You are on page 1of 29

BAGIAN I

KAJIAN KONSEP

1.1 Pengertian Compact City


Salah satu bentuk desain berkelanjutan (sustainable design) yang terkait dengan Form of Space 1. High-dense settlements
urban design adalah terwujudnya kota berkelanjutan (sustainable city) dengan salah satu 2. Less dependence of automobile (high density)
contohnya adalah bentuk kota yang kompak, atau lebih dikenal dengan istilah compact city. 3. Clear boundary from surrounding area
Kota kompak (compact city) adalah perencanaan kota dan konsep desain urban, yang Space Characteristic 4. Mix land use
mempromosikan kepadatan hunian yang relatif tinggi dengan penggunaan lahan campuran. 5. Diversity of life ( complex land use )
Hal ini didasarkan pada sistem transportasi publik yang efisien dan memiliki tata letak kota 6. Clear identity
yang mendorong berjalan kaki dan bersepeda, konsumsi energi yang rendah dan Function 7. Social fairness ( high-dense settlements )
mengurangi polusi. Compact city / kota kompak juga merupakan suatu cara untuk menuju 8. Self-sufficiency of daily life
perkembangan kawasan kota yang lebih baik. Kota kompak juga merupakan studi 9. Independency of governance ( clear boundary )
pendahuluan tentang kelayakan membangun sebuah kota yang membuat lebih efektif
menggunakan dimensi vertikal dan dimensi waktu (Dantzig, 1973).
1. High-dense settlements merupakan atribut utama compact city. Dalam hal ini
Menurut Jenks (1996) dalam kota kompak ini terdapat gagasan yang kuat pada
menekankan kepada kepadatan yang tinggi di pusat kota dan biasanya malah
perencanaan urban containment yakni menyediakan suatu konsentrasi dari penggunaan
membatasi arah perkembangan kota.
campuran secara sosial berkelanjutan (socially sustainable mixed use), mengkonsentrasikan
Di beberapa kota Eropa Kuno, kota biasa dibatasi oleh pagar, benteng, maupun gree
pembangunan-pembangunan dan mereduksi kebutuhan jalan hingga mereduksi emisi
nbelt demi mengontrol arah perkembangan kota.
kendaraan-kendaraan.
2. Less dependence of automobile (high density) adalah berkurangnya
Kota kompak memanglah solusi terbaik bagi sebuah kawasan kota. Seperti yang telah
ketergantungan terhadap mobil atau lebih tepatnya kendaraan pribadi. Dalam konteks
diketahui, kota kompak memiliki bentuk yang kompak, hal ini menunjukan bahwa sebuah
ini kota kompak memang memberi solusi untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi
kota kompak tidak memiliki perluasan linier dan biasanya perluasannya mempunyai jarak
dan beralih pada transportasi umum karena mudahnya akses transportasi yang akan
yang sama dari titik pusat yang merupakan pusat interaksi dan transportasi.
dicapai. Pada kenyataannya sekarang ini orang cenderung bergantung pada mobil
pribadi karena sulitnya mengakses transportasi umum.

Gambar 1. Model perluasan linier Gambar 2. Model perluasan secara konsentris


Sumber : (Yunus, 1994) Sumber : (Yunus, 1994)

1.2 Prinsip-Prinsip Desain


Kota yang kompak (compact city) ini terdapat gagasan yang kuat pada perencanaan
urban containment, yakni menyediakan suatu konsentrasi dari fungsi-fungsi campuran
secara sosial berkelanjutan (socially sustainable mixeduses), mengkonsentrasikan
pembangunan-pembangunan dan mereduksi kebutuhan perjalanan, hingga mereduksi
emisi kendaraan-kendaraan. Lebih lanjut, melalui perencanaan efisiensi penggunaan
lahan, yang dikombinasikan dengan skema daya listrik dan pemanasan, dan bangunan
hemat energi juga akan dapat mereduksi emisi-emisi polutan yang beracun. Kepadatan
tinggi dapat membantu membuat persediaan amenities (fasilitas-fasilitas) dan yang secara
ekonomis viable, serta mempertinggi keberlanjutan sosial. Ciri kota kompak menurut
Dantzig dan Saaty (1978) paling tidak dapat dilihat dari 3 aspek bentuk ruang, kharakteristik Gambar 3. Siklus ketergantungan akan mobil
ruang, dan fungsinya. Sumber : (L, 2014)

3. Clear boundary from surrounding area adalah kejelasan batas-batas dari daerah
1
disekitarnya. Tidak seperti kota Jakarta dan Surabaya yang padat dengan
perkembangan kotanya sehingga semakin melebar secara horizontal tanpa adanya
batas yang jelas. Pelebaran ini mengakibatkan munculnya kota kota pinggiran yang
menjadi penyangga seperti kota Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang, dll.
4. Mix land use adalah sebuah kawasan kota yang memadukan /mengkombinasikan
penggunaan perumahan, komersial, budaya, kelembagaan, dan industri dimana
tersedianya fasilitas untuk pejalan kaki.

Gambar 5. Prinsip Kompaksi Perkotaan dan Manfatnya


terhadap Keberlanjutan Perkotaan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan terdapat hubungan yang dekat antara bentuk
Gambar 4. Mix land use kota kompak (compact city) dan keberlanjutan (sustainability), diantaranya:
Sumber: (Feng, 2010) Pengurangan ketergantungan pada kendaraan bermotor
Penyediaan infrastruktur dan servis publik yang efisien
5. Diversity of life (complex land use) adalah penggunaan lahan yang kompleks dan Komunitas yang aktif melalui hunian berkepadatan tingi
umumnya terjadi pada kawasan perkotaan, karena kerapatan dan kepadatannya, lahan Revitalisasi pusat kota
yang digunakan semakin banyak. Sehingga dengan konsep kota kompak ini,
kepadatan yang tinggi bisa dikurangi agar tingkat penggunaan lahan yang tidak efektif
bisa dimanfaatkan secara lebih optimal.
6. Clear identity adalah kejelasan identitas suatu kawasan kota. Lewat konsep kota
kompak ini sebuah kawasan kota akan memiliki karakteristik dan identitas yang jelas,
misalnya kawasan Kotagede Yogyakarta yang mengusung identitas lokalnya.
7. Social fairness (high-dense settlements) merupakan salah satu
karakteristik compact city, akan mewujudkan keadilan sosial yang pada akhirnya akan
memberikan keuntungan kesempatan hidup bagi penduduk berpendapatan rendah.
8. Self-sufficiency of daily life merupakan konsep kota kompak yang menjadikan
sebuah kawasan kota tersebut mandiri dengan memenuhi kebutuhan mereka sendiri
tanpa bergantung pada yang lain.
9. Independency of governance (clear boundary) menunjukan adanya batasan yang
jelas dengan pemerintah. Artinya kemandirian sebuah kota tanpa campur tangan
pemerintah.

2
1.3 Contoh Kasus Penerapan yang Telah Ada Kotagede, Yogyakarta

1. Di Kotagede, kepadatan bangunan menunjukkan angka Koefisien Dasar Bangunan


(KDB) wilayah sebesar 80% dan 90% diantaranya memiliki guna lahan bangunan
permukiman tak bertingkat. Kepadatan tinggi juga ditunjukkan melalui jalan sempit, yaitu
hanya sebesar 2-3 meter dengan batas langsung terhadap dinding bangunan. Jalan
yang sempit ini mendukung bagi masyarakat untuk berjalan kaki atau bersepeda
dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor.
2. Di Kotagede, guna lahan campuran ini telah ada semenjak awal pembentukan
kampung. Fungsi perdagangan dan jasa telah terlihat mulai dari skala kecil seperti
warung dan industri rumah tangga perak yang menjadi salah satu ciri khas Kampung
Kotagede tersebut. Terdapat 3 jenis guna lahan campuran pada Kampung Kotagede
yaitu secara horizontal antar bangunan, horizontal satu bangunan, dan vertikal.
a. Horizontal antar bangunan
Terdapat beragam guna bangunan yang kesemuanya saling membaur didalam
permukiman warga. Kondisi ini menunjukkan bahwa fasilitas publik di Kampung
Kotagede mudah diakses bagi penduduk baik dengan berjalan kaki atau bersepeda.
Selain itu, fungsi perdagangan dan jasa yang tersebar merata di sepanjang jalur
Gambar 5. Peta Kotagede Gambar 6. Kampung Alun-Alun Yogyakarta utama Kampung Kotagede dapat memberi kesan hidup pada kampung itu sendiri
Sumber : (Wikipedia, 2016) Sumber : (Flikr, 2015) karena tingginya aktivitas yang terjadi.
b. Horizontal satu bangunan
Kampung kota terbukti merupakan salah satu model kota kompak yang dibentuk Perbedaan guna bangunan jenis ini merupakan guna yang paling banyak terlihat di
melalui karakteristik fisik dan identitas lokal yang khas. Kotegede sebagai salah satu Kampung Kotagede sebagai upaya meningkatkan fungsi permukimanyang juga
pusat perkembangan pada masa Kerajaan Mataram memiliki ciri yang masih sebagai tempat bekerja bagi ibu rumah tangga dalam upaya peningkatan
dipertahankan sampai saat ini dan memiliki kesamaan dengan strategi dalam konsep pendapatan keluarga. Guna campuran dalam bangunan dibedakan pada 4 (empat)
kota kompak. Lima atribut yang terkandung dalam strategi kota kompak teridentifikasi bagian, yaitu bagian taman depan yang digunakan sebagai kolam produksi ikan,
dalam kampung kota, seperti kepadatan tinggi, guna lahan campuran, berskala halaman depan (berwarna kuning) sebagai lokasi produksi kerajinan ataupun
manusia, ketersediaan transportasi publik, dan kesejahteraan sosial, walaupun warung, bagian depan rumah (berwarna merah) sebagai rumah makan ataupun
diterjemahkan melalui praktik-praktik yang berbeda karena dipengaruhi oleh budaya warung dan bagian dalam rumah sebagai fungsi hunian. Beragam fungsi ini
lokal setempat. Akan tetapi, semangat peningkatan kualitas hidup kota dalam kota membentuk rumah tidak hanya sebagai tempat tinggal namun juga sebagai lahan
kompak (compact city) dapat dilihat dalam kampung kota sebagai salah satu bagian dari produktif ekonomi.
permukiman kota yang sering dipandang sebelah mata. Kesulitan pembangunan oleh c. Vertikal
pemerintah muncul ketika penanganan dilakukan oleh stake-holder pemerintah di Perkembangan guna lahan jenis ini terhitung baru yaitu pada saat konsep ruko
tingkat Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Pemerintah Kota Yogyakarta hanya marak dimasyarakat didukung dengan semakin terkenalnya wilayah Kotagede
mampu menyentuh wilayah bekas Kota Kotagede yang masuk wilayah Kota sebagai wilayah penghasil kerajinan perak.
Yogyakarta. Demikian juga Pemerintah Kabupaten Bantul hanya bisa meneyentuh 3. Transportasi publik di Kota Yogyakarta sebagai salah satu negara berkembang memiliki
wilayah yang masuk Kabupaten Bantul. berbagai variasi, baik yang bersifat formal maupun informal tergantung jarak dan tujuan.
Transportasi publik, khususnya di Kotagede yang bersifat informal dan tradisional
ATRIBUT UTAMA KOTA KOMPAK seperti becak dan andong biasanya menghubungkan tempat tinggal (perkampungan)
BERSKALA dengan pusat perdagangan (pasar), pendidikan (sekolah), dan kesehatan (puskesmas).
KEPADATAN TINGGI Becak dan andong dianggap lebih murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat
MANUSIA
GUNA LAHAN CAMPURAN setempat. Di sisi lain, pemerintah Kota Yogyakarta juga telah menyediakan transportasi
yang bersifat formal berupa Bus Rapid Transit (BRT) seperti Trans Jogja. Trans Jogja
dapat digunakan bagi masyarakat yang ingin bepergian dengan jarak yang jauh dari
KETERSEDIAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL tempat tinggal seperti mall, rumah sakit, dan pemerintahan yang terletak di pusat kota.
TRANSPORTASI PUBLIK YANG TINGGI Selain Trans Jogja, masyarakat juga memiliki pilihan lain dengan menggunakan bus

3
kota, taksi, maupun ojek. Berbagai macam transportasi publik tersebut merupakan ciri Kesimpulan
khas yang membentuk kampung kota sebagai model kota kompak. Kota kompak (compact city) adalah perencanaan kota dan konsep desain urban, yang
4. Kondisi perekonomian masyarakat yang hidup di kampung terutama Kampung Alun- mempromosikan kepadatan hunian yang relatif tinggi dengan penggunaan lahan campuran.
alun, Kampung Citran, dan Kampung Dalem di Kotagede tidak sebaik masyarakat yang Prinsip-Prinsip Desain Compact City:
tinggal di perumahan elit. Pencaharian masyarakat di kampung tersebut didominasi oleh 1. High-dense settlements
perajin perak berskala lokal dan pedagang kecil sehingga dapat digolongkan dalam 2. Less dependence of automobile (high density)
keluarga prasejahtera hingga keluarga sejahtera satu (1). Namun, hal tersebut 3. Clear boundary from surrounding area
justru membuat masyarakat memiliki hubungan dan interaksi isosial yang baik dan 4. Mix land use
guyub dengan masyarakat di sekitarnya. Hubungan dan interaksi sosial dapat 5. Diversity of life (complex land use)
berbentuk pertemuan rutin, pengajian, arisan, atau sekedar mengobrol dengan 6. Clear identity
masyarakat sekitar. Pertemuan, pengajian, dan arisan rutin biasanya diselenggarakan 7. Social fairness (high-dense settlements)
secara bergiliran di rumah masyarakat setempat. 8. Self-sufficiency of daily life
5. Pada Kampung Kotagede hal yang menunjukan pembentukan kampung menggunakan 9. Independency of governance (clear boundary)
skala manusia antara lain jalan sempit, bangunan kecil, dan detail bangunan yang Analisis kelebihan dan kekurangan Kotagede, Yogyakarta sebagai contoh kasus penerapan
atraktif. Kampung Kotagede memiliki ciri detail bangunannya yang atraktf dengan warna yang telah ada
yang mencolok dan ukiran khas jawa pada muka bangunan baik pintu maupun dinding Kelebihan:
pada kavling rumah yang kecil dengan tinggi bangunan +3m. lebar jalan kampung Memiliki lima atribut yang terkandung dalam strategi kota kompak teridentifikasi dalam
sebesar 2-3 meter dengan dibatasi langsung muka bangunan dan material penyusun kampung kota, seperti kepadatan tinggi, tata guna lahan campuran, berskala manusia
jalan berupa paving block membuat banyak penduduk sekitar menyesuaikan dirinya yang mendorong masyarakat untuk berjalan kaki, ketersediaan transportasi publik, serta
dengan kondisi sekitar. Penduduk lebih banyak berjalan kaki atau bersepeda bahkan kesejahteraan sosial, walaupun diterjemahkan melalui praktik-praktik yang berbeda
pada masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor menyesuaikan diri dengan karena dipengaruhi oleh budaya lokal setempat.
menuntun kendaraannya keluar daerah permukiman baru kemudian digunakan. Kekurangan:
Pembentukan kampung dengan skala manusia ini juga menguntungkan bagi Dari aspek independency of governance (clear boundary),wilayah Kotagede jatuh di dua
penyandang cacat dan anak-anak karena mereka dapat berkegiatan diluar rumah tanpa pemerintahan daerah yang berbeda, masyaraat Kotagede harus menghadapi dua
harus takut bahaya kendaraan bermotor. (Rahmi, 2013) kebijakan yang berbeda untuk satu kesatuan wilayah tersebut.

4
BAGIAN II
DESKRIPSI KASUS STUDI

2.1 Gambaran Umum yang membedakan etnis maupun golongan dalam masyarakat. Dengan keterbatasan yang
Kampung Kauman adalah sebuah desa Muslim tradisional yang berada di sekitar ada, masyarakat Kauman dari dulu hingga sekarang hidup bermasyarakat dengan damai.
Masjid Agung di beberapa kota di Jawa. Di antara pemukiman muslim tersebut, kampung Mereka juga berinteraksi dengan warga di kampung lain agar hubungan antara warga
Kauman (desa Kauman) adalah salah satudari pemukiman muslim menarik yang terletak Kampung Kauman dan kampung lain tetap harmonis. Dengan sikap masyarakat Kampung
sekitarMasjid Agung kota-kota Jawa. Di dalam Kampung Kauman terdapat sekelompok Kauman yang seperti disebutkan diatas, masyarakat Kampung Kauman dapat dikatakan
masyarakat muslim yang terikat dalam hubungan kekerabatan. Penghuni aktif melaksanakan menjaga toleransi baik terhadap sesame warga Kampung Kauman juga kampong lainnya.
hukum Islam dan menyebarkan agama melalui pendidikan moral. Di Kampung Kauman masyarakat yang berbeda aliran maupun kepercayaan
Kampung Kauman di Semarang adalah tempat tinggal umat Islam yang setia terletak mendapatkan perlakuan yang sama di dalam masyarakat. Tidak ada satupun yang mendapat
di dekat Masjid Agung di kota Semarang Jawa. Kampung Kauman memegangideologi yang perlakuan berbeda dalam bermasyarakat. Selain tidak membedakan kepercayaan atau
kuat dari Islam. Orang-orang yang tinggal di kampung Kauman Semarang telah agama, masyarakat Kampung Kauman juga tidak membedakan status sosial. Hal ini
mengembangkan kehidupan mereka melaluibelajar mandiri selama lebih dari tiga abad . dibuktikan dalam kegiatan gotong royong juga pada acara keagamaan. Contohnya pada saat
Sebelumnya, Kampung Kauman Semarang merupakan kota yang tidak memiliki peran lebaran Idul Fitri. Masyarakat dari etnis Tionghoa membantu menggelar karpet di Masjid,
penting. Pemukiman telah mengembangkan perannya sebagai bagian dari sektor bisnis silaturahmi kerumah masyarakat kaum muslim. Sedangkan kaum muslim, menghadiri
yang penting di Semarang. Kampung Kauman dari Semarang berbeda dari Kampung perayaan hari besar masyarakat Tionghoa. Secara tidak langsung didalam kehidupan
Kauman lainnya di Jawa. Satu-satunya di Semarang yang bisabertahandari tekanan masyarakat Kampung Kauman telah terjadi akulturasi baik dari segi budaya maupun sosial.
modaldari kawasan pusat bisnis di sekitarnya. Fenomena ruang ini menunjukkan situasi Dalam kehidupan ekonomi masyarakat Kampung Kauman sebagian besar menggantungkan
sosial penyelesaian Semarang Kauman muslim. Kampung Kauman Semarang dipengaruhi hidupnya dengan berjualan di Pasar Johar. Pasar Johar sudah sejak lama menjadi tumpuan
oleh kegiatan kawasan bisnis karena terletak di pusat kota. Kampung ini juga sangat dibentuk hidup masyarakat Kauman pada umumnya, bahkan sampai saat ini lebih dari 50%
oleh fungsi Masjid Agung sebagaipusat dakwah di kota .(Atiek Suprapti et al, 2010) masyarakat Kauman setiap harinya berjualan di sana. Walaupun perkembangan zaman
sudah sedikit banyak membuat masyarakat Kauman beralih profesi contohnya bekerja
sebagai PNS, buruh industri, dan pekerja kantoran, Pasar Johar tetap saja memiliki posisi
2.2 Data Non Fisik yang strategis bagi masyarakat Kampung Kauman (Monografi Kelurahan Kampung Kauman)
Kauman merupakan nama sebuah kampung yang selalu ada dalam tata ruang kota-
kota di Jawa. Sistem pengaturan kota di Jawa pada umumnya mempunyai bentuk dasar yang
hampir sama yaitu selalu dibentuk dengan adanya alun-alun yang dikelilingi pusat
pemerintahan dan masjid besar. Pada masjid besar tersebut biasanya selalu dikelilingi
rumah-rumah tinggal yang kemudian disebut dengan nama Kampung Kauman (Wijanarka,
2007). Menurut sejarahnya pembentukan Kampung Kauman merupakan tipologi sentral yang
digariskan oleh kerajaan Demak hingga Mataram (Darban, 2007).
Masyarakat Kauman adalah sekelompok masyarakat yang wilayahnya berada di
sekitar masjid dan mempunyai aturan-aturan yang menjadi kesepakatan bersama. Aturan
tersebut bersumber dari ajaran Islam karena mayoritas masyarakat Kampung Kauman
beragama Islam. Ditinjau dari pendekatan antropologis, masyarakat Kauman adalah
masyarakat indogami kampung, yaitu masyarakat yang penduduknya mengadakan
perkawinan dengan orang dari kampong sendiri dan tidak mencari jodoh dari luar kampong
tempatnya. Dengan indogami kampong tersebut, masyarakat Kauman menjadi masyarakat
yang terjalin dengan hubungan pertalian darah. Hirarki jabatan maupun tingkat kekayaan di
masyarakat Kauman tidak menyebabkan terjadinya perbedaan yang mencolok, karena
melalui ikatan keagamaan Islam dan pertalian darah telah mewujudkan pergaulan sosial yang
erat (Darban, 2000).
Kampung Kauman merupakan sebuah kampung yang ada di Kecamatan Semarang
Tengah. Kampung ini dihuni tidak hanya oleh penduduk ras Jawa tetapi ada juga yang
berasal dari keturunan Arab danTionghoa. Masyarakat Kampung Kauman menjunjung tinggi
asas kekeluargaan dengan membina hubungan bermasyarakat yang selalu harmonis untuk
mencapai masyarakat tanpa perselisihan. Asas kekeluargaan ini tidak hanya berlaku bagi
masyarakat Kampung Kauman yang beragama Islam atau penduduk asli Jawa, tetapi juga
berlaku bagi masyarakat dari etnis Tionghoa. Dengan asas kekeluargaan tersebut, tidak ada 2.3 Data Fisik
5
Siteplan: yaitu I dan RW II, kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Kode pos 50139. (Wikipedia, 2016)
Luas :
Kampung Kauman memiliki luas wilayah dengan total sebesar 12,7 hektar yang masuk
kedalam wilayah administrative Kelurahan Bangunharjo yaitu RW I dan RW II, begitu juga
dengan Kampung Kauman yang masuk wilayah administrative Kelurahan Kauman yaitu I
dan RW II.(Cynthia, 2013)

Gambar 8. Wilayah Kampung Kauman


Sumber: (Cynthia, 2013)

Penggunaan Lahan :
Awalnya digunakan sebagai kawasan pemukiman dan perdagangan, namun saat ini
banyak terjadi perubahan penggunaan lahan yang ada di KampungKauman. Perubahan
penggunaan lahan yang terjadi untuk mendukung aktivitas-aktivitas utama yaitu
perdagangan dan jasa serta perkantoran.
Jalan
Di Kampung Kauman dikelompokkan menjadi 3 yaitu jalan di bagian utara dan selatan
Kampung Kauman (Jalan Pemuda dan Jalan Kyai H. Wahid Hasyim ), Jalan Kauman yang
di bagian tengah yang juga menjadi batas antara Kampung Kauman Kelurahan
Bangunharjo dan Kampung Kauman Kelurahan Kauman, serta jalan-jalan kecil di bagian
jalan kolektor sekunder Kota Semarang memiliki kondisi yang baik dengan lebar jalan yang
memudahkan mobilitas masyarakat yang beraktivitas di sepanjang jalan tersebut.
Sementara itu, jalan Kyai H. Wahid Hasyim yang memiliki lebar jalan tidak sebesar jalan
Pemuda juga memiliki aksesibilitas yang baik serta juga didominasi oleh aktivitas
perdagangan dan jasa di sepanjang jalan tersebut.
Pola Tata ruang
Gambar 7. Peta Kampung Kauman Kampung Kauman memiliki bentuk pola kampong radial. Bentuk kampung dengan pola ini,
Sumber : RTRW Kota Semarang 2011-2-31 perkembangannya mengikuti bentuk pita yang dipengaruhi oleh lokasinya yang dengan
dengan jalan atau sungai. Kampug Kauman sendiri jika dilihat maka perkembangannya
mengikuti arah dari jalan sekitarnya, yaitu Jalan Pemuda, Jalan Kyai H. Wahid Hasyim,
serta jalan dalam Kampung Kauman yaitu Jalan Kauman.
Beberapa bangunan yang telah hilang dari lingkungan Kauman adalah Pendopo
Kanjengan, alun-alun yang telah berganti menjadi pasar dan komplek pertokoan, hotel dan
lain sebagainya. Selain itu aktivitas budaya yang selalu dinanti setiap menjelang bulan
Ramadhan yaitu dugder mulai menghilang dari area kampung Kauman berpindah lokasi di
Lokasi: sekitar Masjid Agung Semarang yang dibangun pada 2007.
Kauman berada di pusat kawasan komersial kota Semarang, tepatnya di dalam wilayah
administrative Kelurahan Bangunharjo yaitu RW I dan RW II dan di di Kelurahan Kauman
6
Gambar 9. Solid Void
Sumber: (Cynthia, 2013)

Kondisi Bangunan:
Beberapa bangunan yang telah hilang dari lingkungan Kauman adalah Pendopo
Kanjengan, alun-alun yang telah berganti menjadi pasar dan komplek pertokoan, hotel dan
lain sebagainya. Selain itu aktivitas budaya yang selalu dinanti setiap menjelang bulan
Ramadhan yaitu dugder mulai menghilang dari area kampung Kauman berpindah lokasi di Gambar 11. Pertokoan di Jalan Kauman Semarang
sekitar Masjid Agung Semarang yang dibangun pada 2007.(Cynthia, 2013) Sumber: (Dokumen Kelompok)
Foto Survei

Gambar 12. Gang Rumah Warga


Gambar 10. Masjid Agung Kauman Semarang
Sumber: (Dokumen Kelompok)
Sumber: (Dokumen Kelompok)

7
2.4 Tugas Individu
kawasan besar dan acak bernama Tokyo). Jangka panjangnya memang secara tersirat
ROPPONGI HILLS, JEPANG Mori bersambisi untuk membuat Tokyo sebagai sebuah kota yang mudah ditinggali
(Lisa Shofani 21020114120067) (livable city) melalui sebuah konsep kota kompak (compact city).
2. Data Fisik
1. Gambaran Umum Lokasi
Roppongi Hills berlokasi di 6 Chome-11-1 Roppongi, Minato, Tokyo 106-6108, Jepang.
Site

Sumber: (www.potolkimaker.com, 2016)


Roppongi Hills didirikan oleh Minori Mori, pengusaha dalam bidang perencanaan,
pembangunan, enerji, konsultasi, dan manajemen. Sejak didirikannya Roppongi Hills di Sumber: (www.japanpropertycentral.com, 2016)
akhir April 2003 lalu, kawasan ini dinilai berhasil oleh sebagian pengamat kota sebagai Penduduk
proyek terbesar yang cukup mengagetkan dan ambisius dalam pembangunan kembali Kawasan ini cukup padat mengingat wilayah tersebut merupakan daerah yang
(urban renewal) bagian kota Tokyo sejak perang dunia kedua berakhir. Didirikan di distrik tidak pernah tidur, menyediakan fasilitas 24 jam bagi penduduknya. Kawasan ini
Roppongi, sebuah bagian pusat kota Tokyo yang terkenal dengan berbagai fasilitas menjadi kawasannya para pebisnis internasional dan para wisatawan, juga beberapa
hiburan dan komersial, tempat banya kedubes asing untuk Jepang berlokasi. Pendeknya penduduk lokal kalangan menengah ke atas.
lokasi yang tak pernah tidur, membuat mata sebagian besar masyarakat Jepang tertuju Peruntukan Kawasan, Pola Tata Bangunan, Ruang Terbuka
padanya. Meskipun berkonsep densitas kegiatan dan bangunan yang tinggi, namun
Pikiran-pikiran Mori yang demikian jauh dan tak hanya berorientasi pada bukan berarti Mori melupakan keseimbangan bagi ruang terbuka. Dari seluruh
bagaimana menumpuk keuntungan, tapi secara jitu diimbangi dengan visi perbaikan gaya kawasan, hanya 50 persen saja yang berupa bangunan, sisanya berupa taman, ruang
hidup kaum urban sebagai obyek bisnisnya, sering kali mengherankan. Dia sebenarnya terbuka untuk berbagai aktivitas, dan kolam. Di sini pula, Mori-san mewujudkan
bisa saja membangun tanah-tanah miliknya di pinggiran (suburban) Tokyo untuk mimpinya menghadirkan kembali taman tradisional Jepang yang juga diberi nama
mendapatkan keuntungan dari kaum kota yang memang lebih memilih hidup di daerah Taman Mori lengkap dengan kolam dan tanaman-tanaman langkanya, bahkan secuil
suburban. Tampaknya ada faktor lain yang selalu mengilhaminya, yakni rasa kagumnya sawah lengkap dengan padinya pun tersedia. Selain itu, dihadirkan pula Taman
pada arsitek legendaris Le Corbusier dan idenya tentang hidup vertikal (vertical life city). Sakurazaka yang lengkap dengan berbagai asesori dan street furniture
Bedanya jika konsep dari Le Corbusier dan beberapa arsitek pengikutnya lebih kontemporernya.
banyak menciptakan beberapa bangunan tunggal (single building) dengan fungsi Aksesibilitas
berlainan yang saling jauh, maka Mori lebih termotivasi untuk memperbaiki kelemahan ini. Dari Haneda Airport:
Selain itu, sebenarnya ini dipicu juga dengan gagalnya proyek yang hampir meniru ide Le Haneda Airport Station Hamamatsucho Station (Tokyo) dengan Tokyo Monorel;
Corbusier secara mentah di Ark Hills, dekat Akasaka, Tokyo. Maka konsep yang dipakai Dari Hamamatsucho Station berjalan kaki pindah ke Daimon Station;
untuk Roppongi Hills pun adalah menciptakan kawasan yang kompak, komplit, Dari Daimon Station Roppongi Station dengan Toei Oedo Line.
terintegrasi, dalam ruang vertikal kota yang nikmat dan terjangkau (dalam sebuah Dari Narita Airport:
Narita Airport Station-Shinjuku Station dengan JR Narita Express Limited Shinjuku atraksi, desain, dan inspirasi baru. Sama seperti saat penduduk kota yang hidup
Station - Roppongi Station dengan Toei Oedo Line,atau dalam kotanya dalam jangka waktu yang lama namun hanya tahu beberapa detil
Narita Airport Station Tokyo Station dengan JR Narita Express Limited Tokyo Station darinya, Roppongi Hills menawarkan sesuatu yang baru dan paripurna untuk dinikmati
Kasumigaseki Station dengan Tokyo Metro Marunouchi Line Kasumigaseki Station dalam sebuah kota. Dilihat dari hal ini, sudah dapat dipastikan bahwa Roppongi Hills
Roppongi Station dengan Tokyo Metro Hibiya Line. merupakan kawasan yang padat.
3. Data Non Fisik Less Dependence of Automobile (High Density)
Karakteristik Kawasan Pedestrian, jalan-jalan di taman, serta luar bangunan, antarbangunan, dan
Melihat Roppongi Hills, memang sebuah lompatan gaya (fashion leap) dan dalam bangunan sengaja diciptakan dengan berbagai tema yang tak seragam. Untuk
kesan modernitas masa depan (future modernity) akan makin jelas tertangkap. Inilah menghadirkan rasa dan pengalaman yang berbeda itu, kompleks Roppongi Hills ini
yang disebut Neil Smith dalam beberapa esainya mengenai jentrifikasi sebagai dua dibagi dalam 8 tema yang berbeda. Ada yang menampilkan tipikal jalan dan suasana
mata sisi pedang yang tajam. Di satu sisi jentrifikasi bersifat sebagai frontier untuk tradisional tempo dulu di Jepang, namun secara kontras juga menampilkan kemajuan
optimalisasi ruang kota. Dan di sisi lain jentrifikasi juga memicu chaos, ketimpangan teknologi yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Tampak sekali kesukaan
fisik, budaya, maupun sosial dalam ruang kota. Namun rasanya, Roppongi Hills berjalan orang Jepang bisa tersalurkan di kawasan ini.
sebagai sebuah proyek baru untuk lebih memperkenalkan budaya hidup vertikal Clear Boundary from Surrounding Area
dengan akses hidup sehari-hari yang mudah telah berhasil memberi contoh.
Sosial Budaya
Kehidupan sosial kawasan ini cukup mengesankan. Sesuai dari harapan Mori,
Rippongi Hills dibangun dengan tujuan untuk menjadi kota yang kompak, dimana
penduduk Tokyo akan lebih sering berkumpul dengan keluarganya, pergi ke museum,
menikmati berbelanja bersama, yang intinya membuat hidup lebih nikmat sehingga
sebuah kota tidak hanya menjadi ruang target untuk bekerja dan mengeruk modal
saja.
Selain bangunan-bangunan tinggi juga restoran, Roppongi juga diwarnai dengan
beragam museum seni, yang menjadikan distrik ini menjadi sebuah pusat budaya.
Salah satu museum seni terbesar di Jepang yaitu Pusat Seni Nasional Jepang berada
di Roppongi. Selain itu, bersama dengan Museum Seni Mori di Roppongi Hill dan
Museum Seni Suntory di Tokyo Midtown, menjadikan lokasi ini sebagai Segitiga Seni
Roppongi.
Pola Aktivitas
Roppongi merupakan sebuah distrik di Tokyo yang belakangan lebih dikenal
akan kehidupan malamnya, oleh para turis yang datang ke Jepang. Distrik ini sangat
terkenal, karena merupakan salah satu distrik dengan beragam perusahaan
internasional dan pusat bisnis di Jepang.
Dikarenakan oleh banyak perusahaan multinasional dan perusahaan asing,
distrik ini memiliki banyak restoran dan klub yang sering didatangi orang asing.
Roppongi dan lingkungan sekitarnya, yaitu Azabu, Hiroo, dan Akasaka merupakan
distrik dimana terdapat banyak kantor kedutaan besar dan komunitas ekspatriat.
Hingga beberapa tahun belakangan, Jepang memiliki proyek yang salah satunya
adalah Roppongi Hills. Dimana daerah ini merupakan kawasan kelas atas dengan
perumahan, kantor, dan hotel-hotel yang berkelas. Batas Utara: Subway Hibiya Line, Azabu Police Station, Roppongi Junior High School
Roppongi Hills memadukan kebutuhan hidup manusia sejak bangun tidur Batas Selatan : The Upper House, ASIJ Nursery Kindergarten, LINCOS
sampai tidur kembali. Tanpa harus jauh-jauh beranjak dari sebuah lokasi, mereka bisa Batas Timur : Roppongi Hills Gate Tower Residence, Azabu-juban
melakukannya all in one easy location. Batas Barat : TV Asahi Street
4. Analisis Mix Land Use
High-dense Settlements Fasilitas yang digabungkan dalam area yang tak lebih dari 2/3 Senayan Square
Roppongi Hills tercipta sebagai tempat kunjungan wisata baru di Tokyo. Dari ini adalah paduan kompleks untuk bekerja, belajar, bermain, dan bertempat tinggal.
catatan satu tahun sejak peresmiannya, rata-rata setiap harinya Roppongi Hills Fasilitas itu berupa perkantoran, pertokoan, apartemen dengan 4 buah paduan tower
dikunjungi tak kurang dari 10.000 pengunjung dari luar kompleks. Berbondong- rendah dan tinggi (800 unit), restoran, kafe, bioskop, museum, perpustakaan, sebuah
bondong mereka bersama keluarganya tidak hanya menikmati berbagai macam observatorium, ruang-ruang konferensi, sebuah TV studio (milik TV Asahi), sebuah
restauran atau tempat bermain yang ada, namun juga menikmati berbagai macam ampititer terbuka dan sebuah taman lengkap dengan kolamnya, yang dibuat secara
atraktif dan menarik. Sama seperti Graha Niaga di Jalan Sudirman Jakarta, kompleks
perkantoran 54 lantai setinggi 238 meter yang langsung ditempati sebagai kantor pusat
Mori Co., Ltd. ini pun didisain oleh Kohn Pedersen Fox Associates, sebuah firm arsitek
berlokasi di New York yang mempunyai spesialisasi gedung-gedung pencakar langit.
Mau tak mau Roppongi Hills telah menjadi salah satu landmark baru Tokyo, selain
menara Tokyo yang mirip Eiffel yang tersohor itu.
Diversity of Life
Hanya 50% dari seluruh kawasan berupa bangunan yang rata-rata berupa
bangunan tinggi untuk menampung jumlah penduduk. Sisanya dioptimalkan sebagai
ruang terbuka berupa taman, kolam, sawah, dan lainnya.
Clear Identity

Sumber: (www.mori.co.jp, 2016)


Menurut saya, belajar dari Roppongi Hills ini, modal kemauan, kemampuan, dan
Sumber: Mori Co. Ltd. kekuasaan jelas sangat berperan dalam pembangunan kota. Namun, ada sebuah nilai
Mori Tower merupakan landmark dari Roppongi Hills. Tower ini menjadi suatu lebih yang bisa diambil dari seorang Mori, yakni kearifan dalam memandang sebuah
identitas dan karakteristik kawasan tersebut. persoalan yang bernama kota. Pemikiran Mori-san sebenarnya sederhana, berawal dari
kegundahannya melihat cara hidup kaum kota, terutama di Tokyo, yang setiap hari
Social Fairness (High-dense Settlements)
menghabiskan rata- rata 3 jam lebih perjalanan komuter antara rumah dan tempat
Rasanya tak hanya ide maupun perwujudannya dalam desain dan fasilitas saja
kerja. Dari situ, ia prihatin, bahwa manusia Tokyo akan jarang berkumpul dengan
yang istimewa pada Roppongi Hills, namun juga penyelesaian masalah tanah di awal
keluarganya, pergi ke museum, menikmati berbelanja bersama, yang intinya membuat
proyek. Sama seperti program pembangunan kembali (redevelopment) di banyak
hidup lebih nikmat. Keprihatinan yang tidak hanya dialami oleh Tokyo saja, namun
kota, yang banyak menghadapi masalah konsolidasi atau pengambilalihan tanah
hampir seluruh kota besar di dunia mengalami hal sama. Kota seolah-olah hanya
milik banyak warga kota dengan berbagai macam latar belakang kepemilikan (land
menjadi ruang target untuk bekerja dan mengeruk modal saja.
ownership) dan penggunaannya (landuse), proyek Roppongi Hills pun awal mulanya
menghadapi masalah klasik yang sama. Melalui usahanya yang dianggap brilian, Mori
Sumber:
mempelopori kolaborasi mewujudkan ide kota yang efisien dengan merangkul 400
Hasanah, Nurul. 2015. Konsep Pengembangan Kota (Green City, Smart City, Compact City,
lebih individu yang memiliki tanah dengan sistem bagi hasil. Tentu saja selama
Mega City, Kota Satelit/Baru). Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
pengambilalihan itu, para pemilik tanah itu sudah disediakan fasilitas pengganti yang
Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
mencapai sebuah solusi optimal, sebuah win win solution.
Roychansyah, M. Sani. 2006. Roppongi Hills: Mimpi Seorang Konglomerat tentang Kotanya.
Self-sufficiency of Daily Life
Inovasi Online, Edisi Vol.1/XVI/Agustus 2004. ISSN 0917-8376.
Konsep yang dipakai untuk Roppongi Hills adalah menciptakan kawasan yang
kompak, komplit, terintegrasi, dalam ruang vertikal kota yang nikmat dan terjangkau
(dalam sebuah kawasan besar dan acak bernama Tokyo). Didirikan di atas lahan tak
lebih dari 12 hektar, Roppongi Hills memadukan kebutuhan hidup manusia sejak
bangun tidur sampai tidur kembali. Tanpa harus jauh- jauh beranjak dari sebuah lokasi,
mereka bisa melakukannya all in one easy location.
Independency of Governance (Clear Boundary)
Roppongi Hills masih masuk dalam wilayah Roppongi, Minato, Tokyo, Jepang
sehingga segala peraturan yang ada di Roppongi Hills diatur oleh pemerintah.
5. Komentar
sehingga semua di bangunan rata-rata 2 lantai. Tipe bangunan yang ada dapat dibagi
KAWASAN MALIOBORO YOGYAKARTA dalam 3 golongan :
(Akmal Firdaus Alfarisi 21020114120070) - Bangunan yang berderet yang sempit dan panjang dengan orientasi satu arah (ke
depan saja).
1. Gambaran Umum - Bangunan berukuran kecil dengan bentuk panjang lebar yang mirip.
Seperti yang kita tahu kawasan Malioboro merupakan pusat pergerakan ekonomi di - Bangunan besar yang bersifat blok.
kota Yogyakarta dan daerah wisata. Kawasan ini meliputi Stasiun Tugu dan sepanjang Sirkulasi
jalan A. Yani. Terdapat berbagai macam aktvitas yang dapat ditemui di malioboro, - Jalan malioboro serta pinggirannya: daerah tersebut termasuk ruang jalan malioboro
diantaranya adalah pusat perbelanjaan, objek wisata bersejarah seperti museum, dan dan jalan A Yani.
dekat dekat keraton. Sehingga, suasana budaya jawa tengah masih sangat terasa di - Daerah Barat Malioboro : daerah tersebut mulai di belakang bangunan yang
kawasan ini. menghadap Jalan Malioboro, kemudia meluas ke Barat sampai di jalan raya kota (Jl.
2. Data Fisik Bhayangkara, Jl. Joyonegaran).
Lokasi - Daerah Timur Malioboro: daerah tersebut mulai di belakang bangunan yang
Kawasan Malioboro meliputi Jl. Senopati, Jl. Pasar Kembang, Jl. KHA Dahlan, Jl. menghadap Jalan Malioboro, kemudian meluas ke Timur sampai di jalan raya (Jl.
Mataram, dan yang berada di dekat kawasan Jl. Malioboro. Mayor Suryotomo, Jl. Mataram).
Site 3. Data Non Fisik
Kharakteristik Kawasan
Secara kultural, ruang Malioboro merupakan gabungan 2 kultur dominan, yakni Jawa
dan Cina. Karena dulunya, kawasan ini merupakan kawasan perdagangan bagi
orang Tionghoa. (Ngasihm, 2010)
Pola Aktivitas
Kawasan Malioboro senantiasa ramai 24 jam dengan berbagai kehidupan dan
aktivitasnya. Pusat belanja dan terdapat 4 objek wisata membuatnya ramai oleh
pengunjung.
4. Analisis
High-dense settlements
Terdapat 14 RW dengan 35 RT dengan 1.134 KK dan 4.259 penduduk yang tercatat.
Artinya rata-rata 260 orang menghuni 1 ha. Jumlah penduduk Malioboro cukup stabil
karena mutasi orang seimbang.
Less dependence of automobile (high density)
Kawasan Malioboro berada di satu jalan yang panjang sehingga memungkinkan
untuk pengunjung berjalan kaki. Selain itu, faslitas sarana dan prasarana trotoar kini
sudah semakin baik
Clear boundary from surrounding area
- Jalan malioboro serta pinggirannya: daerah tersebut termasuk ruang jalan
Penduduk malioboro dan jalan A Yani.
Daerah Malioboro termasuk bagian dari 3 kelurahan. Terdapat 14 RW dengan 35 RT - Barat : daerah tersebut mulai di belakang bangunan yang menghadap Jalan
dengan 1.134 KK dan 4.259 penduduk yang tercatat. Artinya rata-rata 260 orang Malioboro, kemudian meluas ke Barat sampai di jalan raya kota (Jl. Bhayangkara,
menghuni 1 ha. Namun, nilai tersebut tidak begitu tepat, karnea banyak kawasan tidak Jl. Joyonegaran).
memiliki penghuni, sedangkan kawasan lain padat dihuni. Jumlah penduduk Malioboro - Timur : daerah tersebut mulai di belakang bangunan yang menghadap Jalan
cukup stabil karena mutasi orang seimbang. Jumlah WNA sebesar 0,2% sangat rendah, Malioboro, kemudian meluas ke Timur sampai di jalan raya (Jl. Mayor Suryotomo,
karena banyak orang keturunan Cina sudah lama menjadi WNI, dan orang asing yang Jl. Mataram).
lain lebih suka hidup di daerah yang lebih nyaman. 58% dari jumlah penduduk Mix land use
menganut Islam, 38 % orang katolik dan Kristen, hanya 2% penganut Budha. (Zahnd, Daerah pertokoan : berada di jalan raya utama dan beberapa jalan raya yang terletak
2008) sebagai cabangnya. Semua daerah tersebut diduduki oleh keturunan Cina.
Peruntukan Kawasan, Pola Tata Bangunan, Ruang Terbuka Daerah pariwisata : berada di pusat daerah dan di daerah utara. Semua hotel
Di Malioboro ada 2 pola bangunan dasar yang sangat berbeda ,yaitu: bangunan dan memliki akses mobil.
ruang terbuka yang hanya berfokus pada ruang Jalan Malioboro dan bangunan di Daerah administrasi : pada bagian timur, daerah ini berada di utara dan pusat,
belakang daerah tersebut yang kebanyakan mengikuti pola ortogonal yang ada di sedangkan di bagian barat berada di daerah selatan.
lingkungannya dan berukuran kecil. Malioboro memiliki KDB 65% serta KLB 1,3
Daerah hunian : kebanyakan berada di pedalaman bagian tengah atau selatan
sebagi kampung kota
Daerah khusus : tersebar di berbagai tempat di seluruh daeerah dengan fungsi
umum (sekolah, ibadah, dll).
Diversity of life
58% dari jumlah penduduk menganut Islam, 38 % orang katolik dan Kristen, hanya
2% penganut Budha.
Self-sufficiency of daily life
Karena kawasan malioboro merupakan pusat perbelanjaan, maka banyak sekali
pertokoan di sepanjang jalan kawasan ini.
Independency of governance (clear boundary)
Kawasan Malioboro telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai
Kawasan Cagar Budaya, menurut Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Yogyakarta Nomor 6 tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota
Yogyakarta. Hal tersebut berkaitan erat dengan keberadaan tempat bersejarah
bernilai budaya, pariwisata dan untuk kepentingan penelitian. (Marbun, 2011)
5. Komentar
Menurut pandangan saya, Malioboro merupakan contoh compact city dalam
lingkup yang cukup luas yaitu kawasan. Malioboro sudah hampir memiliki kriteria dari
prinsip-prinsip compact city, seperti kepadatan penduduk yang tinggi, serta penggunaan
lahan untuk bermacam-macam aktivitas. Pada aspek mix land use, di kawasan
Malioboro terdapat pusat perdagangan, pusat kuliner, serta tempat ibadah. Kawasan
Malioboro juga sudah memenuhi aspek yang menjadikannya sebagai compact city yaitu
dari segi less dependence of automobile, serta Pedestrian way yang telah berfungsi
cukup baik membuat kondisi kawasan tersebut terbilang aman.

Sumber:
BIBLIOGRAPHY Marbun, J. (2011, juli 26). Kawasan Malioboro Sebagai Kawasan
Budaya. Retrieved from Wordpress.com:
https://joemarbun.wordpress.com/2011/07/26/kawasan-malioboro-sebagai-kawasan-
budaya/
Ngasihm, A. A. (2010). Sejarah Malioboro, Intrik Jawa-Cina Hingga Dunia Sastra.
Kompasiana.
Zahnd, M. (2008). Model Baru Perancangan Kota yang Kontekstual. Yogyakarta, Jawa
Tengah, Indonesia.
Proyek Sentraland di Semarang yang pembangunan fisiknya dimulai akhir Januari
2013 lokasi proyek Jl. Ki Mangunsarkoro Semarang . (use, 2016)
SENTRALAND SEMARANG
(Debby Erika Meylena 21020114120073)

Konsep proyek yang dihadirkan yaitu Mixed Use yang menggabungkan beberapa fungsi
sekaligus untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan para penggunanya, Sentraland
mampu dengan cepat diterima pasar Semarang. Pihak pengembang pun optimis target proyek
rampung dalam dua tahun akan mudah terpenuhi. Sentraland berdiri di atas lahan seluas
6,770 m2 yang terdiri dari office, hotel, condotel, SOHO (Small Office Home Office),
Fenomena compact city di Indonesia sendiri sebenarnya telah berkembang sejak lama. Commercial, dan Retail. Terletak di jantung Kota Semarang, bangunan setinggi 20 lantai.
Hal ini dapat dilihat dari zaman kerajaan berkuasa di Indonesia, dimana batasan kerajaan (sentraland, 2015)
masih terlihat jelas dan adanya pemusatan kegiatan pada pusat kerajaan, Namun
perkembangan di Indonesia ahir-ahir ini dibandingkan dengan pengembangannya dinegara
maju masih jauh tertinggal. Complect city di Indonesia berkembang dengan adanya
pembangunan complect kota baru yang mengusung tema tema tertentu seperty city garden
yang ahir-ahir ini gencar dilakukan.
Untuk berjalannya compact city di Indonesia diperlukan pendekatan pendekatan yang
sesuai dengan karakteristik perkembangan kota di Indonesia, adanya kebijakan pemerintah
yang mampu mendorong terwujudnya compact city yang dapat di aplikasikan sebagai strategi
pembangunan kota untuk mengendalikan perluasan ( pengembangan ) kota akibat laju
pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan yang ada. Dalam pengembangannya
complact city juga membutuhkan biaya yang banyak karena seluruh komponen kota harus
terpenuhi serta perlu dilakukan kajian lebih lanjut apakah pengembangan compact city tepat
digunakan di Indonesia karena banyak kota yang mempunyai identitas yang khas dan
karakterisistik tersendiri yang menjadi keharusan untuk dipertahankan. (kota, 2015)
Beberapa penelitian tentang konsep compact city telah dilakukan pada beberapa
wilayah dan kota di Indonesia, yaitu pada wilayah Metropolitan Bandung, Semarang, dan Kota
Surabaya Hasil studi tersebut adalah tipologi kelurahan di wilayah Metropolitan Bandung,
Semarang, dan Kota Surabaya berdasarkan variabel-variabel compact city. (city, 2014)
Di Semarang terdapat beberapa contoh compact city yang diterapkan sebelum
munculnya konsep compact city modern , beberapa contohnya yaitu : Perkampungan Kauman
dan Perkampungan Pecinan. Di dua daerah tersebut sudah dari dulu diterapkan konsep yang
dewasa ini disebut dengan compact city dan mengikuti perkembangan jaman dua tempat
tersebut sering menjadi objek penelitian untuk compact city di daerah Semarang selaras
dengan mulai beralih fungsinya konsep konsep yang dulu dibangun di wilayah tersebut
sebagai objek kajian.
Namun, dewasa ini di Semarang mulai dikembangkan konsep compact city secara
modern dengan konsep utama yang digunakan yaitu mix land use. Salah satu proyek yang
sedang berjalan dan mengusung konsep compact city ini yaitu Proyrk Sentraland di Semarang.
Sentraland memenuhi konsep compact city karena memenuhi aspek : 3. Guna lahan : mixed , cenderung menyatu
1. Dibangun di kepadatan yang tinggi

terlihat dari potongan tersebut bagaimana konsep mix land use itu terjadi
4. Skala : kaya akan detail dan artikulasi bagi pejalan kaki

Dalam peta persebaran penduduk tersebut didaerah Semarang Tengah memiliki


kepadatan penduduk yang cukup tinggi
2. Pola pertumbuhan : pembangunan pada ruang ruang antara (kompak)

5. Layanan komunitas : main street, semua fasilitas mudah ditemukan

pemilihan lahan proyek terletak di ruang sisa sehingga nantinya pola pertumbuhan
bangunan akan efisien

Selain fasilitas yang akan dibangun oleh sentraland lokasi yang strategis
mendukung mudahnya mencapai fasilitas fasilitas lainnya di daerah tersebut yang
dekat dengan pusat kota.
Pemerintah kota Semarang mendukung penuh terwujudnya compact city yang
6. Transportasi : penghargaan pada pejalan kaki dan tranportasi publik diusung oleh Sentraland, sehingga pembangunan kawasan ini didukung penuh
Banyak transportasi public yang terdapat didaerah tersebut sehingga mendukung pejabat pemerintahan yang terkait.
mudahnya pencapaian fasilitas public lainnya dan mengurangi biaya dan energy Komentar :
yang dikeluarkan untuk mencapai tempat tersebut Pembangunan Sentraland diSemarang ini diharapkan dapat menjadi contoh compact
7. Desain jalan : jalan di desain untuk mengakomodasi berbagai macam kegiatan city yang cocok untuk dilaksanakan diSemarang, walaupun masih dalam proses pembangunan
antusian masyarakat Semarang dengan adanya proyek yang mengusung nuansa baru
diSemarang ini sudah banyak peminatnya. Aspek utama mix land use yang diangkat sangat
cocok untuk mengurangi jumlah kepadatan kendaraan bermotor diSemarang yang sudah
padat dimana beberapa fasilitas yang ditawarkan sangat efisien untuk dikerjakan dalam satu
kawasan sehingga dapat menghemat pengeluaran.

Sumber:
city, c. (2014, januari 3). compact city kota surabaya. Retrieved april 1, 2016, from
http://compactcityits.blogspot.co.id:
http://compactcityits.blogspot.co.id/2010/02/compact-city-kota-surabaya.html
kota, p. (2015, november 24). konsep pengembangan kota. Retrieved april 1, 2016, from
https://www.academia.edu:
https://www.academia.edu/12154895/_PERENCANAAN_KOTA_KONSEP_PENGEMBA
NGAN_KOTA_Green_City_Smart_City_Compact_City_Mega_City_Kota_Satelit_Baru_
sentraland. (2015, desember 25). tabloiad simpang 5. Retrieved april 1, 2016, from
Karena desain dari Sentraland ini cenderung memanjang kebelakang desain http://tabloidsimpang5.com: http://tabloidsimpang5.com/sentraland-hadirkan-konsep-
pedestrian ways disini diatur sedemikian rupa sehingga membuat masyarakat mixed-use-di-semarang/
didalamya merasa nyaman untuk berjalan kaki use, k. m. (2016, april 1). apaja. Retrieved april 1, 2016, from http://blog.apaja.id:
8. Desain bangunan : bangunan sangat dekat dengan jalan, berada di pusat kota http://blog.apaja.id/2016/01/04/konsep-mixed-use-di-jakarta-perlu-atau-tidak/

RASUNA EPICENTRUM
(Deaniva Martya Nugraha 21020114120074)

1. Gambaran Umum
Rasuna Epicentrum merupakan sebuah kawasan terpadu yang berada di Kuningan,
Jakarta Selatan. Kawasan ini merupakan kawasan megasuperblock terpadu yang
terbesar di Jakarta dengan luas keseluruhan 53,6 hektare. (Wikipedia, 2016)
2. Data Fisik
Lokasi
Kawasan Rasuna Epicentrum termasuk ke dalam Wilayah pengembangan
kotamadya Kuningan Jakarta Selatan bagian utara. Kawasan superblock ini juga
termasuk kawasan segitiga emas Jakarta yang dekat dengan kawasan terpadu
SCBD, Sudirman dan kawasan Mega Kuningan. Kawasan ini dirasa cukup
strategis dan potensial karena berada pada kawasan segitiga emas Jakarta.
(Febri, 2012)
Site
9. Ruang publik : perujudan kepentingan publik
10. Proses perencanaan : terencana dan hubungan pelaku pembangunan dan aturan
baik (community based)
hanya pada kawasan internal saja, tetapi jika penghuni kawasan ini ingin pergi
keluar dari kawasan Rasuna Epicentrum bisa langsung menggunakan Bus Trans
Jakarta. Selain itu Rasuna Epicentrum juga memiliki jalur pejalan kaki yang
nyaman dan aman, sehingga sangat mengurangi penggunaan mobil atau
kendaraan pribadi.
Clear identity

Sumber: (Maps, 2016)


Penduduk
Kawasan ini cukup padat mengingat disekitar wilayah tersebut merupakan aerah
yang cukup padat sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi kawasan
Rasuna Epicentrum.
Peruntukan Kawasan, Pola Tata Bangunan, Ruang Terbuka
Keseluruhan luas area pembangunan Rasuna Epicentrum adalah 53,1 Ha.
Rasuna Epicentrum merupakan sebuah kawasan megasuperblock yang terdiri
dari kawasan hunian, perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat ibadah, olahraga,
pusat perbelanjaan dan hiburan serta pendidikan dalam satu kawasan Sumber : (Maryadie, 2010)
(Wikipedia, 2016). Rata rata KDB dan KLB di superblok Rasuna Epicentrum Gedung pencakar langit ini berada di kompleks Rasuna Epicentrum. Gedung ini
adalah 40% dan 4. Sedangkan untuk ruang terbuka Rasuna Epicentrum memiliki memiliki tinggi 215 meter dan jumlah lantai sebanyak 50. Gedung Bakrie Tower
podium sebagai area ruang terbuka hijau, jalur jogging, kolam renang, lapangan sebagian digunakan perkantoran untuk perusahaan di grup Bakrie. Bakrie Tower
basket dan tenis, dan taman bermain anak anak. rampung dibangun pada Januari 2009. Untuk pengamanannya, gedung ini
Sirkulasi menggunakan perangkat lunak yang disebut Visitor Management System (VMS).
Akses masuk cukup mudah yaitu melalui Jalan HR Rasuna Said (Jakarta). Gedung ini juga didesain dengan konsep keberlanjutan, sehingga gedung ini
Didalam kawasan sirkulasi tertata rapi dengan adanya jalur pejalan kaki dan jalur merupakan icon Rasuna Epicentrum. (Maryadie, 2010)
kendaraan.

3. Data Non Fisik


Kharakteristik Kawasan Clear boundary from surrounding area
Kawasan ini memiliki kharakteristik superblock dengan masing masing blok Batas lokasi Rasuna Epicentrum adalah sebagai berikut:
memiliki fungsi sendiri sendiri. a. Sebelah Utara : Pemukiman Kelurahan Karet Kuningan
Sosial Budaya b. Sebelah Selatan : Jalan I Taman Rasuna, Klub Rasuna, Gelanggang
Batas sosial merupakan interaksi antara kegiatan tersebut dengan masyarakat Mahasiswa Sumantri Brojonegoro dan Pasar Festival.
yang ada di wilayah kegiatan walau secara tidak langsung berhubungan dengan c. Sebelah Barat : Jl. H. R. Rasuba Said, RS MMC dan Gedung Perkantoran
lokasi kegiatan. d. Sebelah Timur : Kali Cideng, Apartemen Taman Rasuna.
4. Analisis Mix land use
High-dense settlements Rasuna epicentrum merupakan kawasan superblock yang terdiri dari hunian,
Rasuna Epicentrum memiliki Aston Rasona Hotel yang terbagi menjadi dua perkantoran, fasilitas rekreasi, fasilitas pendidikan, dan fasilitas penunjangnya
menara. Menara A memiliki 223 unit kamar hotel dan menara B memiliki 226 unit adalah fasilitas pendukung transportasi ( suttle Bus dan Halte Bus Rasuna
condominium belum termasuk juga unit kamar apartemennya. Dilihat dari unit Epicentrum ). (Febri, 2012)
huniannya sudah dipastikan bahwa Rasuna Epicentrum merupakan kawasan Social fairness ( high-dense settlements )
yang padat. Terciptanya keharmonisan di dalam lingkungan kawasan Rasuna Epicentrum
Less dependence of automobile (high density) karena terdapatnya fasilitas fasilitas yang dapat menunjang kegiatan sosial di
Pada kawasan ini terdapat halte bus dan suttle bus gratis yang dapat dalam kawasan tersebut seperti area jogging track, taman bermain, sarana
mengantarkan penghuni untuk berpindah ke fungsi fungsi lahan lainnya. Tidak penunjang olahraga lainnya seperti lapangan basket dan tenis, serta Elite Club
Epicentrum yang merupakan pusat kebugaran ekslusif yang secara tidak
langsung mempengaruhi perilaku sosial yang ada di sana.
Self-sufficiency of daily life

Sumber : (Talk, 2012)


Rasuna Epicentrum memiliki mall dengan fasilits yang lengkap yaitu Epicentrum
Walk. Mall ini menyediakan makanan, hiburan, fashion, banking & ATM,
perawatan kecantikan, dan juga daily & specialitty, (Talk, 2012)
Independency of governance (clear boundary)
Untuk studi kasus Rasuna Epicentrum, hal ini belum ditunjukkan karena Rasuna
Epicentrum sendiri merupakan bagian dari ibukota Jakarta.
5. Komentar
Rasuna Epicentrum dirasa cukup memadahi sebagai kawasan compact city
dilihat dari aspek aspek tersebut, sehingga kawasan ini merupakan solusi yang
pat bagi Ibukota Jakarta yang saat ini sudah mengalami urban sprawl. Tetapi,
ada satu kekurangan pada Rasuna Epicentrum ini yaitu, pengguna harus
CURITIBA, BRAZIL
mengeluarkan biaya yang tidak murah untuk tinggal di kawasan ini, sehingga
(Fredo Yoga Pratama 21020114120075)
tercpta kesenjangan sosial antara penghuni Rasuna Epicentrum dan masyarakat
disekitar wilayah tersebut.
1. Gambaran Umum
Kota Curitiba merupakan ibukota Negara Bagian Parana, Brazil. Pertumbuhan
kota Curitiba menjadi semakin cepat setelah tahun 1950 karena menjadi wilayah
hubungan perdagangan dan jasa. Pertumbuhan kota yang tidak terkendali mendorong
Sumber:
perencanaan kota yang ditekankan pada transportasi dan penghijauan lingkungan. Kota
Febri, T. (2012). Kemungkinan Penerapan Konsep Compact City Di Kawasan Jabodetabek
Curitiba kini telah dikenal sebagai salah satu contoh kota terbaik untuk rujukan
Stui Kasus : Rasuna Epicentrum. 22.
perancangan kota.
Maps, G. (2016). Retrieved April 6, 2016, from
2. Data Fisik
https://www.google.co.id/maps/place/Epicentrum+Walk/@-6.2401021,106.8226549,12z/data=!
4m2!3m1!1s0x0:0x6917388205480f0c Lokasi
Maryadie. (2010, November 23). Vivanews. Retrieved April 7, 2016, from Kota Curitiba terletak di barat daya Sao Paulo, Brazil dan merupakan kota
http://metro.news.viva.co.id/news/read/190122-10-gedung-tertinggi-di-jakarta terbesar sekaligus ibukota Negara Bagian Parana. Kota ini memiliki 26
Talk, E. G. (2012, Januari 28). Blogspot. Retrieved April 7, 2016, from munisipalitas.
http://earlgreyteatalk.blogspot.co.id/2012/01/tentang-epicentrum-walk.html Site
Wikipedia. (2016). wikipedia. Retrieved April 6, 2016, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasuna_Epicentrum
Sosial Budaya
Aktivitas sosial pada kota Curitiba tak bisa terlepas dari sektor
perdagangan dan jasa. Selain itu, budaya juga memegang peran penting dalam
pengembangan kota Curitiba.
Pola Aktivitas
Sebagai kawasan dengan transportasi terpadu, masyarakat Curitiba
memiliki pola aktivitas memusat-menyebar. Masyarakat Curitiba akan menuju
pusat kota terlebih dahulu sebelum menuju tujuannya.

4. Analisis
High-dense settlements
Jumlah penduduk kota Curitiba sekitar 1.879.355 orang pada 2015 dalam
wilayah seluas 430.9 km2. Artinya, kepadatan penduduk Curitiba sekitar 4,062
jiwa /km2.
Less dependence of automobile (high density)
Jaringan transportasi di Curitiba adalah jaringan yang terencana dan
praktis yang menjadi model percontohan di dunia. Sistem ini membatasi jumlah
penggunaan mobil dan mempromosikan moda lain dari perjalanan. Sistem ini
mengintegrasikan angkutan umum dengan bersepeda dan berjalan, dengan
begitu orang dapat bergerak secara efisien dan cepat sekaligus menciptakan
suasana yang menyenangkan untuk perjalanan. (Mandala, 2013)
Clear identity
Kota Curitiba mengandalkan program tata kota serta sistem transportasi
terintegrasinya sebagai identitas kota.
Clear boundary from surrounding area
sumber: (Google, 2016) Batas Utara : Colombo, Almirante Tamandar
Penduduk Batas Timur : Paranagu, Pinhais, Piraquara
Menurut sensus IBGE tahun 2010, 2.469.489 orang tinggal di kota Batas Selatan : So Jos dos Pinhais, Araucria
Curitiba. Dari sensus terungkap ada 1.381.938 orang berkulit putih (78,9%), Batas Barat : Campo Largo
294.127 orang multiras (16,8%), 49.978 orang berkulit hitam (2,9%), 23.138 Mix land use
orang Asia, dan (1,4%), 2693 orang Amerindian (0,2%) bermukim di sana. Pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan bisnis pada kota
Peruntukan Kawasan, Pola Tata Bangunan, Ruang Terbuka Curitiba terletak memanjang pada area pusat kota dengan permukiman
Curitiba memiliki pola pembangunan radial linear. Kota Curitiba tidak mengitarinya. Terdapat pula area khusus industri di wilayah barat kota (CIC) agar
tumbuh di segala arah dari pusat/inti kota, melainkan tumbuh di sepanjang untuk mengurangi dampak dari polusi.
koridor dalam bentuk linier. Jantung kota, gedung-gedung komersial, Diversity of life
pemerintahan, pendidikan atau bisnis diletakkan dalam satu situs, sementara Penduduk Curitiba terdiri dari berbagai latar ras dan kultur yang berbeda,
tempat tinggal penduduk dibuat mengitari. Di bagian barat Curitiba terdapat kebanyakan adalah keturunan dari imigran Eropa. Pekerjaan penduduk berkisar
kawasan khusus untuk industri yaitu CIC. (Mandala, 2013) pada perdagangan, jasa, dan juga industri.
Sirkulasi Social fairness ( high-dense settlements )
Kota Curitiba membangun jalan-jalan penghubung dari tempat tinggal Masyarakat Curitiba sudah lama hidup dalam lingkungan multikultur. Oleh
penduduk langsung menuju pusat kota. Dengan adanya jalan penghubung, karena itu, sikap saling toleransi sudah tertanam di dalam kehidupan sosial
penduduk akan lebih cepat mengakses pusat kota. Dari pusat kota, penduduk mereka yang harmonis.
kemudian dapat dengan mudah mengakses bagian kota tujuan mereka melalui Self-sufficiency of daily life
transportasi yang telah terintegrasi. Sebagai sebuah kota, di dalam Curitiba tentu terdapat daerah
3. Data Non Fisik perdagangan serta pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ditambah
Karakteristik Kawasan dengan adanya CIC, kebutuhan masyarakat Curitiba akan barang pabrikan juga
Kota Curitiba memiliki karakter kawasan berkultur campuran. Hal ini dapat dipenuhi oleh wilayah Curitiba sendiri.
disebabkan oleh adanya gelombang besar imigran yang pernah terjadi. Independency of governance (clear boundary)
Dampaknya berupa berdirinya berbagai memorial untuk mengenang daerah asal
para imigran namun tetap dalam koridor pola pembangunan radial linear.
Sebagai suatu wilayah di dalam negara bagian, kota Curitiba dapat
dikatakan independen dalam pengambilan setiap keputusannya. Hanya saja,
kota Curitiba berada di bawah wilayah Negara Bagian Parana, yang artinya
pemerintahan Negara Bagian Parana masih memberikan pengawasan terhadap
kota Curitiba.
5. Komentar
Menurut pandangan saya, kota Curitiba merupakan contoh compact city
dalam lingkup kota. Kota Curitiba memenuhi kriteria dari prinsip compact city,
seperti kepadatan penduduk yang tinggi, pengkombinasian/ penggunaan lahan
untuk bermacam-macam aktivitas, serta keberagaman masyarakat tanpa
terjadinya diskriminasi. Sistem transportasi terintegrasi dalam wilayahnya, selain
menjadi penyelesaian masalah transportasi berupa pengurangan waktu tempuh,
juga menjadi identitas yang membuat kota Curitiba terkenal.

Sumber:
Google. (2016). Retrieved April 7, 2016, from Google Maps:
https://www.google.co.id/maps/place/Curitiba+-+Paran%C3%A1,+Brasil/@-
25.4947754,-49.4274895,11z/data=!3m1!4b1!4m2!3m1!
1s0x94dce3f5fc090ff1:0x3c7a83b0092bb747
Mandala, Z. (2013). Curritiba Brazil sebagai World Class Sustainable Cities. Retrieved April 7,
2016, from https://zejimandala.wordpress.com/2013/07/21/curritiba-brazil/

KAWASAN PECINAN SEMARANG


(Sari Utami 21020114130078)

1. Gambaran Umum
Gambar (a). Pecinan Semarang
Sumber : (Kompasiana, 2014)
Pecinan atau Kampung Cina Semarang merupakan sebuah wilayah di Kota
Semarang yang mayoritas penghuninya adalah orang Tionghoa yang merantau dan
kemudian menetap. Kawasan ini menjadi salah satu pemegang pengaruh besar
terhadap pembentukan Kota Semarang serta berpontensi sebagai salah satu kawasan
wisata budaya. Sebagai sebuah kawasan yang pernah menjadi pusat perdagangan dan
jasa kaum Tionghoa pada jaman dahulu, Pecinan Semarang memiliki potensi ekonomi,
sosial, dan budaya yang sangat kuat.
2. Data Fisik
Lokasi
Kawasan Pecinan termasuk dalam Kelurahan Kranggan, Kecamatan Gambar (b). Peta Pecinan
Semarang Tengah. Memiliki 5 RW dan 19 RT. Berdekatan dengan Kawasan Kota Sumber: (photobucket, 2015)
Lama (Little Netherlands), Komplek Jurnatan (pusat perdagangan di kota Peruntukan Kawasan dan Pola Tata Bangunan
Semarang), dan Pasar Tradisional Johar. Pecinan memiliki pola pembangunan yang homogen dengan keberadaan
Penduduk kaveling yang mengikuti pola grid. Bagian barat memiliki rata-rata kaveling lebih
Jumlah penduduk Pecinan adalah 5.793 pada tahun 2002, 95% adalah kecil disbanding bagian timur. Pecinan memiliki KDB 80%, KLB 1.6. 71% dari
WNI. 1.505 KK dengan rasio 3.8 orang/KK. 49% penduduknya berumur >40 jumlah bangunan berlantai 2. Bangunan dengan 1 lantai masih berada di daerah
tahun. 56% penghuni Pecinan adalah wanita. 43% dari jumlah penduduk Pecinan paling barat dan timur. Bangunan 3 atau 4 lantai 14%.
hidup sejak lahir di Pecinan Semarang. 37% menganut agama Buddha, 33% Sirkulasi
Kristen/ Katolik, dan 29% beragama Islam. 97% bekerja di sector formal swasta, Terdapat 4 jalan utama ke kawasan Pecinan Semarang, yaitu:
15% sector informal, dan 2.6% bekerja sebagai pegawai negeri. Jalan KH. Agus Salim (Jurnatan) masuk ke jalan Pekojan akan tembus ke
jalan Gang Pinggir
Jalan Jagalan ke jalan Ki Mangunsarkoro tembus ke jalan Gang Pinggir
Jalan Gajahmada ke jalan Kranggan lalu masuk lewat jalan Beteng
Jalan Gajahmada ke jalan Wotgandul lalu lewat jalan Wotgandul Timur

Site
3. Data Non Fisik
Kharakteristik Kawasan
Karakter fisik arsitektur kawasan merupakan hasil perpaduan antara
karakter arsitektur Cina bercampur dengan arsitektur Melayu. Perpaduan
arsitektur tersebut terlihat dalam tipologi bangunan berupa rumah deret yang
atapnya berkarakter arsitektur Cina tapi pada detail-detail fasade terdapat
keberagaman arsitektur yang mempengaruhinya. Karakter non fisik terwujud
dalam kehidupan sosial-budaya yang merupakan hasil perpaduan dari berbagai
kebudayaan yaitu budaya Cina yang kemudian berpadu dengan budaya-budaya
lokal seperti budaya Pekojan dan budaya Melayu (Sudarwani, 2010).

Sosial Budaya
Aktivitas sosial berhubungan dengan perdagangan dan hubungan dalam
keluarga besar. Memiiki identitas kuat dengan sosial budayanya yang homogen.
Pola Aktivitas
Kawasan Pecinan memiliki beberapa aktifitas masyarakat, yaitu :
Pasar tradisional Gang Baru, di Jalan Gang Baru dapat dikunjungi setiap Gambar (c):Pasar Semawis
pagi mulai pukul 05.00 WIB sampai selesai. Sumber : (Semarang, 2015)
Waroeng Semawis, aktifitas wisata kuliner di Semarang, di sepanjang Pasar Imlek Semawis, kegiatan ini masuk dalam agenda tahunan wisata
jalan Gang Warung yang berlangsung setiap hari jumat, sabtu dan minggu Kota Semarang dan diadakan selama 3 hari dalam rangka menyambut tahun
mulai sore hari sekitar jam 18.00 WIB sampai selesai. baru Imlek.

Clear boundary from surrounding area


4. Analisis Batas-batas Kawasan Pecinan:
High-dense settlements Batas Utara : Jl. Gang Lombok (Klenteng Tay Kak Sie)
Jumlah penduduk Pecinan adalah 5.793 pada tahun 2002. 95% mereka Batas Timur : Kali Semarang
adalah WNI. 1.505 KK dengan rasio 3.8 orang/KK. Hal ini menunjukkan tingkat Batas Selatan : Kali Semarang, Jl. Sebandaran I
kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah Pecinan. Batas Barat : Jl. Beteng
Less dependence of automobile (high density) Kawasan Pecinan tentunya mempunyai perbedaan tersendiri yang
Terdapat koridor yang merupakan bentuk dari street yang merupakan memperlihatkan batas-batas dengan kawasn lainnya yaitu dilihat dari bentuk
ruang pergerakan linear, sebagai sarana untuk sirkulasi. Terbentuk dari suatu bangunan yang ada di Pecinan. Kawasan Pecinan mempunyai arsitektur Cina
lahan memanjang yang terbentuk oleh fasade bangunan yang berderet di ruang yang bercampur dengan arsitektur Melayu sehingga berbeda dengan bangunan-
kota. Koridor ini memungkinkan masyarakat untuk berjalan kaki sehingga dapat bangunan di sekitarnya.
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor (Anugeraheni, 2015). Mix land use
Clear identity Terdapat pusat perdagangan, pemukiman, perkantoran, pusat kuliner,
Pecinan merupakan perkampungan yang unik, karena mayoritas serta tempat ibadah. Pertokoan tekstil dan obat-obat Cina di jalan Gang Warung.
penduduknya adalah keturunan Tionghoa, serta masih mempunyai tradisi-tradisi Perdagangan emas dan perhiasan di Jalan Gang Pinggir. Pusat makanan/ rumah
terkait dengan kebudayaan Tionghoa. Sellain itu terdapat 8 kelenteng yang makan di Jalan Gang Pinggir, Wot Gandhul Timur dan Gang Warung. Area
menjadi ciri khas dari Pecinan antara lain, Sioe Hok Bio, Area Kelenteng Tek Hay pemukiman dan perkantoran Jalan Gang Besen. Toko Cinderamata Khas Cina
Bio, Area Kelenteng Tay Kak Sie, Area Kelenteng Tong Pek Bio, Area Kelenteng dan perlengkapan sembahyang di Jalan Gang Pinggir dan Gang Baru. Pertokoan
Hoo Hok Bio, Area Kelenteng WieWie, Kiong dan Kelenteng See Hoo Kiong, dan (toko grosir, kelontong, emas) di Gang Beteng, Gang Warung, dan Gang Pinggir.
Area Kelenteng Liong Hok Bio. Pecinan juga terkenal dengan Waroeng Rumah sekaligus tempat usaha (ruko), baik berupa di Jalan Beteng, Gang
Semawisnya yang berlangsung setiap hari Jumat, Sabtu, Minggu pukul Warung, Gang Pinggir, Wot Gandhul, dan Gang Baru. Warung/ PKL terdapat di
18.00WIB. sepanjang Gang Pinggir dan Gang Warung, dan pasar tradisional yang terletak di
sepanjang Jalan Gang Baru merupakan pusat aktivitas perdagangan hasil bumi.
Diversity of life
Penduduk 37% menganut agama Buddha, 33% Kristen/ Katolik, dan 29%
beragama Islam. 97% bekerja di sector formal swasta, 15% sector informal, dan
2.6% bekerja sebgai pegawai negeri.
Social fairness ( high-dense settlements )
Di kawasan Pecinan ini keturunan Cina dibagi menjadi 2, yaitu masyarakat
Cina totok dan Cina peranakan. Terdapat pula perbedaan kepercayaan. Dengan
begitu sifat masyarakat Pecinan yang saling bertoleransi menunjukan bahwa pemukiman, pusat perdagangan, pusat kuliner, serta tempat ibadah. Namun terdapat
interaksi sosial yang ada di Pecinan berjalan harmonis tanpa adanya perlakuan beberapa aspek yang belum memenuhi prinsip-prinsip seperti dari segi less
diskriminasi antar kepercayaan, ras, maupun perbedaan status sosial. dependence of automobile, hal ini disebabkan karena street furniture yang kurang
Self-sufficiency of daily life lengkap, dan pedestrian way yang belum dipersiapkan dengan baik sehingga kurang
Terdapat daerah perdagangan yang ada di semua jalan raya Pecinan, aman. Selain itu dalam aspek Independency of governance juga belum ada karena
hampir semua bangunan berfungsi sebagai ruko serta pasar tradisional untuk kawasan Pecinan masuk dalam peraturan pemerintah Kota Semarang.
membeli kebutuhan sehari-hari.
Independency of governance (clear boundary) Sumber :
Kawasan Pecinan masuk dalam Kelurahan Kranggan, Kecamatan photobucket. (2015). Pecinan Semarang. Retrieved April 6, 2016, from photobucket.com:
Semarang Tengah, sehingga segala peraturan yang ada di Pecinan diatur oleh http://s1292.photobucket.com/user/beproudofindonesia/media/THREAD/PermukimanPe
pemerintah. Kawasan ini sudah dipertegas oleh Pemerintah kota Semarang cinanSemarang_zps9b929abc.jpg.html
masuk dalam daftar kawasan revitalisasi melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota Anugeraheni, S.P. 2015. Pengaruh Activity Support terhadap Kawasan Pecinan Semarang di
No 650/157 tanggal 28 Juni 2005 mengatur tentang Revitalisasi Kawasan Malam Hari. Jurnal Teknik Volume 36 Nomor 1. hal. 4
Pecinan, dan sekaligus sebagai pusat wisata budaya Tionghoa di kota Sudarwani, M.M. 2010. Karakter Visual Kawasan Pecinan Semarang. Majalah Ilmiah
Semarang. Universitas Pandanaran Volume 8 Nomor 18. Hal. 1-20
5. Komentar Semarang, H. (2015). Pasar Semawis, Surga Kuliner di Pecinan Semarang. Retrieved from
Menurut pandangan saya, Pecinan merupakan contoh compact city dalam lingkup yang hellosemarang.com: http://hellosemarang.com/pasar-semawis-surga-kuliner-di-pecinan-
lebih kecil yaitu perkampungan. Pecinan sudah hamper memiliki kriteria-kriteria dari semarang/
prinsip-prinsip compact city, seperti kepadatan penduduk yang tinggi, pengkombinasian/
penggunaan lahan untuk bermacam-macam aktivitas, serta keberagaman masyarakat Kompasiana. (2014, Agustus 9). Tentang Kawasan Pecinan Semarang. Retrieved from
tanpa terjadinya deskriminasi. Pada aspek mix land use, di kawasan Pecinan terdapat www.kompasiana.com: http://www.kompasiana.com/waroengsemawis/tentang-
kawasan-pecinan-semarang_54f67fb4a333116a018b4cd1

BAGIAN III
PENERAPAN KONSEP

3.1 Peta Kampung Kauman c. Kampung Kauman Tahun 1913 (sumber: Suprapti, 1997)
Dalam analisis ini, untuk mengetahui perkembangan fisik Kampung Kauman dengan d. Kampung Kauman pada saat ini (sumber: BAPPEDA Kota Semarang, 2010)
melihat peta figure ground dari tahun ke tahun. Perkembangan untuk sosial atau Pada Tahun 1880, kondisi Kauman sebelum terbakarnya Masjid Kauman, pada waktu
kemasyarakatannya dilihat dari sejarah yang diketahui dari para tokoh masyarakat atau posisi masjid masih ke arah barat dan terlihat pula Masjid Cilik (Musholla Astajiddin) sudah
masyarakat pendatang di Kauman tersebut. ada dan merupakan masjid kompeks Kanjengan. Dan terlihat juga belum jelas jalan-jalan
Untuk perkembangan fisik dari Kampung Kauman dapat dilihat dari penjelasan di yang ada di kampungnya. Pada tahun 1892-1913, Masjid Kauman sudah diperbaiki setelah
bawah ini. terjadinya kebakaran dan orientasi masjid diubah menghadap kiblat. Pada masa ini
masjid cilk di kompleks Kanjengan telah memiliki akses dengan Masjid Kauman seiring
dengan perkembangan kampung. Hal ini mempengaruhi pola dasar pada kampung
dengan terbentuknya pola jalan yang berbentuk grid untuk jalan penghubung di dalam
kampung. Munculnya permukiman masih secara spontan terlihat dari massa bangunan yang
menyebar. Pada tahun 1913, jalan yang berada di Kampung Kauman sudah lebih jelas terlihat
karena permukiman sudah bermunculan dan massa bangunan yang berdekatan dan masih
mengelompok. Pada Kampung Kauman saat ini, terlihat mengalami pertumbuhan yang pesat
terlihat dari massa bangunan yang semakin padat sampai sudah tidak ada lahan terbuka hijau.
Karena kawasan ini semakin ramai dengan pertokoan dan Pasar Johar, banyak
pendatang yang bermukim dan berdagang di Kawasan ini.
Perkembangan sosial maupun budaya di Kampung Kauman masih tetap dengan
nuansa islaminya. Dan sampai saat ini Kauman memiliki ciri khas dengan nama
setiap gangnya yang mempunyai arti/makna tersendiri. Seperti Kampung krendo karena
merupakan tempat menyimpan krendo, Kampung Buntulan karena kampung tersebut
buntu,dan sebagainya. (Yuliana dan Kurniati, 2013)

Gambar 13. Perkembangan Kampung Kauman Tahun 1880 - sekarang

Keterangan:
a. Kampung Kauman Tahun 1880 (sumber: Suprapti, 1997)
b. Kampung Kauman Tahun 1892-1913 (sumber: Suprapti, 1997)
1.a. Rute mayor 1, yaitu jalan dari alun-alun barat, Jalan Kauman hingga Jalan Kyai H.
3.2 , Analisis Penerapan Konsep Berdasarkan Prinsip-prinsip Compact City: Wahid Hasyim.
3.2.1 High-Dense Settlements Dilalui oleh angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua hingga roda empat
Memiliki lebar dan jarak ke dua tepi jalan, yang berbatasan dengan bangunan,
yaitu 7 m, pada saat ini sedang direncanakan untuk dilebarkan sehingga
bangunan di sisi tepi jalan harus diundurkan sekitar 2 m.
Tidak memiliki trotoar
Memiliki pembukaan sisi kiri/kanan untuk menuju ke kampung di dalamnya
1.b. Rute mayor 2, menghubungkan kawasan luar Kauman dengan rute mayor 1, juga
merupakan sarana untuk menuju kampung dan di belakangnya, terdiri dari:
1. Jalan Bangunharjo
Menghubungkan Jalan Kauman ke arah barat hingga Jalan Pemuda
Dilalui oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki
Memiliki lebar 3 m
Sebagai ruang ekonomi
Memiliki pembukaan di sisi kiri/kanan untuk menuju ke kampung di dalamnya
b. Jalan Kauman Timur
Menghubungkan Jalan Kauman ke arah selatan berbelok ke arah timur di
musholla Astahiddin, hingga Jalan Pungkuran.
Dapat dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan non mobil
Jalan memiliki lebar 2,5 m
Memiliki pembukaan di sisi kanan/kiri jalan untuk menuju ke kampung di
sekitarnya.
2. Rute minor
2.a. Rute minor 1 terdiri dari Jalan Guntingan, Jalan Suroyudan, Jalan Grajen, Jalan
Bangunharjo Tengah, Jalan Kampung Glondong, Jalan Jonegaran, Jalan Kauman
Barat, Jalan Bok, Jalan Getekan, Jalan Krendo, Jalan Kampung Mustaram, Jalan
Kampung Pompa, dan Jalan Kampung Kauman Kabupaten.
Kecuali Jalan Bangunharjo Tengah dan Jalan Jonegaran, jaringan rute minor 1 ini
memiliki lebar rata-rata 2-3 m, dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan non mobil,
material jalan terbuat oleh aspal atau paving. Sedangkan Jalan Bangunharjo Tengah
dan jalan Jonegaran memiliki lebar 6-8 m.
Gambar 14. Peta Solid Void Kampung Kauman 2.b. Rute minor 2, merupakan jalan pencapaian dari rute minor 1 menuju kampung
Sumber: Dokumen Kelompok didalamnya, jalan ini berupa jalan setapak, hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki,
lebarnya antara 1 m, material jalan berupa jalan tanah atau paving (Suprapti, 1997).
Pada tahun 2001, wilayah Kauman memiliki 4.007 penduduk yang tercatat. Hampir
semua memeluk agama Islam. Walaupun secara agama ada homogenitas, tetapi secara
sosiobudaya ada heterogenitas. Kuota WNA sangat rendah, karena hampir semua
penghuni tercatat yang keturunan asing mempunyai status WNI. Pada tahun terakhir dapat
diamati kenaikan para pendatang. Namun, dibanding kenaikan, para orang yang
meninggalkan Kauman lebih besar. Tiga puluh enam persen jumlah penghuni ingin
meninggalkan Kauman. Alasan utamanya adalah karena lingkungan terlalu sempit atau
karena urusan pribadi. (Zahnd, 2008)

3.2.2 Less Dependence of Automobile


Pola jaringan jalan di Kampung Kauman dilihat dari fungsi jalan dapat dibedakan
atas jaringan jalan utama (rute mayor) dan jaringan jalan pendukung (rute minor).
1. Rute mayor, yaitu jaringan jalan yang fungsinya merupakan rute pencapaian dari luar
menuju ke kampung-kampung Kauman.
3. Sebelah selatan : pertokoan jalan wachid hasyim (kranggan)
4. Sebelah barat : kompleks PHI dan gedung bank utama.
(Suprapti, 1997)

Gambar 15. Batas-batas Kampung Kauman


Sumber: (Cahyana, 2013)

Batas Tekstur:
Bentuk bangunan-bangunan di Kampung Kauman memiliki ciri arsitektur yang khas. Bangunan
yang berbatasan langsung dengan jalan raya yang memiliki fungsi sebagai pertokoan memiliki
bentuk bangunan dengan tipe blok dengan luasan bangunan yang lebih besar dibandingkan
dengan berada di bagian dalam Kampung Kauman dengan tipe bangunan berupa bangunan
rumah tipe lama maupun tipe jawa. (Alie dan Suwandono, 2013)

(a)

Gambar 14. Rute Jalan


Sumber: (Suprapti, 1997) (b)
Gambar 16 (a) Potongan Kampung Kauman, (b) Potongan Pasar Kauman
Sumber: (Dokumen Kelompok)
3.2.3 Clear Boundary of Surrounding Area
Batas Geografi :
1. Sebelah utara : pertokoan jalan pemuda
2. Sebelah timur : pertokoan kanjengan, jalan alun- alun barat.
Gambar 17 (a) Skyline di Jalan Kauman Sisi Barat, (b) Skyline di Jalan Wahid Hasyim
Sisi Barat
Sumber: (Dokumen Kelompok) Gambar 17. Mix Land Use
Sumber: (Theresiana & Dewi, 2013)
3.2.4 Mix Land Use
Penggunaan lahan di kawasan Kampung Kauman Kota Semarang didominasi sebagai 3.2.5 Diversity of Life
permukiman, ada juga peruntukan penggunaan lahan sebagai permukiman dan perdagangan Lokasi Kampung Kauman berada dekat dengan pusat perdagangan dan jasa Kota
jasa atau campuran (mix use). Semarang baik yang bersifat modern maupun tradisional. Pada awalnya, peluang dagang
Permukiman di kawasan ini dibagi menjadi dua bagian oleh Jl. Kauman yang muncul dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan Pasar Johar. Akan
merupakan jalan utama yang ada di kawasan ini, yaitu bagian barat dan bagian timur. tetapi, terus menyebar ke bagian dalam Kampung Kauman. Peluang ini membuat banyak
Penggunaan lahan campuran (mix use) yang ada di kawasan ini dipengaruhi oleh adanya bangunan-bangunan yang pada awalnya memiliki fungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
kebijakan pemerintah yang mengarahkan kawasan ini menjadi kawasan perdagangan dan jasa saja, sekarang memiliki fungsi sebagai tempat usaha.
di Kota Semarang. Peluang dagang yang ada, menjadikan aktivitas masyarakat berubah. Selain pengaruh dari aktivitas perdagangan, juga terdapat pengaruh dari keberadaan
Dampaknya banyak rumah yang awalnya hanya berfungsi tempat tinggal akhirnya perdagangan dan jasa serta perkantoran yang ada di Jalan Pemuda. Pengaruh terhadap
dikembangkan sekaligus juga menjadi tempat usaha, atau bahkan ada yang benar-benar perubahan fungsi bangunan yang terjadi yaitu beralihnya fungsi bangunan sebagai tempat
berubah menjadi tempat usaha. hunian pribadi menjadi tempat penyediaan jasa kos-kosan. Hal ini melihat peluang dari
Perubahan fungsi tersebut secara langsung berpengaruh terhadap struktur ruang keberadaan kawasan perkantoran dan perdagangan yang menarik tenaga kerja yang
kawasan Kampung Kauman saat ini. Peruntukan lahan campuran (mix use) berkembang pesat kemudian membutuhkan tempat tinggal yang dekat dengan kawasan tersebut. (Alie dan
di sepanjang jalur transportasi utama kawasan ini yaitu di Jl. Kauman. (Theresiana & Dewi, Suwandono, 2013)
2013)
3.2.6 Clear Identity
Clear identity di Kampung Kauman dibedakan menjadi dua yaitu fisik dan non fisik.
Pada clear identity secara fisik, Kampung Kauman mempunyai bangunan yang terkenal dan
masih kokoh berdiri yaitu Masjid Agung Kauman Semarang. Menurut Priyanto (2000) Masjid ini
merupakan bangunan tahun 1756 dan merupakan satu-satunya situs peninggalan masa
tradiosional (Islam). Masjid ini merupakan identitas budaya Semarang dan cukup potensial
untuk dikembangkan menjadi aset wisata sebagai pusat peradaban Islam, maka Kauman
sangat berperan penting dalam perkembangan Kota Semarang. Penduduk yang padat menjadi
poin tersendiri bagi kebudayaan Jawa yang direpresentasikan dalam Kampung Kauman. Dari
segi non-fisik dalam berbagai literasi sejarah jawa, menurut Priyanto (2004) Kampung
Kauman sering disemayamkan pada kota-kota lama yang bernafaskan Islam atau sering
disebut Perkampungan Santri, dan memiliki kharakteristik yaitu adanya ikatan agama dan
ikatan darah penduduk yang kuat, mata pencaharian yang relatif homogen (pedagang dan diselenggarakan oleh Takmir Masjid Agung Kauman diikuti oleh masyarakat Kampung Kauman
wiraswasta) dan kehidupan sosial budaya dengan nilai-nilai Kekaumanan yang maupun masyarakat luar Kampung Kauman dan berlangsung beragam mengikuti
membedakannya dari kampung yang lain. Karena pada era dulu, Kauman merupakan ciri khas peringatannya. Kegiatan Islami lainnya juga berpusat di Masjid Agung Kauman, kegiatan
kebudayaan Jawa yang lebih dekat dengan agama Islam, di satu sisi lain, Masjid Kauman pengajian berlangsung sekali seminggu, namun kegiatan khitan dan kursus pemandian
telah menyatu dengan kehidupan komunitas sosial Kauman yang satri dan agamis. Selain jenazah dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat diprediksi, kegiatan diselenggarakan
Kampung Kauman yang identik dengan kampung yang bernapaskan Islam, Kauman juga Takmir Masjid Kauman dan diikuti oleh masyarakat Kampung Kauman maupun dari luar
dikenal sebagai kawasan bisnis yang bernuansa Islami. kampung, berlangsung dengan baik mengikuti ketentuan tradisi yang ada sejak turun-temurun.
Begitu pula dengan pengajian yang materinya berupa ilmu Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih,
Tasawwuf dan sebagainya. Adanya berbagai macam kegiatan bersama inilah yang membuat
benteng persaudaraan Kampung Kauman menjadi sangat kuat.

Gambar 19. Pengajian Al Quran dan Tausiah


Sumber: (Jateng, 2015)

Gambar 18. Masjid Kauman Semarang


Sumber: Dokumen Kelompok 3.2.8 Self Sufficiency of Daily Life

3.2.7 Social Fairness


Setiap manusia berbudaya, dan kebudayaan merupakan merupakan ciri suatu tempat.
Sedangkan lingkungan binaan yang merupakan kesatuan sistem sosial masyarakatnya disebut
kebudayaan fisik. Permukiman yang ditentukan oleh lingkungan bangunan, kondisi alam
setempat, kelompok komunitas dengan sistem nilai. Hal ini menjadikan kampung kota sangat
erat kaitannya dengan nilai sosial budaya penghuninya.
Kampung Kauman dibentuk oleh sebuah proses sejarah yang panjang. Kampung ini
merupakan Kampung Jawa yang mempunyai basic agama yang kuat. Adanya homogenitas
seperti mata pencaharian yang rata-rata adalah pedagang dan wiraswasta di Kampung
Kauman membuat rasa persaudaraan masyarakat semakin tinggi, sehingga rasa toleransi
antara masyarakat cukup baik.
Menurut Sandri (2013) banyak kegiatan-kegiatan Islami yang dilakukan oleh
Gambar 20. Pertokoan di sepanjang jalan Kauman
masyarakat mengikuti yang berpusat di Masjid Agung Kauman Semarang. Kegiatan umumnya
Sumber: Dokumen kelompok
dilaksanakan oleh takmir masjid dan berlangsungnya kegiatan Islami sesuai dengan tradisi
yang ada sejak turun temurun tetap berlangsung. Begitu pula halnya kegiatan Islami tahunan Masyarakat Kampung Kauman memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengandalkan
berpusat di Masjid AGung Kauman Semarang, namun ada pula yang berlangsung di musholla- perdagangan. Menurut Hapsari (2013) Kampung Kauman bukan hanya berfungsi sebagai
musholla, berlangsung sekali setahun mengikuti kalender Islam (Hijriyah). Kegiatan tahunan ini
permukiman, tetai juga berkembang menjadi aktivitas perdagangan yang tersebar di pada tahun 1972 muncul PPPA Tahhafudul Quran. Terakhir Yayasan Al-Iman pada tahun 1983
sepanjang koridor (jalan) Kauman. Bagi masyarakat Kampung Kauman, kehidupan sosial dan yang melahirkan sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Al-Iman.
keagamaan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perdagangan. Kehidupan mereka digerakkan
oleh kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan keagamaan. Masjid Agung Kauman menjadi pusat
aktivitas keagamaan, sementara koridor Jalan Kauman menjadi pusat aktivitas perdagangan.
Kampung Kauman yang merupakan kawasan dengan aktivitas masyarakatnya yang
beragam. Mulai dari aktivitas bermukim, aktivitas berdagang, dan aktivitas keagamaan. Ketiga
aktivitas tersebut berjalan beriringan di dalam kehidupan masyarakat di Kampung Kauman.
Aktivitas perdagangan yang terpusat di Pasar Johar berkembang dengan sangat pesat dan
Pasar Johar menjadi pusat bisnis dan perdagangan di Kota Semarang pada kala itu.
Perkembangan Pasar Johar pada waktu itu emberikan pengaruh pada kawasan di sekitarnya
termasuk Kampung Kauman. Saat ini Kampung Kauman sudah memperlihatkan adanya
aktivitas perdagangan di lingkungan permukiman yang dipengaruhi oleh keberadaan Pasar
Johar. Terbukti dari masyarakat Kampung Kauman yang memanfaatkan rumahnya untuk
aktivitas perdagangan dan jasa. Terdapat banyak pertokoan di sepanjang jalan utama di
Kampung Kauman. Dalam perkembangannya sampai sekarang Kawasan Kauman menjadi
salah satu pusat perdagangan dan pemukiman di Semarang. Sehingga Kampung Kauman
sudah bisa disebut mandiri dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa bergantung
pada yang lain.
3.2.9 Independency of Government
Kampung Kauman merupakan Kampung yang mandiri. Untuk mengembangkan potensi
Kampung Kauman masyarakat tidak bergantung pada pemerintah. Mereka mempunyai
kemampuan sosialisasi yang yang tinggi dan aktif dalam mengembangkan potensi Kampung
Kauman. Selain itu terdapat pondok pesantren yang dikelola masyarakat untuk
mengembangkan diri. Masyarakat juga mempunyai sumber dana dari tanah tanah wakaf.
Menurut Priyanto (2000) keberadaan Masjid Agung Kauman juga berpotensi untuk
dikembangkan menjadi asset wisata kota Semarang. Kemandirian masyarakat Kampung
Kauman yang tinggi, didukung oleh pemerintah. Pemerintah dan masyarakat bekerjasama
dalam mengonservasi Masjid Agung Kauman dan menjadikannya suatu Islamic Centre, dan
mengembangkan kawasan Kauman menjadi sentra industri dan perdagangan berbagai
komoditas yang terkait dengan peri kehidupan umat Islam. Melalui usaha konservasi dan
pengembangan Masjid Agung Kauman Semarang, masyarakat bisa lebih mandiri lagi dalam
mengembangkan potensinya.
Menurut Sandri (2013) terdapat kelembagaan kegiatan Islami di Kampung Kauman.
Kelembagaan kegiatan Islami yang berupa pengajian di Kampung Kauman terus berlangsung
dan didukung dengan adanya kelompok pengajian dalam menampung kegiatan Islami.
Kegiatan-kegiatan pengajian yang sifatnya umum maupun tersendiri mengikuti golongan umur,
dan berbagai kepentingan tersebut diwadahi dengan adanya kelompok pengajian Kauman
yang telah ada sejak tahun 1970. Artinya pengajian di Kampung Kauman terus berlangsung
dan didukung dengan adanya kelompok pengajian dalam menampung kegiatan Islami.
Berlangsungnya kegiatan penyebaran/ pengetahuan tentang Agama Islam di Kampung
Kauman sudah ada sejak dulu melalui PPPA Raudhatul Quran yang tertua, kemudian diikuti
dengan munculnya Yayasan Madrasah Badan Wakaf pada tahun 1953 yang melahirkan
sekolah Islam yang bernama Sekolah Dasar Sultan Agung. Begitu pula dengan Lembaga
Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama tahun 1957 melahirkan sekolah Islam yang bernama
Sekolah Dasar Islam Nahdlatul Ulama dan Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama. Kemudian
Suprapti, A. (1997). KAJIAN POLA SPASIALKAMPU KAUMAN SEMARANG SEBAGAI SUATU
DAFTAR PUSTAKA "PLACE". Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Suprapti, Atiek, et al. (2010). Ethnography-Architecture in Kampong Kauman Semarang:.
Alie, Cynthia Putriyani, Djoko Suwandono. (Tahun 2013). Semarang, Pengaruh Perkembangan American J. of Engineering and Applied Sciences 3 (3): 576-587 , 576.
Perkotaan Terhadap Morfologi Kampung Kauman Kota. Jurnal Ruang-Volume 1 Nomor Theresiana, E., & Dewi, S. P. (2013). ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG
1 , 151-160. KAWASAN BERSEJARAH. Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 3 , 851-862 .
Cahyana, F. P. (2013). KAJIAN KARAKTER KAWASAN HISTORIS SEBAGAI DASAR Wijanarka. (2007). Semarang Tempo Dulu. Yogyakarta: Ombak.
PELESTARIAN DAN PENGUATAN KARAKTER KAWASAN ALUN-ALUN LAMA KOTA Wikipedia. (2016, Februari 6). Kampung Kauman. Retrieved from wikipedia.org: HYPERLINK
SEMARANG. ETD Repository UGM , 1-12. "https://id.wikipedia.org/wiki/Kauman,_Semarang_Tengah,_Semarang"
Dantzig, G. B. (1973). Compact City. America: W.H Freeman and Company. https://id.wikipedia.org/wiki/Kotagede,_Yogyakarta
Darban, A. (2000). Sejarah Kauman (Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah). Wisnu W, P., & Kurniati, R. (2013). KAJIAN PERKEMBANGAN KARAKTERISTIK AKIVITAS
Yogyakarta: Tarawang. PERDAGANGAN DI KORIDOR KAUMAN KOTA SEMARANG. Jurnal Teknik PWK, 2(1),
Darban, A. (2007). In Wijanarka, Semarang Tempo Dulu (p. 9). Yogyakarta: Ombak. 11-20.
Dewi, E. T. (2013). ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN Yuliana, Kartika. dan Kurniati, Rina. 2013. Upaya Pelestarian Kampung Kauman Semarang
BERSEJARAH. Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 3 2013 , 851-862. sebagai Kawasan Wisata Budaya. Jurnal Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Feng, T. W. (2010, April 1). blogspot. Retrieved maret 29, 2016, from fundamental of life: Universitas Diponegoro Volume 2 Nomor 2, hal. 218 dan 220.
http://fundamentals-of--life.blogspot.co.id/2010/04/mixed-land-use.html Yunus, H. S. (1994). Teori dan Model Struktur Keruangan Kota. Yogyakarta: Fakultas Geografi
Flikr. (2015, Februari 7). jogjaland. Retrieved maret 29, 2016, from UGM.
http://www.jogjaland.net/between-two-gates-kotagede/ Alie, Cynthia Putriyani. dan Suwandono, Djoko. 2013. Pengaruh Perkembangan Perkotaan
Hapsari, Amierul, Joesron Ali Syahbana. 2013. Pergeseran Fungsi Rumah di Kampung terhadap Morfologi Kampung Kauman Kota Semarang. Jurnal Ruang Volume 1 Nomor 1.
Kauman Semarang. Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 1. Hal 170-171 Suprapti, Atik. 1997. Kajian Pola Spatial Kampung Kauman Semarang sebagai Suatu Place.
Indoturs. (2014, Agustus 13). Kemegahan Masjid Besar Kauman Semarang. Retrieved from Tesis tidak diterbitkan. Program Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro.
indoturs.com/: http://indoturs.com/place/kemegahan-masjid-besar-kauman-semarang/ Theresiana, E., & Dewi, S. P. (2013). Analisis Perkembangan Struktur Ruang Kawasan
Jateng, T. (2015, Juni 22). Begini Kondisi Jamaah Masjid Agung Kauman Semarang Siang Bersejarah. Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 3 , 851-862 .
Hari Bulan Ramadhan. Retrieved from tribunnews.com: Yuliana, Kartika dan Kurniati, Rina. 2013. 2013. Upaya Pelestarian kampung Kauman
http://jateng.tribunnews.com/2015/06/22/begini-kondisi-jamaah-masjid-kauman- Semarang sebagai Kawasan Wisata Budaya. Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 2.
semarang-siang-hari-ramadan Zahnd, Markus. 2008. Model Baru Perancangan Kota yang Kontekstual. Semarang:
Jenks, M. (1996). The Compact City : A Sustainable. London: E & FN Spon. Soegijapranata University Press.
L, M. (2014, Januari 10). transport blog. Retrieved maret 20, 2016, from auto-dependence:
http://transportblog.co.nz/2014/01/10/what-is-auto-dependency/
M., D. E. (2014). SEJARAH KAMPUNG KAUMAN SEMARANG (MENGUAK SISI SOSIAL
DAN EKONOMI). journal of Indonesian History , 6-9.
Monografi Kelurahan Kampung Kauman. (n.d.).
Prayoga, I. (2010). DESAIN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DESIGN). Majalah Ilmiah
Universitas Pandanaran , 8, No. 16.
Priyanto, Supriyo. 2000. Konservasi dan Pengembangan Masjid Agung Kauman Semarang
untuk Identitas Budaya dan Pariwisata. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO
Priyanto, Supriyo. 2004. Penataan Koridor Kauman sebagai Islamic Shoping Street untuk
Identitas Budaya dan Pengembangan Pariwisata Kota Semarang. Documentation.
LEMBAGA PENELITIAN
Putriyani Alie, C. (2013). PENGARUH PERKEMBANGAN PERKOTAAN TERHADAP
MORFOLOGI KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG. Jurnal Perencanaan Wilayah
Kota, 1(1).
Rahmi, M. (2013). academia.edu. Retrieved maret 29, 2016, from
https://www.academia.edu/12639260/KAMPUNG_KOTA_SEBAGAI_BENTUK_SPASIA
L_MODEL_KOTA_KOMPAK_COMPACT_CITY_STUDI_KASUS_KOTAGEDE_YOGYA
KARTA_
Sandri, Dian, Hadi Wahyono. 2013. Kegiatan Islami di Kampung Kauman Kota Semarang.
Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 3. Hal 751-754

You might also like