You are on page 1of 3

KELOMPOK 3 :

1.

DIMENSI PROSES KOGNITIF MENCIPTA

1. Mencipta (Create)
Yang termasuk kedalam kategori menciptakan ini adalah proses
mengumpulkan sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren dan
fungsional.
Tujuan tujuan pengajaran pelajaran yang termasuk kedalam kategori
menciptakan ini adalah mengajarkan pada para siswa agar mampu membuat suatu
produk baru dengan cara mengorganisasi sejumlah elemen secara mental menjadi
suatu pola atau struktur yang belum pernah ada atau tidak pernah diprediksi
sebelumnya.
Proses proses kognitif yang termasuk kedalam kategori ini biasanya juga
dikoordinasikan dengan pengalaman belajar yang sudah dimiliki oleh para siswa
sebelumnya.
Meskipun kategori menciptakan ini mengharuskan adanya suatu pola pikir
kreatif dari pihak siswa, pola pikir kreatif tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari
tuntutan tuntutan atau batasan-batasan yang telah ditentukan dalam suatu pengajaran
pelajaran atau batasan batasan yang terjadi dalam situasi tertentu.
a. Memunculkan (Generating)
Proses memunculkan ini merupakan proses penyajian suatu masalah dan
menemukan semua alternatif atau hipotes yang sesuai dengan sejumlah kriteria
tertentu. Seringkali, pada saat pertama kali suatu masalah disajikan, masalah
tersebut tampaknya sudah memiliki sebuah solusi yang cocok. Namun cara
penyajian masalah yang berbeda ternyata juga berdampak pada solusi yang
berbeda pula bagi masalah tersebut. Pada saat proses melampaui pengetahuan atau
batasan -batasan serta teori-teori yang telah dipelajari oleh para siswa sebelumnya,
pada saat itul ah proses memunculkan ini merupakan proses berpikir divergen dan
merupakan inti dari pola pikir kreatif.
Proses Memunculkan ini digunakan dalam batasan tertentu. Kategori
Memahami atau Understand juga mengharuskan adanya suatu bentuk proses
Memunculkan. Pr osesproses Mengartikan/ Menginterpretasikan ( Interpreting),
Mencontohkan (Exemplifying), Mengklasifikasi/ Mengkelompokkan (Classifying),
Merangkum (Summarizing), Menduga (Inferring), Membandingkan (Comparing),
dan Menjelaskan (Explaining) yang termasuk kedalam kategori Memahami
merupakan bentuk proses Memunculkan yang diperlukan dalam kategori
Memahami tersebut.
Namun, tujuan dari kategori Memahami lebih bersifat konvergen, yaitu
memperoleh suatu hasil akhir yang tunggal. Sebaliknya, tujuan dari proses
Memunculkan yang termasuk kedalam kategori Menciptakan ini lebih bersifat
divergen, yaitu untuk memperoleh berbagai macam kemungkinan. Nama alternatif
untuk proses ini adalah proses Membuat hipotesa atau Hypothesizing.
Contoh tujuan pendidikan dan asesmennya, dalam merumuskan, siswa diberi
deskripsi tentang suatu masalah dan diharuskan mencari beragam solusi. Misalnya
dalam pelajaran ilmu ilmu sosial tujuannya adalah belajar merumuskan
bermacam macam solusi yang bermanfaat untuk menyelesaikan masalah
masalah sosial. Tugas asesmennya ialah carilah sebanyak banyaknya cara
untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki asuransi kesehatan yang cukup
untuk mengases jawaban siswa guru harus membuat kriteria kriteria yang
diketahui oleh para siswa. Kriteria kriteria ini bisa mencakup jumlah cara,
kemasukakalan cara cara tersebut, kepraktisannya, dan sebagainya.
b. Merencanakan (Planning)
Proses merencanakan merupakan proses merancang sebuah solusi yang sesuai
dengan kriteria dari permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan kata lain, proses
ini merupakan proses mengembangkan sebuah rencana untuk menyelesaikan
sebuah masalah. Proses merencanakan ini berh enti sampai tahap pelaksanaan
langkah langkah untuk menciptakan solusi nyata yang dapat diterapkan pada
suatu masalah. Dalam proses merencanakan ini, para siswa bisa membuat suatu
sub sub tujuan, atau memecah sebuah tugas menjadi sub-sub tugas pada saat
siswa tersebut menyelesaikan masalahnya.
Para guru biasanya tidak membuat tujuan tujuan pengajaran yang berkaitan
dengan proses merencanakan ini. Mereka lebih banyak membuat tujuan -tujuan
pengajaran yang berkaitan dengan proses menghasilkan atau producing, yang
merupakan tahap terakhir dari proses kreatif seseorang. Apabila hal tersebut
terjadi, proses merencanakan hanya dapat diasumsikan termasuk dalam proses
menghasilkan atau merupakan bagian implisit dari proses menghasilkan tersebut.
Dalam kasus semacam itu, proses merencanakan dilakukan oleh para siswa secara
samar -samar pada saat siswa tersebut menghasilkan suatu produk (Proses
Menghasilkan). Nama alternatif untuk proses merencakan ini adalah merancang
(designing).
Contoh tujuan pendidikan dan asesmennya, dalam merencanakan ketika
siswa diberi soal mereka membuat metode penyelesaian masalah. Dalam pelajaran
sejarah tujuannya adalah belajar merencanakan proposal penelitian tentang suatu
topik sejarah. Tugas asesmennya meminta siswa, sebelum menulis proposal
penelitian tentang sebab sebab perang kemerdekaan Indonesia, untuk membuat
garis besar makalahnya, termasuk langkah langkah yang akan siswa lakukan
untuk melakukan penelitian.
c. Menghasilkan (Producing)
Proses ini merupakan proses melaksanakan suatu rencana yang telah dibuat
untuk memecahkan suatu masalah. Rencana tersebut harus memenuhi spesifikasi
spesifikasi yang telah ditentukan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tujuan
tujuan pengajran yang termasuk kedalam kategori menciptakan atau create bisa
mencakup dan bisa mengecualikan sifat-sifat orisinil atau keunikan dari suatu
hasil. Hal yang sama juga terjadi pada tujuan-tujuan pengajran yang termasuk ke
dalam proses menghasilkan ini. Nama alternatif untuk proses menghasilkan ini
adalah menyusun (constructing).
Contoh tujuan pendidikan dan asesmennya, dalam produksi, siswa diberi
gambaran tentang suatu produk dan harus menciptakan sebuah produk yang sesuai
dengan gambaran itu. Proses memproduksi melibatkan pelaksanaan rencana
penyelesaian masalah.
Format asesmennya, tugas yang jamak digunakan untuk mengases
kemampuan memproduksi adalah tugas untuk merancang. Disini siswa diminta
untuk menciptakan produk sesuai dengan spesifikasi tertentu.

You might also like