajemen.com/standar-
akuntansi-keuangan/
9. Diakses pada tanggal 10 Pebruari 2017 http://rocketmanajemen.com/akuntan-
pemerintah/
10. Diakses pada tanggal 10 Pebruari 2017 http://rocketmanajemen.com/standar-
akuntansi-keuangan/

32
Lapiran
1. Gambar Siklus Akuntansi

33
2. Standar Akuntansi Keuangan

1. SAK-ETAP
SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal.

ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP


diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat
diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun
jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui
semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan
kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-
pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-
ETAP juga menerapkan pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK
ETAP.

Manfaat SAK ETAP

Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat
untuk menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan
mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan
keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.

Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain:

1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih


sederhana Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi
yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
2. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai
dengan kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas.

34
SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak
untuk PSAK-IFRS Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK
lama, namun ada beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan
keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite


Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi
Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa
standard akuntansi yang ada seperti, IAS, IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu ada
juga PSAK syariah dan juga SAP. sedangkan IFRS akan diterapkan secara utuh
pada tahun 2012. Saat ini masih dalam proses konvergensi. Proses ini melalui
tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun ini memasuki tahap
persiapan akhir sebelum tahap implementasi di tahun 2012.Pada PSAK ini wajib
diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah
memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.

2. PSAK-IFRS
PSAK-IFRS akan diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih dalam
proses konvergensi. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010
kemudian tahun ini memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap implementasi
di tahun 2012.Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas
public seperti : Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.
Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi user
laporan keuangan.

Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang
sudah pasti harus mematuhi SMO(Statement Membership Obligation) yang
menjadikan IFRS sebagai accounting standard. Selain itu konvergensi IFRS

35
adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum. Pada
pertemuan pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15 November 2008 didapati
hasil : Strengthening Transparency and Accountability yang kemudian pada 2
April 2009 di London pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk :
Strengthening Financial Supervision and Regulation to call on the accounting
standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve
standards on valuation and provisioning and achieve a single set of highquality
global accounting standards.

Manfaat dari penerapan IFRS sebagai berikut :

1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan


2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi
perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan
4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya
untuk analisis keuangan bagi para analis
5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice

Jadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS


namun hal ini akan mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada
perubahan-perubahan dalam penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang
bersifat menyuluruh.

Karakter IFRS:

IFRS menggunakan Principles Base yaitu :

Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus


berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut
Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi
Membutuhkan professional judgement pada penerapan standard akuntansi.

36
IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu
IFRS mengharuskan pengungkapan(disclosure) yang lebih banyak baik
kwantitatif maupun kualitatif.

3. PSAK Syariah
Indonesia yang mayoritas penduduk nya beragama islam tentu perlu ada
kebijakan-kebijakan yang erat kaitannya dengan islam. Seperti adanya berbagai
lembaga berbasis syariah misalnya bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat
dan lain sebagainya. Semua lembaga ini tentu perlu standar tersendiri untuk
transaksi yang sedikit berbeda dengan yang biasa karena itu munculah PSAK
Syariah.

PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik
entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini
pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun PSAK ini berbasis
syariah dengan acuan fatwa-fatwa yang dikeluarkan MUI.

PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :

1. Kerangka Konseptual
2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. Akuntansi Murabahah
4. Musyarakah
5. Mudharabah
6. Salam
7. Istishna

37
PSAK Syariah bisa digunakan bersama dengan PSAK pada umumnya. Bank
syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan. Sebagai
badan usaha yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah
menggunakan PSAK, sedangkan untuk transaksi syariahnya menggunakan
PSAK Syariah.

4. SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP (Peraturan Pemerintah)
yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-
tahapan seperti :
1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
4. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja
5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)
8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik
(Public Hearings)
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian
10. Finalisasi Standar
Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun
daerah untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan
dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, partisipasi dan akuntabilitas

38
pengelolaan keuangan Negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang
baik.

Nah itu lah dia 4 pilar dari standarisasi akuntansi keuangan yang ada di
Indonesia. Standar ini diharapkan nanti nya bisa meningkatkan kualitas informasi
yang disampaikan dalam laporan sehingga laporan yang disampaikan dapat
sesuai dengan keadaan sebenarnya dari kegiatan ekonomi. Semoga yang sedikit
ini dapat bermanfaat sekian dan terima kasih.

39

You might also like