You are on page 1of 9

Mata Kuliah Hidrologi Rabu, 12 November 2014

Dosen : Sisi Febriyanti, S. Si

Dimas A Prasetya, ST

ANALISIS DATA DEBIT

Sri Budiati

J3M113061

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014
Pendahuluan

Analisis debit aliran merupakan suatu kajian atau telaah data debit yang
diarahkan pada suatu hasil perumusan atau pendekatan potensi sumberdaya air
yang tersedia. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran sebaran data baik
nilai besarannya maupun waktu kejadiannya serta probabilitas kejadian yang
diinginkan, seperti: besarnya debit andalan (Tikno Sunu 2000).
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang
mengalir dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter
per/detik, untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup
untuk disalurkan ke saluran yang telah disiapkan. Debit aliran adalah jumlah air
yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air
yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan
adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam
bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan
waktu (Asdak,2002).

Hidrograf adalah diagram yang menggambarkan variasi debit atau


permukaan air menurut waktu. Kurva tersebut memberikan gambaran mengenai
berbagai kondisi yang ada didaerah tersebut. Kalau karakteristik daerah aliran itu
berubah maka bentuk hidrograf juga akan mengalami perubahan. Kegunaan utama
hidrograf satuan adalah untuk menganalisis proyek-proyek pengendalian banjir.
Faktor utama untuk menentukan bentuk hidrograf adalah karakteritik DAS dan
iklim. Unsur iklim yang perlu diketahui adalah jumlah curah hujan total, intensitas
hujan, lama waktu hujan,penyebaran hujan dan suhu (Agus 2011).

Tujuan
Tujuan dari praktikum analisis data debit adalah mengenal data debit
sungai dan konversi satuan serta membuat hidrograf debit sungai dan kurva durasi
debit harian.
Metodelogi

Alat dan bahan

Praktikum ini hanya melakukan penghitungan dengan data debit harian


(m3/detik) tahun 2004 Stasiun Monjot (Induk Sungai Cimanuk). Alat-alat yang
diperlukan dalam praktikum ialah alat tulis dan kalkulator sebagai alat bantu
hitung. Perhitungan dapat juga menggunakan aplikasi pengolah angka di
komputer (lap top).

Metode

Adapun langkah-langkah dalam melakukan perhitungan sebagai berikut:


1. Isi table yang telah disediakan dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah debit = Q
Q
Rata-rata debit =
n
Aliran/km2 (liter/detik) =Rata-rata Debit satu bulan x 1000
Luas DAS

Tinggi aliran (mm)


Q
I. Tebal =
LuasDAS
II. Qjanuari = 31 hari x 86400 detik x rata-rata bulan januari
III. Luas DAS = Luas DAS (km2) konversi menjadi m2
IV. Tinggi aliran (m) dikonversi menjadi mm
Volume (m3 x 106) = tinggi aliran (m) x luas DAS (m2)
= x 106 m3

2. Urutkan data debit sesuai dengan hari dalam satu tahun


3. Buat hidograf debit sungai dengan memplotkan data debit sebagai sumbu y
dan hari ke- sebagai sumbu x
4. Flow duration Curve dibuat dengan menggunakan data debit harian selama
satu tahun dengan jumlah hari (N) adalah 366 hari. Caranya adalah sebagai
berikut :
Urutkan data debit dari nilai terkecil hingga yang terbesar
Hitung frekuensi terlampaui (exceedance frequency) berdasarkan
persamaan berikut ini :

EFq = i ; i = hari ke-


N

Tabulasikan pasangan data debit dengan nilai frekuensi terlampaui


Plotkan tabulasi pasangan data dengan nilai frekuensi terlampaui sebagai
sumbu x dan nilai debit sebagai sumbu y. sumbu y dibuat dalam skala
logaritmik.
Lengkapi table
Pembahasan

Ketersediaan data debit aliran yang panjang dan lengkap sangat


mendukung dalam program perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air di suatu
wilayah atau Dearah Aliran Sungai. Data debit tersebut umumnya diturunkan dari
data muka air dengan menggunakan persamaan rating curve yang telah ditetapkan
untuk titik lokasi pengukuran, maka setiap nilai muka air yang telah terukur akan
dapat diketahui besaran debitnya (Tikno Sunu 2000).
Salah satu cara untuk mencegah/mengatasi bencana banjir yang akan
terjadi di daerah hilir adalah dengan membangun suatu bangunan air.
Ketersediaan data debit sungai yang memadai dan representatif pada suatu daerah
pengaliran sungai (DPS) sangat berpengaruh pada proses dan hasil perencanaan
bangunan pengembangan sumber daya air (Soemarto1987).

Distribusi debit bulanan yang terbesar terjadi pada bulan Januari yakni
sebesar 4723,1 m3 setelah bulan Januari terjadi fluktuasi besaran debit dan yang
terendah terjadi pada bulan Oktober yakni sebesar 68,76 m3. Nilai tersebut dilihat
berdasarkan terjadinya hujan pada masing-masing bulan. Musim kemarau terjadi
pada bulan Juli-Oktober. Bulan-bulan tersebut memiliki curah hujan yang kurang
dibuktikan dengan nilai debit terendah terjadi pada bulan Oktober. Sedangkan
nilai debit tertinggi pada bulan Januari, karena bulan Januari-Juni merupakan
bulan dengan curah hujan tinggi. Akan tetapi tinggi rendahnya curah hujan masih
diikuti dengan faktor lain yang mempengaruhi debit aliran, misalnya laju
infiltrasi. Selain itu jumlah debit aliran pada tiap bulan berbanding lurus dengan
nilai volume debit yang terjadi. Volume debit tertinggi terjadi pada bulan Januari
yakni sebesar 408,07584 m x 106 m3 sedangkan volume debit terendah terjadi
pada bulan Oktober yakni sebesar 5,940864 m x 106 m3 . Begitu pula yang terjadi
pada aliran/km2 dan juga tinggi aliran.

Hidrograf aliran merupakan perubahan karakterisitik yang berlangsung


dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS dan adanya perubahan
iklim lokal ( Asdak,1995). Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk kedalam
alur sungai berupa aliran permukaan dan aliran air dibawah permukaan,debit
aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup , kemudian yang turun
kembali setelah hujan selesai. Grafik yang menunjukan naik turunnya debit sungai
menurut waktu disebut hidrograf, bentuk hidrograf sungai tergantung dari sifat
hujan dan sifat daerah aliran sungai (Arsyad,2006).

Berdasarkan grafik hidograf yang terdapat pada lampiran dapat terlihat


bahwa terjadi fluktuatif data. ............................. Karakteristik DAS mempengaruhi
debit pengeluaran air. Faktor-faktor pengontrol karakteristik DAS antara lain :
faktor geologi, faktor hidrologi dan tata guna lahan. Bentuk hidrograf sungai
tergantung dari sifat hujan dan sifat daerah aliran sungai ( Arsyad 2006).

Terdapat tiga kemungkinan perubahan debit sungai yaitu laju


pertambahan air bawah tanah lebih kecil dari penurunan aliran air bawah tanah
normal, laju pertambahan air bawah tanah sama dengan laju penurunannya,
sehingga debit aliran menjadi konstan untuk sementara, dan laju pertambahan air
bawah tanah melebihi laju penurunan normal, sehingga terjadi kenaikan
permukaan air tanah dan debit sungai (Arsyad, 2006).

Duration Curve merupakan suatu lengkung frekuensi kumulatif dari suatu


seri waktu kontinyu yang menunjukkan lama waktu relatip dari berbagai besaran.
Pada suatu duration curve didapatkan jumlah waktu yang menunjukkan volume
aliran yang menyamai atau kurang dari yang ditunjukkan oleh prosentase peluang
kejadian. Yang lebih baik untuk digunakan ialah duration curve yang
menunjukkan banyaknya peristiwa yang volume aliran menyamai atau melebihi
suatu volume aliran tertentu. Untuk skala waktu banyak digunakan persentasi
waktu. Dengan cara ini, untuk setiap persentasi waktu dapat segera diketahui
besarnya volume aliran yang tersedia (Subarkah I. 1978).

Kurva FDC yang terbentuk menggambarkan hubungan antara persen EFQ


dengan debit. Persen EFQ berbanding terbalik dengan debit, semakin besar nilai
debit maka nilai persen EFQ lebih kecil. Hal itu ditandai dengan garis kurva yang
menurun seiring besarnya persen EFQ. Artinya juga menunjukkan bahwa semakin
besar debit peluang terlampauinya semakin sedikit. Peluang terlampaui 100%
akan tercapai apabila nilai debit kecil sehingga kemungkinan terjadi kembali
bahkan melebihi nilai debit tersbut lebih besar. Apabila nilai debit terlalu tinggi
maka kemungkinan samapi pada niali debit tersebut kembali akan sulit atau kecil
kemungkinan terlampauinya.

Sebagian besar debit aliran pada sungai kecil yang masih alamiah adalah
debit aliran yang berasal dari air tanah atau mata air dan debit aliran air
permukaan (air hujan). Dengan demikian aliran air pada sungai kecil pada
umumnya lebih menggambarkan kondisi hujan daerah yang bersangkutan
Sedangkan sungai besar, sebagian besar debit alirannya berasal dari sungai-sungai
kecil dan sungai sedang diatasnya. Sehingga aliran air sungai besar tidak mesti
menggambarkan kondisi hujan dilokasi yang bersangkutan. Aliran dasar pada
sungai kecil terbentuk dari aliran mata air dan air tanah, sedang aliran dasar pada
sungai besar dibentuk dari aliran dasar sungai-sungai kecil dan sedang diatasnya
(Maryono, 2005).

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Agus Indra, 2011. Perbandingan Hidrograf Satuan Teoritis Terhadap Hidrograf
Satuan Observasi DAS Ciliwung Hulu, Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Pandang.
Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Soemarto C.D. 1987. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional. Surabaya.
Subarkah I. 1978. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea Dharma.
Bandung.
Tikno Sunu. 2000. Analisis Debit di Daerah Aliran Sungai Batanghari Propinsi
Jambi. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, No. 1, 2000:
101-108.
Lampiran

Tabel 1. Data Debit Aliran Harian (m3/detik) Tahun 2004 di Stasiun Monjot
(Induk Sungai: Cimanuk) dengan Luas Daerah Aliran = 2803.8 km2

Bulan
Jumlah debit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Rata-rata debit
Aliran/km2
Volume (mx106)
Tinggi Aliran
(mm)
Tinggi Aliran (m)

Tabel 2. Tabel EFQ(%)

EFQ (%) Q
(m/s)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10

You might also like