You are on page 1of 5

VALUNTARY CONSELLING AND TESTING (VCT)

HIV/AIDS
No. Dokumen :
SOP Tanggal Terbit :
No. Revisi :
PEMERINTAH
Tgl. : PUSKESMAS
KAB. PEKALONGAN
PANINGGARAN
MulaiBerlaku
Halaman :
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh:
Dr. AmroziTaufik
Kepala Puskesmas
NIP:19630315 200001 1 003
Paninggaran

1. Pengertian Valuntary Conselling and Testing adalah proses konseling pra testing dan post
testing dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara
lebih dini membantu seseorang mengetahui status HIV . Konseling pra testing
memberikan pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing dan perencanaan atas
issue HIV yang akan dihadapi . Konseling post testing membantu seseorang
untuk mengerti dan menerima status (HIV+) dan merujuk pada layanan
dukungan. Valuntary tes (VCT) merupakan pintu masuk penting untuk
pencegahan dan perawatan HIV.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Sebagai acuan dalam
penatalaksanaan konseling dan testing HIV/AIDS
3. Kebijakan Tindakan dimulai dari anamnesa, konseling, tindakan sampai dengan pencatatan
4. Referensi
5. Prosedur/ NO INTRUKSI KERJA
Langkah- langkah

1 KONSELING PRE TESTING

a) Menyiapkan perlengkapan untuk konseling

b) Memanggil Klien (dengan menyebutkan nomor registrasi) dan

mempersilahkan masuk ke ruangan

c) Mempersilahkan klien duduk dengan nyaman dikursi yang tersedia

d) Memberi salam dan memperkenalkan diri

e) Memeriksa ulang nomor kode klien dalam formulir dokumen klien.

f) Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan

g) Memberi informasi tentang HIV/AIDS yang sesuai dengan yang ada


pada ceklist untuk konseling pre test

h) Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS termasuk

tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara Rutin,

khususnya pada penasun (IDU)

i) Membantu Klien untuk menilai resiko klien

j) Membantu klien membuat keputusan untuk dilakukan pemeriksaan

HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan melakukan tes HIV.

k) Mendiskusikan prosedur HIV/AIDS , waktu untuk mendapatkan hasil

dan arti dari hasil test.

l) Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test.

m) Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan

memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status

HIV.

n) Menjajaki kemampuan klien dalam mengatasi masalah

o) Melakukan penilaian system dukungan

p) Memberi waktu untuk berfikir

q) Bila klien menyetujui untuk test, konselor memberikan form informed

consent kepada pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah

pelanggan membaca isi form HIV/AIDS.

r) Mengisi dokumen klien dengan lengkap dan mengisi form rujukan ke

laboratorium

s) Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil tes.

t) Mengantar klien ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan

form laboratorium kepada petugas pengambil darah.

u) Bila klien tiak menyetujui untuk tes, konselor menawarkan kepada


klien untuk datang kembali sewaktu-waktu bila masih memerlukan

dukungan dan untuk dilakukan tes.

v) Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.

2 KONSELING POST TEST

a) Memanggil klien dengan menyebutkan nomor register seperti pada

prosedur pemanggilan konselin pre tes.

b) Memperhatikan komunikasi non verbal saat klien memasuki ruang

konseling.

c) Menanyakan kesiapan klien untuk menerima tes

d) Mengkaji ulang secara singkat dan menanyakan keadaan umum klien

e) Memperlihatkan amplop yang masih tertutup kepada klien

f) Menanyakan kesiapan klien untuk menerima hasil tes

1) Apabila klien menyatakan sudah siap /sanggup menerima hasil tes

, maka konselor menawarkan kepada klien untuk membuka

amplop bersama konselor.

2) Apabila klien menyatakan belum siap konselor member dukungan

pada klien untuk menerima hasil dan beri waktu sampai pelanggan

menyataka dirinya siap

g) Membuka amplop dan membacakan secara lisan hasil tes HIV.

h) Memberi kesempatan klien membaca hasil

i) Menjelaskan kepada klien tentang hasil tes yang telah dibuka dan

dibaca bersama

j) Memberikan kesempatan dan ventilasikan keadaan emosi klien.

BILA HASIL TES POSITIP

a) Memeriksa apa yang diketahui tentang hasil tes


b) Menjelaskan tentang arti hasil pemeriksaan

c) Member kesempatan untuk memventilasikan emosi

d) Memfasilitasi coping problem

e) Setelah pelanggan cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan

konselor menyelesaikan informasi berikut :

1) Pengobatan ARV

2) Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual

3) Menawarkan konseling pasangan.

f) Menawarkan secara rutin klien mengikuti pemeriksaan sifilis dan

manfaat pengobatan sifilis

g) Untuk klien perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan

kehamilan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi bagi laki-laki dan

perempuan

h) Memotivasi agar dating ke layanan Klinik untuk evaluasi awal secara

medis.

i) Konselor dan klien menyepakati waktu kunjungan berikutnya

j) Apabila pada waktu yang ditentukan klien tidak bisa hadir, ,

disarankan untuk menghubungi konselor melalui telpon untuk

perjanjian berikutnya.

k) Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum diketahui.

l) Menawarkan pelayanan VCT pada klien.

m) Apabila klien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling

pasca testing ditutup.

n) Konselor mengisi form pasca konseling


BILA HASIL NEGATIF

a) Mendiskusikan kemungkinan klien masih dalam masa periode

jendela.

b) Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan

c) Memastikan klien paham mengenai hasil tes yang diterima dan

pengertian periode jendela.

d) Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan tes ulang dan pelayanan

VCT bagi pasangan

e) Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan

f) Member kesempatan kepada klien untuk bertanya mengenai hal-hal

yang belum diketahui

g) Apabila klien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling

pasca testing ditutup.

h) Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan.

6. Unit terkait a. Ruang pemeriksaan umum (BP)


b. Ruang pemeriksaan Ibu dan anak (KIA)
c. Ruang Laboratorium
d. Rumah sakit rujukan terkait.

7. Diagram Alir
8. DokumenTerkait a. Rekam medis
b. Register Harian RPU
c. Formulir rujukan Internal
d. Formulir rujukan eksternal
e. Formulir informed consent
f. Formulir pra dan pasca konseling

9. Distribusi

You might also like