Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PERILAKU AGRESIF DAN BIMBINGAN PRIBADI
sebagai bentuk tindak balas dari permasalahan sebelumnya. Perilaku agresif dapat
muncul dan dilakukan seseorang dengan motif beragam hingga berujung pada
tindak kekerasan.
dimaksud dengan agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental. Definisi yang dikemukakan
oleh Berkowitz di atas tidak dapat diterima begitu saja, mengingat banyak juga
peneliti lain yang menyatakan bahwa agresi tidak hanya merupakan tindakan
menyakiti atau kekerasan saja, tetapi perilaku agresi ini dapat berupa pelanggaran
melakukan tindakan tersebut. Oleh karena itu, definisi Buss yang dikemukakan
secara deskriptif ini tidak dapat mewakili pengertian perilaku agresi yang sesuai
Perilaku agresi dianggap sebagai perilaku yang salah. Hal ini didasarkan
kepada asumsi peneliti yang menyatakan bahwa agresi sebagai pelanggaran norma
tindakan sebagai agresi apabila tidak dilakukan sesuai dengan peran secara
umum yang seharusnya. Contohnya adalah seorang dokter bedah yang bekerja
ilmiah yang dikemukakan oleh Baron (Berkowitz, 2003: 28) yang menyatakan
bahwa agresi merupakan semua bentuk perilaku yang diarahkan kepada tujuan
merugikan atau menyakiti makhluk hidup lain yang ingin menghindari perlakuan
seperti itu. Hal ini tidak menyangkut paksaan, kesombongan atau upaya
agresif dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ada alasan yang kuat untuk
justifikasi yang diberikan orang lain bersifat acak dan relatif. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa definisi dari para tokoh dan peneliti mengenai perilaku agresif
Bahasan mengenai perilaku agresif berkaitan erat dengan agresi itu sendiri.
Dalam psikologi dan ilmu sosial lainnya, pengertian agresi merujuk pada perilaku
Agresi dapat dilakukan secara verbal atau fisik. Pengrusakan barang dan perilaku
2010).
berasal dari kata aggredi, ad gradi (bahasa latin gradus berarti langkah
dan ad berarti ke depan). Agresi dalam bahasa inggris adalah kata kerja
intransitif yaitu to aggress yaitu artinya bergerak ke depan tanpa ragu dan takut.
dipisahkan dari pengertian agresi (Julianti, 2001). Berikut ini adalah beberapa
pendapat dari para tokoh psikologi mengenai definisi agresi atau perilaku agresif.
kesadaran atau proyeksi dari naluri kematian atau Thanatos. Sedangkan Adler
menuduh secara jahat, menghukum berat, dan atau melakukan tindakan sadistis
fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau terhadap objek-objek.
Senada dengan definisi dari Moore di atas, Aronson (1972) pun mendefinisikan
bahwa yang dimaksud dengan perilaku agresif adalah tingkah laku yang
dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain
bentuk perilaku secara fisik dan mental yang disengajakan dengan maksud untuk
menyakiti dan merugikan orang lain. Jenis agresi digolongkan menjadi dua hal,
yaitu: (1) Agresi Benci (hostile aggression) atau Agresi Impulsif (impulsive
sebagai ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi. Perilaku
agresif dalam jenis yang pertama ini adalah tujuan dari agresi itu sendiri yaitu
umumnya tidak disertai emosi. Perilaku agresif hanya merupakan sarana untuk
mencapai tujuan lain selain penderitaan korbannya. Perbedaan kedua jenis agresi
ini terletak pada tujuan yang mendasarinya. Jenis pertama semata-mata untuk
individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang
tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi Baron ini mencakup
empat faktor tingkah laku, tujuan untuk melukai atau mencelakakan (termasuk
membunuh), individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi korban,
dan ketidakinginan korban menerima tingkah laku pelaku (Koswara, 1988: 5).
Perilaku agresif menurut David O. Sars (1985) adalah setiap perilaku yang
bertujuan menyakiti orang lain, dapat juga ditujukan kepada perasaan ingin
menyakiti orang lain dalam diri seseorang secara lisan atau tindakan fisik
perilaku agresif. Rasa sakit akibat tindakan medis misalnya, walaupun sengaja
dilakukan bukan termasuk agresi. Sebaliknya, niat menyakiti orang lain tetapi
Ketika perilaku agresif ditinjau dari sisi niat, hal ini menjadi sesuatu yang
dominan. Banyak perilaku agresif yang tidak ditujukan langsung pada sumber
aggression yaitu perilaku yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan
yang lain.
Perilaku agresif adalah tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan untuk
menyakiti makhluk hidup lainnya yang ingin menghindari perlakuan semacam itu.
Hal ini juga termasuk dalam agresi manusia yang dimaksud adalah siksaan yang
diarahkan secara sengaja dari berbagai bentuk kekerasan terhadap orang lain
tingkah laku secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau objek-
objek lain. Sedangkan, menurut Murray (Hall dan Lindzey, 1993), agresif
didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi,
singkatnya, agresi adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain
kedua, agresif merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dengan
maksud untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain atau dengan
kata lain dilakukan dengan sengaja. Karakteristik yang ketiga, agresi tidak hanya
dilakukan untuk melukai korban secara fisik, tetapi juga secara psikis (psikologis),
(www.nadhirin.blogspot.com, 2009).
verbal dan atau non-verbal yang bertujuan untuk menyakiti dan atau melukai
orang lain yang disebabkan karena frustrasi yang mendalam dan rasa tidak aman
yang terjadi pada diri individu. Adapun indikator dari perilaku agresif verbal antara
lain yaitu, berkata kasar dan tidak sopan, menemooh orang lain, membantah
pendapat orang lain, melawan perintah orang lain, dan menghasud orang lain.
keonaran, berlaku kejam, suka bertengkar dan menaruh rasa dendam kepada orang
lain.
Perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja pada saat ini merupakan suatu
bentuk perilaku yang dapat menjadikan remaja tersebut disukai, disegani bahkan
dibenci orang lain. Hal ini terjadi dikarenakan kecenderungan perilaku agresif
remaja hampir semuanya berasumsi negatif. Secara selintas, memang remaja tidak
dapat dipersalahkan jika melihat dari sudut pandang kebutuhan dia untuk
Namun disisi lain, perilaku agresif sangat mengganggu stabilitas emosi remaja
dan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, pemahaman yang keliru inilah
yang harus diubah agar tidak menjadikan seorang remaja memiliki kecenderungan
berperilaku agresif.
positif dan negatif (Syaiful Bahri, 1994; Julianti, 2001). Agresi dalam makna
penderitaan orang lain. Sedangkan agresi dalam makna negatif diartikan sebagai
kesakitan. Agresi dapat dilakukan secara verbal atau fisik. Perilaku yang secara
Pengrusakan barang dan perilaku destruktif lainnya juga termasuk dalam definisi
begitu saja sebagaimana umumnya tingkah laku. Agresif bukanlah variabel yang
muncul secara kebetulan, melainkan dapat muncul karena terdapat kondisi atau
faktor penyebab terjadinya perilaku agresif pada seseorang ada yang berasal dari
dalam diri individu tersebut, ada pula yang disebabkan oleh faktor dari luar
individu.
sebagai berikut:
a) Faktor Internal
1) Frustrasi
tujuan. Hal ini menjadi gagasan awal bagi para peneliti seperti Dollard-
agresi terus dilanjutkan oleh beberapa ahli seperti Barker, Dembo dan
Lewin (1941), Kulik dan Brown (1979), Worchel (1974), Buss (1963),
Rule dan Percival (1971) dan Berkowitz (1969). Dari banyaknya penelitian
psikoanalisis Freud sebagai salah satu uraian teoretis yang paling utama
2) Stres
stres yang menjadi pemicu timbulnya perilaku agresif adalah dari segi efek
terisolasi.
3) Deindividualisasi
beberapa aspek yang terdapat pada individu, yaitu identitas diri atau
b) Faktor Eksternal
1) Kekuasaan/kepatuhan
2) Efek senjata
agresif manusia.
3) Provokasi
5) Suhu Udara
kriminalitasnya.
a) Faktor Biologis
1) Gen
binatang, mulai dari yang sulit sampai yang paling mudah dipancing
2) Sistem Otak
3) Kimia Darah
jantan yang sudah dikebiri (dipotong alat kelaminnya) akan menjadi jinak.
Sedangkan pada wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon
gelisah, tegang dan bermusuhan. Selain itu banyak wanita yang melakukan
b) Faktor Lingkungan
1) Kemiskinan
terkendali.
2) Anoniomitas
sangat inpersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidak lagi
seringkali terjadi pada siang hari di terik panas matahari, tapi bila musim
hujan relatif tidak ada peristiwa tersebut. Begitu juga dengan aksi-aksi
yang biasa terjadi pada cuaca yang terik dan panas tapi bila hari diguyur
c) Kesenjangan Generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan
antara orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya
d) Amarah
parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat
nyata salah atau mungkin tidak. Pada saat amarah, ada perasaan ingin
timbul pikiran yang kejam. Bila hal tersebut disalurkan maka terjadilah
perilaku agresif.
merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai
proses belajar peran model kekerasan dan hali ini menjadi sangat efektif
f) Frustrasi
Frustrasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai
miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang behubungan dengan
membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain,
1) Bentuk perilaku luar biasa, bukan hanya berbeda sedikit dari perilaku yang
biasa. Misalnya, memukul itu termasuk perilaku yang biasa, tetapi bila
2) Masalah ini bersifat kronis, artinya perilaku ini bersifat menetap, terus-
3) Perilaku tidak dapat diterima karena tidak sesuai dengan norma sosial atau
budaya.
yang rendah seperti mencaci-maki sampai pada yang berat atau tataran
orang;
kasar; dan
i) Brutal dan bertindak sadis (brutality & sadistic fury), seperti: melukai
orang lain hingga parah dan mengeluarkan kata-kata kotor dan sadis
(Julianti, 2001).
terdapat pula ragam lain seperti yang dikemukakan oleh Sear. et. al. (Syaiful
Bahri, 1994; Julianti, 2001) yang mengelompokkan perilaku agresif atas dasar
maksud melukai orang lain baik secara fisik maupun non-fisik yang
tindakan agresi yang tidak diterima oleh norma sosial tapi masih berada
mempertahankan dirinya.
dengan teman sebaya, secara fisik menyerang orang dewasa atau orang
lain, berlaku kasar terhadap orang tua, guru dan dewasa lainnya dan daya
aturan, tidak disiplin, melawan apa yang ditanyakan dan suka keluyuran
atau orang lain, berlaku kejam terhadap orang lain dan menaruh rasa
dendam.
frustasi, takut atau marah dengan cara mencoba menyakiti orang lain.
anak yang tidak mengalami masalah emosi atu perilaku juga menampilkan
seimpulsif anak yang memiliki masalah emosi atau perilaku. Anak dengan
dipukul olehnya.
agresif) bila tiga di antara daftar perilaku khusus berikut terdapat dalam
2) Kabur dari rumah semalam paling tidak dua kali selama tinggal di
3) Sering berbohong
8) Menyiksa binatang
pendidik perlu jeli untuk mengenali gejala perilaku yang tidak umum pada
lebih awal.
konsepsi yaitu suatu proses dimana sel sperma bertemu dan membuahi sel telur
dalam rahim seorang wanita. Proses ini terus berlanjut sampai individu tersebut
dilahirkan ke dunia dan berakhir pada saat individu mengalami kematian atau
Perkembangan individu yang baik dan optimal ditandai dengan tercapainya tugas-
internal dalam diri individu itu sendiri, faktor eksternal lebih banyak
Pada saat individu menginjak rentang usia remaja, banyak hal yang sangat
ditandai dengan ketercapaian tugas perkembangan yang baik, atau remaja yang
remaja yang dikatakan sangat rentan inilah, seorang remaja akan mendapatkan
permasalahan yang bersifat pribadi. Hal ini disebabkan karena remaja berada
dalam masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
diselesaikan melalui bantuan yang dapat diminta dari orang sekitar. Disisi lain,
remaja ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) masa remaja merupakan masa
yang sangat penting; (2) masa remaja sebagai masa peralihan; (3) masa remaja
sebagai masa perubahan; (4) masa remaja sebagai usia bermasalah; (5) masa
remaja sebagai masa mencari identitas; (6) masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan; (7) masa remaja sebagai masa yang tidak realistik; dan
agresif yang dilakukan para remaja disebabkan karena adanya tantangan atau
sekolah, selain faktor internal dan faktor eksternal seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, juga dapat disebabkan bahwa siswa yang tengah memasuki masa
remaja itu sedang berada pada fase perkembangan yang penuh gejolak. Remaja
pun merasakan adanya konflik, keadaan emosi yang goncang serta perilaku yang
masih labil. Maka secara potensi, tentu seorang remaja akan lebih cenderung
B. Bimbingan Pribadi
pada masa sekarang dan yang akan datang. Dalam perjalanannya, pendidikan
konseling yang secara umum diarahkan kepada tiga sasaran, yaitu pengembangan
dan pemecahan masalah dalam aspek sosial dan pribadi, pendidikan dan
bimbingan dan konseling merupakan bidang layanan kepada peserta didik (student
bimbingan untuk semua (guidance for all). Tanpa bimbingan dan konseling,
dalam segi intelektual saja, sedangkan dengan adanya peran bimbingan dan
masyarakat serta lingkungan kerjanya; dan (4) mengatasi hambatan dan kesulitan
didik di sekolah, yaitu (1) Bimbingan Belajar, (2) Bimbingan Sosial-Pribadi, (3)
Bimbingan Karir, dan (4) Bimbingan Keluarga. Senada dengan pernyataan di atas,
menurut Yusuf (2006: 37) pembagian ragam bimbingan yang ditilik dari aspek
Melihat pernyataan dari ketiga para ahli di atas, jelas bahwa bimbingan
Bimbingan Akademik
(Belajar)
Bimbingan Sosial-Pribadi
Ragam Perubahan
Layanan Perilaku
Bimbingan Bimbingan Karir Siswa
Bimbingan Keluarga
Bagan 2.1
Ragam Layanan Bimbingan
sekolah, yaitu: (1) Bidang Layanan Pribadi; (2) Bidang Layanan Sosial; (3)
Bidang Layanan Akademik/Belajar; dan (4) Bidang Layanan Karir. Berikut ini
Berikut ini akan dijelaskan pengertian bimbingan pribadi menurut para ahli.
pribadinya baik terhadap masalah yang berasal dari diri pribadi, maupun dari
itu, Beccary pun menjelaskan bahwa bimbingan pribadi adalah bimbingan yang
dalam mengatur diri, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, pengaturan nafsu
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka yang
dimaksud dengan bimbingan pribadi yaitu upaya bantuan yang dilakukan oleh
terciptanya lingkungan pribadi yang kondusif, pemahaman diri yang positif, dan
tersendiri yang harus diwujudkan ke dalam lima kompetensi yang harus dicapai,
kebiasaan bermoral;
penanggulangannya.
sebagai berikut:
maka perlu diingat bahwa sikap dan perilaku individu tersebut terbentuk
yang bersangkutan.
aspek kepribadian yang unik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMA,
pemberian bimbingan yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMA
dibimbing.
dan masyarakat.
berikut.
yang terencana.
didik, baik yang tidak bermasalah ataupun yang bermasalah, laki-laki atau
tugas dan tanggung jawab bersama antar seluruh komponen sekolah, yaitu
guru bidang studi dan kepala sekolah yang senantiasa terlibat dalam proses
bimbingan.
Pelaksanaan suatu bimbingan tidak terlepas dari tujuan yang harus dicapai
ini adalah pemaparan mengenai pentingnya suatu tujuan bimbingan, baik secara
Tujuan pemberian layanan bimbingan secara umum ialah agar siswa dapat:
kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan
2006: 41).
Tujuan bimbingan yang telah ditetapkan dari awal perlu pencapaian yang
adalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk: (1) mengenal dan
dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungan sekitarnya; (3)
mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tempat bekerja dan masyarakat; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan
kekuatan yang dimiliki siswa secara tepat dan teratur serta optimal (Nurikhsan dan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pada umumnya.
masing-masing.
5. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain,
permasalahan yang dialami individu (Nurihsan dan Yusuf, 2005: 11). Layanan
bimbingan pribadi diarahkan agar siswa dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat
Adapun layanan bimbingan pribadi yang dapat diberikan kepada siswa antara lain:
permasalahan.
dan tanya jawab atas permasalahan yang dialami siswa dan mendiskusikan
alternatif pemecahannya.
disesuaikan dengan pola dasar yang dipegang dalam mengatur seluruh kegiatan
strategi layanan bimbingan dan konseling yaitu dalam hal ini adalah perilaku
agresif siswa.
Melalui program ini, siswa dapat mengevaluasi diri dan menjaga perilaku sehari-
harinya agar tidak melakukan tindakan-tindakan diluar kendali aturan sosial dan
hati nuraninya.
layanan, (5) Pengembangan tema dan bahasan, (6) media dan alat pendukung
yang digunakan, serta (7) tahapan program yang terdiri dari empat sesi yaitu need
bisa dikikis habis, maka upaya untuk penelitian lebih lanjut terhadap
malah dibenarkan secara sosial karena hal tersebut merupakan cara yang
akibat dari perilaku agresif, maka kita dapat berbuat banyak untuk
menguranginya.