You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan globalisasi pasar internasional semakin menunjang pesatnya
pembangunan diberbagai sektor sehingga menimbulkan persaingan yang ketat diantara
perusahaan. Hal ini tentu saja menuntut pihak perusahaan untuk lebih kompetitif dan harus
mampu memanfaatkan sumber daya dan aset-aset yang dimilikinya untuk menunjang
keefisienan dan keefektifan operasi manajemen, sehingga dapat bertahan dan memenangkan
persaingan global. Pemanfaatan aset perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan
neraca, dimana laporan ini terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan
pembahasan kali ini adalah mengenai aset tetap (fixed assets).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 16 (Revisi 2012) menyatakan bahwa


aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif. Aktiva tetap merupakan jenis aktiva yang diharapkan masa penggunaannya
selama lebih dari satu periode untuk kegiatan operasi perusahaan.

Untuk mendukung setiap kegiatan operasional, perusahaan akan memanfaatkan aktiva


tetap yang dimilikinya karena aktiva tetap memiliki peran penting dalam perusahaan, karena
itu perlakuan akuntansi dalam hal pengakuan, pengukuran dan pelaporan aktiva tetap harus
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan sehingga dapat diketahui secara rinci
tentang aktiva tetap, baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara
demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah
perusahaan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aset tetap ?
2. Apa kriteria dan jenis-jenis aktiva tetap?
3. Bagaimana pengakuan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan aktiva tetap?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aset tetap.
2. Untuk mengetahui kriteria dan jenis-jenis aktiva tetap.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan
aktiva tetap.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Aktiva Tetap


Standar Akuntansi Keuangan nomor 16 (revisi 2012) menyatakan bahwa aktiva tetap
adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aktiva
tetap diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Dunia (dalam Fitrah, 2013:402) menyatakan bahwa aktiva tetap (plant assets atau
fixed assets atau property plant and equipment) adalah aktiva yang diperoleh untuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan
pengeluaran yang nilainya besar atau material. Selanjutnya menurut Warren (2010:2) aktiva
tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen, dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian operasional
normal.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa asset tetap adalah asset berwujud
yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah,
perusahaan, dan juga masyarakat umum. Asset tetap merupakan komponen asset yang paling
besar nilainya didalam neraca (Laporan Posisi Keuangan) sebagian besar perusahaan,
terutama perusahaan padat modal seperti perusahaan manufaktur. Asset tetap digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administrative.

3
B. Kriteria Aktiva tetap (Fixed Asset)

Dari pengertian aktiva tetap yang telah dijelaskan diatas, terdapat tiga kriteria pokok
aktiva tetap:
1. Maksud perolehannya adalah digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan,
bukan untuk diperjualbelikan dalam kegiatan normal perusahaan. Karakteristik inilah
yang membedakan aktiva tetap dengan persediaan barang dagang.Sebagai contoh,
mobil yang diperdagangkan oleh perusahaan dealer merupakan persediaan barang
dagang, sedangkan mobil yang digunakan oleh perusahaan untuk keperluan
operasionalnya merupakan aktiva tetap.
2. Umur atau jangka waktu pemakaiannya lebih dari satu tahun. Dengan karakteristik
ini, dikenal istilah penyusutan (depreciation) dalam aktiva tetap, yang merupakan
alokasi biaya dari aktiva tetap tersebut dalam jangka waktu pemakaian atau umurnya.
3. Pengeluaran untuk aktiva tetap merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau
material bagi perusahaaan tersebut. Untuk karakteristik ini pimpinan perusahaan harus
membuat kebijakan keuangan atau akuntansi mengenai nilai atau jumlah minimum
pengeluaran yang dapat dikapitalisasi atau yang dianggap sebagai pengeluaran barang
modal (capital expenditure). Dibawah jumlah minimum tersebut dianggap sebagai
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) atau beban (expense) yang disajikan
dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Hery (2011:149) menyatakan bahwa pada umumnya aktiva tetap dibagi dalam empat
kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah tempat berdirinya bangunan perusahaan.
2. Penyempurnaan tanah (land improvements), seperti pembuatan tempat parkir, taman,
trotoar, pengaspalan, dan pemagaran.
3. Bangunan, seperti bangunan yang digunakan untuk kantor, dan gudang.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, mesin-mesin, dan kendaraan.

4
C. Jenis-Jenis Aktiva tetap
Menurut Zaki (2004:271) :
a. Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva Tetap Berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif
permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relative
permanen menunjukkan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan
dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
b. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Dalam PSAK No.19 (revisi 2000) dinyatakan bahwa aktiva tidak berwujud adalah
aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan pada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif.

Menurut Noer Fadhillah (2014) aktiva tetap dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah penanaman moda jangka panjang untuk mengontrol
perusahaan lain dan memperoleh penghasilan melalui dividen.
b. Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk dibayar terlebih
dahulu, digunakan untuk operasi perusahaan dan tidak dijual serta mempunyai
manfaat lebih dari setahun, contohnya : bangunan, mesin, kendaraaan dan sebagainya.
c. Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva tidak berwujud adalah hak-hak yang dimiliki perusahaan yang dibeerikan
kepada penciptanya. Hak-hak ini dilindungi oleh undang-undang, contohnya : hak
paten, merek dagang, franchise, dan sebagainya.

5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengakuan Aktiva Tetap
Perusahaan mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan apabila aktiva yang dimaksud
memenuhi pengertian dan memiliki sifat-sifat sebagai aktiva tetap. Sebagaimana pengakuan
untuk aset lainnya, biaya perolehan aktiva tetap harus diakui sebagai aktiva jika:

a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari
aktiva tersebut.
b. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
Ini merupakan pengakuan untuk aset tetap. Prinsip ini diterapkan pada saat pengakuan
awal aset, pada saat ada bagian tertentu dari aset yang diganti dan jika ada pengeluaran
tertentu yang terjadi terkait dengan aset tersebut selama masa manfaatnya. Jika pengeluaran
tersebut menimbulkan manfaat ekonomis di masa depan maka dapat diakui sebagai asset.

3.2 Pengukuran Aktiva


A. Pengukuran Awal

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi hal berikut :

a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-[otongan lain.
b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen.
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset.

Apabila entitas memiliki asset tetap dan atas kepemilikan asset tetap tersebut, terdapat
kewajiban bagi entitas untuk membongkar atau memindahkan atau merestorasi asset tetap
tersebut pada masa akhir manfaatnya. Pada saat perolehan aset tetap tersebut, maka harus
diestimasi dan dihitung nilai kininya (present value) dari biaya sehubungan dengan
pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan biaya restorasi aset tetap tersebut. Nilai
tersebut kemudian ditambahkan pada biaya perolehan aktiva tetap. Total biaya perolehan,

6
termasuk estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan biaya restorasi aset
tetap, akan disusutkan selama estimasi masa manfaatnya.

Sebagai ilustrasi, PT X menyewa kantor dengan masa sewa 5 tahun pada tahun 2015
dan mengeluarkan biaya Rp 500.000.000,00 untuk merenovasi kantor tersebut. Perjanjian
sewa mengharuskan PT X tersebut untuk merestorasi kantor yang disewanya tersebut ke
kondisi semula pada masa akhir sewa dengan estimasi biaya restorasi sekitar Rp
60.000.000,00 dan tingkat diskonto sebesar 6%.

Penyelesaian :

Biaya dekorasi kantor: Rp 500.000.000,00

Estimasi biaya dekorasi kantor : Rp 60.000.000,00

Maka total biaya = Rp 500.000.000,00 + (Rp 60.000.000,00 : (1+6%))5

= Rp 500.000.000,00 + Rp 44.835.000,00

= Rp 544.835.000,00

B. Pengukuran Setelahnya

Untuk aset tetap setelah pengakuan awal entitas harus memilih model biaya (cost model)
atau model revoluasi ( revaluatin model )sebagai kebijakan akuntansinya. Model yang dipilih
oleh entitas harus diterapkan terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama .
kebijakan tersebut tidak perlu diterapkan untuk semua aset tetap yang dimiliki perusahaan .

Beberapa contoh kelompok aset adalah :

1. Tanah.
2. Tanah dan bangunan.
3. Mesin .
4. Kapal.
5. Pesawat udara
6. Kendaraan bermotor
7. Perabotan
8. Peralatan kantor

7
a. Model Biaya

Dalam model biaya setelah diakui sebagai aset maka suatu aset dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset .

Sebagai contoh , PT Berlin membeli peralatan dengan biaya perolehan Rp. 500 juta
pada tanggal 2 Januari 2010. Entitas mengestimasi umur manfaat peralatan tersebut adalah 10
tahun, tanpa nilai sisa. Entitas menggunakan metode penyusutan garis lurus. Pada tanggal 31
Desember , dietimasi terdapat rugi penurunan nilai peralatan sebesar Rp 10 juta.

2 Jan 2010 Peralatan Rp. 500.000.000

Kas Rp.500.000.000

Beban Penyusutan Rp. 50.000.000

Akumulasi Penyusutnan Rp.50.000.000

(500.000.000/ 10 tahun = Rp.50.000.000)

Rugi Penurunan Nilai Rp. 10.000.000

Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Rp. 10.000.000

Nilai tercatat peralatan per 31 Desember 2010 :

Biaya perolehan 500.000.000

Dikurangi Akumulasi Penyusutan (50.000.000)

Dikurangi Akumulasi rugi penurunan nilai (10.000.000)

Peralatan neto 440.000.000

b. Model revaluasi

Setelah diakui sebagai aset , suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal harus dicatat pada jumlah revaluasian , yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah
tanggal revaluasi .

8
Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan
bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan
menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. Standar tidak mengharuskan revaluasi
dilakukan setiap tahun .frekuensi revaluasi bergantung pada pergerakan nilai wajar dari setiap
aset tetap. Model revaluasi dibagi menjadi dua metode, yaitu :

Metode Proporsional

Aset senilai $ 10.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 12.000.
1/1/08 Aset tetap 10,000
Kas 10,000
31/12/08 Beban Penyusutan 2,000
Akumulasi Penyusutan 2,000
31/12/08 Aset Tetap 5,000
Akumulasi Penyusutan 1,000*
Surplus Revaluasi 4,000
*((12.000-8.000)/8.000) x 2.000

Metode Eliminasi
Aset senilai $ 10.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 12.000.
1/1/08 Aset tetap 10,000
Kas 10,000
31/12/08 Beban Penyusutan 2,000
Akumulasi Penyusutan 2,000
31/12/08 Akumulasi Penyusutan 2,000
Aset Tetap 2,000
Aset Tetap 4,000
Surplus Revaluasi 4,000

3.3 Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap

Terdapat berbagai cara dalam memperoleh aktiva tetap, yang akan mempengaruhi
penentuan harga perolehan. Berbagai cara tersebut antara lain :

9
a. Pembelian Tunai

Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga beli bersih setelah
dikurangi potongan tunai ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran. Contoh: Dibeli mesin
pabrik Rp 55.000.000, pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian mesin antara lain : PPN
sebesar Rp 5.500.000; Premi asuransi sebesar Rp 550.000 dan biaya pemasangan sebesar Rp
1.450.000,00.

Penyelesaian :

Harga beli : Rp 55.000.000 ; PPN : Rp 5.500.000

Premi asuransi : Rp 550.000 ; Biaya pemasangan : Rp 1.450.000

Maka, Harga perolehan adalah Rp 62.500.000

Maka jurnalnya adalah : Mesin pabrik Rp 62.500.000

Kas Rp 62.500.000

b. Pembelian Secara Kredit


Contoh: Dibeli secara kredit mesin pabrik Rp 30.000.000, pengeluaran yang berkaitan
dengan pembelian mesin antara lain : PPN sebesar Rp 5.000.000; Premi asuransi sebesar Rp
500.000 dan biaya pemasangan sebesar Rp 1.000.000 Penyelesaian :

Harga beli : Rp 30.000.000

PPN : Rp 5.000.000

Premi asuransi : Rp 500.000

Biaya pemasangan : Rp 1.000.000

Maka, Harga perolehan adalah Rp 36.500.000

Jurnal :

Utang Rp 36.500.000

Mesin Pabrik Rp 36.500.000

10
c. Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga
Dalam pembelian aktiva dengan jumlah rupiah yang besar, kadang-kadang
perusahaan membayarnya dengan wesel erbunga. Biasanya pembeli diwajibkan membayar
uang muka dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga dimana bunga wesel dibayar pada
saat jatuh tempo wesel tersebut. Harga perolehan aktiva dihitung dengan jumlah uang muka
ditambah nilai nominal wesel. Sedangkan biaya bunga merupakan biaya pendanaan
(financing cost) yang dicatat dengan mendebet rekening biaya bunga.
Contoh : PT ABC membeli peralatan pabrik dengan harga tunai 120.000.000 Uang
muka yang diberikan sebesar 20.000.000 dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga janka
waktu 1 tahun bunga 10 %. Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap tersebut :
Maka, dapat dicatat ke dalam jurnal berikut :
Peralatan pabrik Rp 120.000.000
Kas Rp 20.000.000
Utang wesel Rp 100.000.000
(untuk mencatat uang muka dan penarikan utang wesel)
Pada saat jatuh tempo wesel, dibayarkan nilai nominalnya ditambah dengan bunga
sebesar 10.000.000 ( 100.000.000 x 10%) dan dicatat dalam jurnal :
Utang wesel Rp 100.000.000
Biaya bunga Rp 10.000.000
Kas Rp 110.000.000
d. Pembelian dalam satu paket (gabungan)
Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut sebagai pembelian secara
lump-sum. Harga paket (borongan) didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva
tetap yang ditentukan dengan harga pasar .
Contoh: PT XYZ pada tanggal 1 Januari 2010 membeli tanah, gedung dan peralatan
dengan harga total 100.000.000 dan harga pasar masing-masing sebesar 45.000.000 untuk
tanah, 75.000.000 untuk gedungnya dan 30.000.000 untuk peralatan. Hitunglah alokasi harga
perolehan masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya.
Penyelesaian :
Golongan Harga Pasar % dari HP & Perhitungan Alokasi
Tanah 45.000.000 30 % x 100.000.000 30.000.000
Gedung 75.000.000 50 % x 100.000.000 50.000.000
Peralatan 30.000.000 20 % x 100.000.000 20.000.000
150.000.000 100 % 100.000.000
11
Maka, jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan adalah:
Tanah, gedung & peralatan Rp 100.000.000
Kas Rp 100.000.000
Dan jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan masing-masing aktiva adalah :
Tanah Rp 30.000.000
Gedung Rp 50.000.000
Peralatan Rp 20.000.000
Tanah, gedung & peralatan Rp 100.000.000

e. Membangun sendiri
Ada kalanya entitas membangun sendiri asset tetapnya. Misalkan perusahaan
membangun sendiri kantornya, garasi ataupun gudangnya. Harga perolehan aktiva yag
dibangun sendiri oleh perusahaan terdiri dari harga material atau bahan bangunan yang
dipakai, upah tenaga kerja, dan biaya lain-lain meliputi listrikdan depresiasi aktiva tetap
perusahaan yang digunakan untuk membangun.Untuk pendanaan dan pembangunan tersebut,
perusahaan dapat memperoleh pinjaman dan dari pinjaman tersebut terdapat biaya pinjaman
yang harus ditanggung oleh entitas.

Biaya perolehan asset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat
terjadinya. Entitas dapat melakukan akuisisi asset tetap secara gabungan dan membayar satu
harga untuk asset gabungan tersebut. Dalam kasus seperti ini, maka biaya perolehan tersebut
harus dialokasikan ke masing-masing jenis asset karena setiap asset mempunyai masa
manfaat yang berbeda-beda. Pengalokasian tersebut dilakukan berdasarkan proporsi nilai
wajar dari asset yang diperoleh.

Sebagai contoh, entitas Y membeli tanah, bangunan, dan mesin dengan total biaya Rp
800.000.000,00. Nilai wajar dari masing-masing asset adalah sebagai berikut :

Tanah Rp 350.000.000,00

Bangunan Rp 500.000.000,00

Mesin Rp 150.000.000,00

Total Rp1.000.000.000,00

Total harga perolehan sebesar Rp 800.000.000,00 dialokasikan sebagai berikut :

12
Tanah 350 + 1.000 x Rp 800.000.000,00 = Rp 280.000.000,00

Bangunan 500 + 1.000 x Rp 800.000.000,00 = Rp 400.000.000,00

Mesin 150 + 1.000 x Rp 800.000.000,00 = Rp 120.000.000,00

Rp 800.000.000,00

Maka ayat jurnal untuk mencatat pembelian tersebut sebagai berikut :

Tanah Rp 280.000.000,00

Bangunan Rp 400.000.000,00

Mesin Rp 120.000.000,00

Kas Rp 800.000.000,00

f. Sumbangan

Aktiva tetap dapat diperoleh dari sumbangan, misalnya sumbangan dari pemerintah
atau lembaga lain. Meski untuk memperoleh sumbangan tidak ada pengorbanan yang
dikeluarkan, akuntansi tetep mencatatnya karena akuntansi merupakan alat
pertanggugjawaban. Aktiva tetap dari sumbangan didebit dan akun lawannya adalah modal
sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar pada saat sumbangan itu diterima.

Contoh: Pada tanggal 27 januari 2010 PT Bejobanget menerima sumbangan dari


pemerintah daerah berupa tanah. Nilai wajar tanah dilokasi setempat adalah Rp 75.000.000.
Hitunglah harga perolehan tanah dan buatlah jurnal yang diperlukan. Karena nilai wajar tanah
sebesar Rp 75.000.000 maka harga perolehan tanah sumbangan tersebut sebesar Rp
75.000.000 juga.

Maka, jurnalnya adalah :


27/1 Tanah Rp 75.000.000
Modal dari sumbangan Rp 75.000.000

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Aktiva tetap (plant assets atau fixed assets atau property plant and equipment)
adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka
waktu lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan
normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.
Aktiva tetap dibagi menjadi dua, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak
berwujud. Aktiva tetap berwujud aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen
yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Relatif permanen menunjukkan
sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif
cukup lama. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak lainnya atau
untuk tujuan administratif.

4.2 Keterbatasan
Kendala yang penyusun hadapi adalah :
1. Sulit menemukan jurnal yang lengkap untuk mengerjakan makalah sesuai dengan
materi
2. Kurangnya menemukan sumber materi mengenai aktiva tetap

14
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Fitrah Mustamin. 2013. Analisis Pengakuan, Pengukuran Dan Pelaporan Aktiva Tetap
Berdasarkan PSAK No.16. Journal

Fadhillah, Noer. 2014. http://mdiila.blogspot.co.id/2014/07/aktiva-tetap.html?m=1. (diakses


tanggal 25/07/2014, Pukul 00:30)

Martani, Dwi dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah : Berbasis PSAK. Jakarta : Salemba
Empat

Sirait, Alfonsus dkk. 1999. ACCOUNTING: Nineteenth Edition. Jakarta : Penerbit Erlangga

15

You might also like