You are on page 1of 28

TUGAS MANDIRI BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME

SINDROMA METABOLIK

KELOMPOK : B-12

KETUA : Yongki Cappala (1102014287)

SEKERTARIS: Salma Nara Fadhilla (1102015212)

ANGGOTA : Mahirrokhman Difa (1102013161)

Nurul Astrid Rumbia (1102013219)

Monica Octafiani (1102015140)

Muhammad Fahmi Syah P. (1102015145)

Octavina Nurul Fadila (1102015174)

Rara Elvira Glarica N. (1102015189)

Tuffahati Sacharissa S. (1102015241)

Virta Andhika (1102015245)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2017
I. TUGAS MANDIRI
0
SINDROMA METABOLIK

Tn. B, 26 tahun, karyawan swasta mengatakan bahwa berat badannya semakin


meningkat sejak 1 tahun terakhir, sehingga mengakibatkan cepat lelah bila bekerja.
Karena pekerjaan yang mengharuskannya sering berpergian, maka ia lebih sering
makan di luar rumah dan hampir tidak pernah berolahraga. Saat ini ia berobat ke
dokter keluarga karena mendapat informasi dari internet bahwa gemuk dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg. Status
antropometri didapatkan berat badan 95 kg, tinggi badan 175 cm, dan indeks massa
tubuh (IMT) 31 kg/m2, lingkar perut 112 cm. Tidak didapatkan kelainan pada jantung,
paru ataupun abdomen. Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium, karena menduga bahwa pasien tersebut sudah menderita sindroma
metabolik.
Saat kunjungan kedua, Tn. A sudah membawa hasil laboratorium yang
memperlihatkan glukosa darah puasa 116 mg/dl, 2 jam setelah makan 165 mg/dl,
kolesterol total 226 mg/dl, kolesterol LDL 138 mg/dl, kolesterol HDL 36 mg/dl,
trigliserida 180 mg/dl dan asam urat 7,8 mg/dl.
Melihat kondisi tersebut, maka dokter memberikan edukasi tentang
perencanaan makan dan jenis olahraga yang sesuai.

SASARAN BELAJAR

1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolik

1
1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolik
1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi sindroma metabolik
1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindroma metabolik
1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistik sindroma metabolik

2. Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien sindroma


metabolik
2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia,
berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan faktor stres, dengan metoda
Broca dan Harris Benedict
2.2 Menjelaskan persentase komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak
dan menterjemahkannya dalam bentuk gram
2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan
makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar (DKBM)
2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari
2.5 Menjelaskan cara menysusn menu sepanjang hari

3. Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolik


3.1 Menjelaskan manfat olahraga pada pasien sindroma metabolik (berdasarkan
biokimia dan fisiologi tubuh manusia)
3.2 Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien sindroma
metabolik

4. Memberikan edukasi tentang ajaran Islam perihal makanan yang halal dan baik
4.1 Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram
4.2 Menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran
Islam

5. Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu,
termasuk makan besar dan selingan

1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolik


1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolik
1.1.1. Definisi
2
Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko
metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit
kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut antara lain
terdiri dari dislipidemia aterogenik, peningkatan tekanan darah,
peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototrombik, dan
proinflamasi (Ford ES, Giles WH, Dietz WH, 2002).
Hingga saat ini ada 3 definisi SM yang telah di ajukan, yaitu
definisi World Health Organization (WHO), NCEP ATPIII dan
International Diabetes Federation (IDF) (Adult Treatment Panel III,
2001). Kriteria WHO 1999 mengenai Sindroma metabolic menekankan
pada adanya toleransi glukosa terganggu atau diabetes mellitus, dan
atau resitensi insulin yang disertai sedikitnya 2 faktor risiko lainya itu
hipertensi, dislipidemia, obesitas sentral dan mikroalbuminaria (WHO,
2000)
Kriteria yang sering digunakan karena menggunakan parameter
yang mudah diterapkan oleh para klinisi yaitu kriteria the National
Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel (NCEP-
ATP III). Berdasarkan NCEP-ATP III, sindrom metabolik adalah
seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut:
1. Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan
untuk pria > 102 cm);
2. Peningkatan kadar trigliserida darah ( 150 mg/dL, atau 1,69
mmol/ L);
3. Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L
pada pria dan pada wanita < 50 mg/dL
4. Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik 130 mmHg,
tekanan darah diastolik 85 mmHg atau sedang memakai obat anti
hipertensi);
5. Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa 110
mg/dL, atau 6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti
diabetes). (Wirakmono, 2006)
Kriteria lain yang digunakan yaitu kriteria IDF. Tetapi hingga saat
ini masih ada kontroversi tentang penggunaan kriteria IDF sebagai
kriteria indikator SM.
Suatu kepastian fenomena klinis yang terjadi yaitu obesitas central
menjadi indikator utama terjadinya SM sebagai dasar pertimbangan
dikeluarkannya diagnosis terbaru oleh IDF tahun 2005. Seseorang
dikatakan menderita SM bila ada obesitas sentral (lingkar perut > 90
cm untuk pria Asia dan lingkar perut > 80 cm untuk wanita Asia)
ditambah 2 dari 4 faktor berikut :
1. Trigliserida >150 mg/dL (1,7 mmol/L) atau sedang dalam
pengobatan untuk hipertrigliseridemia;
2. HDLC: < 40 mg/dl (1,03 mmol/L) pada pria dan < 50 mg/dl (1,29
mmol/L) pada wanita atau sedang dalam pengobatan untuk
peningkatan kadar HDL-C;
3. Tekanan darah: sistolik >130 mmHg atau diastolik >85 mmHg atau
sedang dalam pengobatan hipertensi;
4. Gula darah puasa (GDP) >100 mg/dL (5,6 mmol/L), atau diabetes
tipe 2 (IDF, 2005).

3
Yang menjadi masalah adalah dalam penerapan kriteria diagnosis
NCEP ATP III adalah adanya perbedaan nilai normal lingkar
pinggang antara berbagai jenis etnis. Oleh karena itu pada tahun 2000
WHO mengusulkan lingkar pinggang untuk orang Asia 90 cm pada
pria dan wanita 80 cm sebagai batasan obesitas sentral (Wirakmono,
2006).
Tabel 1.1. Kriteria diagnosis Sindrom metabolik menurut WHO (World Health
Organization), NCEPATP III dan IDF (Rini S, 2015).

Criteria diagnosis
Kriteria diagnosis
ATP III : 3
Komponen WHO: Resistensi IDF
komponen di
insulin plus :
bawah ini
Obesitas Waist to hip ratio : Lingkar perut : Lingkar perut :
abdominal/ Lakilaki : >0,9 Lakilaki:102 cm Lakilaki: 90
sentral Wanita : >0,85 atau Wanita: >88 cm cm
IMB >30 Kg/m Wanita : 80 cm

Hiper 150 mg/dl 150 mg/dl 150 mg/dl


trigliseridemia ( 1,7 mmol/L) (1,7 mmol/L)
Hipertensi TD 140/90 mmHg TD 130/85 TD sistolik
atau riwayat terapi mmHg atau 130 mmHg
anti hipertensif riwayat terapi TD diastolik
anti hipertensif 85 mmHg
Kadar glukosa Toleransi glukosa 110 mg/dl GDP 100mg/dl
darah tinggi terganggu, glukosa
puasa terganggu,
resistensi insulin atau
DM
Mikro Rasio albumin urin
albuminuri dan kreatinin 30
mg/g atau laju
eksresi albumin 20
mcg/menit

1.1.2. Etiologi
Etiologi SM belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis
menyatakan bahwa penyebab primer dari SM adalah resistensi insulin
(Shahab A, 2007).
Menurut pendapat Tenebaum penyebab sindrom metabolik adalah :

4
a. Gangguan fungsi sel dan hipersekresi insulin untuk
mengkompensasi resistensi insulin. Hal ini memicu terjadinya
komplikasi makrovaskuler (komplikasi jantung).
b. Kerusakan berat sel menyebabkan penurunan progresif sekresi
insulin, sehingga menimbulkan hiperglikemia. Hal ini
menimbulkan komplikasi mikrovaskuler (nephropathy diabetica)
(Angraeni D, 2007).
Sedangkan, faktor risiko untuk Sindrom Metabolik adalah halhal
dalam kehidupan yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit
secara dini. Ada berbagai macam faktor risiko SM, antara lain adalah
gaya hidup (pola makan, konsumsi alkohol, rokok, dan aktivitas fisik),
sosial ekonomi dan genetik serta stres (Anwar T, 2008).

1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi sindroma metabolik


Obesitas merupakan komponen utama kejadian SM, namun mekanisme
yang jelas belum diketahui secara pasti. Obesitas yang diikuti dengan
meningkatnya metabolisme lemak akan menyebabkan produksi Reactive
Oxygen Species (ROS) meningkat baik di sirkulasi maupun di sel adiposa.
Meningkatnya ROS di dalam sel adiposa dapat menyebabkan keseimbangan
reaksi reduksi oksidasi (redoks) terganggu, sehingga enzim antioksidan
menurun di dalam sirkulasi. Keadaan ini disebut dengan stres oksidatif.
Meningkatnya stres oksidatif menyebabkan disregulasi jaringan adiposa dan
merupakan awal patofisiologi terjadinya SM, hipertensi dan aterosklerosis
(Stocker R, Keaney JF, 2004).
Stres oksidatif sering dikaitkan dengan berbagai patofisiologi penyakit
antara lain diabetes tipe 2 dan aterosklerosis. Pada pasien diabetes melitus tipe
2, biasanya terjadi peningkatan stress oksidatif, terutama akibat hiperglikemia.
Stress oksidatif dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya disfungsi
endotelangiopati diabetic, dan pusat dari semua angiopati diabetik adalah
hiperglikemia yang menginduksi stress oksidatif melalui 3 jalur, yaitu;
peningkatan jalur poliol, peningkatan auto-oksidasi glukosa dan peningkatan
protein glikosilat (Ceriello A, Motz E, 2004).
Pada keadaan diabetes, stres oksidatif menghambat pengambilan glukosa di
sel otot dan sel lemak serta menurunkan sekresi insulin oleh sel pankreas.
Stres oksidatif secara langsung mempengaruhi dinding vaskular sehingga
berperan penting pada patofisiologi terjadinya diabetes tipe 2 dan aterosklerosis
(Sartika, Cyntia R, 2006). Dari beberapa penelitian diketahui bahwa akumulasi
lemak pada obesitas dapat menginduksi keadaan stress oksidatif yang disertai
dengan peningkatan ekspresi Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphatase
(NADPH) oksidase dan penurunan ekspresi enzim antioksidan (Staels B,
2005).
Resistensi Insulin dan hipertensi sistolik merupakan faktor yang
menentukan terjadinya disfungsi endotel. Resistensi Insulin menyebabkan
menurunnya produksi Nitric Oxide (NO) yang dihasilkan oleh selsel endotel,
sedangkan hipertensi menyebabkan disfungsi endotel melalui beberapa cara
seperti; secara kerusakan mekanis, peningkatan selsel endotel dalam bentuk
radikal bebas, pengurangan bioavailabilitas NO atau melalui efek proinflamasi
pada selsel otot polos vaskuler. Disfungsi endotel ini berhubungan dengan
stres oksidatif dan menyebabkan penyakit kardiovaskuler (Anwar T, 2008).

5
Gambar 1.2. Proses seluler yang berkenaan dengan disfungsi endotel
menyebabkan vascular injury dan atherosclerosis.

Singkatan Keterangan
Ang-II Angiotensin II
Et - 1 Endothelin 1
FFA Free fatty acid
FGF Fibroblast Growth Factor
ICAM Intracellular cell adhesion molecule
NO Nitric Oxide
PAI-1 Plasminogen activator inhibitor-1
PDGF Platelet-derived growth factor
RAGEs Receptor for advanced glycation end
products (Promotes inflammation and
oxidation, particularly in cells
involved in atherogenesis)
VCAM-1 Vascular cell adhesion molecule 1

Dikutip dari: Staels B. 2005. PPARgamma and atherosclerosis. Curr Med Res
Opin;21(suppl 1) (p: 1320).

1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindroma metabolik


Penyakit-penyakit yang menyertai sindrom metabolik
a. Penyakit kardiovaskular
Risiko relatif untuk onset baru CVD pada pasien dengan sindrom metabolik,
pada pasien tanpa diabetes, rata-rata antara 1,5 dan tiga kali lipat 3. Dalam sebuah
8-tahun tindak-lanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita di Framingham
Offspring Study (FOS), risiko penduduk yang timbul pada pasien dengan sindrom
6
metabolik untuk mengembangkan CVD adalah 34% pada pria dan 16% pada
wanita. Dalam studi yang sama, baik sindrom metabolik dan diabetes stroke
iskemik diprediksi dengan risiko lebih besar untuk pasien dengan sindrom
metabolik daripada untuk diabetes sendiri (19% vs 7%), khususnya pada wanita
(27% vs 5%). Pasien dengan sindrom metabolik juga pada peningkatan risiko
untuk penyakit pembuluh darah perifer.
b. Diabetes mellitus type 2
Secara keseluruhan, resiko diabetes tipe 2 pada pasien dengan sindrom
metabolik adalah meningkat tiga sampai lima kali lipat 3. Dalam FOS's 8-tahun
tindak-lanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita, resiko populasi yang timbul
untuk mengembangkan diabetes tipe 2 62% pada pria dan 47% pada wanita.

Keadaan-keadaan lain yang menyertai sindrom metabolik


Selain fitur-fitur khusus yang terkait dengan sindrom metabolik, resistensi insulin
disertai dengan perubahan metabolisme lainnya. Ini termasuk peningkatan apoB dan
C III, asam urat, faktor protrombotik (fibrinogen, plasminogen activator inhibitor 1),
viskositas serum, dimethylarginine asimetris, homosistein, jumlah sel darah putih,
sitokin pro-inflamasi, CRP, mikroalbuminuria, penyakit hati berlemak nonalkohol
( NAFLD) dan / atau steatohepatitis alkohol (NASH), penyakit ovarium polikistik
(PCOS), dan apnea tidur obstruktif (OSA).
a. Nonalkoholik fatty liver disease
Fatty liver adalah relatif umum. Namun, dalam NASH, akumulasi trigliserida
baik dan hidup berdampingan peradangan. NASH kini hadir di 2-3% dari
populasi di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Sebagai prevalensi
kelebihan berat badan / obesitas dan peningkatan sindrom metabolik, NASH
dapat menjadi salah satu penyebab lebih sering dari penyakit hati stadium akhir
dan karsinoma hepatoseluler.
b. Hiperurisemia
Hyperuricemia mencerminkan defek dalam aksi insulin pada reabsorpsi
tubular ginjal asam urat, sedangkan peningkatan dimethylarginine asimetris,
penghambat endogen oksida nitrat sintase, berhubungan dengan disfungsi
endotel. Mikroalbuminuria juga bisa disebabkan oleh patofisiologi endotel diubah
pada keadaan resisten insulin.
c. Sindrom ovarium polikistik
PCOS sangat berhubungan dengan sindrom metabolik, dengan prevalensi
antara 40 dan 50%. Wanita dengan PCOS yang 2-4 kali lebih mungkin untuk
memiliki sindrom metabolik dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS.

d. Obstructive Sleep Apnea


OSA umumnya terkait dengan obesitas, hipertensi, meningkatkan sirkulasi
sitokin, IGT, dan resistensi insulin. Dengan asosiasi, maka tidak mengherankan
bahwa sindrom metabolik sering hadir. Apalagi bila biomarker resistensi insulin
dibandingkan antara pasien dengan OSA dan-berat kontrol cocok, resistensi
insulin lebih parah pada pasien dengan OSA. tekanan udara Continuous positif
(CPAP) pengobatan pada pasien OSA meningkatkan sensitivitas insulin.

1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistik sindroma metabolik

7
1. Perubahan pola hidup, ditujukan untuk penurunan berat badan dan
peningkatan aktivitas jasmani (olah raga)
a. Penurunan berat badan, penurunan berat badan 5 7 kg dilaporkan
dapat menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol total, dan
menurunkan prosentase lemak terhadap berat badan. Dianjurkan
penurunan sebesar 10% dalam 6 bulan pertama.
b. Untuk pasien dengan IMT 27 29,9 kg/m2 yang disertai ko-morbid,
dan IMT > 30 kg/m2 mungkin memerlukan tambahan obat. Obat yang
dianjurkan adalah yang menekan nafsu makan dan menghambat
absorpsi nutrient. Sibutramin dan orlistat bisa diberikan sebagai obat
tunggal.
c. Olah raga, olah raga selama 30 menit, 5 kali/minggu dapat
meningkatkan eksehatan secara umum. Olah raga juga bisa dilakukan 3
kali seminggu, yang tidak dilakukan secara berturutan.
2. Penurunan tekanan darah, penurunan tekanan darah dilakukan sesuai
target yang akan dicapai, dilakukan dengan perubahan gaya hidup terlebih
dahulu, jika tidak bisa baru diberikan obat-obat anti hipertensi sesuai
dengan guideline yang telah ada. Pada penderita diabetes sasaran tekanan
darah adalah 130/80 mmHg.
3. Trigliserida dan HDL-kolesterol. Strategi untuk menurunkan kadar
trigliserida dan menaikkan kadar HDL-kolesterol meliputi (1)
meningkatkan aktivitas jasmani; (2) membatasi masukan lemak dan
alkohol; (3) batasi karbohidrat dan gula murni; dan (4) hentikan merokok.
4. Gangguan toleransi glukosa. Pasien dengan gangguan toleransi glukosa
(kadar glukosa plasma puasa 110 125 mg/dL) memiliki risiko untuk
mengalami diabetes, penyakit kardiovaskular dan sindroma metabolik.
Tetapi upaya terapi sebelum timbulnya diabetes belum disepakati.

2. Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien sindroma


metabolik
2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia,
berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan faktor stres, dengan metoda Broca
dan Harris Benedict
2.1.1. Metode Broca
1. Mengetahui Tinggi Badan (TB) anda
2. Mendetahui Berat Badan (BB) anda
Contoh: Laki-laki. TB = 175cm dan BB = 95kg

3. Mengetahui Berat Badan Idaman (BBI) anda


BBI = (TB 100) 10%
Bila pendek:
Pria TB < 160cm, wanita < 150 cm tak perlu dikurangi 10%
Sehingga BBI = (TB 100)
Pada contoh TB tidak <160 cm sehingga
BBI = (175 100) 10% = 67,5 kg dibulatkan 67 kg
4. Mengetahui Berat Badan Normal (BBN) anda
BBN = BBI 10%

8
Bila BBI 67,5 kg, maka BBN = 67,5 kg 10%, jadi antara 60,75
kg 83,25 kg
5. Mengetahui status gizi anda
a. BB Normal = BBI 10%
b. Kurus bila < BB normal
c. Gemuk bila > BB normal
Bila BB 95 kg dan BBN antara 60,75 kg 83,25 kg, berarti
pasien tersebut GEMUK
6. Mengetahui berapa kebutuhan kalori per kg BB Idaman
Dengan mengetahui status gizi anda (normal, kurus, atau gemuk)
dan aktivitas anda, dari tabel berikut ini dapat dikeetahui kebutuhan
kalori per kg BBI

Jenis aktivitas
Ringan Sedang Berat
Pegawai kantor Mahasiswa Pelaut
Pegawai toko Pegawai industri Buruh
Guru ringan Penari
Sopir Ibu rumah tangga Atlit
Sekertaris

Kebutuhan kalori per kg BB Idaman


Aktivitas Ringan Sedang Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50

7. Kebutuhan kalori sehari = BBI x kebutuhan kalori per kg BBI


Contoh: Pegawai Kantor. Jadi ringan dan gemuk, maka kebutuhan
kalori per kg BB Idaman = 25 kalori. Jadi kebutuhan kalorinya
adalah = 67 x 25 kalori = 1675 kalori dibulatkan 1700 kalori.

2.1.1. Metode Harris Benedict


Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) (6,8 x U)
Perempuan = 65,5 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) (4,7 x U)
Contoh: Laki-laki, TB = 175cm dan BB = 95kg
Laki-laki = 66 + (13,7 x 95) + (5 x 175) (6,8 x 26)
= 66 + 1301,5 + 875 176,8
= 2065,7 kalori

2.2 Menjelaskan persentase komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak


dan menterjemahkannya dalam bentuk gram
Karbohidrat 60% = 60% x 1700kalori = 1020/4 gram = 255 gram
Protein 15% = 15% x 1700kalori = 255/4 gram = 63,75 gram dibulatkan jadi
64 gram.
Lemak 25% = 25% x 1700kalori = 425/9 gram = 47,2 gram dibulatkan jadi
47 gram

9
2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan
makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar (DKBM)
2.3.1. Golongan 1 (Sumber Karbohidrat)
Satu satuan penukar mengandung: 40 g karbohidrat, 4 g protein,
175 kKalori
Bahan Makan URT Gram
Bengkuang 2 bj bsr 320 S+++
Bihun gls 50
Biskuit 4 bh bsr 40 Na+
Gadung 1 ptg 175 S++
Ganyong 1 ptg 185 S++
Gembili 1 ptg 185 S++
Havermout 5 sdm 45 S++
Jagung segar 3 bj sdg 125 S++
Kentang 2 bh sdg 210 K+
Kentang Hitam 12 bj 125 P-
Maizena 10 sdm 50 P-
Makaroni gls 50 P-
Mi basah 2 gls 200 Na+P-
Mi Kering 1 gls 50 Na+
Nasi Beras giling 3/4 gls 100
Nasi beras giling 3/4 gls 100
Nasir Ketan Hitam 3/4 gls 100
Nasi ketan putih 3/4 gls 100
Roti Putih 3 iris 70 Na+
Roti warna coklat 3 iris 70
Singkong 1 ptg 120 K+,P-,S+
Sukun 3 ptg sdg 150 S++
Talas bj sdg 125 S+
Tape beras ketan 5 sdm 100
Tape singkong 1 ptg sdg 100 S++,P-
Tepung Tapioka 8 sdm 50 K+,P-
Tepung beras 8 sdm 50
Tepung Hunkwee 10 sdm 50
Tepung sagu 8 sdm 50 P-

Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
P- = Rendah Protein
S++ = Serat >6 g
K+ = Tinggi Kalium
S+ = Serat 3-6 g

2.3.2. Golongan II (SUMBER PROTEIN HEWANI)


1. Rendah Lemak
Satuan penukar mengandung: 7 g Protein, 2 g Lemak, 50 kKalori
10
Bahan Makanan URT Gram

11
Babat 1 ptg sdg 40 Ko+ Pr+
Cumi-cumi 1 ekor kcl 45
Daging asap 1 lembar 20
Daging ayam tanpa 1 ptg sdg 40
kulit
Daging kerbau 1 ptg sdg 35
Dendeng daging sapi 1 ptg sdg 15
Dideh sapi 1 ptg sdg 35
Gabus Kering 1 ptg sdg 10
Ikan asin kering 1/3 ekor bsr 15 Na+
Ikan kakap 1/3 ekor sdg 35
Ikan kembung 1/3 ekor sdg 30
Ikan lele ekor sdg 40
Ikan Mas 1/3 ekor sdg 45
Ikan Mujair 1/3 ekor kcl 30
Ikan Peda 1 ekor kcl 35
Ikan Pindang ekor sdg 35
Ikan segar 1 ptg sdg 40
Kepiting 1/3 gls 50
Kerang gls 90 Na+ Pr+
Lemuru 1 ptg 35
Putih Telur ayam 2 btr 65
Rebon kering 2 sdm 10
Rebon segar 2 sdm 45
Selar kering 1 ekor 20
Sepat kering 1 ptg sdg 20
Teri kering 1 sdm 15
Teri nasi 1/3 gls 20
Udang segar 5 ekor sdg 35 KO+
Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
Ko+ = Tinggi Kolesterol
Pr+ = Tinggi Purin

2. Lemak Sedang
Satu satuan penukar mengandung: 7 g Protein, 5 g Lemak, 75 kKalori

12
Bahan Makanan URT Gram
Bakso 10 bj sdg 170
Daging anak sapi 1 ptg sdg 35
Daging domba 1 ptg sdg 40
Daging kambing 1 ptg sdg 40
Daging sapi 1 ptg sdg 35 Ko+
Ginjal sapi 1 ptg bsr 45 Ko+Pr+
Hati ayam 1 bh sdg 30 Pr+
Hati babi 1 ptg sdg 35 Ko+ Pr+
Hati sapi 1 ptg sdg 35 Ko+ Pr+
Otak 1 ptg bsr 60 Ko+ Pr+
Telur ayam 1 btr 55 Ko+
Telur Bebek asin 1 btr 50 Ko+
Telur penyu 2 btr 60
Telur puyuh 5 btr 55
Usus Sapi 1 ptg bsr 50 Ko+ Pr+
KKKeteranganKeterangan:
Ko+ = Tinggi Protein
Pr+ = Tinggi Purin
3. Tinggi Lemak
Satu satuan penukar mengandung: 7 g Protein, 13 g Lemak,
150 kKalori
Bahan Makanan URT Gram

Bebek 1 ptg sdg 45 Pr-


Belut 3 ekor kcl 50 -
Corned Beef 3 sdm 45 Na+
Daging ayam dengan 1 ptg sdg 55 Ko+
kulit
Daging babi 1 ptg sdg 50 Ko+
Ham 1 ptg kcl 40 Na++, Ko+, Pr+
Sardencis ptg sdg 35 Pr +
Sosis ptg 50 Na++
Kuning telur ayam 4 btr 45 Ko+
Telur bebek 1 btr 55 Ko+
Telur Ikan 1 ptg sdg 40 -
Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
Na++ = Natrium >400 mg

2.3.3. Golongan III (Sumber Protein Nabati)


Satu satuan penukar mengandung: 7 g Karbohidrat, 5 g Protein,
3 g Lemak, 75 kKalori

13
Bahan Makanan URT Gram
Kacang Hijau 2 sdm 20 S++
Kacang kedele 2 sdm 25 S+
Kacang merah 2 sdm 20 S+
Kacang mente 1 sdm 15 Tj+
Kacang tanah 2 sdm 15 S+, Tj+
Kacang tanah kupas 2 sdm 15 S+, Tj+
Kacang tolo 2 sdm 20
Keju kacang tanah 1 sdm 15 Tj+
Kembang tahu 1 lembar 20
Oncom 2 ptg kcl 40 S++
Pete segar gls 55
Tahu 1 bj bsr 110
Tempe 2 ptg sdg 50 S+
Sari dele bubuk 2 sdm 25
Keterangan:
S+ = Serat 3-6 g
S++ = Serat >6 g
Tj+ = Sumber Lemak Tidak Jenuh Tunggal
K+ = Tinggi Kalium

2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari


Kebutuhan energi (kalori) 1900 kalori
Nasi (100 g) Lauk Sayur Buah Susu 1
atau (100 g) 1 gelas
penukarnya Ikan (40 Tempe(5 1 Penukar Atau
g) 0g) mangkok penukar
Atau Atau mateng nya
penukar penukar
nya nya
Pagi 1 nasi 1x ikan x tempe 1mangkok - -
Selingan - - - - 1 buah -
Siang 2x nasi 1x ikan 1x tempe 1mangkok 1 buah -
Selingan - - - - 1 buah -
Malam 2x nasi 1x ikan 1x tempe 1mangkok 1 buah -

2.5 Menjelaskan cara menysusn menu sepanjang hari


1. Hitung kebutuhan kalori sehari anda
2. Lihat kebutuhan bahan makanan sehari sesuai kebutuhan kalori anda
3. Buat tabel seperti berikut

Contoh Menu Sehari ...... Kalori


1 2 3 4 5 6
Waktu Bahan Makanan Penukar Gram URT Contoh Menu

14
Pagi ............... .. P karbohidrat ...... ...... - ..........
............... .. P hewani ...... ...... - ..........
............... .. P nabati ...... ...... - ..........
............... .. P sayuran ...... ...... - ..........
Selingan ............... .. P buah ...... ...... - ..........
Siang ............... .. P karbohidrat ...... ...... - ..........
............... .. P hewani ...... ...... - ..........
............... .. P nabati ...... ...... - ..........
............... .. P sayuran ...... ...... - ..........
............... .. P buah ...... ...... - ..........
Selingan ............... .. 1P buah ...... ...... - ..........
Malam ............... .. P karbohidrat ...... ...... - ..........
............... .. P hewani ...... ...... - ..........
............... .. P nabati ...... ...... - ..........
............... .. P sayuran ...... ...... - ..........
............... .. P buah ...... ...... - ..........
4. Pada tabel
Kolom 2: jenis bahan makanan
Kolom 3: jumlah penukar
Kolom 4: berat bahan makanan dalam garam
Kolom 5: banyaknya bahan makanan dalam ukuran rumah tangga (URT)
5. Menu ditulis pada kolom 6
Menu sebaiknya:
a. Dalam satu hidangan satu saja yang berkuah
b. Dalam satu hidangan tidak lebih dari satu macam lauk yang digoreng
atau dengan santan sehingga penggunaan minyak tidak berlebihan, lauk
selebihnya dimasak dengan sedikit minyak seperti sup, tumis, kukus,
panggang, bakar, dll
c. Sebaiknya penggunaan bahan makanan bervariasi sesuai dengan bahan
makanan penukar
6. Makanan keluarga
Menu makanan disesuaikan dengan kesukaan keluarga. Jumlah makanan
yang dimasak tentunya sesuai dengan banyaknya anggota keluarga yang
kebutuhan kalorinya berbeda-beda. Untuk memudahkan perkiraan
kebutuhan gizi setiap anggota keluarga sebaiknya potongan bahan makanan
dibuat sesuai besar porsi makanan penukar.

3. Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolik


3.1 Menjelaskan manfat olahraga pada pasien sindroma metabolik (berdasarkan
biokimia dan fisiologi tubuh manusia)
3.1.1. Olahraga Dapat Meningkatkan HDL
Banyak penelitian yang menganjurkan bahwa endurance exercise
memiliki hubungan positif dengan peningkatan kadar kolesterol HDL
pada pria. Akan tetapi, pada wanita hubungan antara endurance
exercise dengan kolesterol HDL masih belum jelas. Respon terhadar
kadar kolesterol HDL akan berbeda tiap individu tergantung pada
intensitas, durasi dan frekuensi latihan, kadar kolesterol awal, dan
lamanya periode latihan

15
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Couillard et al, 2001
endurance exercise yang dilakukan secara reguler dapat sangat
membantu terhadap pria dengan kadar kolesterol HDL yang rendah,
kadar trigliserid yang meningkat, dan obesitas tipe abdominal. Akan
tetapi, pada beberapa subjek penelitian yang diketahui memiliki kadar
HDL yang rendah akibat dari isolated hipoalfalipoproteinemia
menunjukkan respon yang kurang. Jenis aktifitas fisik yang dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL yaitu aktifitas fisik dengan
intensitas sedang-berat yang dilakukan selama minimal 30 menit dan 3
kali dalam seminggu (Leon & Sanchez, 2001). Berdasarkan hasil meta-
analysis yang dilakukan oleh Kodama et al, 2007, aktifitas fisik yang
aerobik terbukti dapat meningkatkan kadar HDL 2.53 mg/dl dan
dengan kata lain dapat menurunkan risiko penyakit jantung sekitar
5.1% pada pria dan 7.6% pada wanita. Akan tetapi pada penelitian ini
menunjukkan bahwa peningkatan kadar HDL pada subjek yang
obesitas sangat sulit jika hanya mengandalkan aktifitas fisik.
Menurunkan berat badan yang dikombinasi dengan pembatasan kalori
dan aktifitas fisik merupakan cara yang lebih efektif.
Mekanisme bagaimana olahraga dapat meningkatkan kadar
kolesterol HDL belum sepenuhnya diketahui tetapi diyakini terdapat
hubungan setidaknya dalam meningkatkan ekspresi dari Lipoprotein
Lipase (LPL). Aktifitas LPL sudah dikenal memiliki hubungan positif
dengan kadar kolesterol, dan olahraga juga diketahui dapat
meningkatkan aktifitas LPL trigliserid (Thompson and Rader, 2001).
LPL adalah suatu enzim yang memiliki peranan penting dalam
metabolisme lipoprotein dimana enzim ini dapat masuk ke dalam
endothelium melalui heparin sulphate proteoglikan, kemudian
mengkatalisis proses hidrolisis dari trigliserida pokok (TGs) yang
berasal dari Triglyceride-rich Lipoportein (TGRL), seperti kilomikron
dan VLDL, dan menghasilkan asam lemak bebas. Setelah proses
hidrolisis TGRL oleh LPL, kemudian kolesterol bebas, fosfolipid, dan
apolipoprotein pun dihasilkan, yang akhirnya akan beperan dalam
proses maturasi HDL (Glades et al, 1993).
Peningkatan kadar HDL kolesterol melalui olahraga diketahui
menurunkan katabolisme apolipoprotein HDL, tapi tidak terlalu
rendah. Walaupun mekanisme penurunan katabolisme HDL dengan
olahraga juga mungkin berhubungan dengan aktifitas LPL mengingat
LPL juga memiliki peranan penting dalam mengatur fractional
catabolic rate (FCR) apolipoprotein HDL. Selain itu juga mungkin
dikarenakan olahraga memiliki efek fisiologis lain yang dapat
mempengaruhi turnover dari HDL dan efek tersebut mungkin berbeda
tergantung dari faktor-faktor metabolic, seperti adipositas visceral,
resistensi insulin, dan kadar trigliserid.
3.1.2. Olahraga dapat menjaga kadar gula darah
16
Ada banyak manfaat berolahraga secara teratur. Latihan olahraga
dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap
insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran
normal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada pria yang
diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per
minggu melalui latihan, ada penurunan 6% risiko relatif untuk
pengembangan diabetes. Penelitian itu juga mencatat manfaat yang
lebih besar pada pria yang lebih gemuk.
Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih
efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali
seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian
menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat
membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari
program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak
manfaat olahraga yang independen terhadap penurunan berat badan.
Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan,
keuntungannya meningkat secara substansial.
3.1.3. Keuntungan olahraga secara umum
a. Dengan berolahraga terjadi peningkatan kontraktilitas miokard,
peningkatan curah jantung, peningkatan denyut jantung, tekanan
darah dan respon perifer termasuk vasokonstriksi umum pada otot-
otot dalam keadaan istirahat, ginjal, hati, limpa dan daerah
splanknikus ke otot-otot kerja dan juga ada peningkatan tekanan
darah sistolik akibat curah jantung yang meningkat. Hal tersebut
akan memperlancar sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh tubuh
sehingga akan mencegah iskemia jaringan.
b. Selama olahraga, simpanan lemak tubuh akan dipecah menjadi
energi sehingga mampu menurunkan berat badan.
c. Olahraga teratur akan memperlancar sirkulasi darah. Darah
membawa oksigen, zat makanan dan za-zat penting lainnya ke
seluruh tubuh. Darah juga yang membawa produk sisa
metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan dari
tubuh. Sehingga semakin lancar darah mengalir, semakin baik
perfusi jaringan.
d. Meningkatkan pembuluh darah kolateral. Kondisi ini sangat
bermanfaat besar untuk pasien dengan penyakit jantung koroner.
e. Lancarnya peredaran darah dapat mengurangi aterosklerosis sebab
dengan arus darah yang lancar ke seluruh tubuh mencegah terjadi
gumpalan dan endapan-endapan lemak dalam pembuluh darah,
ditambah antioksidan dalam darah akan menetralkan radikal bebas
di pembuluh darah.
f. Memperbesar kapasitas darah dalam membawa oksigen sehingga
lebih banyak darah yang dapat mencapai seluruh bagian tubuh
manusia.
g. Paru-paru akan bertambah kapasitas pernapasannya, saat inspirasi
atau ekspirasi.
h. Merangsang pernafasan yang dalam, yang menyebabkan paru-paru
berkembang melalui refleks dan reaksi kimia. Hal ini menyebabkan
paru-paru lebih berdayaguna, sebab lebih banyak oksigen akan

17
disalurkan ke dalam darah dan lebih banyak karbondioksida yang
dapat dibuang dari dalam tubuh.
i. Mitokondria kita yakni komponen dari sel otot yang menyimpan
oksigen dan mengeluarkan energi menjadi lebih besar dan banyak
sehingga badan kita menjadi lebih efisien untuk membuang panas.
j. Otot jantung diperkuat, dan isi sekuncup bertambah. Meningkatkan
kerja dan fungsi jantung, dan pembuluh darah. Jantung kita dapat
memompakan jumlah darah yang lebih banyak dan berdenyut lebih
lambat. Membuat jantung lebih berdayaguna, jumlah darah yang
dipompakan lebih banyak.
k. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya.
l. Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan
menghindarkan anda dari kehilangan mineral tulang, dengan
demikian anda akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
m. Menormalisasi tekanan darah. Bila tekanan darah tinggi, olahraga
akan menurunkannya. Namun bila tekanan darah rendah, olahraga
justru akan menaikkannya menjadi normal.

3.2 Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien sindroma
metabolik
Latihan jasmani yang teratur akan memberi berbagai manfaat, diantaranya:
a. Memberikan lebih banyak tenaga
b. Memperkuat otot dan jantung
c. Meningkatkan kelenturan, kemampuan bernafas dan sirkulasi darah
d. Membantu mengatur berat badan, memperbaiki tekanan darah dan profil
lipid darah
e. Mengurangi stres dan memperlambat proses penuaan
f. Melawan dampak-dampak negatif dari kekurangan aktifitas
Prinsip latihan jasmani bagi pasien DM meliputi :
a. Frekuensi : sebaiknya 3-5 kali tiap minggu
b. Intensitas : ringan dan sedang (60-70% Maximum Heart Rate)
c. Durasi : 30-60 menit
d. Jenis : latihan jasmani yang meningkatkan kemampuan kardiorespirasi
seperti jalan, jogging, renang dan bersepeda.

Pemanasan (Warm up)


Tujuannya untuk menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi
hingga mendekati intensitas latihan serta menghindari cedera akibat latihan.
Gerakan ini dilakukan selama 5-10 menit.
Latihan Inti (conditioning)
Usahakan denyut nadi mencapai THR (Target Heart Rate). Apabila kurang
dari THR maka pasien tidak mendapat manfaat dari latihan, bila melewati THR
maka pasien kemungkinan mendapat risiko yang tak diinginkan. Untuk
menentukan THR = 75% x (220 - usia). Bila didapatkan hasilnya adalah Z
maka pasien akan melakukan latihan jasmani dengan sasaran denyut nadi
sekitar Z/menit.
Pendinginan (cooling-down)
Tujuannya untuk mencegah penimbunan asam laktat yang dapat
menimbulkan rasa nyeri pada otot setelah melakukan latihan jasmani atau

18
pusing akibat masih terkumpulnya darah pada otot yang aktif. Latihan ini
dilakukan selama 5-10 menit.
Peregangan (stretching)
Tujuannya untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih
teregang dan menjadikan lebih elastis. Latihan ini sangat bermanfaat terutama
untuk pasien DM usia lanjut.

4. Memberikan edukasi tentang ajaran Islam perihal makanan yang halal dan baik
4.1 Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram
4.1.1. Makanan Halal
Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk
dimakan menurut ketentuan syariat Islam. Segala sesuatu baik berupa
tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah halal
dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang
menghatamkannya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram
karena memberi mengandung mudharat atau bahaya bagi kehidupan
manusia. Allah berfirman:

Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al-Baqarah[2]: 168).
Dari dua ayat di atas maka jelaslah bahwa makanan yang dimakan
oleh seorang Muslim hendaknya memenuhi 2 syarat, yaitu:
a. Halal, artinya diperbolehkan untuk dimakan dan tidak dilarang oleh
hukum syara.
b. Baik, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan
Dengan demikian halal itu ditinjau dari Islam sedangkan baik
ditinjau dari ilmu kesehatan. Dalam Islam, halalnya suatu makanan
harus meliputi tiga hal, yaitu:
a. Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh
hukum syara, seperti nasi, susu, telor, dan lain-lain.
b. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus
diperoleh dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi
cara medapatkannya tidak sesuatu dengan hukum syara maka
menjadi haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
c. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu
yang halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara
atau proses pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti
kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai
dengan hukum Islam maka dagingnya menjadi haram.

19
Ketentuan-ketentuan makanan yang halal dan yang haram telah
dijelaskan oleh Rasulullah melalui sabdanya, yang artinya:
Rasulullah SAW ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit
binatang yang dipergunakan untuk perhiasan atau tempat duduk.
Rasulullah SAW bersabda:Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam
Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam
Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan),
maka barang itu termasuk yang dimaafkan. (HR. Ibnu Majah dan
Turmudzi).
Selanjutnya, Allah Swt berfirman:

Artinya:
(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di
sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang
terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-
orang yang beruntung. (QS. Al-Araf [7]: 157)
Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan
bahwa jenis-jenis makanan yang halal ialah:
a. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.
b. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
c. Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak
membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral,
dan aqidah.
4.1.2. Makanan haram
Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan
yang dilarang oleh syara untuk dimakan. Setiap makanan yang
dilarang oleh syara pasti ada bahayanya dan meninggalkan yang
dilarang syara pasti ada faidahnya dan mendapat pahala. Berikut
adalah jenis-jenis makanan yang termasuk diharamkan:
a. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-
Maidah ayat 3 dan Al-Anam ayat 145 :

20
Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. (QS. Al-Maidah [5]: 3)

Artinya:
Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang
diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang
hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua
itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka
sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Anam [6]: 145)
Dari dua ayat diatas, terdapat beberapa jenis barang yang
terang-terang diharamkan, yaitu: Bangkai (kecuali bangkai ikan
dan belalang), darah (kecuali hati dan limpa), daging hewan yang
disembelih ata nama selain Allah Swt), binatang yang mati
tercekik, terpukul, terjatuh, karena ditanduk binatang lain, diterkam
oleh binatang buas, dan yang disembelih untuk berhala.
b. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan. Firman
Allah:

21
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang
ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-
beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka[574]. Maka
orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang
beruntung. (QS. Al-Araf [7]: 157)
c. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat
terhadap jiwa, raga, akal, moral dan aqidah. Firman Allah:

Artinya:
Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang
keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi (akibatnya),
dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang
benar. (QS. Al-Araf [7]: 33).
d. Bagian berupa daging. Tulang atau apa saja yang dipotong dari
binatang yang masih hidup. Sabda Nabi Saw, artinya:
Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka
yang terpotong itu termasuk bangkai. (HR. Ahmad)
e. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti
makanan hasil curian, rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain
yang dilarang agama.

4.2 Menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran
Islam
1. Larangan Menggunakan Piring/Gelas Dari Emas Dan Perak
22
Islam melarang keras penggunaan piring atau gelas dari emas dan perak
untuk makan dan minum. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda
:

Artinya : "Dan janganlah kalian minum dari gelas emas atau perak, dan
jangan (pula) makan menggunakannya. bahwa itu (piring/gelas dari emas
dan perak) untuk mereka (non-muslim) didunia dan untuk kita diakherat."
(HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu
Majah)
2. Larangan Makan dan Minum Dengan Posisi Bersandar
Diriwayatkan dari Abu Juhaifah berkata :
: -
-

Artinya : "Aku pernah bersama Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-
ketika beliau berkata kepada seseorang yang bersamanya juga : Aku tidak
makan dalam posisi bersandar." (HR Bukhori, Ahmad, At-tirmidzi, Abu
Daud dan Ibnu Majah). Ibnu Hajar menjelaskan maksud bersandar dalam
hadist diatas : Macam-macam maksud bersandar seperti dalam hadist diatas
diantaranya adalah bersandar ditangan dengan posisi badan miring. juga
duduk dengan bersandarkan tangan kiri.
3. Mendahulukan Makan Dari Pada Sholat Ketika Makanan Telah Siap
Ketika hidangan makanan telah siap dan iqomah sholat telah
dikumandangkan, maka dahulukan makan dari pada sholatnya sesuai
dengan sabda Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

Artinya : "Jika telah siap hidangan makan malam untuk kalian dan (juga)
telah dikumandangkan iqomah sholat, maka mulailah dengan makan malam
dan jangan terburu-buru sampai selesai (dari makan malam)." (HR Bukhori,
Muslim, Ahmad, At-thirmidzi, Abu Daud, Ad-Darimi dan An-Nasai)
4. Membaca Basmalah Sebelum Makan Dan Minum, Hamdalah Setelahnya
Termasuk dari adab makan dan minum adalah membaca basmalah sebelum
makan dan minum, dan membaca hamdalah setelahnya. diriwayatkan dari
Umar bin Abi Salamah berkata :
- -

: - -
Artinya : "Ketika aku masih kecil dalam didikan Rosulullah -sholallahu
'alaihi wasallam-. dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring.
maka berkata kepadaku Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : wahai
anak. bacalah basmalah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan
makanlah apa yang dekat darimu." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu
Daud dan Ibnu Majah).
Dan membaca hamdalah setelah makan atau minum, sesuai dengan sabda
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :

23
Artinya : "Barang siapa yang setelah makan membaca Alhamdulillahil ladzi
ad'amani hadza wa rozaqanihi min ghoiri haulin minni wala quwwah maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR At-Tirmidzi. Al-Albani
berkata : hadist hasan)
5. Makan Dan Minum Dengan Tangan Kanan
Menggunakan tangan kanan untuk makan dan minum, dan Islam melarang
untuk menggunakan tangan kanan. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-
bersabda :

Artinya : "Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan
menggunakan tangan kiri." (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
6. Memakan Makanan Dari Yang Terdekat
Termasuk adab makan dan minum yang diajarkan Rosulullah -sholallahu
'alaihi wasallam- adalah memakan makanan dari yang terdekat.
sebagaimana sabda beliau kepada Umar bin Abi Salamah diatas.
7. Disunahkan Memakan Makanan Setelah Panasnya Berkurang
Ketika hidangan itu masih panas, disunahkan untuk menunggunya sejenak
sampai berkurang panasnya. berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari
Asma' binti Abi Bakar -radhiallahu 'anhuma- :
: ) (
" "
Artinya : "Bahwa ketika dia (Asma' binti Abi Bakar) menyiapkan bubur,
kemudian dia menutupnya sampai berkurang panasnya. dia berkata : aku
pernah mendengar dari Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- berkata :
Begitu adalah lebih besar berkahnya." (HR Ad-Darimi dan Ahmad). An-
Nawawi menjelaskan : bahwa yang demikian itu lebih besar berkahnya
karena ketika panasnya telah berkurang, seseorang akan terhindar dari
bahaya memakan makanan yang panas. sehingga tidak sakit dan kuat untuk
mengamalkan ketaatan kepada Allah.
8. Tidak Mencela Makanan
Memakan makanan yang disukai dan tidak mencela makanan ketika
makanan itu tidak kita sukai. sebagaimana yang dipraktekkan Nabi
-sholallahu 'alaihi wasallam- dalam hadist berikut :

Artinya : "Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tidak pernah mencela
makanan sama sekali. jika beliau mau maka beliau memakannya, dan jika
tidak makan beliau meninggalkannya." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan
At-Tirmidzi)
9. Tidak Meniup Pada Air Minum
Pada saat air minum masih panas, dibenci untuk meniupnya agar cepat
dingin. disarankan untuk menunggunya sampai dingin dengan sendirinya.
berdasarkan larangan dalam sabda Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-
berikut :

Artinya : "Jika salah seorang dari kalian hendak minum, maka jangan
meniup ke (air) dalam bejana." (HR Bukhori, Muslim dan Ahmad)
24
10. Tidak Minum Langsung Dari Mulut Teko
Jika hendak minum, hendaklah menuangkan air ke gelas terlebih dahulu.
dan tidak minum langsung dari mulut teko. Karena Rosulullah -sholallahu
'alaihi wasallam- melarang akan hal demikian.

Artinya : "Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- melarang minum
langsung dari mulut ceret atau teko." (HR Bukhori dan Ahmad)
11. Disunahkan Untuk Makan Bersama
Disunahkan berkumpul ketika ingin makan. makan bersama akan
menambah berkah. lebih banyak yang kumpul, maka lebih banyak
berkahnya juga. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallah bersabda :

Artinya : "Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua
orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk
delapan orang." (HR Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)
Beliau juga bersabda :

Artinya : "Berkumpulkan ketika makan dan bacalah nama Allah maka Allah
akan memberkati kalian dalam makanan itu." (HR Abu Daud dan Ahmad)
12. Tidak Berlebihan Dalam Makan Dan Tidak Juga Kekurangan
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menasehati untuk bijak dalam
segala hal, termasuk dalam makanan. setiap orang harus mengkira-kira
seberapa banyak yang dia butuhkan agar tidak berlebihan dan juga tidak
kekurangan. Dalam hadist, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-
bersabda :


Artinya : "Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiga untuk nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
13. Haram Duduk Pada Tempat Makan Yang Ada Minuman Kerasnya

5. Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu,
termasuk makan besar dan selingan
Menu Sehari Salma Nara Fadhilla: 747 kKalori

Bahan
Waktu Penukar Gram URT Contoh Menu
Makanan

Pagi Susu sapi Susu 200 cc 1 gls Susu


Selingan Mangga 1 buah 100 1 bh Mangga

25
Siang Nasi 1 karbohidrat 100 0.75 gls Nasi
Ayam 1 hewani 50 1 ptg sdg Ayam goreng
Sayuran 1 sayuran 100 1 mangkuk Sayur bayam

Selingan Apel 1 buah 75 1 bh Apel


Malam Nasi 1 karbohidrat 100 0.75 gls Nasi
Telur ayam 1 hewani 60 1 btr Telur mata sapi

DAFTAR PUSTAKA

1. Adult Treatment Panel III. 2001. Expert Panel on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults. Executive Summary of the Third
Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult
Treatment Panel III). Journal American Medical Association. 285(16) (p: 2486
96).
2. Angraeni D. 2007. Mewaspadai Adanya Sindrom Metabolic. Jurnal
Kedokteran Indonesia. 25(6) (p: 18 25).
3. Anwar T. 2008. Faktor risiko penyakit jantung koroner. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. (2009). Farmakologi dan
Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
5. Ganong, William E. 2008. Fisiologi Kedokteran. Ed. 22. Jakarta: EGC.
6. Guyton A. 1994. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-7. Jakarta: EGC (p: 330
333).
26
7. IDF. 2005. The IDF Concencus Worldwide Definition of the Metabolic
Syndrome. Journal American Medical Association. 213(12) (p: 1345 52)
8. Murray, RK. Granner, DK. Rodwell, VW. 2009. Biokimia Harper Ed. 27.
Jakarta: EGC.
9. Rini S. 2015. Sindrom Metabolik. Jurnal Majority No.4 Vol.4. (p: 88 93).
10. Shahab, A. 2007. Sindrom Metabolik. Jurnal media informasi Ilmu Kesehatan
dan Kedokteran. 10(4) (p: 2132).
11. Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta: EGC.
12. Staels B. PPAR gamma and atherosclerosis. Curr Med Res Opin
2005;21(suppl 1) (p:1320).
13. Sudoyo, Aru W, dkk. (eds.). 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5
Jilid 3. Jakarta: Interna Publishing.
14. Waspadji, S. Semiardji, G. 2004. Cara Mudah Mengatur Makanan Sehari-
hari: Seimbang dan Sesuai Kebutuhan Gizi. Jakarta: FKUI.
15. Waspadji, S. Suyono, S. 2007. Daftar Bahan Makanan Penukar Edisi 2.
Jakarta: FKUI.
16. Wirakmono. 2006. Sindrom Metabolik. Jurnal Kedokteran Indonesia. 35(10)
(p: 1026).
17. World Health Organization. 2000. Obesity: Preventing and Managing the
Global Epidemic. Geneva: WHO.
18. Zuhroni. 2010. Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Bagian Agama Universitas YARSI.

27

You might also like