You are on page 1of 5

KEBIJAKAN TATA KELOLA MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI

TELKOM UNIVERSITY

OLEH :

Adib Muhammad Thufail 1202144225

Fadhil Pratama 1202144153

Raja Dwika Gusri 1202140231

Apridho Darani 1202144087

Prasetyo R.N 1202144159


KEBIJAKAN TATA KELOLA DAN

MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS TELKOM

BAB I

PENGATURAN DAN PEMELIHARAAN KERANGKA TATA KELOLA

1. IT Steering Committee
a. Direksi harus membentuk IT Steering Committee (ITSC) yang bertugas pada beberapa
hal, namun tidak terbatas, sebagai berikut:
i. Review kebijakan tata kelola dan manajemen TI;
ii. Review peran strategis, Master Plan, serta RKAP TI beserta realisasinya;
iii. Review kualitas, kinerja dan kepatuhan TI;
iv. Penentuan prioritasi portofolio program dan proyek TI serta pengambilan
keputusan strategis TI.

BAB II

MANFAAT TATA KELOLA

Tata Kelola dan Manajemen Teknologi Informasi


a. Penyusunan Kebijakan Tata Kelola dan Manajemen TI dilaksanakan untuk
mendefinisikan kerangka kerja kendali TI yang selaras dengan kendali internal
Universitas.
b. Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan Kebijakan Tata Kelola dan Manajemen
TI.
c. Seluruh komponen Telkom University wajib menegakkan aturan yang tertera dalam
Kebijakan Tata Kelola dan Manajemen TI secara konsisten.
d. Kebijakan Tata Kelola dan Manajemen TI harus disosialisasikan dan disebarluaskan ke
seluruh Divisi organisasi terkait setelah ditetapkan.
e. Monitoring atas kepatuhan Kebijakan Tata Kelola dan Manajemen TI harus dilakukan
secara periodik setelah kebijakan diimplementasikan.
f. Kebijakan Tata Kelola dan Manajemen TI perlu ditinjau ulang setiap tahun sesuai
dengan perubahan proses bisnis dan kebutuhan Universitas atau jika ada perubahan
organisasi yang signifikan.

BAB III

MANAJEMEN RISIKO TI

Manajemen Risiko TI
a. Pengelolaan risiko TI harus terintegrasi dan selaras dengan kerangka kerja Enterprise
Risk Management (ERM) di Telkom University, termasuk penyelarasan dengan tingkat
risk appetite dan toleransi risiko Universitas.
b. Divisi Sisfo bertanggung jawab untuk mengindentifikasi setiap kejadian, baik
ancaman, kerentanan beserta dampaknya, di lingkungan TI yang dapat menghambat
pencapaian tujuan Universitas.
c. Risiko TI prioritas harus dikelola dengan baik untuk selanjutnya digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan pimpinan.
d. Divisi Sisfo bertanggung jawab untuk melaksanakan self assessment risiko TI
berdasarkan kerangka kerja pengelolaan risiko TI yang telah ditetapkan, beserta
penyusunan Risk Treatment Plan (RTP).
e. Fungsi IT Governance melaksanakan review hasil self-assessment risiko TI dan RTP
untuk memastikan akurasi serta keselarasannya dengan pendekatan manajemen
risiko Universitas.
BAB IV

MANAJEMEN SDM TI

Manajemen SDM TI
a. Berdasarkan hasil analisis beban kerja, Divisi Sisfo perlu mengidentifikasi kebutuhan
SDM TI dengan menyusun rencana tahunan SDM TI untuk mendukung Divisi
Personalia Universitas.
b. Divisi Sisfo perlu mendukung Divisi Personalia dalam melaksanakan rekrutmen, seleksi
dan penerimaan, induksi serta penempatan yang sesuai dengan potensi dan bakat
masing-masing SDM TI.
c. Divisi Sisfo perlu mendukung Divisi Personalia dalam menyusun rencana
pengembangan karir beserta jalur karir yang memadai untuk SDM TI.
d. Divisi Sisfo perlu mendukung Divisi Personalia dalam melaksanakan assessment skill
dan kompetensi SDM TI terkait untuk mengidentifikasi kesenjangan saat ini.
e. Divisi Sisfo perlu menyusun rencana pelatihan yang memadai.

BAB V

TRANSPARANSI

Transparansi
a. Menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat
diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan
haknya.
b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi,
sasaran usaha dan strategi universitas, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi
pengurus, pemegang saham pengendali, sistem manajemen risiko, sistem
pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan Tata Kelola serta
tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi
universitas.
c. Prinsip keterbukaan yang dianut tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi
ketentuan kerahasiaan universitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
d. Kebijakan universitas harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada
pemangku kepentingan

You might also like