Professional Documents
Culture Documents
DAYA AIR
MANAJEMEN BANJIR
Oleh :
Arnold Paranoan
P2304215001
3.5. Manajemen Banjir
Banjir kota adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan di kota. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air di kota. Dalam arti "air
mengalir", kata-kata ini juga dapat berarti masuknya air laut pada waktu terjadi pasang di
kota-kota pantai. Banjir kota diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai
atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya
di kota. (http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir; MSN Encarta Dictionary, 2006; Directive, 2007;
Glossary of Meteorology, 2000).
Manajemen banjir merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya air yang lebih spesifik
untuk mengontrol hujan dan banjir umumnya melalui dam-dam pengendali banjir atau
peningkatan sistem pembawa (sungai, drainase) dan pencegahan hal yang berpotensi merusak
dengan cara mengelola tataguna lahan dan daerah banjir (flood plains). Termasuk dalam
manajemen banjir adalah menata kawasan lindung dan kawasan budidaya kota yang
berwawasan lingkungan.
Dalam pengelolaan sumber daya air, manajemen banjir juga berarti mengharmonisasikan
dan mengintegrasikan konservasi sumber daya air (dalam penataan ruang merupakan
kawasan lindung), pendaya-gunaan sumber daya air (dalam penataan ruang merupakan
kawasan budi daya) dan pengendalian daya rusak air (dalam penataan ruang merupakan
gabungan pengelolaan antara kawasan lindung dan kawasan budi daya).
Rekayasa dan manajemen banjir kota berarti penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan
matematika untuk tujuan praktis (rekayasa) dalam (atau sebagai bagian dari) suatu proses
menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integratif) untuk mencapai tujuan
(objective)/sasaran (goal) yaitu mengatasi persoalan banjir secara sistematis, efektif dan
efesien (manajemen) di kota atau kawasan perkotaan.
Terpadu berarti membawa secara bersama (bring together) bagian-bagian dari sesuatu
(dalam hal ini sesuatu adalah manajemen) dan secara implisit berarti hubungan (linkage)
sedangkan menyeluruh berarti cakupan luas (broad coverage) (Grigg, 1996).
Bendungan
Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton, dan/atau
pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga
terbentuk waduk (PP No 37 Tahun 2010). Definisi lain bendungan atau dam adalah
konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi
termasuk di antaranya menahan laju sedimentasi yang ditampung dalam tampungan
mati/dead storage (http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan).
Fungsi bendungan diantaranya adalah:
Untuk menampung air sungai
Mengelola dan mengatur air dalam waduk
Pengelolaan sumber daya air.
Penyediaan air baku (raw water)
Salah satu sumber untuk penyediaan air bersih dan air minum
Penyediaan air irigasi
Pengendalian banjir
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
Suatu bendungan bila mempunyai semua fungsi-fungsi tersebut disebut sebagai
bendungan multi-fungsi/serbaguna atau multi-purpose dam.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air atau bangunan pelimpah
(spillway) untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Faktor-faktor yang digunakan dalam pemilihan lokasi bendungan adalah sebagai berikut:
Lokasi mudah dicapai
Topografi daerah memadai, dengan membentuk tampungan yang besar
Kondisi geologi tanah
Ketersediaan bahan bangunan
Tujuan serbaguna
Pengaruh bendungan terhadap lingkungan
Umumnya bendungan terletak di sebelah hulu daerah yang dilindungi
Secara teknis perencanaan untuk dam pengendalian banjir adalah sebagai berikut:
a. Metode pengaturan banjir
Debit banjir akan diatur secara alamiah oleh pelimpah dari dam yang tanpa menggunakan
pintu pengatur, dengan tujuan memudahkan operasi, untuk menekan biaya operasi dan
pemeliharaan dimasa mendatang. Sedangkan untuk mendapatkan pengaruh pengaturan
terhadap pengendalian banjir yang lebih besar, dapat digunakan waduk yang dilengkapi pintu
pengendali banjir.
b. Ratio penurunan debit banjir pada dam pengendali banjir
Pada dam pengendali banjir terdapat alokasi volume untuk pengendalian banjir dan
volume untuk memenuhi kebutuhan air. Alokasi volume waduk untuk pengendalian banjir,
akan menentukan pola hidrograf banjir yang dilepas waduk ke hilir dan ratio penurunan debit
banjir.
c. Alokasi kapasitas untuk pengendalian banjir
Bila kapasitas untuk pengendalian banjir dan biaya konstruksi dam naik, maka debit
rencana dan biaya perbaikan sungai akan menurun.
Kapasitas pengendalian banjir ditentukan oleh biaya total minimum dari perbaikan
sungai dan biaya konstruksi dam.
Waduk
Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan (PP
No 37 Tahun 2010).
Waduk pada umumnya dibangun untuk pengembangan sumber daya air sungai, dengan
menampung air pada waktu musim hujan untuk memperbaiki kondisi aliran sungai terutama
pada musim kemarau. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan air yang meningkat terutama
pada musim kemarau. Di samping itu waduk biasanya dibangun untuk beberapa manfaat
yang disebut multi guna atau multi purpose dam, misalnya untuk irigasi, penyediaan air baku
(air minum), pembangkit listrik tenaga air, dsb.
Waduk yang mempunyai faktor tampungan atau dapat menampung air, mempunyai efek
terhadap aliran air di hilir waduk. Dengan kata lain waduk dapat merubah pola inflow-
outflow hidrograf. Perubahan outflow hidrograf di hilir waduk biasanya menguntungkan
terhadap pengendalian banjir, dengan adanya debit banjir yang lebih kecil dan perlambatan
waktu banjir.
Pengendalian banjir dengan waduk hanya dapat dilakukan pada bagian hulu dan biasanya
dikaitkan dengan pengembangan sumber daya air. Yang perlu diperhatikan dalam
pengendalian banjir dengan waduk adalah perlambatan waktu tiba banjir, penurunan debit
banjir yang dilepas ke hilir dan rasio alokasi volume waduk untuk pengendalian banjir
terhadap volume untuk pengembangan dan pengelolaan sumber daya air.
Beberapa faktor yang diperhatikan dalam waduk pengendalian banjir adalah:
1. Fungsi waduk untuk pengendali banjir
Secara umum waduk berpengaruh baik terhadap pengendalian banjir. Namun untuk
mendapatkan manfaat yang lebih besar, waduk harus didesain/ dilengkapi dengan pintu
pengendali banjir, sehingga penurunan debit banjir dihilir waduk akan lebih besar atau
perubahan antara inflow dan outflow hidrograf banjir yang besar.
2. Alokasi volume untuk pengendalian banjir
Untuk menentukan besarnya penurunan debit banjir di hilir waduk, sangat ditentukan oleh
besarnya alokasi volume waduk untuk pengendalian banjir. Semakin besar alokasi volume
waduk untuk pengendalian banjir, akan semakin besar penurunan outflow hidrograf banjir
dihilir waduk. Namun di sini terdapat konflik antara kebutuhan volume waduk untuk
pengendalian banjir dan untuk kepentingan yang lain. Volume waduk untuk pengendalian
banjir besar maka volume waduk untuk kepentingan yang lain akan menjadi kecil dan
sebaliknya. Maka biasanya untuk menentukan alokasi volume waduk untuk masing-masing
kepentingan perlu adanya analisis optimasi waduk.
3. Biaya operasional dan pemeliharaan
Biaya operasional dan pemeliharaan sangat dipengaruhi oleh waduk dan pengoperasiannya.
Waduk mempunyai spillway dua tipe yaitu
1. waduk mempunyai spillway dengan puncak (crest) tetap
2. waduk mempunyai spillway dengan crest tidak tetap
Waduk yang mempunyai spillway dengan crest tidak tetap, adalah spillway yang
dilengkapi dengan pintu pengendali banjir. Dengan adanya pintu pengendali banjir maka
diperlukan biaya yang lebih besar untuk operasi dan pemeliharaan pintu pengendali banjir.
Namun dengan biaya yang lebih besar tersebut akan menurunkan atau memperkecil biaya
perbaikan dan pemeliharaan di bagian hilir waduk.
4. Pintu pengendali banjir
Pintu pengendali banjir berfungsi untuk mengatur debit air yang akan dilepas dari waduk
sehubungan dengan kepentingan pengendalian banjir. Maka yang perlu diperhatikan adalah
dimensi pintu (yaitu lebar total pintu dan tinggi pintu) dan cara pengoperasian pintu
pengendali banjir. Untuk menjaga keandalan dalam operasi pintu pengendali banjir,
umumnya cara pengoperasiannya adalah otomatis dan dilengkapi operasi secara manual
(untuk dalam keadaan darurat).