You are on page 1of 10

PRESENTASI KASUS

SKABIES

Disusun Oleh :

dr. Arini Damayanti

Pembimbing :

dr. Inu Harimurti

PROGRAM INTERSIP DOKTER INDONESIA


KEMETRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2017
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia : 13 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam

II. Anamnesis
Diambil secara autoanamnesis pada tanggal 5 Agustus 2017.

Keluhan Utama :
Gatal-gatal disertai bintik-bintik kemerahan pada daerah punggung, perut,
lipatan paha dan lutut dirasakan sejak 1 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien seorang laki-laki datang ke poli umum diantar oleh ibunya dengan keluhan
gatal-gatal di daerah punggung, perut, lipatan paha, dan lutut dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu.
Awalnya pasien mengaku timbul bintik-bintik kemerahan dan terasa gatal pada
punggung pasien kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bila gatal timbul digaruk sampai
lecet. Gatal yang hebat dirasakan pada malam hari.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku tidak pernah mengalami seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
Riwayat Atopi
Penyakit alergi, asthma, dan eksim disangkal oleh pasien.

Riwayat Pengobatan
Sebelumya pasien belum pernah berobat.

Riwayat lingkungan
Pasien tinggal di pesantren (asrama) dengan lingkungan yang padat dan kurang sirkulasi.
Dan teman pesantrennya pun mengalami keluhan yang sama seperti pasien.

III. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Nadi : 80 x/menit.
Respirsi : 20 x/menit.
Suhu : 37 C
Berat badan : 30 kg

Kepala : Normocephali.
Mata : Konjungtiva Anemis(-/-), Sklera Ikterik (-/-).
KGB : Tidak Ada Pembesaran KGB.
THT : Tidak ada kelainan.
Cor : BJ I/II reguler, Murmur (-), Gallop(-).
Pulmo : Vesikuler di kedua lapang paru, Ronkhi (-/-),Wheezing(-/-).
Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) normal.
Extremitas : Akral hangat, edema -/-.
Status Dermatologis
Tampak papul-paul eritem berbatas tegas di punggung, lipatan paha, tangan, dan kaki
bentuk irreguler.
Morfologi lesi kulit:
Lokasi: generalisata (perut, punggung, tangan, lipatan paha)
Jumlah : multiple
Efluoresensi : papul, vesikel, urtika, krusta
Ukuran: miliar-lentikular
Susunan : linier-serpigenous

IV. Resume
Pasien seorang laki-laki datang ke poli umum diantar oleh ibunya dengan
keluhan gatal-gatal di daerah punggung, perut lipatan paha, dan lutut dirasakan sejak 1
minggu yang lalu. Awalnya pasien mengaku timbul bintik-bintik kemerahan dan terasa
gatal pada punggung pasien kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bila gatal timbul
digaruk sampai lecet. Gatal yang hebat dirasakan pada malam hari.
Pasien mengaku tidak pernah mengalami seperti ini sebelumnya. Dan tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat penyakit
alergi, asthma, dan eksim disangkal oleh pasien. Pasien tinggal di pesantren (asrama)
dengan lingkungan yang padat dan kurang sirkulasi. Dan teman pesantrennya pun
mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
V. Diagnosis Banding

1. Skabies

2. Prurigo

3. Dermatitis

VI. Diagnosis

Skabies

VII. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan.
Menghindari kontak langsung dan tidak langsung dengan orang yang terkena.
Menjemur alat alat tidur dan jangan memakai pakaian / handuk bersama sama.
Merebus pakaian, handuk, sprei, dan selimut.
Mengobati orang terdekat (anggota keluarga yang lain yang serumah) bila ada
yang menderita keluhan yang sama

Medikamentosa

Salep 24 jam kombinasi ( didiamkan selama 10 jam), bila belum sembuh diulang
setelah 1 minggu.
Cetirizin 2 x 1 tablet

VIII. Prognosis

Ad Vitam : ad bonam

Ad Functionam : ad bonam

Ad Sanationam : dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi
Skabies adalah penyakit menular yang ditandai dengan keluhan utama gatal terutama di
malam hari, yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya.

II. Epidemiologi
Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit, antara lain: sosial ekonomi yang
rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.

III. Etiologi
Penyebabnya adalah parasit Sarcoptes scabiei. Hewan ini termasuk filum Arthropodam kelas
Arachnida, ordo Ackarima, super family Sarcoptes scabiei. Secara morfologik, merupakan
tungau kecil berbentuk oval, punggungnya cembung, dan bagian perutnya rata. Ukuran yang
betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil,
yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2
pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina
berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan
rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus Hidup
Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-
kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau
betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-
3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai
jumlah 40-50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.
Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga ke luar. Setelah 2-3 hari larva
akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-
12 hari.

IV. Patogenesis
Suspek penderita yang mempunyai skabies tanpa memandang penderita dari segi usia
atau status sosial ekonomi. Penderita dengan skabies akan mempunyai rasa gatal dalam
jangka waktu yang pendek tetapi skabies yang telah infestasi akan menyabab gatal yang
lama dan persistent oleh itu, rasa gatal ini dinama the sevenyear itch.

Gejala cardinal

Pruritus nokturna, merupakan karakteristik yang utama yaitu rasa gatal yang hebat pada
malam hari sehingga mengganggu ketiduran. (tetapi rasa gatal tetap ada pada waktu yang lain
yang tidak separah malam) dan sering menunjuk infestasi skabies.

Skabies terjadi pads kelompok manusia, misalnya sebuah keluarga atau teman serumah.

Tempat-tempat predileksi biasanya ditempat yang strarum korneum yang tipas, yaitu
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar lipat ketiak bagian depan,
areola mame (wanita), umbilikus, bokongm genitalia eksterna (pria) dan perut baigan bawah.
Pada dewasa biasanya bagian kepala dan muka terbebas daripada infeksi skabies.

Lesi primer terowong pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabuan-abuan
yang membentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjangnya 1cm. ujung terowong ditemukan
papul (biasanya reaksi hipersensitivitas) dan vesikel atau pustula (mengandungi skabies)

Lesi sekunder disebabkan oleh garuk-garuk dengan karakteristik ekskoriasi, ekzema,


krusta yang warnanya seperti madu, post-inflamasi hiperpigmentasi, purigo nodules dan
pioderma. Lesi sekunder ini bersifat polimorf.
V. Manifestasi Klinis

Ada 4 tanda kardinal:

1. Pruritus nokturna, gatal malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih
tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas
2. Penyakit ini menyerang berkelomppok, misalnya sebuah keluarga bila salah satu anggota
keluarga terkena maka biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi
(hiposensitisasi).
3. Ada terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, panjang kira-kira 1cm, dan pada ujung
terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimorf.
4. Menemukan tungau (hal paling diagnosis). Dapat ditemukan satu atau lebih stadium
hidup tungau ini.
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan minimal 2 dari 4 tanda kardinal.

Cara menemukan tungau:

1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel
dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca objek, lalu ditutup dengan
kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar
3. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan dua jari kemudian dibuat
irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya
4. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E

VI. Diagnosis Banding


Terdapat pendapat bahwa skabies merupakan the great imitator, ini karena skabies
menyerupai banyak penyakit kulit lain dengan keluhan gatal. Penyakit lain yang
menyerupai skabies karena terdapat pruritus lokal atau generalisata dengan ruam adalah:
erupsi obat alergik, dermatitis atopik, dermatitis kontak, eksema dishidrotik, urtikaria,
pitiriasis rosea, dermatitis herpetiformis, pedikulosis korporis, pediculosis pubis, liken
planus, dan pruritus metabolik. Selain itu, urtikaria papular (gigitan serangga), prurigo
nodularis dan sifilis sekunder juga dapat menjadi diagnosa banding skabies karena ruam
papul muncul pada semua penyakit ini. Jika terdapat infeksi sekunder pada skabies, maka
diagnosa menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Diagnosa banding termasuk impetigo,
ektima, furunkolosis, dan psoariasis.

VII. Penatalaksanaan
Syarat pengobatan yang ideal adalah :

1. Harus efekif terhadap semua stadium tungau


2. Harus tidak menimbulkan iritasi dn tidak toksik
3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
4. Mudah diperoleh dan harganya murah
Cara pengobatannya adalah seluruh anggota keluarga harus diobati (terasuk penderita yang
hiposensitisasi).

Jenis Obat Topikal :


Belerang endap (sulfur presipitatum)
Kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif
terhadap stadium telur, maka penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari.
Kekurangannya yang lain adalah berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang
menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berusia krang dari 2 tahun.
Emulsi Benzil-Benzoas (20-25%)
Efektif terhadap semua stadium, diberkn setiap malam selama tiga hari. Obat ini
sulit peroleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah
dipakai.
Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan=gammexane)
Kadarnya 1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stadium, mudah digunakan, dan jarang member iritasi. Obat ini tidak
dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap
susunan saraf pusat. Pemberianna cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala
diulangi seminggu kemudian.
Krotamiton
10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai dua efek
sebagai antiskabies dan antigatal; harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra.
Permetrin
Kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gameksan,efektivitasnya sama,
aplikasi hanya sekali dan hapus setelah 10 jam. Bila sembuh diulangi seelah
seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 tahun.

VIII. Prognosis
Prognosis skabies dengan memperhatikan pemilihan obat dan cara pemakaian obat dan
menghilangkan faktor predisposisi (misalnya higene) maka penyakit ini dapat diberantas
dan memberi prognosis yang baik.

You might also like