You are on page 1of 5

Metode Pembuatan Bendung

Nov 27,2012 - by Admin2 Comments Off

Bendung merupakan bangunan yang berfungsi untuk menaikan elevasi mu air sungai. Bendung
terdiri dari dua tipe yaitu bendung gerak dan bendung tetap. Secara garis besar bangunan
bendung dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian utama, bagian irigasi, dan bagian pelengkap.
Berikut ini adalah metode pembuatan bendung :

1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan)


yang dibangun di sebelah kanan sungai
2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah
dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi
bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.

Gambar pengalihan aliran sungai

3. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan


excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area
atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi
tanah

Gambar pekerjaan galian tanah

4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu
5. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola blasting.
Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling untuk
diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai pemicunya

Gambar pekerjaan pada tanah keras

6. Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump truck
ke disposal area
7. Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk dasar galian
yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing
8. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk membentuk
dan merapikan galian batuan
9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan
adalah finising permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan
menutup permukaan dengan splash grouting.
10. Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan
batuan

Gambar pekerjaan splash grouting

11. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung,
kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column
12. Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan
terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre
concrete
13. Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu,
dipasang berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu
Gambar hoist room bendung gerak

14. Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin
yang diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment)
15. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed
concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus
16. Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena
perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro
mechanical) tidak banyak menemui kesulitan
17. Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu penanganan
khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton dengan beban
ratusan ton dan lendutan yang cukup besar

Gambar urutan pekerjaan tubuh bendung


Gambar pemasangan pilar movable weir dan masangan king shore hoist deck

18. Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis . Sedangkan
pekerjaan apron, stilling basin dan fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat
dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per
hari
19. Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe,
yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting
kayu dan plywood

Gambar pembuatan pier dan kolom beton


20. Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton yang harus
dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton
biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre
21. Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi
beton atau wire mesh
22. Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara
steel fibre concrete dan beton biasa
23. Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya sesuai dengan
ketinggian climbing formwork

Gambar pengecoran pier dan kolom beton bendung

24. Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa, dilakukan inovasi
menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed panel (hollow
core wall) untuk dinding maupun plat atap

You might also like