Professional Documents
Culture Documents
5 Mencari Cf
Koefisien Friction Resistance didapat dari persamaan :
Cf = 0.075/(logRn-2) (Harvald page 118)
= 0.0016
Tidak ada koreksi anggota badan kapal yang meliputi daun kemudi, lunas bilga, boss
baling-baling, dan poros baling-baling, karena permukaan basah anggota badan kapal
relatif kecil, sehingga dapat diabaikan.
6 Mencari Cr dari diagram
Cr atau tahanan sisa kapal dapat ditentukan melalui diagram Guldhammer - Harvald
dengan hasilnya adalah sebagai berikut :
Lwl/1/3 = 5.24
prismatic coefisien ()= Cb/
=(0,08*Cb)+0,93 = 0.9888
so ()= 0.7433 finding Cr on the residuary resistance of ship's diagram
Fn= 0.20 finding Cr on the residuary resistance of ship's diagram
b. Rasio B/T
Karena diagram tahanan tersebut dibuat berdasarkan rasio Lebar-Sarat sama dengan 2,5
maka kapal yang mempunyai lebar-sarat lebih besar atau lebih kecil dari harga tersebut
harus dikoreksi.
Berdasarkan hasil pengujian yang ada untuk saat ini, rumus koreksi adalah : (HARVALD
5.5.17, TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL, hal 119)
B/T = 2.4296296296
Rumus koreksi :
10CR=10CR(B/T=2.65) + 0.16 ( B/T - 2.5 )
Cr = 0.001014
c. Penyimpangan LCB :
LCB pada Lines plan = e%*Lwl e% = 2.09%
dmana LWL = 106.490
d. Badan Kapal
Badan kapal yang harus dikoreksi adalah :
# Propeller boss
Untuk full ship, Cr ditambah 3-5%, diambil 3%,maka :
Cr = (1+3%)*0.000771067
Cr Total = 0.001422
7 Tahanan tambahan
Sesuai dengan buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL halaman 132 :
Displacement Ca
1000 0.0004
8579.039 Ca
10000 0
8 Tahanan Udara
berdasarkan pengujian yang dilakukan di terowongan angin, rata-rata harga koeffisien
tahanan angin untuk kapal General Cargo Caa: Tahanan & Propulsi. Hal 78)
Caa = 0.00007
9 Tahanan Kemudi
Sesuai dengan buku Tahanan Dan Propulsi halaman 132, nilai koreksi tahanan
kemudi adalah :
Cas = 0.00004
b. BHPmcr
Kondisi maksimum daya main engine adalah 90 % dari BHPscr
BHPmcr = BHPscr/0,90
= 2763.220 HP
= 2060.533 kW
PEMILIHAN MOTOR INDUK
Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat ditentukan
spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini.
Adapun data-data utama motor induk ini antara lain :
Merk : MAN B&W
Cycle : 2 Strokes
Type : S 26 MC
Jumlah Cylinder 6
Cylinder Bore : 260 mm
Cylinder Strokes : 980 mm
BHP at MCR : 2400kW / 3270 BHP
Engine Speed : 250 Rpm
SFOC : 179 gr / kWh
SLOC : 1-1.6 gr / kWh
Dimensi :
- panjang mm
- lebar mm
- tinggi mm
- berat ton
Data Kapal TIPE MESIN YANG DIPILIH
Tipe Kapal Bulk
GENERAL
Carrier
CARGO
Dimensi Utama Merk : MAN B&W
Lpp : 101.42 m Cycle : 2 Strokes
B : 16.40 m Type : S26MC
H : 8.25 m Engine Speed : 250 Rpm
T : 6.75 m BHP at MCR mesin: 2400 kW
Cb : 0.74 : 3270 BHP
Vs : 12.5 Knot BHP Scr : 2780 Hp
6.4305 m/s SHP : 2724 Hp
1 m = 3.28084 ft DHP : 2669 Hp
EHP : 1579 Hp
Rt dinas 180.6287 kN
jarak sarat air dengan centre line propeller (h) = 6.9629 meter
Jenis Prop DHP (Hp) SHP (Hp) N (Rpm) Ratio G/B N (Rpm) w Vs (knot) Va (knot)
B4-40 2669 2723.9 250 1 250.000 0.305 12.5 8.69
Jenis Prop DHP (Hp) SHP (Hp) N (Rpm) Ratio G/B N (Rpm) w Vs (knot) Va (knot)
B4-40 2669 2723.9 124 1 124.000 0.305 16 8.69
grafik CAVITATION
Jenis Prop No Ae/Ao Ao Ae Ad Ap (ft^2) Ap (m^2) Va (m/s)
0.523 B4-40 1 0.4 66.406 26.562 26.5623 24.14482 2.243 4.469
T
Ap0,5( Vr)2
2
Vr 2=Va2 +( 0.7+nD ) 188,2+19,62h
EHP 2 2
Va2 +( 4,836 xn xD )
(1t)xVs
Lihat grafik
N (rps) Vr^2 T c itungan 0.7R C Kavitasi ?
4.167 679.76 241.37 0.309 0.478 0.176 kavitasi 0.523
Jenis Prop Ratio G/B 0,65T clearance prop. syarat clearance pitch
B4-40 1 4.4 4.948 tdk memenuhi!!!! 3.3880
2 Menghitung BP
(Tahanan dan propulsi kapal,Hal 145)
dimana : N = putaran propeller = putaran mesin / rasio gearbox
P = SHP mesin
Untuk penggunaan gearbox pembalik arah putaran mesin,
Putaran Mesin = 250
Rasio gearbox = 1
Putaran Propeler = Putaran Mesin / Putaran Gear Box
= 250 RPM
= 4.166666667 RPS
sehingga didapatkan
= 58.656
0,1739.Bp = 1.332
5 Menghitung Db
Besarnya Db tergantung dari jumlah propeller yang dipakai
Untuk Single-Screw Propeller Db = 0.95 Do
Untuk Twin-Screw Propeller Db = 0.98 Do
Sehingga, untuk kapal ini yang menggunakan single-screw propeller
Db = 0.95 x Do = 8.691899 feet
= 2.649291 m
catatan : dalam hal ini harus diperhitungkan/dipertimbangkan pula diameter maksimal propeller yang
bisa dipasang
6 Mendapatkan nilai b
= 250.126582
1/j = 2.47
= 59.36000998 ft
Dari grafik yang dipakai dapat kita ketahui nilai perbandingan Ao/Ae, untuk propeller B4-85 berarti
perbandingan Ao/Ae = 0.85
Sehingga nilai Ae dapat diketahui :
Ae = 0.50 x Ao = 50.45511 ft
9 Menghitung Ap
= 45.17 ft
= 4.20
Untuk menentukan terjadi kavitasi atau tidak nilai kita gunakan diagram kavitasi
Dari diagram Kavitasi didapat nilai c sebesar 0.15
karena c pada perhitungan lebih kecil dibanding c pada grafik maka propeler tersebut
tidak kafitasi
III.3. PEMILIHAN PROPELLER DAN PERHITUNGAN KAVITASI
No Jenis Prop DHP (Hp) SHP (Hp) N (Rpm) Ratio G/B N (Rpm) w Vs (knot)
1 B4-40 2669 2723.9 250 1 250.000 0.305 12.5
No Jenis Prop D0 (ft) Db (ft) Dmax (ft) Db < Dmax b 1/Jb P/Db
1 B4-40 9.677 9.193 34.974 terpenuhi 264.557 2.61 0.690
No Jenis Prop
1 B4-40 0.523
2 B4-55 0.562
3 B4-70 0.510
4 B4-85 0.500
cavitation
No Jenis Prop Ae/Ao Ao Ae Ad Ap (ft^2) Ap (m^2)Va (m/s)
1 B4-40 0.4 66.406 26.562 26.56225 24.145 2.243 4.469
No Jenis Prop Jenis Prop Ratio G/B 0.7T clearance prop syarat c pitch
1 B4-40 0.523 B4-40 1 6.9629 3.110 oke!!! 1.933
Menentukan nilai Kq, Kt, dan J pada Kq, Kt, J diagram open water
Propeller yang digunakan adalah B4.85
P/D J Kt 10 Kq Effisiensi
0.75 0 0.32 0.42 0
0.75 0.1 0.3 0.38 0.14
0.75 0.2 0.27 0.34 0.26
0.75 0.3 0.23 0.3 0.38
0.75 0.4 0.19 0.26 0.48
0.75 0.5 0.15 0.21 0.55
0.75 0.6 0.11 0.16 0.52
0.75 0.7 0.07 0.11 0.3
0.75 0.75 0.03 0.08 0
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Data0 - data 0.1
yang didapatkan
0.2 dari
0.3 perhitungan 0.5
10 kq 0.4
sebelumnya
0.6 antara
0.7 lain : 0.8 0.9
Perhitungan - Perhitungan
Kondisi Ideal
J C2 Kt
0.00 1.42 0.00
0.10 1.42 0.01
0.20 1.42 0.06
0.30 1.42 0.13
0.40 1.42 0.23
0.50 1.42 0.35
0.60 1.42 0.51
0.70 1.42 0.69
0.80 1.42 0.91
0.840 1.42 1.00
1.1
Chart Title
1
Kt, 10Kq, ef.
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
10 kq Kt Effisiensi Propeler curve
J
Dari hasil perpotongan Kt pada kondisi open water dengan Kt hasil perhitungan (perpotongan
kedua diagram) maka dapat ditentukan titik - titik operasi engine-propeller pada tabel sebagai
berikut
Karena Nilai efisiensi hasil perpotongan lebih besar dari nilai efisiensi minimum yang harus
terpenuhi dalam perancangan propeller maka, dikatakan kondisi ini memenuhi syarat efisiensi
BHP
diambil effisiensi shaft 98% sesuai dengan yang ditentukan di refrensi
Dalam hal ini keadaan rough hull diperhitungkan dengan nilai koefisien pengotoran = 5%,
sehinggaputaran yang pada lebih rendah 5% daya propeller yang dibutuhkan tetap seperti kondisi
ideal
3000
2800
2600
2400
2200
SERVICE
2000
1800 IDEAL
1600 ENVELOPE
1400
1200
1000
800
150 170 190 210 230 250 270 290
SERVICE
2000
1800 IDEAL
1600 ENVELOPE
1400
1200
1000
800
150 170 190 210 230 250 270 290
3300 Match
Point
3000
Power (kW)
Desain Point
2700
2400
2100
Fouling
1800
1500
100 105 110 115 120 125 130 135
Jarak garis bagi jari-jari : Center line ke Trailing Edge Center line ke Leading Edge
r/R Jarak (m) mm L 0.6 R (mm) Konstanta Ord (mm) L 0,6 R (mm) Konstanta Ordinat (mm)
0.2 0.271 271.000 1259.439 0.292 367.504 1259.439 46.90% 590.677
0.3 0.407 406.500 1259.439 0.333 419.645 1259.439 52.64% 662.968
0.4 0.542 542.000 1259.439 0.373 469.771 1259.439 56.32% 709.316
0.5 0.678 677.500 1259.439 0.408 513.599 1259.439 57.60% 725.437
0.6 0.813 813.000 1259.439 0.439 553.145 1259.439 56.08% 706.293
0.7 0.949 948.500 1259.439 0.467 587.906 1259.439 51.40% 647.351
0.8 1.084 1084.000 1259.439 0.484 608.939 1259.439 41.65% 524.556
0.9 1.220 1219.500 1259.439 0.470 591.936 1259.439 25.35% 319.268
1 1.355 1355.000 1259.439 0.201 253.651 1259.439 0.00% 0
Panjang elemen total Ketebalan maksimum blade tiap Jarak ordinat Tebal
elemen dari nilai ordinat tebal maks maksimum dari Leading
Edge
r/R L 0.6 R Konstanta Ordinat (mm) r/R Konstanta (%D)Ordinat (mm)Konstanta (%D)Ordinat(mm)
0.2 1259.439 0.761 958.181 0.2 3.66% 99.186 35.0% 335.363
0.3 1259.439 0.860 1082.613 0.3 3.24% 87.804 35.0% 378.915
0.4 1259.439 0.936 1179.086 0.4 2.82% 76.422 35.0% 412.680
0.5 1259.439 0.984 1239.036 0.5 2.40% 65.040 35.5% 439.858
0.6 1259.439 1.000 1259.439 0.6 1.98% 53.658 38.9% 489.922
0.7 1259.439 0.981 1235.257 0.7 1.56% 42.276 44.3% 547.219
0.8 1259.439 0.900 1133.495 0.8 1.14% 30.894 47.9% 542.944
0.9 1259.439 0.724 911.204 0.9 0.72% 19.512 50.0% 455.602
1 1259.439 0.000 0.000 1 0.30% 8.130 - -
r/R
100% 80% 60% 40% 20% 20% 40% 60% 80% 90% 95% 100%
Tip
0.2 R 30.00 16.20 10.90 5.45 1.55 0.45 2.80 7.40 13.50 21.65 23.75 36.75
0.3 R 25.35 12.00 5.80 1.70 0.45 1.30 4.65 10.70 16.25 19.80 31.00
0.4 R 17.85 6.20 1.50 0.30 1.75 5.90 9.96 13.45 24.35
0.5 R 9.70 1.75 0.35 1.70 0.45 7.25 17.05
0.6 R 5.10 0.30 1.90 10.25
0.7 R
0.8 R
0.9 R
0.95 R
r/R
100% 80% 60% 40% 20% 20% 40% 60% 80% 90% 95% 100%
Tip
0.2 R 35.15 61.75 81.45 94.90 97.70 89.65 74.95 51.95 35.55 24.65
0.3 R 38.75 68.80 85.10 96.80 97.70 90.05 75.80 55.95 37.45 26.75
0.4 R 41.50 68.75 86.55 97.00 97.50 90.10 77.20 55.70 38.85 27.30
0.5 R 41.65 68.40 86.10 96.95 97.00 89.70 77.40 55.75 37.55 25.70
0.6 R 40.20 67.15 85.40 96.80 98.10 90.65 75.40 51.65 34.35 23.35
0.7 R 39.40 66.90 84.90 96.65 97.60 89.15 73.20 49.00 32.95 23.00
0.8 R 40.95 67.80 85.30 96.70 97.00 86.30 70.00 47.00 31.65 22.45
0.9 R 45.15 70.00 87.00 97.00 97.00 87.00 70.00 45.15 30.10 22.00
0.95 R 44.80 72.00 88.80 97.20 97.20 88.80 72.00 44.80 29.30 21.60
dinat (mm)
dinat(mm)
Distribusi Pitch
* Faktor Material :
CW = 560 / ( Rm + 160 )
Dimana, Rm = b x g
= 646.8
Jadi, Cw = 560 / (646.8 + 160 )
= 0.69
* Putaran Poros :
N = 237.73 Rpm
Sehingga
Ds F x K ( SHP x Cw/N )1/3
418 208.160 mm
Maka diameter poros dapat dinyatakan memenuhi syarat.
DHPx 75 x 60
Mt = kg . m
2 x xN
Dimana = MT= Momen Torsi (Kg.m)
DHP= Delivery Horse Power (Hp)
N= Kecepatan Putar Propeller (Rpm)
Jadi :
Mt= 22972.30274154 Kg.m
Pd
T = 9, 74 105
N
= 28508958.76343 kgmm = 286 x 10^5 Kg.mm
T 286 . 105
F= =
0 . 5 xDs 0. 5 x 416
= 137062.30174727 Kg
Sedangkan tegangan gesek yang diijinkan (tka) untuk pemakaian umum pada poros
diperoleh dengan membagi kekuatan tarik sb dengan faktor keamanan (Sf1 x Sf2), sedang
harga untuk Sf umumnya telah ditentukan ;
Sf1 = umumnya diambil 6 (material baja)
Sf2 = 1,0 1,5 , jika beban dikenakan secara tiba-tiba
= 1,5 3,0 , jika beban dikenakan tumbukan ringan
= 3,0 5,0 , jika beban dikenakan secara tiba-tiba dan tumbukan berat
Karena beban pada propeller itu dikenakan secara tiba-tiba, maka diambil harga Sf 2 =
1,5. Bahan pasak digunakan S 45 C dengan harga sb = 58 kg/mm2.
sb 58
t ka = = = 6, 444 Kg/mm2
Sf1 Sf 2 61, 5
Sedangkan tegangan gesek yang terjadi pada pasak adalah ;
F
k= = 4.8816576467 Kg/mm2
B . L
karena tk < tka maka pasak dengan diameter tersebut memenuhi persyaratan bahan.
G. Penampang Pasak
= BxT
= 5402.25 mm2
H Kedalaman Alur Pasak (t1)
t1= 0.5xt
= 24.5 mm
Jika daya P (dalam Kw) adalah daya normal output suatu motor penggerak, maka berbagai faktor
keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan sehingga koreksi pertama dapat dibuat kecil. Jika
faktor koreksi adalah Fc dan daya perencanaan Pd sebagai patokan maka didapatkan :
Pd= Fc x P (Kw)
Dimana : Fc= faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, yaitu antara 1,0 1,5
(diambil 1)
Di samping perhitungan di atas, juga diperlukan perhitungan untuk menghindari dari kerusakan
permukaan samping pasak yang disebabkan oleh tekanan bidang.
F
P= =
L. (t 1 ataut 2 )
= 14.6449729402 Kg/mm2
Sedangkan harga tekanan permukaan untuk poros dengan diameter yang besar (>
100 mm) adalah Pa = 10 kg/mm2. Karena harga P< Pa, maka dengan dimensi tersebut telah
memenuhi persyaratan.
VI.6. KOPLING
Kopling direncanakan sebagai berikut
Jumlah Baut Kopling
* Direncanakan = 8 buah baut.
A. Ukuran Kopling
* panjang tirus (BKI) untuk kopling :
l = (1.25 1.5) x Ds
diambil l = 1.5 x Ds
jadi,l= 441 = 627 mm
* Kemiringan tirus :
Untuk konis kopling yang tidak terlalu panjang maka direncanakan nilai terendahnya
untuk menghitung kemiringan :
x = 1/10 x l = 62.7 mm
* Diameter terkecil ujung tirus :
Da = Ds 2 x 240.6 mm
* Diameter luar kopling :
Dout = (3 5,8) x Ds
Diambil, Dout = 3xDs =
= 882 mm
* Ketebalan flange kopling Sfl = Pw Cw
370
n D
= 37.158844044
= 46 mm
* Diameter lingkaran baut kopling :
Db= 2.6 x Ds
= 2x418
= 588 mm
* Panjang Kopling
L= (2.5-5.5)Ds x 0.5
= 5 x 418 x 0.5
= 1045 mm
Dimana :
Df= 16 x
Pw106
nDzRm
Pw= 2031.22 Kw
D= 588 mm
Rm= 646.8 N/mm2
n= 237.73 mm
z= Jumlah Baut,8 buah
Jadi :
Df= 44.932314434
= 70 mm
Pd
T = 9, 74 105
N
= 8322141.34977 = 235 x 10^5 Kg.mm
Sedangkan,
F= 2T/Ds
= 56613.20646102 Kg
D. Lebar Pasak (B) :
B= (0.25~0.35)Ds
= 0.25 x 416
= 73.5 mm
= 104 mm
E. Tegangan Geser Yang Bekerja :
tk = F/B x L
= 113185.68/(104xL)
Dengan Syarat ta tk,maka nilai "L" dapat diketahui sebagai berikut :
6.444 113185 . 68
104 xL
L 84.4751325936
Syarat pasak (0,75 1,5) x Ds , dalam perhitungan ini diambil nilai 0.75 ;
L= (0.75)x416
220.5 mm
Sehingga panjang pasak diambil = 312 mm
F. Tebal Pasak (t) :
t= 1/6 x Ds Dimana:Ds = 416 mm
49 mm
Koreksi :
1 Syarat = a > sb = memenuhi
2 Syarat = a > c = memenuhi
BAB VII
PERENCANAAN STERN TUBE
Stern tube merupakan tabung poros yang digunakan sebagai media pelumasan poros propeller dengan
bearing juga dapat berfungsi sebagai penyekat jika terjadi kebocoran. Pada perencanaan ini, sebagai pelumas
poros digunakan air laut. Perencanaan stern tube adalah sebagai berikut :
Jenis pelumasan poros propeller kapal ini direncanakan menggunakan sistem pelumasan minyak.
VII.2. PANJANG TABUNG POROS PROPELLER (Ls)
Panjang stern tube disesuaikan dengan jarak antara stern post dengan sekat
belakang kamar mesin dalam hal ini diperoleh berdasarkan jarak gading yaitu
600 mm sehingga diperoleh :
Ls= 5 x jarak gading
= 5 x 600
= 3000 mm
B=
(( )
Ds
30
3,175
)
=
(( )
416
30
= 31.115
3,175
mm
)
~ 44.2 mm
v. Jarak maximum yang diijinkan antara bantalan / bearing (lmax) :
lmax = k1 x (Ds^0.5)
Dimana, k1 = 280 - 350 (untuk pelumasan dengan air laut)
= 350 x (416^0.5)
= 6001.2498698188 mm
tb= 0.18 x DS
tb= 0.18 x 416 mm
tb= 52.92
VII.4. TEBAL STERN TUBE
T=
(( ) (
Ds
20
+ 3
25 . 4
4 ))
T=
(( 416
20 ) +( 3
4 ))
25 . 4
= 33.75 mm
Tinggi buritan berbentuk segi empat untuk panjang kapal L 125 m, maka :
i. Lebar = (1.4 L) + 90 Dimana : L = 98.6 m
= (1.4 x 98.60) + 90
= 228.04 mm
~ 229 mm
ii. Tinggi= (1.6 L) + 15
= (1.6 x 98.60) + 15
= 172.76
~ 173 mm
VII.6. PERENCANAAN GUARD
Perencanaan gambar untuk guard adalah sebagai berikut :
i. Panjang Guard = 190 mm
ii. Tebal Guard = 20 mm
Perencanaan Filling Pipe :
Perencanaan sistem filling pipe, maka direncanakan untuk system pengunci
menggunakan system pipa dengan diameter 12 x M20 sesuai dengan gambar.
Perencanaan Inlet Pipe :
Perencanaan system lubricating inlet pipe menggunakan diameter yang disesuaikan dengan perencanaan
yang ada pada gambar dimana diameternya direncanakan sebagai berikut :
* Diameter ulir luar 30 mm
* Diameter ulir dalam 20 mm