Professional Documents
Culture Documents
M ~ CMH
MH = massa hidrogen
C = bilangan bulat
=
=
=massa hidrogen
=
=
Massa atomik mengacu pada massa atom netral. Bukan pada inti, jadi massa elektron
orbital dan masaa ekivalen energi ikatnya termasuk dalam besaran massa atom.
Hubungan massa inti atom dan massa atom adalah
M(atom) = M (inti atom) + M (elektron) + energi ikat elektron total
2. Jari-jari (radius) Inti
Jari-jari inti belum bisa ditentukan/diukur secara langsung Ada dua metode,
yaitu cara Nuklir dan Cara Elektromagnetik. Jika diasumsikan inti bulat (bola), maka
jejarinya ditentukan degan persamaan:
R= ro. A1/3
3. Muatan Inti
Model atom Rutherford dapat menjelaskan spektra sinar-X unsur-unsur yang
diukur oleh Moseley (1913). Dari data Moseley diketahui bahwa muatan inti adalah
Z.e, dengan Z = nomor atom, dan e = + 1,602 x 10-19 C
Contoh:
Menentukan muatan inti atom 24
Z=2
Jadi muatan inti = Ze
= 2 1,6 x1019
= 3,2 1019
A A
I Lk S k
k 1 k 1
Momentum sudut suatu unti atom dapat ditunjukkan dari hyperfine-structure splitting
garis-garis spektrum suatu atom. Pauli menerangkan hyperfine-structure splitting ini
dengan anggapan bahwa inti mempunyai momentum sudut, sehingga terjadi
gandengan antara momentum sudut inti dengan momentum sudut total dari elektron.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, inti terdiri dari A nukleon, yang masing-masing
mempunyai momentum sudut orbital dan spin:
Untuk proton, momen magnetik proton, Mp, dan momentum sudut orbital, Lp.
e
M lp Lp
2Mp
1. Peluruhan Radioaktif
2. Reaksi Inti
Unsur radioaktif, inti-intinya meluruh menjadi inti yang lain yang lebih stabil.
Pada peristiwa peluruhan radioaktif inti-inti berubah dengan sendirinya tanpa
dipengaruhi atau berlangsung secara alami. Tetapi sebenarnya perubahan inti-inti
radioaktif juga dapat dilakukan dengan cara menembakkan partikel-pertikel yang
mempunyai energi cukup sehingga berlangsung reaksi pada unsur yang ditembaki.
Reaksi yang terjadi dinamakan reaksi nuklir. Jadi reaksi inti atau reaksi nuklir
adalah proses yang terjadi apabila partikel-pertikel nuklir (nukleon atau inti atom)
saling mengadakan kontak.
Reaksi inti ditulis sebagai berikut:
atau disingkat :
X adalah inti awal, Y inti akhir, sedang a dan b masing-masing adalah partikel datang
dan yang dipancarkan. Apabila suatu partikel ditembakkan pada inti X, maka ada
beberapa kemungkinan yang terjadi, yakni hamburan elastik, hamburan inelastik dan
reaksi inti. Para ahli banyak menggunakan reaksi inti ini untuk tujuan analisis
kualitatif dan kuantitatif dalam suatu penelitian, misalnya AAN (Aktivasi Neutron).
Dalam reaksi inti berlaku beberapa hukum kekekalan, antara lain:
a. Hukum kekekalam muatan
Z = tetap
b. Hukum kekekalan massa dan energi
MA.C2 + ma.C2 + Ka = MB.C2 + Mb.C2 + Kb + Kb
MA.C2 + ma.C2 = MB.C2 + Mb.C2 + Q
Dimana Q = energi reaksi
= KB + Kb Ka
(Energi kinetik)
Bila Q > 0 reaksi ekso energi
Q < 0 reaksi endo energy
c. Hukum kekekalan nomor massa
A = tetap
d. Hukum kekekalan momentum sudut inti
I = tetap
e. Hukum kekekalan paritas
= tetap
f. Hukum kekekalan momentum linier
P = tetap
Partikel yang digunakan untuk menembaki inti-inti radioaktif agar terjadi reaksi
nuklir adalah partikel , partikel , sinar , netron, proton dan deuteron. Pada
peristiwa reaksi nuklir, inti yang ditembaki akan berubah menjadi inti yang lain
disertai pelepasan partikel lain dan energi. Besarnya energi yang terbentuk pada
peristiwa reaksi sama dengan selisih massa mula-mula dengan massa akhir. Reaksi
inti dapat digolongkan dengan beberapa cara, tergantung pada keadaan yaitu sebagai
berikut:
Klasifikasi reaksi inti menurut partikel penembak
Menurut klasifikasi ini dapat digolongkan dalam beberapa golongan, yakni:
a. Reaksi partikel bermuatan
Termasuk reaksi ini adalah reaksi p, d, , C12, O16.
b. Reaksi netron
Partikel yang ditembakkan adalah netron
c. Reaksi foto nuklir
Partikel yang ditembakkan adalah foton (sinar gamma)
d. Reaksi elektron
Partikel yang ditembakkan adalah elektron
Klasifikasi reaksi inti menurut energi partikel penembak
a. Untuk reaksi netron, energi netron penembak dapat digolongkan dalam
empat golongan, yaitu:
Netron termik dengan energi datang ~ 1/40 eV
Netron epitermik dengan energi datang ~ 1 eV
Netron datang dengan energi datang ~ 1 keV
Netron cepat dengan energi datang 0,1 10 MeV
b. Untuk reaksi partikel bermuatan, partikel penembak digolongkan sebagai
berikut:
Partikel berenergi rendah : 0,1 10 MeV
Partikel berenergi tinggi : 10 100 MeV