Professional Documents
Culture Documents
Derajat Rata-rata serum Rata-rata serum Bilirubin indirek Bilirubin indirek (mmol / 1)
(mq %) I 100 5,85 II 150 8,77 III 200 11,70 IV 250 14,62 V > 250 > 15
Keluhan kuning disertai dengan bayi tampak mengantuk, menangis lemah dan menetek
lemah. Keluhan kuning tidak disertai dengan panas, kejang infantil ataupun muntah.
Anamnesis ini ditujukan untuk menilai apakah telah terjadi komplikasi ikterus yaitu kern
ikterus. Gejala klinis awal dari kern ikterus dapat berupa menurunnya aktivitas bayi,
peningkatan iritabilitas dan kesukaran minum. Pada stadium selanjutnya terdapat
kekakuan ektremitas, epistotonus, kaku kuduk, tangisan melengking dan kejang-kejang.
Bila bayi ini bertahan hidup kelak dikemudian hari masih terdapat gejala sisa neurologis
berupa gangguan perkembangan motoris, gangguan perkembangan mental, gangguan
bicara, gangguan fungsi sensoris, epilepsi atau gangguan perilaku (Boejang, 1994).
Dari anamnesis di atas, penderita tampak lesu, lemah dan mengantuk (letargi) serta malas
minum, gejala-gejala tersebut merupakan gejala prodromal dari kern ikterus.
Penjelasan
Kern ikterus adalah sindroma neurologik yang timbul sebagai akibat penimbunan
bilirubin tak terkonjungasi di dalam sel-sel otak (Behrman, 1996). Istilah ini mula-mula
digunakan oleh Schmorl pada tahun 1904 untuk menggambarkan pewarnaan kuning pada
inti sel otak yang umumnya ditemukan pada bayi-bayi kuning yang meninggal akibat
eritroblastosis yang berat. (Oski, 1991; Bratlid, 1990). Gejala-gejala klinis kern ikterus
berdasarkan stadiumnya antara lain sebagai berikut :
Stadium 1
Refleks moro jelek, hipotoni, letargi, poor feeding, vomitus, high pitched cry.
Stadium 2
Opistotonus, kejang, panas, rigiditas, occulogyric crises, mata bergerak-gerak ke
atas
Stadium 3
Spatisitas menurun, pada usia sekitar 1 minggu
Stadium 4 : Gejala sisa lanjut ; spatisitas, tuli parsial/komplit, retardasi mental, paralisis
bola mata ke atas, dysplasia mental.