You are on page 1of 6

Pengertian corporate social responsibility (CSR) sudah banyak

didefinisikan oleh para ahli akhir-akhir ini. Meskipun belum ada


defenisi corporate social responsibility (CSR) yang dapat diterima
secara universal, pada umumnya definisi yang beranekaragam tersebut
memiliki ciri-ciri yang sama mengenai cara pandang terhadap inti dari
defenisi CSR itu sendiri.
Adapun pengertian corporate social responsibility (CSR) menurut
pandangan para ahli dan berbagai organisasi dunia antara lain:
1. World Business Council for sustainable development: komitmen berkesinambungan dari
kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan member kontribusi bagi pembangunan ekonomi,
seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal
dan masyarakat luas pada umumnya.
2. Commision of the European Communities: Tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya
adalah sebuah konsep dimana perusahaan memutuskan secara suka rela untuk memberikan
kontribusi demi mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih.
3. CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip
ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para pihak
yang berkepentingan.
4. Business for Social Responsibility: corporate social responsibility (CSR) adalah pencapaian
kesuksesan komersil dalam artian penghargaan terhadap nilai kesusilaan dan penghormatan
terhadap manusia, masyarakat dan lingkungan
5. Ethics in Action Awards: corporate social responsibility (CSR) adalah istilah yang menjelaskan
tentang kewajiban perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada para pihak yang
berkepentingan disetiap operasi dan aktivitasnya.
6. Khourey: corporate social responsibility (CSR) adalah keseluruhan hubungan antara
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan(Stakeholders).
7. Indian NGO.com: corporate social responsibility (CSR) adalah sebuah proses bisnis dimana
institusi dan individual sangat sensitif dan berhati-hati terhadap akibat langsung maupun
tidak langsung dari aktivitas internal dan eksternal masyarakat, alam dan dunia luar.
8. Kicullen dan Kooistra: corporate social responsibility (CSR) adalah tingkatan
pertanggungjawaban moral yang dianggap berasal dari perusahaan diluar kepatuhan
terhadap hukum negara.
9. Fraderick et al: corporate social responsibility (CSR) dapat diartikan sebagai prinsip yang
menerangkan bahwa perusahaan harus dapat bertanggungjawab terhadap efek yang berasal
dari setiap tindakan didalam masyarakat maupun lingkungannya.

Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)


didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber
daya perusahaan. Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007) Corporate Social
Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan
dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa
hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.

Reza Rahman memberikan 3 (tiga) defenisi CSR sebagai berikut:

1. Melakukan tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, lebih dari batas-
batas yang dituntut dalam peraturan perundang-undangan;
2. Komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas; dan
3. Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja
dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat
(local) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup;

CSR menurut Merrick Dodd menyatakan, bahwa CSR adalah suatu pengertian
terhadap para buruh, konsumen dan masyarakat pada umumnya dihormati sebagai
sikap yang pantas untuk diadopsi oleh pelaku bisnis.. Saleem Sheikh menjelaskan
bahwa CSR merupakan tanggung jawab perusahaan, apakah bersifat sukarela atau
berdasarkan undang-undang, dalam pelaksanaan kewajiban sosial-ekonomi di
masyarakat. Salem Sheikh mengamati bahwa CSR meliputi 2 (dua) hal yang utama
dalam corporate philanthropy(filantropi korporasi), yang Pertama, perusahaan
melakukan peranan jasa sosial, Kedua, melaksanakan trusteeship principle(prinsip
perwalian), dimana direksi bertindak sebagai wali bagi pemegang saham, kreditur,
buruh, konsumen dan komunitas yang lebih luas.

Ramon Mullerat menggambarkan CSR sebagai konsep bahwa perusahaan secara


sukarela sebagai penghargaan kepadastakeholders yang lebih luas memberikan
kontribusi terhadap lingkungan hidup lebih bersih, kehidupan masyarakat lebih baik
melalui interaksi aktif dengan semua pihak. S. Zadek, M. Fostater dan P. Raynard
membagi CSR ke dalam 3 (tiga) generasi yakni mulai dari yang sifatnya sekedar
filantropis, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari strategi bersaing jangka
panjang perusahaa, serta yang terakhir yang lebih maju lagi, yakni yang berorientasi
pada advokasi dan kebijakan publik.

2. Manfaat bagi Masyarakat & Keuntungan Bagi perusahaan

CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank
Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR
meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber
daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan
kemampuan organisasi. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang
dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis
melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).

3. Membangun Citra Perusahaan Melalui Program CSR

Dalam News Of PERHUMAS (2004) disebutkan, bagi suatu perusahaan, reputasi dan
citra korporat merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai harganya. Oleh
karena itu segala upaya, daya dan biaya digunakan untuk memupuk, merawat serta
menumbuhkembangkannya.

Beberapa aspek yang merupakan unsur pembentuk citra & reputasi perusahaan antara
lain:

1. Kemampuan finansial,
2. Mutu produk dan pelayanan,
3. Fokus pada pelanggan,
4. Keunggulan dan kepekaan SDM,
5. Reliability,
6. Inovasi,
7. Tanggung jawab lingkungan,
8. Tanggung jawab sosial, dan
9. Penegakan Good Corporate Governance (GCG).

Berdasarkan sifatnya, pelaksanaan program CSR dapat dibagi dua, yaitu :

Program Pengembangan Masyarakat (Community Development/CD); dan


Program Pengembangan Hubungan/Relasi dengan publik (Relations Development/RD).

Sasaran dari Program CSR (CD & RD) adalah:

1. Pemberdayaan SDM lokal (pelajar, pemuda dan mahasiswa termasuk di dalamnya);


2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat sekitar daerah operasi;
3. Pembangunan fasilitas sosial/umum,
4. Pengembangan kesehatan masyarakat,
5. Sosbud, dan lain-lain

Prinsip CSR

CSR terdiri dari 3 prinsip utama menurut Crowther & Aras (2008:11) yaitu:
Sustainability

Berkaitan pada efek pengambilan tindakan yang diambil masa sekarang telah
mempunyai pilihan yang tersedia di masa depan. Apabila sumber daya dimanfaatkan
di masa sekarang maka tidak akan ada cukup sumber daya di masa depan, dan ini
adalah perhatian khusus jika sumber daya mempunyai jumlah yang terbatas.

Accountability

Accountability berkaitan dengan pengakuan perusahaan dalam melakukan tindakan


yang mempengaruhi lingkungan eksternal dan karena itu perusahaan berasumsi untuk
betanggung jawab pada tindakan yang dilakukan. Prinsip ini berdampak pada
hitungan akibat efek dari tindakan yang diambil perusahaan baik internal organisasi
maupun eksternal.

Transparency

Transparency, sebagai prinsip, berarti akibat internal dari tindakan dari organisasi
dapat dipastikan dari laporan yang dibuat organisasi dan fakta yang ada tidak
disembunyikan dalam laporan tersebut. Dengan demikian semua akibat dari tindakan
yang dilakukan oleh organisasi, termasuk dampak internal, seharusnya muncul secara
nyata kepada semua melalui penggunaan informasi yang disediakan mekanisme
pelaporan organisasi.

Penerapan CSR Indosat mencakup 5 inisiatif, yang dilakukan secara


berkesinambungan yaitu:
Organizational Governance. Penerapan tata kelola Perusahaan terbaik termasuk mematuhi
regulasi dan ketentuan yang berlaku, berlandaskan 5 prinsip: transparansi, akuntabilitas,
pertanggung jawaban, interpendensi dan kesetaraan.

Consumer Issues. Menyediakan dan mengembangkan produk dan jasa telekomunikasi yang
memberikan manfaat luas bagi pemakainya, layanan yang transparan dan terpercaya.

Labour Practices. Mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan antara


Perusahaan dan karyawan serta pengembangan sistem, organisasi dan fasilitas pendukung
sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Perusahaan.

Environment. Mengembangkan budaya Peduli lingkungan termasuk upaya-upaya nyata untuk


mengurangi penggunaan emisi karbon dalam kegiatan perusahaan.

Community Involvement. Ikut mengembangkan kualitas hidup komunitas dalam hal kualitas
pendidikan sekolah dan olahraga, kualitas kesehatan, serta ikut serta dalam mendukung
kegiatan sosial komunitas termasuk bantuan saat bencana/musibah.

ALASAN PERUSAHAAN MENDIRIKAN


CSR
Mungkin ada di antara sebagian pembaca yang bertanya mengapa
perusahaan harus melakukan kegiatan CSR? mengapa pula harus
mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak sedikit untuk melakukan
program atau kegiatan CSR? Setidaknya ada tiga alasan mengapa
perusahaan melakukan CSR. Tiga alasan tersebut
yaitu compliance, risk minimisation dan value creation.

Ketiganya membentuk sebuah kontinum (Bhatt, 2002:6). Berikut


diuraikan penjelasan singkat mengenai ketiga hal tersebut.

1. Compliance. Perusahaan setidaknya harus patuh (comply) terhadap peraturan nasional.


Demikian pula dengan multinasional yang harus mematuhi ketentuan hukum, kesepakatan,
konvensi ataupun standar internasional yang berlaku.
2. Risk minimisation. Lebih dari sekedar kepatuhan, perusahaan harus
menyadari impact nyata dan impactpotensial secara sosio ekonimi, politik maupun
lingkungan. Berdasarkan pada kesadaran inilah, perusahaan harus mengembangkan dan
mengimplementasikan kebijakan serta prosedur untuk meminimalisasi berbagai kerusakan
atau kerugian yang mungkin dihasilkan dari operasi perusahaan atau dari rekanan
bisnisnya.
3. Value Creation. Lebih dari sekedar kepatuhan dan meminimalisasi kerusakan, perusahaan
dapat menciptakan positive social value dengan melibatkan masyarakat di
dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi sosial (innovative social
investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan (policy dialogue), dan
membangun istitusi masyarakat (building civic institution), baik secara mandiri ataupun
bersama dengan perusahaan yang lain.
Demikian salah satu perspektif alasan mengapa perusahaan-perusahaan
melakukan program atau kegiatan CSR.

MANFAAT CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY BAGI PERUSAHAAN
Meningkatkan Citra Perusahaan
Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan
sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.

Memperkuat Brand Perusahaan

Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara


membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan
keberadaan produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan

Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan


sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah
daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi
yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.

Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya

Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan


menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan
pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama.

Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh


Perusahaan

Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan
kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi
dalam perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi
perusahaan dalam bisnis global.

Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan

Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada
perusahaan yang telah melakukan CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti
perbankan, lebih memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang
melakukan CSR.

Meningkatkan Harga Saham

Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis
utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan rutin, masyarakat bisnis (investor,
kreditur,dll), pemerintah, akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal
perusahaan. Maka permintaan terhadap saham perusahaan akan naik dan otomatis
harga saham perusahaan juga akan meningkat.

You might also like