You are on page 1of 1

Terungkapnya kasus plagiarsisme di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung

beberapa waktu lalu bukan saja mencoreng nama baik institusi tersebut, tetapi juga dunia
pendidikan pada umumnya. Plagiarisme dinilai mencederai nilai dan sifat kejujuran yang
menjadi tujuan dunia pendidikan.
Ironis memang. Bagaimana tidak, sejatinyainstitusi pendidikan adalah kawah
candradimuka untuk mencetak generasi bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur seperti
kejujuran dalam sikap dan sifat, keberanian berinovasi, dan keikhlasan mengabdi pada
masyarakat. Cerdas intelektual saja tidak cukup jika tanpa diimbangi kecerdasan emosional.
Saling berlakukah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya
berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumnya daripada berkhianat dalam harta.
(HR Abu Naim).
Begitu pentingnya nilai kejujuran dalam kehidupan, bahkan lebih penting dalam dunia
pendidikan karena kejujuran dalam pendidikan merupakan fondasidanbekal untuk
memasyarakatkan kejujuran yang sudah begitu langka dan mahalnya di negeri kita ini. Begitu
pentingnya nilai kejujuran, konteksnya dalam hal ini adalah apabila seorang insane akademisi
tidak berlaku jujur, dia desebut pengkhianat bahkan lebih kejam daripada pengkhianatan
kepada harta. Mungkin ini yang sering dilupakan pendidik hingga menganggap tujuan
pendidikan hanya sebatas mengejar nilai matematis hingga sampai ada ungkapan mengajar
itu sulit, tetapi mendidik itu lebih sulit.
Terjadinya berbagai kasus sontekan misal, manipulasi nilai, bahkan plagiarisme, adalah
pelajaran di mana semestinya, bangsa ini berusaha meletakkan kejujuran pada posisi yang
utama. Pentingnya kejujuran harus disuarakan melalui berbagai cara, terlebih dalam dunia
pendidikan.
Hal yang terkait dengan pendidikan tidak boleh mengabaikan kejujuran terhadap siapa
pun. Lembaga pendidikan semestinya mengutamakankejujuran daripada kecerdasan. Bahkan
lembaga pendidikan harus mampu mengantarkan para lulusannya memiliki dua kekuatan itu
sekaligus, yaitu kejujuran dan kecerdasan. Andaikan harus memilih, kejujuran harus
diutamakan, sebab menjadikan seseorang cerdas ternyata tidak sesulit mengantarkan orang
menjadi jujur.
Begitu pentingnya kejujuran, suatu hari Nabi Muhammad saw, pernah ditanya oleh
seseorang tentang amalan sekiranya ringan tetap bisa menyelamatkan. Oleh karena itu, dijawab
oleh beliau dengan singkat yaitu jangan berbohong. Jawaban itu sederhana sekali, tetapi itulah
modal utama yang sebenarnya dalam membangun masyarakat. Semoga ke depan pentingnya
kejujuran dihayati dan disadari oleh para engambil kebijakan yang terkait dengan pendidikan
sehingga berbagai kasus yang menimpa lembaga pendidikan bisa dihilangkan atau setidaknya
diminimalisasi. Dan yang lebih penting, orientasi membuat orang jujur lebih diutamakan dari
sekadar membuat orang cerdas tetapi mengorbankan aspek penting dalam kehidupan, yaitu
kejujuran

You might also like