You are on page 1of 4

Kemas muhammad alwan dwiputra

04011181520050
Alpha 2015
Pielonefritis akut

a. DD
Diagnosis banding pielonefritis akut antara lain pankreatitis, appendisitis, kolesistitis,
divertikulitis, pneumonitis, dan inflamasi pada organ pelvis.
b. Definisi
Pielonefritis adalah radang pada pielum dan nefron yang disebabkan oleh infeksi pada ginjal,

umumnya berasal dari infiltrasi bakteri dan pelvis tenis renis kedalam parenkim ginjal,

sehingga menyebabkan destruksi yang besar pada ginjal.


Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan interstisial dari salah

satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal.

Meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui

darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.


Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks uretero vesikal, dimana katup uretrovresikal

yang tidak kompeten menyebabkan urin mengalir baik(refluks) ke dalam ureter. Obstruksi

traktus urinarius yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi), tumor kandung

kemih, striktur, hyperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan penyebab yang

lain. Inflamasi pelvis ginjal disebut Pielonefritis, penyebab radang pelvis ginjal yang paling

sering adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal.

Pielonefritis ada yang akut dan ada yang kronis (Tambayong. 200)
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan jaringan

interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling umum adalah

Escherichia Coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks

vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup obstruksi urine atau infeksi, trauma,

infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau gangguan metabolik

(Sandra M. Nettina, 2001).


c. Epidemiologi
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran
kemih termasuk ginjal. Selama periolde neonates, insiden ISK lebih banyak terjadi
pada bayi laki-laki disbanding bayi perempuan dikarenakan bayi laki-laki lebih sering
mengalami kelainan kongenital traktus urinarius. Selama periode usia beberapa bulan
dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki.
ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi
Kemas muhammad alwan dwiputra
04011181520050
Alpha 2015
(pencetus). Banyak factor predisposisi pada wanita yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih. Jika sebelumnya sudah mengalami
sistitis, maka resiko terkena pielonefritis akan meningkat.
d. Etiologi
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar)

merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi

ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih.

Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih

yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke

kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau

pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari

bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.


Keadaan lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah:
Kehamilan
kencing manis
keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan

infeksi.

e. Faktor resiko
Faktor risiko infeksi saluran kemih antara lain:

1. Frekuensi hubungan seksual sering


2. Adanya riwayat terkena infeksi saluran kemih, umumnya sistitis akut
3. Pasangan seksual yang baru
4. Adanya riwayat diabetes dan inkontinensia
5. Usia menopause wanita
6. Kelainan pada saluran kemih
7. Tidak sirkumsisi (bakteri akan mudah berkembang biak di glans dan preputium
penis yang kemudian akan berpindah ke saluran kemih)
8. Adanya gangguan pada kandung kemih
9. Obstruksi pada pancaran kemih dan atau pengosongan kandung kemih yang tidak
sempurna

ANMAL

Bagaimana mekanisme nyeri pinggang bertambah hebat?


Kemas muhammad alwan dwiputra
04011181520050
Alpha 2015
Kolik ureter atau kolik ginjal adalah nyeri pinggang hebat yang datangnya mendadak, hilang timbul
(intermiten) yang terjadi akibat spasme otot polos untuk melawan suatu hambatan. Hambatan ini
kemungkinan terjadi karena inflamasi dimana penumpukan agen imunologi di ginjal sehingga ginjal
lebih besar dan merapat ke dinding punggung dan menimbulkan nyeri ketok CVA

Bagaimana mekanisme kurang nafsu makan?

Selain menyebabkan demam, IL-1 juga bertanggung jawab terhadap gejala lain seperti timbulnya
rasa kantuk/tidur, supresi nafsu makan, dan penurunan sintesis albumin serta transferin. Penurunan
nafsu makan merupakan akibat dari kerjasama IL-1 dan TNF-. Keduanya akan meningkatkan
ekspresi leptin oleh sel adiposa. Peningkatan leptin dalam sirkulasi menyebabkan negatif feedback ke
hipothalamus ventromedial yang berakibat pada penurunan intake makanan.

Bagaimana mekanisme BAK warna keruh?

Bagaimana cara pemeriksaan fisik abdomen pada kasus ini?(CVA

Mempersilahkan penderita untuk duduk menghadap ke salah satu sisi, dan pemeriksa berdiri di
belakang penderita.Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra
torakalis 12 dan lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kanan).Satu
tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan
memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kiri).Penderita diminta untuk memberiksan
respons terhadap pemeriksaan bila ada rasa sakit.

Apa indikasi pemeriksaan leukosit esterase?

DAFTAR PUSTAKA

Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC

www.google.com
Kemas muhammad alwan dwiputra
04011181520050
Alpha 2015
Nettina, Sandra M. (2001). Pedoman Praktik Keperawatan. EGC. Jakarta.

Price, Sylvia,dkk. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. EGC. Jakarta

You might also like