You are on page 1of 5

c.

Fungsi dan Peranan Sunnah/Hadis

Al-Quran adalah sumber ajaran pokok, sedangkan sunah sumber kedua setelah Al-
Quran. Syariffudin (1997: 85-88) mengemukakan fungsi sunah terhadap Al-Quran sebagai
berikut :

1) Fungsi Taqrir, yaitu memperkokoh hukum yang sudah ditetapkan Al-Quran.


Misalnya firman Allah SWT dalam Q.S. al-Baqarah: 183 berisi perintah tentang
kewajiban berpuasa bagi umat Islam. Kemudian datang sunnah memperkokohnya
seperti sabda Rassulullah SAW yang terjemahannya sebagai berikut :
Islam didirikan atas lima perkara, persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, membayarkan zakat, puasa pada
bulan Ramadhan dan naik haji ke baitullah (H.R Bukhari).
2) Fungsi Tasir/ tafshil, yaitu menafsirkan atau merinci ayat-ayat Al-Quran yang
mengandung pengertian secara global, misalnya Q.S al-Baqarah: 110 yang berisi
tantang sholat dan membayarkan zakat. Kata sholat dan zakat dalam ayat tersebut
masih bersifat umum. Kemudian datang sunnah menjelaskan tentang pengertian,
hukum, rukun dan syarat kaifiyat (tata cara pelaksanaannya) sholat dan sebagainya
demikian pula tentang zakat.
3) Fungsi taqyid, yaitu memberikan batasan terhadap ayat-ayat Al-Quran yang
mengandung pengertian secara mutlak. Misalnya Q.S al-Baqarah: 180 yang berisi
tentang wajibnya seorang muslim yang sudah mendekati kematiannya untuk
mewasiatkan harta kekayaannya kepada keluarganya. Perintah tersebut bersifat
mutlak karena tidak menjelaskan beberapa jumlah harta yang boleh diwasiatkan itu.
Kemudian datang sunnah membatasinya bahwa harta yang diwasiatkan itu tidak boleh
melebihi dari sepertiga harta kekayaan yang dimiliki.
4) Fungsi Istisna, yaitu memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Quran yang
bersifat umum. Misalnya surat al-Maidah ayat 3 berisi pernyataan tentang jenis-jenis
makanan yang diharamkan yaitu bangkai, darah, daging babi dan sembelihan dengan
menyebut nama selain Allah SWT. Kemudian datang sunnah memberikan
pengecualian dengan menghalalkan dua macam bangkai yaitu ikan dan belalang serta
dua bentuk darah yaitu hati dan limpa.
5) Fungsi munsyi al-hukmu, yaitu membentuk atau menambahkan hukum yang tidak
ditetapkan dalam Al-Quran, misalnya sabda Rasullulah SAW yang berisi larangan
memakan semua jenis binatang yang bertaring dan semua jenis burung yang bertaring.
6) Fungsi Tasyri
Yaitu mewujudkan hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam Al-Quran.
Atau dalam Al-Quran hanya terdapat pokok-pokoknya saja. Hadis-hadis Rasul SAW
yang termasuk kedalam kelompok ini adalah diantaranya hadis tentang haramnya
mengumpulkan dua wanita (antara istri dengan bibinya), hukum syufah, hukum
merajam penzina yang masih perawan, dan hukum hak waris bagi seorang anak.

d. Para Peneliti Sunnah/Hadis

Fuqaha sepakat bahwa tidak semua hadis dapat dijadikan sumber hukum. Hadis yang
dijadikan sumber hukum adalah hadis yang memenuhi syarat-syarat atau kualitas sahih.
Usaha dalam penelitian hadis disebut dengan takhrij, sedangkan orangnya disebut dengan
mukharrij atau rawi. Di antara peneliti hadis yang terkenal adalah:

1) Imam Bukhari
Imam Bukhari yang hidup pada tahun 194-256 H. Bukhari telah menghabiskan
seluruh usianya untuk meneliti hadis. Beliau berpindah dari satu tempat ke tempat
lain seperti Basrah, Kufah, Bagdad, Mekkah, Madinah, Syam, Hams, Asqalan dan
Mesir. Beliau mulai menghafal hadis ketika berumur 10 tahun. Ia mencatat hadis
lebih dari 1000 orang guru. Imam Bukhari berhasil menghafal 100.000 hadis sahih
dan 200.000 yang tidak sahih. Kitabnya paling terkenal dalah shahih Bukhari.
Kitab ini telah disyarah dalam 82 kitab syarah hadis.
2) Imam Muslim
Imam Muslim, hidup pada tahun 204-261 H. Beliau juga sangat banyak
mengumpulkan hadis baik yang sahih maupun yang tidak sahih. Kitabnya yang
terkenal adalah Shohih Muslim. Shohih Bukhari dan Shohih Muslim merupakan
kitab paling Shahih sesudah Al-Quran. Umat menyebut kedua kitab shahih
tersebut dengan baik.
3) Imam at-Tarmidzi Ia datang ke Bukhara dan menyampaikan hadis di sana. Banyak
melewat ke berbagai negeri seperti Khurasan, Hijaz dan Irak . Tarmidzi
meriwayatkan hadis dari Bukhari, Muslim. Kitabnya yang terkenal adalah Sunan
Tarmizi (Shalih,2000:350).
4) Imam Abu Daud
Imam Abu Daud dilahirkan tahun 202 H dan wafat 273 H. Ia merupakan murid
dari Imam Bukhari. Ia banyak belajar darinya dan mengikuti jejaknya di bidang
keilmuan. Ia mewarisi sifat ketaqwaan, kecerdasan dan kepribadian imam
Bukhari. Kitabnya Sunan Abu Daud disusun dan disarikan dari 500.000 buah
hadis. Dalam penyusunan kitabnya itu ia memprioritaskan penghimpunan hadis-
hadis hukum. (Nurudin,43)
5) Imam Ibnu Majah
Imam Ibnu Majah dilahirkan tahun 209 H dan wafat 273 H. Bukunya yang
terkenal adalah sunan Ibnu Majah dan kebanyakan hadis-hadis yang ada dalam
sunan tersebut berkualitas sahih.
6) Imam Malik
Imam malik bin Anas terkenal dengan kitab yang dikarangnya yaitu Muwatha.
Untuk menyusun kitabnya tersebut ia menghabiskan waktu selama 40 tahun.
Kitab tersebut menghimpun 100.000 riwayat hadis. Dan yang meriwayatkan hadis
dari kitab muwatha Imam Malik lebih dari seribu orang. (Shalih, 2003:339)
7) Imam Ahmad bin Hambal
Imam Ahmad bin Hambal dilahirkan pada tahun 164 H dan wafat tahun 241 H.
Sebagian besar penelitian hadisnya banyak dilakukan di Bagdad. Kitab terkenal
yang dikarangnya adalah Musnand Imam Ahmad. Di dalamnya memuat 40.000
hadis (Shalih, 2000:346).

e. Perbedaan Al-Quran dan Sunnah

Beberapa perbedaan antara Al-Quran dan Sunnah dapat dipahami sebagai berikut :

1) Kebenaran Al-Quran bersifat mutlak (qathi), sedangkan sunnah bersifat dzanni.


Al-Quran adalah wahyu yabg datang dari Allah , sunnah adalah sabda Nabi, yang
diriwayatkan oleh para perawi. Al-Quran secara historis tetap terjaga dari campur
tangan manusia buktinya sampai sekarang tidak mengalami perubahan, penambahan
dan pengurangan sedikit pun. Karenah sunnah dikumpulkan jauh setelah Nabi wafat
sehingga ada kemungkinan orang menambah, mengurangi dan memalsukannya, maka
timbul sunnah/hadis yang diterima, ditolak dan palsu.
2) Semua ayat Al-Quran wajib dijadikan pedoman hidup sedangkan hadis tidak
semuanya.
3) Semua ayat Al-Quran dijadikan pedoman hidup yang harus dilakukan oleh setiap
muslim, sedangkan hadis yang dijadikan pedoman hidup dan sumber hukum adalah
hadis yang sahih saja, yang lainnya tidak.
4) Ayat Al-Quran bernilai otentik, sedangkan hadis tidak semuanya otentik.
Semua ayat Al-Quran otentik sedangkan hadis tidak. Al-Quran diturunkan Allah
melalui jibril dan selamanya diawasi oleh Allah. Sehingga tidak mungkin Al-Quran
yang diterima Nabi berbeda dengan Al-Quran yang ada di Luhul Mahfud. Hadis
tidak demikian, lafaz dan makna hadis tidak otentik kareena itu sering kali terdapat
perbedaan lafaz antara hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi dengan perawi
lainnya. (Suryana, 1996: 63-64).
5) Apabila Al-Quran berbicara masalah aqidah atau hal-hal ghaib wajib untuk diimani,
namun bila hal tersebut terdapat dalam sunnah apabila tidak terjangkau oleh akal
harus diteliti terlebih
6) Al-Quran adalah wahyu Allah SWT yang redaksinya sesuai dengan yang dituturkan
oleh jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan hadis juga merupakan wahyu
yang datang dari Allah SWT dan disampaikan oleh Nabi Muhammad dengan
redaksinya sendiri. (Q.S. An-Najm:3-4).
7) Boleh membacanya ketika berhadas besar atau kecil, sedangkan al-quran tidak boleh
dibaca disaat kita berhadas kecil atau besar.
8) Hadis tidak boleh dibaca dalam sholat, sedangkan Al-Quran boleh dibaca dalam
sholat.
9) Hadist tidak terpelihara, boleh direka bahkan dapat dipalsukan, sedangkan Al-Quran
terpelihara hingga kiamat.

Disamping Al-Quran dan Sunnah, dalil-dalil hukum didapatkan dengan cara


berijtihad. Ijtihad merupakan pemikiran para mujtahid yang berikhtiar dengan seluruh
kemampuan yang dimiliki untuk menggali ajaran Islam kemudian menetapkan hukumnya.

Sumber :

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam.2017. Pendidikan Agama Islam Untuk


Perguruan Tinggi Umum. Padang: UNP Press.

Syahputra,ihdy. Fungsi dan Peranan Sunnah/Hadis. 25 februari 2017.


ihdybeck.blogspot.in/2014/12/al-hadist-pengertian-kedudukan-fungsi.html?m=1.

Anwar, Fuadi, dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum.
Padang: UNP Press.
Aii Diary. Perbedaan antara Al-Quran dan As-Sunnah. 26 februari 2017.
ailionaire.wordpress.com/2012/07/17/perbedaan-antara-al-quran-dan-as-sunnah/.

You might also like