You are on page 1of 6

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN PEMBELAJARAN 2016-2017


SEJARAH INDONESIA

Makalah Ini Dibuat


Untuk Memenuhi Persyaratan UN dan Kelulusan
dari SMK Bina Informatika

RISMA ADIA MUSTOFA


NIS : 15.10.1.025

Monumen Lengkong

SMK BINA INFORMATIKA


School of Information Technology and Art
2017
A. Latar Belakang

Monumen Lengkong adalah sebuah monumen yang dibangun pemerintah Kota


Tangerang dan BSD pada 1993 untuk memperingati Peristiwa Lengkong yang terjadi
setelah berakhirnya Perang Pasifik. Dalam peristiwa itu 3 orang Perwira dari Resimen IV
Tentara Republik Indonesia serta 34 Taruna Akademi Militer Tangerang tewas terbunuh.
Lokasi Monumen Lengkong ini letaknya agak tersembunyi di bagian depan kawasan
perumahan BSD, Tangerang. Catatan sejarah menyebutkan bahwa pada 25 Januari 1946,
Mayor Daan Mogot memimpin puluhan Taruna Akademi Militer Tangerang, yang
merupakan akademi militer pertama di Indonesia, untuk mendatangi markas Tentara
Jepang di Desa Lengkong, dengan tujuan melucuti Tentara Jepang guna mendapatkan
persenjataan.

Perundingan dengan pihak Tentara Jepang dibawah pimpinan Kapten Abe,


dilakukan oleh Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo dan seorang Taruna Akademi Militer
Tangerang. Letusan senjata dan rentetan mitraliur yang terjadi tiba-tiba ketika
perundingan tengah berlangsung berujung pada terjadinya pertempuran tak seimbang
yang berakhir dengan tewasnya 34 taruna dan 3 perwira TRI, yaitu Mayor Daan Mogot,
Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo. Sedangkan Mayor Wibowo dan lebih dari 20
Taruna lainnya ditawan oleh Tentara Jepang.

Monumen Lengkong yang berbentuk tembok berwarna gelap agak melengkung


kedalam setinggi lebih dari 2 meter dengan tulisan berwarna keemasan, berisikan catatan
sejarah singkat terjadinya Peristiwa Lengkong, serta nama-nama mereka yang gugur
dalam peristiwa itu. Monumen Lengkong dibuat dengan dinding rumput lumayan tinggi
di kiri kanannya. Dinding rumput itu serta arah hadapnya yang memunggungi jalan
masuk BSD, membuat lokasi Monumen Lengkong tersembunyi dari pandangan mata.

Tulisan yang dipahat mengenai Peristiwa Lengkong, berbunyi: Pada Hari Jumat
petang tanggal 25 Januari 1946, telah terjadi peristiwa berdarah di Lengkong / Serpong,
dimana pasukan dari Akademi Militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot
yang tengah merundingkan penyerahan senjata dari Pasukan Jepang di Lengkong kepada
Pasukan TRI secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh Pasukan
Jepang, sehingga mengakibatkan gugurnya 34 Taruna Akademi Militer Tangerang dan 3
Perwira TRI, diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri. Nama-nama para Perwira TRI
dan Taruna Akademi Militer Tangerang yang gugur dalam Peristiwa Lengkong ditulis
pada prasasti di Monumen Lengkong ini.
Kronologis Kejadian

Peristiwa berdarah ini bermula dari Resimen IV TRI di Tangerang, Resimen ini
mengelola Akademi Militer Tangerang. Tanggal 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot
memimpin puluhan taruna akademi untuk mendatangi markas Jepang di Desa Lengkong
untuk melucuti senjata pasukan jepang. Daan Mogot didampingi sejumlah perwira, antara
lain Mayor Wibowo, Letnan Soetopo, dan Letnan Soebianto Djojohadikusumo.

Dengan mengendarai tiga truk dan satu jip militer, mereka berangkat ke
Lengkong. Di depan pintu gerbang markas, tentara Jepang menghentikan mereka. Hanya
tiga orang, yakni Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo, dan seorang taruna Akademi
Militer Tangerang, yang diizinkan masuk untuk mengadakan pembicaraan dengan
pimpinan Dai-Nippon. Sedangkan Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo ditunjuk untuk
memimpin para taruna yang menungggu di luar.

Semula proses perlucutan berlangsung lancar. Tiba-tiba terdengar rentetan letusan


senapan dan mitraliur dari arah yang tersembunyi. Senja yang tadinya damai jadi
berdarah. Sebagian tentara Jepang merebut kembali senjata mereka yang semula
diserahkan. Lantas berlangsung pertempuran yang tak seimbang. Karena kalah kuat,
korban berjatuhan di pihak Indonesia. Sebanyak 33 taruna dan 3 perwira gugur dalam
peristiwa itu. Sedangkan 1 taruna lainnya meninggal setelah sempat dirawat dirumah
sakit. Perwira yang gugur adalah Daan Mogot, Letnan Soebianto, dan Letnan Soetopo.

Peristiwa berdarah itu kemudian dikenal dengan nama Peristiwa Pertempuran


Lengkong. Pada waktu itu Akademi Militer berpusat di Tangerang sehingga banyak yang
menjadi korban adalah Taruna. Untuk mengenang Peristiwa Lengkong tersebut ada dua
tempat bersejarah yang pertama adalah Taman Makam Pahlawan (TMP) taruna yang
bertempat di Jl. Daan Mogot (JL. Raya Jakarta-Serang) KM 24,5 dan yang kedua adalah
monumen Lengkong yang berada di wilayah Serpong. Monumen yang dibangun
berdampingan dengan Taman Daan Mogot itu berdiri tahun 1993 di atas lahan seluas 500
meter persegi. Pada dinding prasasti monumen terukir nama-nama taruna dan perwira
yang gugur pada peristiwa pertempuran Lengkong. Sedangkan di dalam museumnya,
terpampang foto-foto perjuangan para taruna militer di Indonesia berserta akademinya.

Monumen Lengkong kini dijadikan sebagai tempat peringatan peristiwa


pertempuran Lengkong yang diperingati setiap tanggal 25 Januari. Bahkan, keputusan
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu menetapkan
peristiwa tersebut sebagai Hari Bakti Taruna Akademi Militer. Hal itu dituangkan lewat
Surat Telegram KSAD Nomor ST/12/2005 bertanggal 7 Januari 2005.

B. Kajian Pusaka

Catatan sejarah menyebutkan bahwa pada 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot
memimpin puluhan Taruna Akademi Militer Tangerang, yang merupakan akademi
militer pertama di Indonesia, untuk mendatangi markas Tentara Jepang di Desa
Lengkong, dengan tujuan melucuti Tentara Jepang guna mendapatkan persenjataan.
Perundingan dengan pihak Tentara Jepang dibawah pimpinan Kapten Abe, dilakukan
oleh Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo dan seorang Taruna Akademi Militer
Tangerang. Letusan senjata dan rentetan mitraliur yang terjadi tiba-tiba ketika
perundingan tengah berlangsung berujung pada terjadinya pertempuran tak seimbang
yang berakhir dengan tewasnya 34 taruna dan 3 perwira TRI, yaitu Mayor Daan Mogot,
Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo. Sedangkan Mayor Wibowo dan lebih dari 20
Taruna lainnya ditawan oleh Tentara Jepang.

Nama-nama para Perwira TRI dan Taruna Akademi Militer Tangerang yang gugur
dalam Peristiwa Lengkong ditulis pada prasasti di Monumen Lengkong ini.

C. Analisis Sumber
Dari artikel Monumen Lengkong ini dapat disimpulkan bahwa penulis Penulis
merupakan orang ketiga yang mengetahui secara detail tentang peristiwa lengkong
tersebut, maka sumber ini adalah termasuk sumber sekunder karena penulis tidak secara
langsung berada/mengalami peristiwa tersebut

D. Kesimpulan

Pada waktu itu Akademi Militer berpusat di Tangerang sehingga banyak yang
menjadi korban. Dan akhirnya peristiwa berdarah itu kemudian dikenal dengan nama
Peristiwa Pertempuran Lengkong.

Tangerang, 4 Juni 2017


Penulis

Rism Adia Mustofa


NIS : 15.10.1.025

Daftar Pusaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Lengkong
https://www.thearoengbinangproject.com/monumen-lengkong-tangerang/
http://abouttng.com/monumen-lengkong/
Lampiran Dokumentasi

You might also like