Professional Documents
Culture Documents
AGAMA
Disusun Oleh :
Desiana Fatimatuzzahro
1B
Dosen :
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN SERANG
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
Jln. Letnan Jidun No. 2 Serang
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan anugrah Ilahi untuk pertumbuhan bayi kini
semakin tergeser oleh penggunaan susu formula. Penyebabnya adalah semakin meningkatnya
angka partisipasi angkatan kerja perempuan, kuatnya penetrasi iklan susu formula beserta
distribusinya hingga ke desa-desa disertai budaya modern yang mempengaruhi ibu menyusui
sesegera mungkin menyapih anaknya. Pentingnya penggunaan ASI itulah sehingga
dipandang perlu dibuatkan RPP Pemberian ASI pada yang akan berlaku secara nasional dan
Peraturan Daerah yang berlaku dalam wilayah Sulawesi Selatan, agar ASI tidak tergantikan
oleh susu formula.
Kandungan zat gizi ASI seperti adanya protein dan lemak, mengandung laktosa dan
vitamin, ada zat besi, garam, kalsium dan fosfat serta memiliki kandungan air yang cukup
sekalipun berada pada iklim panas. ASI memiliki kandungan protein dan lemak yang tepat
untuk kebutuhan bayi dalam jumlah yang pas. Kandungan laktosa (gula susu) ASI juga
sangat tepat untuk kebutuhan bayi disamping kandungan vitamin sehingga tidak perlu lagi
menyediakan vitamin tambahan selama enam bulan pertama.
Besarnya faedah ASI bagi bayi baru lahir menyebabkan potensi terkena penyakit
diare lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Demikian pula
gangguan kesehatan lainnya seperti gangguan saluran pernafasan dan telinga tengah
serta penyakit infeksi lainnya.
Imunitas bayi pengkonsumsi ASI terhadap penyakit infeksi disebabkan oleh ASI
bebas bakteri sehingga terjamin kebersihannya. ASI juga mengandung antibodi (zat
kekebalan) imunoglobulin terhadap bakteri infeksi yang membantu bayi terlindungi dari
ancaman penyakit infeksi hingga sang bayi bisa memproduksi sendiri antibodinya.
Kandungan sel darah putih (leukosit) dalam ASI juga turut membantu mencegah penyakit
infeksi pada bayi.
Didalam ASI juga terdapat zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteria
khusus yaitu laktobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. Laktobacillus bitidus inilah
yang mencegah bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan diare. Kandungan laktoferin
dalam ASI juga turut membantu mencegah pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Nifas
Nifas adalah pendarahan yang terjadi setelah melahirkan. Sedangkan dalam
terminologi hukum Islam, nifas berarti darah yang keluar dari dalam rahim wanita selama
atau setelah persalinan. Darah yang keluar dari rahim wanita setelah keguguran juga disebut
nifas.
Tidak ada batas waktu minimal dalam nifas. Bahkan, jika setetes darah keluar dari
dalam rahim selama atau setelah melahirkan, itu tetap dianggap nifas. Durasi maksimal nifas
adalah empat puluh hari.
Bila darah darah keluar hanya beberapa hari setelah melahirkan, dan kemudian keluar
lagi beberapa hari kemudian, selama masih dalam jangka waktu 40 hari setelah melahirkan,
itu tetap disebut nifas.
Ketika pendarahan telah berhenti, wanita harus segera mandi besar. Setelah itu wanita
bisa menjalankan hak dan kewajibannya kembali, seperti shalat dan puasa.
Sering kali terjadi ketika wanita mengira masa nifasnya berakhir, karena sudah tidak
terjadi pendarahan, maka mandi besar lah dia dan menunaikan shalat. Tetapi beberapa hari
kemudian terjadi lagi pendarahan, bila belum melewati batas 40 hari, maka ladies harus
segera meninggalkan shalat.
Bila setelah 40 hari masih ada darah yang keluar dari dalam rahim, hak itu bukan lagi
nifas, tetapi disebut istihada. Ketika istihada, wanita tetap wajib menjalankan shalat.
Nifas ialah darah yang keluar dari farji orang perempuan setelah ia usai melahirkan
sekalipun yang dilahirkannya belum berbentuk manusia dan rahim telah menjadi kosong.
Dengan demikian darah yang keluar diantara lahirnya dua anak kembar bukanlah nifas,
melainkan bisa saja haidl jika memenuhi ketentuan-ketentuan hukum haidl dan jika tidak
maka darah tersebut adalah darah rusak/istihadhah.
Adapun masanya menurut hasil pengamatan Imam SyafiI, sedikit-dikitnya satu
majjah-satu tetes-, pada umumnya 40 hari dan selama-lamanya 60 hari.
Jika dikaji secara mendalam penyakit kekurangan gizi disebabkan karena tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gisi esensial. Selain itu, adanya
ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan penyakit
infeksi. Dampak dari penyebab semua ini akan berlanjut pada penyakit akut maupun kronik.
Adapun penyakit yang dimaksud adalah:
3.1 Kesimpulan
Nifas ialah darah yang keluar dari farji orang perempuan setelah ia usai melahirkan
sekalipun yang dilahirkannya belum berbentuk manusia dan rahim telah menjadi kosong.
Dengan demikian darah yang keluar diantara lahirnya dua anak kembar bukanlah nifas,
melainkan bisa saja haidl jika memenuhi ketentuan-ketentuan hukum haidl dan jika tidak maka
darah tersebut adalah darah rusak/istihadhah.
Adapun masanya menurut hasil pengamatan Imam SyafiI, sedikit-dikitnya satu
majjah-satu tetes-, pada umumnya 40 hari dan selama-lamanya 60 hari.
ASI adalah ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yan luar biasa terhadap
setiap bayi yang terlahir ke muka bumi. Di dalam Surat Cintanya, bertebaran ayat-ayat
tentang ASI. Antara lain :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan (Al-Baqarah [2]: 233)
Dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada bayi
adanya ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan
penyakit infeksi. Dampak dari penyebab semua ini akan berlanjut pada penyakit akut maupun
kronik. Adapun penyakit yang dimaksud adalah:
1. Berat bayi lahir rendah (BBLR)
Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat dampak krisis ekonomi terhadap
kesehatan adalah ibu. Kesehatan ibu ini akhirnya akan mempengaruhi kualitas bayi yang
dilahirkan dan anak yang dibesarkan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu
dampak dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan akan mempunyai statuz gizi
buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga berdampak
serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan mental anak,serta berpengaruh pada penurunan IQ.
2. Gangguan pertumbuhan
Telah disebutkan diatas bahwa status gizi yang buruk akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan. Dalam teori pertumbuhan ada banyak jenis yang perlu dibahas seperti mental,
fisik, sosial, spritual, dan budaya. Sehingga jika status gizi buruk tidak ditangani secara intensif
maka generasi akan cenderung mengalami gangguan mental, fisik, sosial, spritual, dan budaya.
Tapi yang paling berpengaruh adalah gangguan perilaku dan fungsi otak. Generasi akan
mengalami kebodohan dan isolasi sosial hingga akhirnya bunuh diri.
3. Kurang Energi Kronis (KEK)
KEK adalah keadaan ibu yang menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronis) sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK
dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan Ibu hamil (bumil). Tentunya selang waktu dari
KEK ini cukup lama. Karena mulai dari usia subur dengan status gizi buruk akan berdampak
pada rahimnya kemudian berdampak pada kehamilannya dan akhirnya berdampak pada
janinnya, masa persalinan sampai bayi dan anaknya yang akan tumbuh secara terus menerus
dengan disertai gangguan dan hambatan.
4. Gangguan pertahanan tubuh
Status gizi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stres
menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga seseorang mudah terserang infeksi
seperti pilek, batuk, diare,. Pada usia balita, keadaan ini akan mengakibatkan kematian
DAFTAR PUSTAKA
http://pandidikan.blogspot.co.id/2010/04/nifas.html
http://www.vemale.com/topik/kehamilan/30119-pengertian-nifas-menurut-islam.html
http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/12/makalah-gizi-seimbang-bagi-bayi.html
https://parentingislami.wordpress.com/2009/01/28/asi-dalam-al-qur%E2%80%99an-
ungkapan-cinta-allah-swt/
http://www.kompasiana.com/yantigobel/asi-pandangan-kesehatan-dan-
islam_550df227813311c52cbc6040