Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Lipid larut pada larutan organik nonpolar seperti kloroform dan eter, tetapi
tidak larut pada pada pelarut (air). Karena itu, kolesterol dan perjalanan trigliserid
dalam plasma tidak dalam bentuk molekul free-floating, tapi sebagai kompleks
water-soluble yang disebut lipoprotein. Partikel ini terdiri dari kolesterol dalam
dua bentuk: kolesterol bebas, nonesterifikasi alkohol polar (sekitar 30%), dan
ester kolesterol, bentuk hidropobik dimana kolesterol terhubung dengan fatty acid
(sekitar 70%). Lipoprotein tersusun seperti micelle. Kebanyakan kolesterol
hidropobik seperti kolesterol ester dan trigliserida, berada pada posisi core pada
partikel (Gambar 1) (Burtis et al, 2008).
Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid,
dan fospolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka perlu
1
dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut yaitu suatu
protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein. Pada saat ini
dikenal sembilan jenis apoprotein yang diberi nama secara alfabetis yaitu Apo A,
Apo B, Apo C, dan Apo E. Senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan
nama lipoprotein. Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai
contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL mengandung Apo B 100, sedang Apo B48
ditemukan pada kilomikron. Apo A 1, Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama
pada lipoprotein HDL dan kilomikron (Sudoyo et al, 2010).
2
Tabel1. Karakteristik apolipoprotein (Sudoyo et al, 2010)
3
halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang
berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserid dan kolesterol dalam
usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserid
akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai
kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi
menjadi trigliserid, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi
kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan
apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan
kilomikron (Sudoyo et al, 2010).
4
dalam VLDL adalah apolipoprotein B 100. Dalam sirkulasi, trigliserid di
VLDLakan mengalami hdrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan
VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan nengalami hidrolisis dan
berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan
mengangkut kolesterol ester kembali kc hati. LDL adalah lipoprotein yang
paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL
akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar
adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-
LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A) di makrofag dan akan
menjadi sel busa (foam cell) (Gambar 4). Makin banyak kadar kolesterol-
LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi
tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa
keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti : meningkatnya jumlah
LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom metabolik dan
diabetes melitus; kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol-
HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL (Sudoyo et al, 2010).
5
LDL merupakan fraksi lipoprotein dengan densitas antara 1,006 1,019
kg/L. Selain ituLDL juga mencakup intermediate-density lipoprotein(IDL)
dengan densitas 1,006 l,019kg/L dan lipoprotein a Lp (a) dengan densitas
1,045 1,080 kg/L (Burtis et al, 2008)
6
Gambar 5. Jalur metabolisme lipid (Guyton dan Hall, 2016)
Tabel 2. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid
menurut National Cholesterol Education Program (NCEP)2002 :
7
Tabel 3. Sasaran Kadar Kolesterol LDL Serta Batasan untuk Mulai Perubahan Gaya
Hidup dan Pemberian Obat Penurun Lipid(Sudoyo, 2010)
a. Metode Quantification
Digunakan untuk mengukur jumlah kolestrol yang sedang
ditransportasikan dalam partikel pro-aterogenik. Sentrifus plasma
menggunakan ultrasentrifus selama 18 jam dengan kecepatan 105 K
xg. VLDL dan kilomikron terakumulasi sebagai floating
layer,menyisakan HDL dan LDL predominant dalam larutan.
Kemudian larutan tersebut diukur kadar kolesterol dan diendapkan
untuk LDL lipoprotein.
8
b. Metode elektroforesis
Digunakan untuk mendeteksi karakteristik broad band pada pasien
tipe III HLP (Hyperlipoproteinemias). Pengukurannya dengan
menggunakan gel agarose untuk memisahkan lipoprotein, diikuti
presipitasi dengan scanning polyanions dan densitometri.
c. Metode Fiedewald
Tabel3. Perbandingan antara metode direct enzymatic homogenous assay dengan metode
Quantification dalam mengukur kadar kolesterol LDL (Burtis et al, 2008; Nauck et
al, 2002)
9
Metode yang paling umum digunakan adalah metode Friedewald. Caranya
dengan menggunakan rumus LDL = Kolesterol total HDL Trigliserid/5.
Metode ini memiliki beberapa kelemahan yakni harus mengikuti syarat syarat
tertentu. Diantaranya tidak ada kilomikron, konsentrasi trigliserida kurang dari
400 mg/dL (4,5mmol/L) dan pasien dengan dysbetalipoproteinemia
(hypolipoproteinemia tipe 2) (Naucket al, 2002).
10
diperiksa dengan pemeriksaan K-LDL standar dengan enzim kolesterol oksidase
dan esterase serta peroksidase dengan hasil warna merah keunguan yang diukur
dengan panjang gelombang tertentu. Kadar sd-LDL sebanding dengan intensitas
warna(Ito et al, 2011; Rifai et al, 1992).
11
BAB II
Pemeriksaan Low Density Lipoprotein (LDL) Cholesterol metode Direct
Enymatic Homogenous Assay
A. Pra analitik:
1. Tujuan :
12
diambil serum atau plasmanya. Jika sampel tidak langsung
diperiksa, serum atau plasma disimpan selama 3 bulan pada suhu -
70oC.
2. Reagen
a. Reagen 1 terdiri dari : Piperazine Diethane Sulphonic Acid
(PIPES) buffer, pH 7.0 dengan konsentrasi 50 mmol/L; N-ethyl-
N-(2-hydroxy-3-sulfopropyl)-3-methylaniline (TOOS) sebagai
substrat untuk peroksidase, jika digunakan bersama dengan 4-
Aminoantipyrine akan membentuk quinoneimine dye, konsentrasi
2.0 mmol/L; Cholesterol esterase sebagai katalis reaksi hidrolisis
kolesterol ester menjadi kolesterol dan asam lemak dengan
konsentrasi 600 U/L; Cholesterol oxidase sebagai katalis reaksi
kolesterol menjadi cholestenon dan hidrogen peroksida dengan
konsentrasi 500 U/L; Catalase sebagai katalis reaksi
dekomposisi hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan
konsentrasi 600 KU/L
b. Reagen 2 terdiri dari: Goods buffer, pH 7.0 dengan konsentrasi 50
mmol/L; 4-Aminoantipyrine pada reaksi kimia menghasilkan
peroksida dan phenol. dengan konsentrasi 4 mmol/L; peroxidase
dengan konsentrasi 4 KU/L; Sodium azide sebagai cytochrom
oxidase inhibitor dengan konsentrasi 0,09 %.
3. Persiapan reagen
a. Reagen sudah siap untuk digunakan. Sebelum digunakan yakinkan
bahwa tidak ada gelembung udara pada reagen dan kondisi reagen
sudah homogen. Setelah digunakan, reagen disimpan pada suhu 2-
8C, reagen stabil selama 14 hari. Jika belum digunakan, reagen
stabil sampai dengan tanggal kadaluarsa yang tercantum pada
label reagen.
4. Persiapan pasien
Puasa 12 jam sebelum pengambilan sampel melalui pungsi vena
13
5. Persiapan alat(Siemens, 2015)
a. Kalibrasi
Berdasarkan insert kit kolestrol HDL/LDL kalibrator the
ADVIA untuk pemeriksaan kimia HDL/LDL ADVIA Chemistry
(REF 00309530; PN B03-4763-01). Kalibrasi dilakukan
saatmetode ini diimplementasikan pada sistem dan setidaknya
dilakukan frekuensi minimum kalibrasi yaitu 14 hari.
Alat Advia 1800 ini dikalibrasi dengan frekuensi minimal
60 hari. Kalibrasi dilakukan setelah pergantian lot reagen. Siemens
Diagnostics merekomendasikan untuk kalibrasi paket reagen baru
jika paket reagen sebelumnya telah dikalibrasi kapanpun selama
dalam kondisi stabil. Rekalibrasi dilakukan pada keadaan :
a. Nomer lot reagen berubah
b. Setelah mengganti critical optical atau komponen hidrolik
c. Jika diindikasikan oleh prosedur quality control
b. Quality control
Siemens Diagnostics merekomendasikan untuk running
kontrol lipid level 1 ADVIA Chemisty(REF 01313493; PN B03-
4766-01), level 2 (REF 06413232; PN B03-4767-01), and level 3
(REF 01099203; PN B03-4768-01).
Jika digunakan, integrasikan kontrol ini dengan program
dan prosedur quality control laboratorium klinik. Siemens
Diagnosticstidak mengevaluasi penggunaan bahan kontrol lain
dengan metode ini. Kita dapat menggunakan assay kontrol
komersial dengan 3 level (low, middle, dan high).
Performance yang memuaskan dapat diraih jika nilai analit
dari masing masing kontrol masuk dalam range kontrol sistem
yang terdapat pada insert kit. Frekuensi kontrol yang aktual dalam
laboratorium berdasarkan beberapa faktor,seperti alur kerja,
pengalaman sistem, dan regulasi pemerintah. Ketika metode ini
14
digunakan, Siemens Diagnostics merekomendasikan analisa 3 level
kontrol harian. Juga, control assay berdasarkan kondisi : pada saat
penggunaan reagen yang baru; maintenace system, cleaning, atau
prosedur trouble shooting; dan setelah dilakukan kalibrasi yang
baru.
1. Prinsip pemeriksaan
15
2. Prosedur kerja
Sampel serum sebanyak 3 l dicampur dengan reagen I sebanyak 270
l. Campuran itu diinkubasi dalam suhu 37 C selama 5
menit.Kemudian dicampur dengan reagen II sebanyak 90 l dan
diinkubasi lagi selama 5menit. Kompleks warna biru yang dihasilkan
dibaca pada 600 nm (primer) dan 700 nm(sekunder). Pada alat ADVIA
1800, pemeriksaan dilakukan secara otomatis, dengan hasil akhir
pemeriksaan dapat dilihat pada layar komputer.
C. Pasca analitik
16
Analytical range pada metode ini linear dari 0 1000 mg/dL (0
25.9 mmol/L) untuk serum dan plasma.
3. Presisi
Masing masing sampel diperiksa 2 kali (4 kali untuk ADVIA
1800 systems) per run. Run 2 kali per hari, selama 12 hari. Estimasi Presisi
berdasarkan pada CLSI EP05-A2,E valuation of Precision Performance
of Quantitative Measurement Methods.
17
Tabel.5.National Cholesterol Education Program Recomendation for Analytical
performance of lipid and lipoprotein measurement(Esteban et al, 2000).
Kolesterol 8.9 3 3
Trigliserid 15 5 5
Kolesterol HDL 13 5 4
Kolesterol LDL 12 4 4
4. Interferensi
Pemeriksaan LDL menggunakan metode direct homogenous
assay tidak terpengaruh oleh kadar trigliserida lebih dari 400 mg/dL
(Burtiset al, 2008; Pincus dan Richard, 2008). Pada alatThe
ADVIA 1800 batasan intereferensi untuk trigliserida 1009 mg/dL
(Tabel 6).
18
BAB III
SIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Instruction for use LDL Cholestrol Direct.Siemens medical
solutions diagnostics..p.1-10.
Burtis CA, Ashwood ER, Bruns DE, Tietz,Text book Fundamental of Clinical
Chemistry, Sixth Edition, Philadelphia, elseviere, 2008. p.731-732
Denka Seiken. sd LDL-C Seikan. Diunduh dari: URL: www.denka-
seiken.co.jp. Diakses tanggal 10 Februari 2017.
Esteban-Saln M, Guimn Bardesi A, delaViuda-Unzueta JM. Analytical and
Clinical Evaluation of two Homogeneous Assays for LDL-Cholesterol in
Hyperlipidemic patients. ClinChem, 2000;46(8):1121-31.
Guyton CA, Hall JE, Text Book of Medical Physiology, 13th Edition,
Philladelphia, Elseviere, 2016. p.864
Hardjoeno, 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.
Makassar.Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (Lephas).
Ito Y, Fujimura M, Ohto M, Hirano T. Development of a homogeneous assay
for measurement of small dense LDL cholesterol. Clin Chem. 2011;
57(1):57-65
Nauck M, Warnick GR, Rifai N. Methods for Measurements of LDL-Cholesterol:
A Critical Assesment of Direct Measurements by Homogeneous Assay
versus calculation, 2002. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11805004.
Akses tanggal 10 Februari 2017
National Cholesterol Education Program Working Group on Lipoprotein
Measurements. Recommendations on Lipoprotein on Lipoprotein
Measurements. NIH Publication No. 1995.1-57.
Pincus M, Richard MP, Henrys, Clinical Diagnosis and Management Methode,
22th.edition. Philladelphia, Elseviere, 2011, p.777-778
Rifai Nader, Warnick .G, McNamara JR. Measurements of Low-Density
Lipoprotein Cholesterol in Serum: a Status Report. ClinChem .1992.
38(1).150-60.
Siemens, 2015.The Advia 1800 Clinical Chemistry System.
https://www.healthcare.siemens.com/clinical-
chemistry/systems/advia-1800 chemistry system
20
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi
Kelima. Interna Publishing.2010.p.422-25.
21