Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan detector atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Beberapa alat
alat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on
line (on line analysis) seperti : penggabungan kromatografi gas (gas chromatography )
dan kromatografi cair ( Liquid chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan
LC-MS).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah suatu teknik yang sederhan yang banyaak
digunakan, metode ini menggunakan empeng kaca atau lembaran plastic yang ditutupi
penyerap atau lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan karutan cuplikan pada
kempeng kaca, pada dasarnya menggunkan mikro pipet atau pipa kapiler. Setelah itu,
bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di dalam wadah yang
tertutup.
Kromatografi lapis tipis merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi
senyawa murni dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan kromatografi juga
mrupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik menyerap maupun
merupakan cuplikan KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang
sifatnya hidrofilik seperti lipid lipid dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan
kromtografi kertas. KLT juga dapat digunakan untuk mencari kromatografi kolom,
identifikasi senyawa secara kromatografi dengn sifat kelarutan senyawa yang dianalisis.
Bahan lapis tipis seperti silica ge adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi
pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat. Kromatografi lapisan tipis dapat dipakai
dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayakya sebagai metode untuk mencapai hasil
kualitatif, kuantitatif da preparatif. Kedua, dipakai untuk menjajaki system penyangga
yang akan dipakai dalam kromatografi kolom dan kromatografi cair kinerja tinggi.
Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan
antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antaara permukaan fase diam dengan
gugus fungsi senyawa organic yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasE
geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh factor, yaitu:kepolaran fase diam, kepolaran
fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.
Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses
ilusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi antara
absorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu
pemisahan komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju air eluent dan jumlah
umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau
campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah
jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silica. Suatu pelarut yang bersifat larutan
relative polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina ( gel
silica). Semakin dekat kepolaran anatara senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin
terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip like dissolved like
Kromatografi lapis tipis adalah suatu teknik kromatografi yang digunakan untuk
memisahkan campuran yang tidak volatil. Kromatografi lapisan tipis dilakuka pada selembar
kaca, plastic, atau aluminium foil, yang dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben,
biasanya silica gel, aluminium oksida, atau selulosa. Lapisan tipis adsorben diketahui sebagai
fasa stasioner (atau fasa diam)
Setelah sampel diaplikasikan pada pelat, suatu pelarut atau campuran pelarut (dikenal
sebagai fasa gerak) dialirkan ke atas melalui pelat berdasarkan gaya kapilaritas. Oleh kareena
anallit yang berbeda mengalir menaiki pelat KLT dengan laju yang berbeda, maka terjadilah
pemisahan komponen dalam analit tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meski kromatografi kertas adalah metode pemisahan yang paling mudah, namun pada
kenyataannya pemisahan dengan metode ini jarang digunakan karena waktu yang digunakan
untuk mengemulsi sangat lama, noda noda yang diidentifikasi pun tidak Nampak jelas.
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangannya,baik segi penulisan dan isi makalah.Oleh
sebab itu kami sebagai penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan y, dan Santosa H.M (2004). Pengertian Kromatorafi. Jurnal Kimia Farmasi
FMIPA. Universitas Sumatera Utara
Putra, Effendy (2004). Pemisahan Sukrosa dari tetes Tebu secara kromatografi. Jurnal
ILMU dasar. Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan
Inayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami ini yang berjudul Kromatografi
Lapis Tipis dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlaar pembuatan makalah ini. Olehnya itu kami
haturkan banyk terima kasih kepada semua pihak yang telh berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimt maupun tata bahasanya. Olehnya itu, kami perlu kritik dan saran yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan makalah makalah selanjutnya.
Penyusun,
KIMIA ANALISIS
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
DISUSUN OLEH:
MAKASSAR
2016/2017