Professional Documents
Culture Documents
Gejala Penanganan
Perasaan limbung Baringkan korban dalam posisi
Pandangan berkunang-kunang terlentang
Telinga berdenging Tinggikan tungkai melebihi ting gi
Nafas tidak teratur jantung
Muka pucat Longgarkan pakaian yang me
Biji mata melebar ngikat dan hilangkan barang yang
Lemas menghambat pernafasan
Keringat dingin Beri udara segar
Menguap berlebihan Periksa kemungkinan cedera lain
Tak respon (beberapa menit) Selimuti korban
Denyut nadi lambat Korban diistirahatkan beberapa saat
Bila tak segera sadar, periksa
nafas dan nadi, posisi stabil
kemudian rujuk ke instansi ke
sehatan
Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami ke kurangan
cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi
cairan yang ma suk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan
elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan ka rena kurang minum
dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu
panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala Penanganan
Gejala dehidrasi ringan Mengganti cairan yang
Kekurangan cairan 5% dari berat badan hilang dan mengatasi
Penderita merasa haus shock
Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit Mengganti elektrolit
Gejala dehidrasi sedang yang le mah
Kekurangan cairan antara 5%-10% dari berat Mengenal dan mengatasi
badan kom plikasi yang ada
Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit Memberantas
Nadi lemah penyebabnya
Sangat haus Rutinlah minum jangan
Gejala dehidrasi berat tunggu haus
Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
Hipotensi
Mata cekung
Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
Kejang-kejang
Gejala Penanganan
Sukar bicara tanpa berhenti, Tenangkan korban
untuk menarik nafas Bawa ketempat yang luas
Terdengar suara nafas dan sejuk
tambah an Posisikan
Otot Bantu nafas terlihat me duduk Atur nafas
nonjol (dileher) Beri (bantu) oksigen
Irama nafas tidak teratur
bila diperlukan
Terjadinya perubahan warna
kulit merah/pucat/ kebiruan/
sianosis)
Kesadaran menurun
(gelisah/ meracau)
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari
benturan keras
Gejala Penanganan
Warna kebiruan/merah pada kulit Kompres dingin
Nyeri jika di tekan Balut tekan
Kadang disertai bengkak Tinggikan bagian luka
Direktorat Pembinaan SMK (2013) 75
Prosedur Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Luka yaitu suatu keadaan terputus nya kontinuitas jaringan secara tiba-
tiba karena kekerasan/injury.
Gejala Penanganan
Terbukanya kulit Bersihkan luka dengan anti septic
Pendarahan (alcohol/boorwater)
Rasa nyeri Tutup luka dengan kasa steril/
plester
Balut tekan (jika pendarahan nya
besar)
Jika hanya lecet, biarkan ter buka
untuk proses pengeringan luka
Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat
yang bersifat membakar).
Gejala Penanganan
Matikan api dengan memutuskan Luka ditutup dengan perban atau
suplai oksigen kain bersih kering yang tak dapat
Perhatikan keadaan umum melekat pada luka
penderita Penderita dikerudungi kain pu tih
Pendinginan yaitu dilakukan de Luka jangan diberi zat yang tak larut
ngan membuka pakaian penderita/ dalam air seperti mentega, kecap
korban. Kemudian, merendam Khusus untuk luka bakar di daerah
dalam air atau air mengalir selama wajah, posisi kepala harus lebih
20 atau 30 menit. Untuk daerah tinggi dari tubuh
wajah, cukup di kompres air.
Gejala Penanganan
Cucilah bagian yang tergigit dengan
air hangat dengan sedikit antiseptik.
Bila pendarahan, segera dirawat
kemudian dibalut.
Gigitan ular; tidak semua ular ber bisa, akan tetapi hidup penderita/
korban tergantung dari ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang
meragukan ambillah sikap menganggap bahwa ular tersebut berbisa.
Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3, yaitu :
Gejala Penanganan
Hematotoksin (keracunan Terlentangkan/ baringkan pen derita
dalam) dengan bagian yang ter gigit lebih rendah
Neurotoksin (bisa/racun dari jantung.
menye rang sistem saraf) Tenangkan penderita, agar pen jalaran bisa/
Histaminik (bisa racun ular tidak se makin cepat
menyebabkan alergi pada Cegah penyebaran bisa pende rita dari
korban) daerah gigitan yaitu:
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkak an untuk membendung se
bagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
menghalangi alir an arteri. Torniquet /
toniket dikendorkan setiap 15 menit selama
+ 30 detik
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
Lakukan kompres es,
Usahakan agar penderita setenang
mungkin, bila perlu berikan petidine 50 mg/
im untuk menghilangkan rasa nyeri.
Perawatan luka
Hindari kontak luka dengan larutan asam
KMn04, yo dium atau benda panas
Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan
ke dalam lukanya, bila perlu pengeluar an
ini dibantu dengan pe ngisapan melalui
breast pump sprit atau dengan isapan mu lut
sebab bisa ular tidak ber bahaya bila ditelan
(selama tidak ada luka di mulut).
Bila memungkinkan, berikan suntikan anti
bisa (antifenin)
Perbaikan sirkulasi darah
Kopi pahit pekat
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
9. Gigitan lipan
Gejala Penanganan
Ada sepasang luka bekas gigitan Kompres dengan air dingin dan cuci
Sekitar luka bengkak, rasa ter dengan obat antiseptik
bakar, pegal dan sakit biasanya Beri obat pelawan rasa sakit, bila
hilang dengan sendirinya se telah gelisah bawa ke paramedik
4-5 jam
Gejala Penanganan
Pembengkakan, gatal dan ke Lepaskan lintah/pacet dengan
merah-merahan (lintah) bantuan air tembakau/ air garam
Bila ada tanda-tanda reaksi
kepekaan, gosok dengan obat atau
salep anti gatal
Kemudian hal yang perlu diketahui seorang pekerja dalam memberikan
pertolongan kepada pihak lain dapat berupa evakuasi korban. Bentuk
bantuan evakuasi korban yaitu merupakan salah satu tahapan dalam
pertolongan pertama untuk memin dahkan korban ke lingkungan yang aman
dan nyaman, agar men dapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip evakuasi adalah :
Dilakukan jika mutlak perlu
Menggunakan teknik yang baik dan benar
Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta
memiliki semangat untuk me nyelamatkan korban dari bahaya
yang lebih besar atau bahkan kematian.
Alat Pengangkutan
Untuk melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara
atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi
yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua
macam alat pengangkutan, yaitu:
Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pe
ngangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila petugas
penolong satu orang maka korban dapat dievakuasi dengan cara :
Dipondong; untuk korban ringan dan anak-anak
Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah
tulang
Dipapah; untuk korban tanpa luka di bahu atas
Dipanggul/digendong Merayap posisi miring
Bila petugas penolong dua orang maka korban dapat dievakuasi dengan
memperhatikan yaitu pengangkutannya tergantung cidera penderita tersebut
dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk
mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung. Karena itu cara
evakuasi dapat dilakukan dengan cara:
Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
Model membawa balok
Model membawa kereta