You are on page 1of 111

DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017

SEKSI SURVEILANS, IMUNISASI DAN BENCANA

TARGET
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017

(jumlah bayi yang mendapat 1x imunisasi hepatitis B, 1 x imunisasi


Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap BCG, 3 x imunisasi DPT-HB-Hib, 4 x imunisasi polio dan 1 x imunisasi
Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B, satu dosis imunisasi campak dalam kurun waktu 1 tahun)
1 X 100% 92 92.5
yang mendapat imunisasi dasar lengkap BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis
imunisasi polio, dan satu dosis imunisasi campak.

Jml Seluruh Bayi selama kurun waktu yang sama

Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang direspon dalam kurun tertentu


kelengkapan dan ketepatan laporan alert atau sinyal siaga,
Persentase sinyal kewaspadaan dini yang
2 informasi epidemiologi yang relevan, rekomendasi kegiatan X 100% >90 >90
direspon yang di anjurkan untuk mengendalikan tersangka KLB Jm sinyal kewaspadaan dini yang muncul pada kurun waktu yang
sama

Jml anak SD kelas 1 yang diimunisasi Campak dalam kurun waktu 1


Pelayanan Vaksin Campak terhadap murid kelas 1 SD dan tahun
Eliminasi penyakit Campak pada anak
3 Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan X 100% >95 >95
sekolah dasar/sederajat kelas 1 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jml seluruh anak SD kelas 1 selama kurun waktu yang sama

Jml anak SD Kelas 1 yang diimunisasi DT dalam kurun waktu 1 tahun


Pelayanan Vaksin Difteri Tetanus terhadap murid kelas 1 SD
Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus
4 pada anak sekolah dasar/sederajat kelas 1 dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga X 100% >95 >95
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jml seluruh anak SD Kelas 1 selama kurun waktu yang sama

Jml anak SD Kelas 2 & 3 yang diimunisasi Td dalam kurun waktu 1


Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus Pelayanan Vaksin Tetanus difteri terhadap murid kelas 2 dan 3 tahun
5 pada anak sekolah dasar/sederajat kelas 2 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga X 100% >95 >95
dan 3 kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jml seluruh anak SD Kelas 2 dan 3 selama kurun waktu yang sama
TARGET

TH 2018 TH 2019 TH 2020

93 93.5 94

>90 >90 >90

>95 >95 >95

>95 >95 >95

>95 >95 >95


DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017
SEKSI SURVEILANS, IMUNISASI DAN BENCANA

TARGET
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017

(jumlah bayi yang mendapat 1x imunisasi hepatitis B, 1 x imunisasi


Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap BCG, 3 x imunisasi DPT-HB-Hib, 4 x imunisasi polio dan 1 x imunisasi
Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B, satu dosis imunisasi campak dalam kurun waktu 1 tahun)
1 X 100% 92 92.5
yang mendapat imunisasi dasar lengkap BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis
imunisasi polio, dan satu dosis imunisasi campak.

Jml Seluruh Bayi selama kurun waktu yang sama

Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang direspon dalam kurun tertentu


kelengkapan dan ketepatan laporan alert atau sinyal siaga,
Persentase sinyal kewaspadaan dini yang
2 informasi epidemiologi yang relevan, rekomendasi kegiatan X 100% >90 >90
direspon yang di anjurkan untuk mengendalikan tersangka KLB Jm sinyal kewaspadaan dini yang muncul pada kurun waktu yang
sama

Jml anak SD kelas 1 yang diimunisasi Campak dalam kurun waktu 1


Pelayanan Vaksin Campak terhadap murid kelas 1 SD dan tahun
Eliminasi penyakit Campak pada anak
3 Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan X 100% >95 >95
sekolah dasar/sederajat kelas 1 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jml seluruh anak SD kelas 1 selama kurun waktu yang sama

Jml anak SD Kelas 1 yang diimunisasi DT dalam kurun waktu 1 tahun


Pelayanan Vaksin Difteri Tetanus terhadap murid kelas 1 SD
Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus
4 pada anak sekolah dasar/sederajat kelas 1 dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga X 100% >95 >95
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jml seluruh anak SD Kelas 1 selama kurun waktu yang sama

Jml anak SD Kelas 2 & 3 yang diimunisasi Td dalam kurun waktu 1


Eliminasi penyakit Dipteri dan Tenanus Pelayanan Vaksin Tetanus difteri terhadap murid kelas 2 dan 3 tahun
5 pada anak sekolah dasar/sederajat kelas 2 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga X 100% >95 >95
dan 3 kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jml seluruh anak SD Kelas 2 dan 3 selama kurun waktu yang sama
TARGET

TH 2018 TH 2019 TH 2020

93 93.5 94

>90 >90 >90

>95 >95 >95

>95 >95 >95

>95 >95 >95


DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017
SEKSI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

CAPAIAN KINERJA PROGRAM


NO Jenis Indikator Defenisi Operasional CARA PERHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH 2018

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT


1 MENULAR

Jumah kasus DBD puskesmas


Jumlah keseluruhan kasus demam berdarah yang ditemukan
a Insiden rate DBD 206 150 100
dipuskesmas

Jumlah Survey ABJ


Angka Bebas Jentik yang dihitung oleh puskesmas pada
b Persentase ABJ x 100% 90% 90% 90%
Daerah yang terjadi kasus DBD dan wilayah endemis DBD
Seluruh Jumlah lokasi DBD + Wilayah Endemis
DBD

Jumlah Pasien GHPR Beresiko Rabies yang di


Vaksin Anti Rabies yang diberikan terhadap pasien GHPR VAR
c Persentase Pemberian VAR yang memiliki resiko tinggi tertular Rabies (Luka beresiko x 100% 100% 100% 100%
derajat II dan III dan keadaan Hewan Menurut WHO )
Jumlah Seluruh pasien GHPR Resiko Rabies

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


2 MENULAR LANGSUNG

Angka Kejadian kasus TB paru BTA + yang terdapat


Prevalensi TB per 100.000 penduduk Jumlah keseluruh kasus TB per 100.000 pddk 260 250
dipuskesmas dalam krun waktu satu tahun

a Jumlah kasus tTB BTA (+)


Pasien BTA + adalah pasien dengan pemeriksaan mikroskopis
sewaktu - pagi - sewaktu (SPS) dengan hasil a. sekurang
Persentase angka keberhasilan Pengobatan TB Paru BTA Positif kurangnya 2 dari 3 spesimen terdaapat BTA +,terdapat 1 x 100% 85% 85% 85%
(succes rate) spesimen positif dan dengan foto thorak menunjukan
gambaran Tuberculosis. Jumlah seluruh kasus yang diobati

Jumlah kasus HIV yang diobati


Seseorang yang hasil pemeriksaan Positif HIV dengaan
c Persentase Kasus HIV/AIDS x 100% 100% 100% 100%
melalui 3 Test HIV.
Seluruh jumlah kasus HIV
Jumlah Kasus Baru yang diobati
Seseorang yang mempunyai 2 tanda gejala utama kusta yaitu
kelainan atau lesi pada kulit dengan bercak putih dan
e Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat x 100% 100% 100% 100%
penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi
syaraf baik sensorik maupun motorik. Jumlah seluruh kasus baru
4 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN

Jumlah Penderita Diare yang mendapat 50%


penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek tatalaksana
atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam
a Persentase cakupan diare 24 jam ,Jumlah Balita penderita diare yang berkunjung dan x 100% 30% 50% 60%
mendapat 50% tatalaksana mulai dari diare dengan dehidrasi
ringan,sedang dan berat
Jumlah seluruh kasus diare
KINERJA PROGRAM

TH 2019 TH 2020

80 50

90% 90%

100% 100%

85% 85%

100% 100%
100% 100%
70% 80%
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN CARA PERHITUNGAN

banyaknya balita kurang gizi banyaknya balita kurang gizi


1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita adalah jumlah
Prevalensi kekurangan gizi
1. anak usia 6 bulan 0 hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB X
(underweight) pada anak balita atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 SD).
Jumlah balita Jumlah balita

banyaknya balita stunting banyaknya balita stunting


1. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua tahun) adalah balita dg tanda
Prevalensi stunting pada baduta
2. klinis stunting (S.Pendek) dan atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan X
(bawah dua tahun) menurut Umur (TB/U) dg nilai Z-score < -3 SD.
Jumlah balita Jumlah balita

Jumlah Desa yang ada peta informasi kurang gizidi Jumlah Desa yang ada peta informasi kurang
suatu wilayah pada periode tertentu gizidi suatu wilayah pada periode tertentu

Jumlah seluruh Desa yang ada Jumlah seluruh Desa yang ada
1. Persentase Pemetaan informasi kurang gizi adalah proporsi desa yang ada
Persentase peta informasi kurang peta informasi kurang gizi di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap
3. gizi jumlah seluruh puskesmas yang ada di suatu wilayah pada periode tertentu
100%.

1. Balita Kurus mendapat makanan tambahan adalah jumlah anak usia 6


bulan 0 hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = Jumlah balita kurus yang mendapat makanan Jumlah balita kurus yang mendapat makanan
-3 SD sampai dengan < -2 SD) yang mendapat makanan tambahan selama 90 tambahan tambahan
hari berturut turut.
X

Persentase balita kurus yang


4. mendapat makanan tambahan
X
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg di konsumsi sebagai tambahan
Persentase balita kurus yang asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan di suatu wilayah pada periode tertentu Jumlah seluruh balita kurus di suatu wilayah
4. mendapat makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pangan lokal yang diberikan minimal pada periode tertentu
selama 90 Hari Makan Anak (HMA) berturut turut.

3. Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan adalah proporsi


balita kurus yg mendapat makanan tambahan selama 90 HMA terhadap jumlah
balita kurus di satu wilayah pada periode tertentu.
Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat
1. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari). perawatan

2. Kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau Jumlah kasus balita gizi buruk yang
indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan di suatu wilayah pada periode tertentu mendapat perawatan
Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score < -3 SD.
Persentase kasus balita gizi buruk
5. X
yang mendapat perawatan
3. Kasus balita gizi buruk yg mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yg Jumlah seluruh balita gizi buruk yg
di rawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan ditemukan disuatu wilayah periode tertentu
masyarakat sesuai dg tatalaksana gizi buruk.

4. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah


proporsi kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan terhadap jumlah
kasus balita gizi buruk yg ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.

1. Ibu Hamil KEK adalah ibu Hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat
cm. makanan

X
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg dikonsumsi sebagai tambahan
Persentase ibu hamil KEK yang asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan di suatu wilayah pada periode tertentu Jumlah seluruh sasaran bumil KEK di suatu
6. mendapat makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan makanan bahan pangan lokal yg diberikan wilayah pada periode tertentu
minimal selama 90 hari makan ibu (HMI) beturut turut.

3. Persentase Ibu Hamil KEK mendapat makanan tambahan adalah proporsi


ibu hamil KEK yg mendapatkan makanan tambahan terhadap jumlah ibu hamil
KEK yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada periode


1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari) tertentu

2. Balita di timbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari yang di timbang Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada
di seluruh posyandu yang melapor di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu badannya periode tertentu
Persentase balita bawah garis
7. X
merah (BGM)
3. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat
grafik berat badan berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang di suatu wilayah pada periode tertentu badannya disuatu wilayah pada periode
ada pada buku KIA/KMS. tertentu

4. Persentase Balita BGM adalah proporsi balita BGM terhadap balita yang
ditimbang di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%.
1. Garam Konsumsi Beriodium adalah produk bahan makanan yg komponen Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam
utamanya natrium klorida (NaCl) dengan penambahan kalium lodat (KlO3).

2. Alat Tes Cepat Garam Beriodium (Larutan Uji Garam beriodium) adalah Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi
larutan yg di gunakan untuk menguji kandungan iodium dalam garam secara beriodium di suatu wilayah pada periode tertentu garam beriodium di suatu wilayah pada
kualitatif yg dapat membedakan ada/tidaknya iodium dalam garam melalui periode tertentu
perubahan warna menjadi ungu.
Persentase rumah tangga
8. X
mengonsumsi garam beriodium
Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu
3. Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu wilayah Jumlah rumah tangga yang diperiksa
rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium. wilayah di suatu wilayah

4. Persentase rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah


proporsi rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium terhadap jumlah pada periode tertentu pada periode tertentu
seluruh rumah tangga yg diperiksa di satu wilayah pada periode tertentu .

1. Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A di suatu wilayah pada
wilayah kabupaten/kota. periode tertentu

Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan


2. Bayi umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah yang mendapat kapsul vitamin A di suatu
wilayah kabupaten/kota wilayah pada periode tertentu
X

Persentase balita 6-59 bulan 3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah
9. mendapat kapsul vitamin A kabupaten/kota. pada periode tertentu

4. Kapsul Vitamin A adalah kapsul yg mengandung vitamin A dosis tinggi,


yaitu 100.000 Satuan Internasional (SI) untuk Bayi umur 6-11 bulan dan
200.000 SI untuk balita 12-59 bulan.

5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi bayi 6-11


bulan ditambah proporsi balita 12-59 bulan yg mendapat 1 (satu) kapsul
vitamin A pada periode 6 bulan terhadap jumlah seluruh balita 6-59 bulan yg
ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Ibu Nifas dalah ibu baru melahirkan sampai hari ke 42 Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A

2. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah ibu nifas mendapat 2 kapsul
Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A di suatu
vitamin A, satu kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua di suatu wilayah pada periode tertentu wilayah pada periode tertentu
diberikan minimal 24 jam setelah pemberian pertama.
Persentase ibu nifas mendapat
10. X
kapsul vitamin A
Persentase ibu nifas mendapat
10. X
kapsul vitamin A
3. Kapsul Vitamin A Untuk Ibu nifas adalah kapsul yang mengandung vitamin Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu wilayah Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu
A dosis 200.000 Satuan Internasional (SI) berwarna Merah. wilayah pada periode tertentu

4. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi ibu nifas
yang mendapat kapsul vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada di suatu pada periode tertentu
wilayah pada periode tertentu.

1. Remaja Putri adalah remaja puteri yang berusia 12-18 tahun yang Jumlah remaja putri mendapat TTD
bersekolah di SLTP dan SLTA

2. TTD Program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental besi dan


Jumlah remaja putri mendapat TTD di suatu
0,25 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara di suatu wilayah pada periode tertentu wilayah pada periode tertentu
gratis pada remaja puteri
X
Persentase remaja putri mendapat 3. TTD Mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan mineral, minimal Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu
12. mengandung elemental besi dan asam folat yang diperoleh secara mandiri Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu wilayah
TTD wilayah pada periode tertentu
sesuai anjuran

4. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah remaja puteri yang mendapat pada periode tertentu
minimal 13 butir TTD setiap bulan.

5. Persentase remaja puteri mendapat TTD adalah proporsi remaja putri yg


mendapat TTD 1 tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 hari
masa haid terhadap jumlah remaja putri di suatu wilayah pada periode
tertentu.
1. Ibu Hamil Anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb < 11,0 g/dl yang Jumlah ibu hamil anemia di suatu wilayah
Jumlah ibu hamil anemia
diperiksa pada saat kunjungan pertama (K1). pada periode tertentu

13. Persentase ibu hamil anemia X


2. Persentase Ibu Hamil Anemia adalah proporsi ibu hamil anemia Jumlah seluruh ibu hamil yang diperiksa di
terhadap jumlah ibu hamil yang diperiksa di suatu wilayah pada periode di suatu wilayah pada periode tertentu suatu wilayah pada periode tertentu
tertentu X 100%.

1. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan 29 hari. Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang

2. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari). di suatu wilayah pada periode tertentu

3. S Baduta adalah jumlah baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang
posyandu yang melapor di suatu wilayah pada
melapor di suatu wilayah pada periode tertentu. di suatu wilayah pada periode tertentu
periode tertentu
Persentase balita yang ditimbang
14. X
berat badannya
Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh
4. D Baduta adalah jumlah baduta yg di timbang di seluruh posyandu yg posyandu yang melapor di suatu wilayah
melapordi suatu wilayah pada periode tertentu. pada periode tertentu

5. Persentase D/S baduta adalah proporsi baduta yg ditimbang terhadap


baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada
periode tertentu .

6. S balita 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24-59 bulan yg berasal dari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Bayi umur 0-6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari
bulan 29 hari.

2. Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yg mencapai umur 5 bulan 29 hari. di suatu wilayah pada periode tertentu

3. Bayi mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan adalah bayi 0-6 bulan yg diberi ASI
saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral (Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari + bayi Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari
tidak eksklusif di suatu wilayah pada periode tertentu
berdasarkan recall 24 jam
X
Persentase bayi usia kurang dari 6
15.
bulan mendapat ASI Eksklusif
X

Persentase bayi usia kurang dari 6 4. Bayi mendapat ASI Ekslusif 6 bulan adalah bayi 6 bulan yg diberi ASI saja (Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari +
tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan usia 5 bulan 29 hari) di suatu wilayah pada periode
15. bayi tidak eksklusif usia 5 bulan 29 hari) di
bulan mendapat ASI Eksklusif tertentu
recall 24 jam. suatu wilayah pada periode tertentu

5. Bayi 0-6 bulan yg ada di suatu wilayah adalah jumlah seluruh bayi umur 0
bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari yg tercatat pada register pencatatan
pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di suatu wilayah pada periode
tertentu.

6. Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat Asi Ekslusif adalah proporsi bayi
mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi umur 0-6 bulan
yg datang dan tercatat dalam register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu
wilayah pada periode tertentu.
7. Persentase bayi umur 6 bulan mendapat ASI Ekslusif adalah proporsi bayi
mencapai umur 5 bulan 29 hari mendapat ASI Ekslusif 6 bulan terhadap jumlah
seluruh bayi mencapai umur 5 bulan 29 hari yg datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai secepatnya Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD
segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD
di suatu wilayah pada periode tertentu
dengan ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal 1 (satu) jam.
Persentase bayi yang baru lahir
16. X
mendapat IMD
2. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah proporsi bayi baru Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu
lahir yang mendapat IMD terhadap jumlah bayi baru lahir di suatu wilayah di suatu wilayah pada periode tertentu wilayah pada periode tertentu
pada periode tertentu.

Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok


Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di suatu wilayah
pendukung pada periode tertentu
X
1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi
Jumlah kelompok pemberdayaan adalah Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di program gizi di suatu wilayah pada periode Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada
17. masyarakat pendukung program suatu wilayah pada periode tertentu dibagi Jumlah seluruh desa di suatu tertentu periode tertentu
gizi wilayah pada periode tertentu 8 kelompok.

Jumlah seluruh desa

1. Kasus balita gizi lebih adalah balita dg tanda klinis gizi lebih (obesitas) dan Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi lebih Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi
atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai (obesitas) lebih (obesitas) di suatu wilayah pada
Z-score > +3 SD. periode tertentu
18. Persentase kasus gizi lebih X
2. Persentase kasus gizi lebih adalah Jumlah anak balita (0-59bln)
Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah
mengalami gizi lebih (obesitas) di suatu wilayah pada periode tertentu di suatu wilayah pada periode tertentu pada periode tertentu
terhadap Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada periode tertentu.
1. Kasus balita gizi buruk/busung lapar adalah balita dg tanda klinis gizi Jumlah gizi buruk/busung lapar yang
Jumlah gizi buruk/busung lapar yang membuat
buruk dan atau indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau membuat ada di suatu wilayah pada periode
ada
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score < -3 SD. tertentu
Persentase gizi buruk/busung lapar
20. X
mendapat pelayanan
2. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan adalah Jumlah seluruh gizi buruk/busung lapar yang
proporsi kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan terhadap jumlah di suatu wilayah pada periode tertentu dilayani di suatu wilayah pada periode
kasus balita gizi buruk yg ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu. tertentu
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
GAN
2016 2017 2018 2019 2020

100%

100%

100%

100%

100%
100%
100%

100%

100%
100%

100%

100%
100%

100%
100%

100%

100%
100%

100%

100%

100%
100%
DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017
SEKSI GIZI MASYARAKAT

CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016
17%
banyaknya balita kurang gizi
1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita adalah jumlah anak usia 6 bulan 0
Prevalensi kekurangan gizi (underweight)
1. hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 X 100%
pada anak balita SD).
Jumlah balita

23%
banyaknya balita stunting
1. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua tahun) adalah balita dg tanda klinis stunting
Prevalensi stunting pada baduta (bawah
2. (S.Pendek) dan atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z- X 100%
dua tahun) score < -3 SD.
Jumlah balita

1. Balita Kurus mendapat makanan tambahan adalah jumlah anak usia 6 bulan 0 hari s/d 59 Jumlah balita kurus yang mendapat makanan
bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 SD) yang tambahan
mendapat makanan tambahan selama 90 hari berturut turut.
X 100%

Persentase balita kurus yang mendapat 2. Makanan Tambahan adalah makanan yg di konsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar
4. Jumlah seluruh balita kurus di suatu wilayah 100%
makanan tambahan makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pada periode tertentu
pangan lokal yang diberikan minimal selama 90 Hari Makan Anak (HMA) berturut turut.

3. Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita kurus yg
mendapat makanan tambahan selama 90 HMA terhadap jumlah balita kurus di satu wilayah pada
periode tertentu.

1. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).

2. Kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat Badan Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score < makanan tambahan
-3 SD.
Persentase kasus balita gizi buruk yang
5. X 100% 100%
mendapat makanan tambahan
3. Kasus balita gizi buruk yg mendapat makanan tambahan adalah balita gizi buruk yang Jumlah seluruh balita gizi buruk yg ditemukan
mendapat makanan tambahan berupa MP-ASI Pemulihan disuatu wilayah periode tertentu
Persentase kasus balita gizi buruk yang
5. 100%
mendapat makanan tambahan
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016

4. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat makanan tambahan adalah proporsi kasus
balita gizi buruk yang mendapat makanantambahan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016

1. Ibu Hamil KEK adalah ibu Hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm. Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan

Persentase ibu hamil KEK yang mendapat 2. Makanan Tambahan adalah makanan yg dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar
6. makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan makanan X 100% 100%
makanan tambahan bahan pangan lokal yg diberikan minimal selama 90 hari makan ibu (HMI) beturut turut.
Jumlah seluruh sasaran bumil KEK di suatu
wilayah pada periode tertentu
3. Persentase Ibu Hamil KEK mendapat makanan tambahan adalah proporsi ibu hamil KEK yg
mendapatkan makanan tambahan terhadap jumlah ibu hamil KEK yg ada di suatu wilayah pada
periode tertentu.

1. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS
Jumlah BGM yang mendapat makanan
Persentase balita BGM yang
7 X 100% 100%
mendapat makanan tambahan 2. Persentase Balita BGM mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita BGM mendapat
makanan tambahan terhadap jumlah balita BGM di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. Jumlah seluruh balita BGM di suatu wilayah pada
periode tertentu

1. Garam Konsumsi Beriodium adalah produk bahan makanan yg komponen utamanya natrium
klorida (NaCl) dengan penambahan kalium lodat (KlO3).

2. Alat Tes Cepat Garam Beriodium (Larutan Uji Garam beriodium) adalah larutan yg di gunakan Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam
untuk menguji kandungan iodium dalam garam secara kualitatif yg dapat membedakan beriodium di suatu wilayah pada periode
ada/tidaknya iodium dalam garam melalui perubahan warna menjadi ungu. tertentu
Persentase rumah tangga mengonsumsi
8. X 100% 98%
garam beriodium
Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu
3. Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota rumah tangga yg wilayah Jumlah rumah tangga yang diperiksa di
mengkonsumsi garam beriodium. suatu wilayah

4. Persentase rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah proporsi rumah tangga yg
mengkonsumsi garam beriodium terhadap jumlah seluruh rumah tangga yg diperiksa di satu
wilayah pada periode tertentu .

1. Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu wilayah kabupaten/kota.

Persentase balita 6-59 bulan mendapat


9. 93%
kapsul vitamin A
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016

Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan yang


2. Bayi umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu wilayah mendapat kapsul vitamin A di suatu wilayah
kabupaten/kota pada periode tertentu
X 100%

Persentase balita 6-59 bulan mendapat Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah pada
9. 3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah kabupaten/kota. 93%
kapsul vitamin A periode tertentu

4. Kapsul Vitamin A adalah kapsul yg mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000 Satuan
Internasional (SI) untuk Bayi umur 6-11 bulan dan 200.000 SI untuk balita 12-59 bulan.

5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi bayi 6-11 bulan ditambah
proporsi balita 12-59 bulan yg mendapat 1 (satu) kapsul vitamin A pada periode 6 bulan terhadap
jumlah seluruh balita 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016

Persentase ibu nifas mendapat kapsul


10. 1. Ibu Nifas dalah ibu baru melahirkan sampai hari ke 42
vitamin A

2. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah ibu nifas mendapat 2 kapsul vitamin A, satu kapsul Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A di suatu
diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam setelah wilayah pada periode tertentu
pemberian pertama.
X 100% 63%

3. Kapsul Vitamin A Untuk Ibu nifas adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis 200.000 Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu
Satuan Internasional (SI) berwarna Merah. wilayah pada periode tertentu

4. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi ibu nifas yang mendapat
kapsul vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet yg mengandung Fe dan asam folat baik yg berasal
dari program maupun mandiri.

2. TTd Program adalah tablet yg mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat yg
disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada ibu hamil.

3. TTD Mandiri adalah TTd atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi
Persentase ibu hamil yang mendapatkan dan asam folat yg diperoleh secara mandiri sesuai anjuran Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD yang
11. tablet tambah darah(TTD) minimal 90 ada di suatu wilayah pada periode tertentu x 100% 90%
tablet selama kehamilan

4. Ibu Hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yg selama masa kehamilannya minimal mendapat 90 Jumlah seluruh ibu hamil yang ada di suatu
TTD program maupun TTD mandiri. wilayah pada periode tertentu

5. Persentase ibu hamil mendapat 90 TTD adalah proporsi ibu hamil yg mendapat 90 TTD
terhadap jumlah sasaran ibu hamil yg ada di satu wilayah pada periode tertentu

1. Remaja Putri adalah remaja puteri yang berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan SLTA

12. Persentase remaja putri mendapat TTD 18%


CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016

2. TTD Program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat Jumlah remaja putri mendapat TTD di suatu
yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada remaja puteri wilayah pada periode tertentu

X 100%

3. TTD Mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu
12. Persentase remaja putri mendapat TTD 18%
dan asam folat yang diperoleh secara mandiri sesuai anjuran wilayah pada periode tertentu

4. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah remaja puteri yang mendapat minimal 13 butir
TTD setiap bulan.

5. Persentase remaja puteri mendapat TTD adalah proporsi remaja putri yg mendapat TTD 1
tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 hari masa haid terhadap jumlah remaja
putri di suatu wilayah pada periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016

1. Ibu Hamil Anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb < 11,0 g/dl yang diperiksa pada saat Jumlah ibu hamil anemia di suatu wilayah pada
kunjungan pertama (K1). periode tertentu

13. Persentase ibu hamil anemia X 100% 29%

2. Persentase Ibu Hamil Anemia adalah proporsi ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil Jumlah seluruh ibu hamil yang diperiksa di suatu
yang diperiksa di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. wilayah pada periode tertentu

Persentase balita yang ditimbang berat


14. 1. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan 29 hari.
badannya

2. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).

3. S Baduta adalah jumlah baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang di
pada periode tertentu. suatu wilayah pada periode tertentu

X 100% 75%
Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh
4. D Baduta adalah jumlah baduta yg di timbang di seluruh posyandu yg melapordi suatu wilayah posyandu yang melapor di suatu wilayah pada
pada periode tertentu. periode tertentu

5. Persentase D/S baduta adalah proporsi baduta yg ditimbang terhadap baduta yg berasal dari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu .

6. S balita 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24-59 bulan yg berasal dari seluruh posyandu yg
melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari)

2. Balita di timbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari yang di timbang di seluruh Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada
posyandu yang melapor di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu periode tertentu
Persentase balita bawah garis merah
15. X 100% 0.8%
(BGM)
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016
Persentase balita bawah garis merah
15. X 100% 0.8%
(BGM)
Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat
3. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan badannya disuatu wilayah pada periode tertentu
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS.

4. Persentase Balita BGM adalah proporsi balita BGM terhadap balita yang ditimbang di suatu
wilayah pada periode tertentu X 100%.

1. Bayi umur 0-6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari.

2. Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yg mencapai umur 5 bulan 29 hari.

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan


16. 63%
mendapat ASI Eksklusif
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016

3. Bayi mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan adalah bayi 0-6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari di
atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam suatu wilayah pada periode tertentu

X 100%
(Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari + bayi
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan 4. Bayi mendapat ASI Ekslusif 6 bulan adalah bayi 6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan atau
16. tidak eksklusif usia 5 bulan 29 hari) di suatu 63%
mendapat ASI Eksklusif cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam. wilayah pada periode tertentu

5. Bayi 0-6 bulan yg ada di suatu wilayah adalah jumlah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai
5 bulan 29 hari yg tercatat pada register pencatatan pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di
suatu wilayah pada periode tertentu.

6. Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat Asi Ekslusif adalah proporsi bayi mendapat ASI
Ekslusif 0-6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi umur 0-6 bulan yg datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada periode tertentu.

7. Persentase bayi umur 6 bulan mendapat ASI Ekslusif adalah proporsi bayi mencapai umur 5
bulan 29 hari mendapat ASI Ekslusif 6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi mencapai umur 5 bulan
29 hari yg datang dan tercatat dalam register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada
periode tertentu.

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai secepatnya segera setelah lahir. Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD di
IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan suatu wilayah pada periode tertentu
Persentase bayi yang baru lahir mendapat berlangsung minimal 1 (satu) jam.
17. X 100% 41%
IMD
2. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah proporsi bayi baru lahir yang mendapat Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah
IMD terhadap jumlah bayi baru lahir di suatu wilayah pada periode tertentu. pada periode tertentu

Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok


pendukung program gizi di suatu wilayah pada
1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi adalah Jumlah desa periode tertentu X 100%
Jumlah kelompok pemberdayaan
18. yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di suatu wilayah pada periode tertentu 8
masyarakat pendukung program gizi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada
dibagi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada periode tertentu 8 kelompok.
periode tertentu

Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi


1. Kasus balita gizi lebih adalah balita dg tanda klinis gizi lebih (obesitas) dan atau indeks Berat lebih (obesitas) di suatu wilayah pada periode
Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z-score > +3 SD. tertentu
19. Persentase kasus gizi lebih X 100% 21%
2. Persentase kasus gizi lebih adalah Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi lebih (obesitas) Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada
di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada periode tertentu
periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PR
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016
1. Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah petugas gizi puskesmas yang
melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria pelaksanaan surveilans gizi.
Jumlah petugas gizi puskesmas yang
melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria
Persentase puskesmas yang melaksanakan 2. Persentase puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah jumlah petugas gizi puskesmas Jumlah Puskesmas yang ada disuatu wilayah
20. X 100% 35%
surveilans gizi yang melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria terhadap dengan jumlah seluruh puskesmas yang tertentu
ada di satu wilayah kabupaten pada kurun waktu tertentu

1. Kasus balita gizi buruk/busung lapar adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Jumlah gizi buruk/busung lapar yang mendapat
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) perawatan tingkat lanjutan di suatu wilayah
dg nilai Z-score < -3 SD. pada periode tertentu
Persentase gizi buruk/busung lapar
21. X 100% 100%
mendapat perawatan tingkat lanjut 2. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan tingkat lanjut adalah proporsi
Jumlah seluruh gizi buruk/busung lapar yang
kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg dilayani di suatu wilayah pada periode tertentu
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.
DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017
SEKSI GIZI MASYARAKAT

CAPAIAN KINERJA PROGRAM


NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019
17% 16% 15% 14%
banyaknya balita kurang gizi
1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita adalah jumlah anak usia 6 bulan 0
Prevalensi kekurangan gizi (underweight)
1. hari s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 X 100%
pada anak balita SD).
Jumlah balita

23% 20% 18% 17%


banyaknya balita stunting
1. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua tahun) adalah balita dg tanda klinis stunting
Prevalensi stunting pada baduta (bawah
2. (S.Pendek) dan atau indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z- X 100%
dua tahun) score < -3 SD.
Jumlah balita

1. Balita Kurus mendapat makanan tambahan adalah jumlah anak usia 6 bulan 0 hari s/d 59 Jumlah balita kurus yang mendapat makanan
bulan 29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2 SD) yang tambahan
mendapat makanan tambahan selama 90 hari berturut turut.
X 100%

Persentase balita kurus yang mendapat 2. Makanan Tambahan adalah makanan yg di konsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar
4. Jumlah seluruh balita kurus di suatu wilayah 100% 100% 100% 100%
makanan tambahan makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pada periode tertentu
pangan lokal yang diberikan minimal selama 90 Hari Makan Anak (HMA) berturut turut.

3. Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita kurus yg
mendapat makanan tambahan selama 90 HMA terhadap jumlah balita kurus di satu wilayah pada
periode tertentu.

1. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).

2. Kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat Badan Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score < makanan tambahan
-3 SD.
Persentase kasus balita gizi buruk yang
5. X 100% 100% 100% 100% 100%
mendapat makanan tambahan
3. Kasus balita gizi buruk yg mendapat makanan tambahan adalah balita gizi buruk yang Jumlah seluruh balita gizi buruk yg ditemukan
mendapat makanan tambahan berupa MP-ASI Pemulihan disuatu wilayah periode tertentu
Persentase kasus balita gizi buruk yang
5. 100% 100% 100% 100%
mendapat makanan tambahan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019

4. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat makanan tambahan adalah proporsi kasus
balita gizi buruk yang mendapat makanantambahan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019

1. Ibu Hamil KEK adalah ibu Hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm. Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan

Persentase ibu hamil KEK yang mendapat 2. Makanan Tambahan adalah makanan yg dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar
6. makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan makanan X 100% 100% 100% 100% 100%
makanan tambahan bahan pangan lokal yg diberikan minimal selama 90 hari makan ibu (HMI) beturut turut.
Jumlah seluruh sasaran bumil KEK di suatu
wilayah pada periode tertentu
3. Persentase Ibu Hamil KEK mendapat makanan tambahan adalah proporsi ibu hamil KEK yg
mendapatkan makanan tambahan terhadap jumlah ibu hamil KEK yg ada di suatu wilayah pada
periode tertentu.

1. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS
Jumlah BGM yang mendapat makanan
Persentase balita BGM yang
7 X 100% 100% 100% 100% 100%
mendapat makanan tambahan 2. Persentase Balita BGM mendapat makanan tambahan adalah proporsi balita BGM mendapat
makanan tambahan terhadap jumlah balita BGM di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. Jumlah seluruh balita BGM di suatu wilayah pada
periode tertentu

1. Garam Konsumsi Beriodium adalah produk bahan makanan yg komponen utamanya natrium
klorida (NaCl) dengan penambahan kalium lodat (KlO3).

2. Alat Tes Cepat Garam Beriodium (Larutan Uji Garam beriodium) adalah larutan yg di gunakan Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam
untuk menguji kandungan iodium dalam garam secara kualitatif yg dapat membedakan beriodium di suatu wilayah pada periode
ada/tidaknya iodium dalam garam melalui perubahan warna menjadi ungu. tertentu
Persentase rumah tangga mengonsumsi
8. X 100% 98% 98% 98% 98%
garam beriodium
Jumlah rumah tangga yang diperiksa di suatu
3. Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah seluruh anggota rumah tangga yg wilayah Jumlah rumah tangga yang diperiksa di
mengkonsumsi garam beriodium. suatu wilayah

4. Persentase rumah tangga yg mengkonsumsi garam beriodium adalah proporsi rumah tangga yg
mengkonsumsi garam beriodium terhadap jumlah seluruh rumah tangga yg diperiksa di satu
wilayah pada periode tertentu .

1. Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu wilayah kabupaten/kota.

Persentase balita 6-59 bulan mendapat


9. 93% 94% 95% 95%
kapsul vitamin A
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019

Jumlah bayi 6-11 bulan + balita 12-59 bulan yang


2. Bayi umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di suatu wilayah mendapat kapsul vitamin A di suatu wilayah
kabupaten/kota pada periode tertentu
X 100%

Persentase balita 6-59 bulan mendapat Jumlah balita 6-59 bulan di suatu wilayah pada
9. 3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah kabupaten/kota. 93% 94% 95% 95%
kapsul vitamin A periode tertentu

4. Kapsul Vitamin A adalah kapsul yg mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000 Satuan
Internasional (SI) untuk Bayi umur 6-11 bulan dan 200.000 SI untuk balita 12-59 bulan.

5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi bayi 6-11 bulan ditambah
proporsi balita 12-59 bulan yg mendapat 1 (satu) kapsul vitamin A pada periode 6 bulan terhadap
jumlah seluruh balita 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah pada periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019

Persentase ibu nifas mendapat kapsul


10. 1. Ibu Nifas dalah ibu baru melahirkan sampai hari ke 42
vitamin A

2. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah ibu nifas mendapat 2 kapsul vitamin A, satu kapsul Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit A di suatu
diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam setelah wilayah pada periode tertentu
pemberian pertama.
X 100% 63% 65% 65% 70%

3. Kapsul Vitamin A Untuk Ibu nifas adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis 200.000 Jumlah seluruh ibu nifas yang ada di suatu
Satuan Internasional (SI) berwarna Merah. wilayah pada periode tertentu

4. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin a adalah proporsi ibu nifas yang mendapat
kapsul vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet yg mengandung Fe dan asam folat baik yg berasal
dari program maupun mandiri.

2. TTd Program adalah tablet yg mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat yg
disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada ibu hamil.

3. TTD Mandiri adalah TTd atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi
Persentase ibu hamil yang mendapatkan dan asam folat yg diperoleh secara mandiri sesuai anjuran Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD yang
11. tablet tambah darah(TTD) minimal 90 ada di suatu wilayah pada periode tertentu x 100% 90% 93% 94% 95%
tablet selama kehamilan

4. Ibu Hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yg selama masa kehamilannya minimal mendapat 90 Jumlah seluruh ibu hamil yang ada di suatu
TTD program maupun TTD mandiri. wilayah pada periode tertentu

5. Persentase ibu hamil mendapat 90 TTD adalah proporsi ibu hamil yg mendapat 90 TTD
terhadap jumlah sasaran ibu hamil yg ada di satu wilayah pada periode tertentu

1. Remaja Putri adalah remaja puteri yang berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan SLTA

12. Persentase remaja putri mendapat TTD 18% 20% 25% 30%
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019

2. TTD Program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat Jumlah remaja putri mendapat TTD di suatu
yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara gratis pada remaja puteri wilayah pada periode tertentu

X 100%

3. TTD Mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi Jumlah seluruh remaja yang ada di suatu
12. Persentase remaja putri mendapat TTD 18% 20% 25% 30%
dan asam folat yang diperoleh secara mandiri sesuai anjuran wilayah pada periode tertentu

4. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah remaja puteri yang mendapat minimal 13 butir
TTD setiap bulan.

5. Persentase remaja puteri mendapat TTD adalah proporsi remaja putri yg mendapat TTD 1
tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 hari masa haid terhadap jumlah remaja
putri di suatu wilayah pada periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019

1. Ibu Hamil Anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb < 11,0 g/dl yang diperiksa pada saat Jumlah ibu hamil anemia di suatu wilayah pada
kunjungan pertama (K1). periode tertentu

13. Persentase ibu hamil anemia X 100% 29% 28% 27% 26%

2. Persentase Ibu Hamil Anemia adalah proporsi ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil Jumlah seluruh ibu hamil yang diperiksa di suatu
yang diperiksa di suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. wilayah pada periode tertentu

Persentase balita yang ditimbang berat


14. 1. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan 29 hari.
badannya

2. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).

3. S Baduta adalah jumlah baduta yg berasal dari seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah Jumlah balita 0-59 bulan 29hari ditimbang di
pada periode tertentu. suatu wilayah pada periode tertentu

X 100% 75% 75% 76% 77%


Jumlah balita 0-59 bulan 29 hari dari seluruh
4. D Baduta adalah jumlah baduta yg di timbang di seluruh posyandu yg melapordi suatu wilayah posyandu yang melapor di suatu wilayah pada
pada periode tertentu. periode tertentu

5. Persentase D/S baduta adalah proporsi baduta yg ditimbang terhadap baduta yg berasal dari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah pada periode tertentu .

6. S balita 24-59 bulan adalah jumlah anak umur 24-59 bulan yg berasal dari seluruh posyandu yg
melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari)

2. Balita di timbang (D) adalah anak umur 0-59 bulan 29 hari yang di timbang di seluruh Jumlah balita BGM di suatu wilayah pada
posyandu yang melapor di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu periode tertentu
Persentase balita bawah garis merah
15. X 100% 0.8% 0.8% 0.5% 0.5 %
(BGM)
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019
Persentase balita bawah garis merah
15. X 100% 0.8% 0.8% 0.5% 0.5 %
(BGM)
Jumlah seluruh balita yang ditimbang berat
3. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan badannya disuatu wilayah pada periode tertentu
berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS.

4. Persentase Balita BGM adalah proporsi balita BGM terhadap balita yang ditimbang di suatu
wilayah pada periode tertentu X 100%.

1. Bayi umur 0-6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari.

2. Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yg mencapai umur 5 bulan 29 hari.

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan


16. 63% 65% 70% 72%
mendapat ASI Eksklusif
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019

3. Bayi mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan adalah bayi 0-6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan Jumlah bayi eksklusif usia 0- 5 bulan 29 hari di
atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam suatu wilayah pada periode tertentu

X 100%
(Jumlah bayi eksklusif usia 5 bulan 29 hari + bayi
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan 4. Bayi mendapat ASI Ekslusif 6 bulan adalah bayi 6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan atau
16. tidak eksklusif usia 5 bulan 29 hari) di suatu 63% 65% 70% 72%
mendapat ASI Eksklusif cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam. wilayah pada periode tertentu

5. Bayi 0-6 bulan yg ada di suatu wilayah adalah jumlah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai
5 bulan 29 hari yg tercatat pada register pencatatan pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di
suatu wilayah pada periode tertentu.

6. Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat Asi Ekslusif adalah proporsi bayi mendapat ASI
Ekslusif 0-6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi umur 0-6 bulan yg datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada periode tertentu.

7. Persentase bayi umur 6 bulan mendapat ASI Ekslusif adalah proporsi bayi mencapai umur 5
bulan 29 hari mendapat ASI Ekslusif 6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi mencapai umur 5 bulan
29 hari yg datang dan tercatat dalam register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada
periode tertentu.

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai secepatnya segera setelah lahir. Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD di
IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan suatu wilayah pada periode tertentu
Persentase bayi yang baru lahir mendapat berlangsung minimal 1 (satu) jam.
17. X 100% 41% 44% 47% 50%
IMD
2. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah proporsi bayi baru lahir yang mendapat Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu wilayah
IMD terhadap jumlah bayi baru lahir di suatu wilayah pada periode tertentu. pada periode tertentu

Jumlah desa yang telah dibentuk kelompok


pendukung program gizi di suatu wilayah pada
1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung program gizi adalah Jumlah desa periode tertentu X 100%
Jumlah kelompok pemberdayaan
18. yang telah dibentuk kelompok pendukung program gizi di suatu wilayah pada periode tertentu 8 10 12 18
masyarakat pendukung program gizi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada
dibagi Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada periode tertentu 8 kelompok.
periode tertentu

Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi


1. Kasus balita gizi lebih adalah balita dg tanda klinis gizi lebih (obesitas) dan atau indeks Berat lebih (obesitas) di suatu wilayah pada periode
Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z-score > +3 SD. tertentu
19. Persentase kasus gizi lebih X 100% 21% 20% 18% 15%
2. Persentase kasus gizi lebih adalah Jumlah anak balita (0-59bln) mengalami gizi lebih (obesitas) Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada
di suatu wilayah pada periode tertentu terhadap Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada periode tertentu
periode tertentu.
CAPAIAN KINERJA PROGRAM
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN
2016 2017 2018 2019
1. Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah petugas gizi puskesmas yang
melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria pelaksanaan surveilans gizi.
Jumlah petugas gizi puskesmas yang
melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria
Persentase puskesmas yang melaksanakan 2. Persentase puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi adalah jumlah petugas gizi puskesmas Jumlah Puskesmas yang ada disuatu wilayah
20. X 100% 35% 40% 45% 50%
surveilans gizi yang melaksanakan surveilans gizi sesuai kriteria terhadap dengan jumlah seluruh puskesmas yang tertentu
ada di satu wilayah kabupaten pada kurun waktu tertentu

1. Kasus balita gizi buruk/busung lapar adalah balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Jumlah gizi buruk/busung lapar yang mendapat
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) perawatan tingkat lanjutan di suatu wilayah
dg nilai Z-score < -3 SD. pada periode tertentu
Persentase gizi buruk/busung lapar
21. X 100% 100% 100% 100% 100%
mendapat perawatan tingkat lanjut 2. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan tingkat lanjut adalah proporsi
Jumlah seluruh gizi buruk/busung lapar yang
kasus balita gizi buruk yang mendapat pelayanan terhadap jumlah kasus balita gizi buruk yg dilayani di suatu wilayah pada periode tertentu
ditemukan disuatu wilayah pada periode tertentu.
DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017
SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN

CAPAIAN KINERJA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
2016
1 Jumlah Desa/Kelurahan yang Desa yg melaksanakan STBM adalah desa yg melaksanakan
melaksanakan STBM minimal 2 pilar dan sudah melakukan pemicuan minimal 1
dusun, mempunyai tim kerja masyarakat, dan telah
mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju sanitasi Jumlah kumulatif Desa/Kelurahan yang terverifikasi melaksanakan
total 10
STBM

3 Proporsi Penduduk/RT dengan akses Perbandingan antara pddk/RT dengan akses thd sumber
berkelanjutan terhadap air minum air minum berkualitas (layak) di wilayah tertentu pd Jml/banyaknya pddk atau rumah tangga diwilayah
berkualitas (layak) periode waktu tertentu tertentu dg akses thd sumber air minum berkualitas
pada periode tertentu
x 100% 70

Jumlah Penduduk atau rumah tangga pada wilayah


dan periode yang sama

4 Kualitas Air Minum yang memenuhi Persentase sampel air minum yg memenuhi syarat pd
syarat penyelenggara air minum di wil tertentu yang diuji pada
periode waktu tertentu Jml sampel air minum di penyelenggara air minum
yg dijui kualitas air minum dan memenuhi syarat
parameter mikrobiologi, fisik, kimia pada periode

x 100% 100

Jumlah total/ seluruh sampel air minum di


[penyelenggara air minum yg diuji parameter
mikrobiologi, fisik, kimia dlm periode waktu yg sama
5 Pddk/RT dg akses thd fasilitas sanitasi Perbandingan antara Pddk/RT yg memiliki akses thd
yg layak (jamban sehat) fasilitas sanitasi yg layak (jamban sehat) dg pddk/ RT Jmlh pddk dg akses thd fasilitas sanitasi yg layak
seluruhnya dinytakan dlm pesrsentase (jamban sehat) di wilayah dan periode tertentu

x 100% 77
Jumlah pddk/RT di wilayah dan periode tertentu
waktu yg sama
6 Rumah yg memenuhi syarat kesehatan - Jumlah Rumah Sehat adalah jumlah rumah sehat tahun
sebelumnya ditambah rumah sehat hasil pembinaan tahun Jumlah Rumah Sehat
berjalan
% Rumah = x 100% 86
Sehat
Jumlah Rumah

- Jumlah rumah dibina yg memenuhi syarat kesehatan Jumlah rumah dibina yg memenuhi
adalah jumlah rumah yg dilakukan yg telah dilakukan syarat kesehatan
pembinaan dan telah memenuhi syarat kesehatan
- Jumlah rumah dibina adalah % Rumah
jumlah yg tidak memnuhi syarat kesehatan pada tahun dibina = x 100% 86
sebelumnya yg dibina pada tahun berjalan sehat
Jumlah rumah yang dibina

7 Tempat Umum yang memenuhi Syarat - Jumlah TTU yg ada adalah Jml seluruh TTU yg berada di
lokasi wilayah kerja dan kurun waktu tertentu
- Jumlah Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan
TTU sehat adalah TTU sehat tahun sebelumnya ditambah berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan
TTU sehat hasil pembinaan tahun sebelumnya sesuai standar dalam kurun waktu 1 tahun
- Jumlah TTU yang dibina adalah jumlah
TTU yg tdk memnuhi syarat kesehatan pd tahun x 100% 52
sebelumnya yg dibina pada tahun berjalan
Jumlah TTU yg teregistrasi di wilayah
Kabupaten/Kota dalam kurun waktu 1 tahun yang
sama

8 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) - Jumlah TPM Sehat adalah : Jumlah TPM yg memenuhi
yang memenuhi syarat kesehatan persyaratan hygiene sanitasi di suatu daerah dlm kurun Jumlah TPM Sehat
waktu tertentu % TPM = x 100% 14
- Persentase TPM sehat adalah jumlah Sehat
Jumla TPM Terdaftar
TPM sehat (memenuhi persyaratan hygiene sanitasi)
disuatu daerah dlm kurun waktu tertentu
- Jumlah TPM yang Dibina
TPM seluruhnya adalah jumlah TPM yg memenuhi % TPM yg =
persyaratan hygiene sanitasi dan TPM yang TMS hygiene x 100% 14
dibina
sanitasi Jumlah TPM yg TMS hygiene sanitasi

Jumlah TPM diuji petik


% TPM yg
diuji petik = x 100% 100
Jumlah TPM yg MS hygiene sanitasi
9 Fasilitas kesehatan dan jaringannya yg Fasilitas kesehatan dan jaringannya adalah sarana Fasilitas kesehatan dan jaringannya yang melakukan
melakukan pengolahan limbah medis pelayanan kesehatan yang berupa, puskesmas, pustu, pengolahan limbah medis sesuai standar
sesuai standar polindes, poskesdes, dan klinik dokter. x 100% 15
Jumlah Seluruh Fasilitas Kesehatan dan Jaringannya
CAPAIAN KINERJA PROGRAM

2017 2018 2019 2020

15 17 19 22

72 74 76 78

101 102 103 104


79 81 83 85
87 88 89 90

87 88 89 90

54 56 58 60

20 26 32 38

20 26 32 38

101 102 103 104


21 28 36 38
DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017
SEKSI KESEHATAN KELUARGA

TA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016

jumlah Desa yang melaksanakan kelasa ibu hamil


Persentase puskesmas yang
1 persentase Desa yang bidan desanya melaksanakan kelasa ibu hamil X 100 % 81
melakukan kelas ibu hamil
jumlah seluruh desa disatu wilayah kabupaten/kota

Jumlah ibu Hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga
cakupan ibu Hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
2 Persentasi K1 Ibu hamil kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu oleh tenaga kesehatan X 100 % 92
sesuat standar ( 10 T )
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, tertentu
paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada
3 Presentasi K4 ibu hamil X 100 % 75
trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan orientasai program perencanaan


persalinan dan pencegahan komplikasi
Persentase Desa yang melakukan Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan orientasai program perencanaan persalinan
4 X 100 % 45
orientasi P4K dan pencegahan komplikasi
Jumlah seluruh Keluarga Bumil disuatu Desa

Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan yang mendapat pelayanan definitif


cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
presentasi komplikasi maternal yang
5 kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalh X 100 % 54
ditangani penanganan / pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan tiap
kasus komplikasi kebidanan
20% x jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
TA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016

Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali
pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan 1 kali pada umur 6-
8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja
Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada pada kurun waktu tertentu
Persentase Pelayanan Kesehatan bayi umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan 1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1
6 X 100 % 70
kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Jumlah seluruh sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

jumlah Desa yang melaksanakan kelasa Balita


Persentase puskesmas yang
7 persentase Desa yang bidan desanya melaksanakan kelasaBalita X 100 % 50
melakukan kelas Balita
jumlah seluruh desa disatu wilayah kabupaten/kota
TA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016

jumlah Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan
desa di wilayah kerjanya melaksanakan kelas balita
Persentase puskesmas yang persentase Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan desa di
8 X 100 % 70
melakukan kelas balita wilayah kerjanya melaksanakan kelas balita
jumlah seluruh puskesmas disatu wilayah kabupaten/kota

1. Persentase puskesmas yang melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah yang memberi pelayanan SDIDTK pada Balita dan jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan sdidtk sesuai standar dalam 1 tahun
Anak Pra sekolah sesuai standar di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun.
2. Balita adalah anak usia 0 59 bulan.
3. Anak Pra sekolah adalah anak usia 60 - 72 bulan.
9 Persentase Pelaksanaan SIDDTK 4. Pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah sesuai standar adalah pelayanan X 100 % 70
SDIDTK 2 kali pertahun.
5. Dalam melaksanakan SDIDTK, Puskesmas bekerjasama dengan institusi yang
melakukan pelayanan anak usia dini seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Tempat
Penitipan Anak dan Satuan PAUD Sejenis. Jumlah seluruh Desa dalam 1 tahun

Jumlah Ibu hamil yg memiliki buku KIA


10 Persentasec pemanfaatan buku KIA Jumlah bayi, balita dan Bumil yg memiliki buku KIA X 100 % 70
Jumlah Seluruh ibu hamil di wilayah dalam 1 tahun

jumlah bayi baru lahir yang telah mendapatkan 1 kali pelayanan kunjungan
neonatus pada 6-48 jam sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kuru waktu
tertentu
cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir 6 jam-48jam yang memperoleh pelayanan
11 Persentase Kunjunag KN 1 X 100 % 75
kesehatan sesuai standar
Jumlah Sasaran Kelahiran Hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama

Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit


tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari
ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8- hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada
kuru waktu tertentu
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali
12 Persentase Kunjungan KN lengkap dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali X 100 % 70
pada hari ke 8- hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu
TA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali TH 2016
12 Persentase Kunjungan KN lengkap dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali X 100 % 70
pada hari ke 8- hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu

Jumlah seluruh sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai


Desa yang memberi pelayanan kesehatan esensial pada bayi baru lahir (usia 0-28 hari) se standar dalam kurun waktu tertentu
Jumlah pelayanan Neonatal esensial
13 X 100 % 30
sesuai standar
Indikator ini mengukur kesiapan puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan Jumlah seluruh Desa dalam kurun waktu yang sama
TA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016

jumlah siswa kelas 1 yang dijaring kesehatannya di sekolah wilayah puskesmas


dalam 1 tahun
Persentase SD/MI yang melakukan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1
14 X 100 % 60
penjaringan anak sekolah Kelas 1 sd/mi dan SDLB di wilayah kerja puskesmas tersebut.
jumlah seluruh siswa kelas 1 yang dijaring kesehatannya di sekolah wilayah
puskesmas dalam 1 tahun

jumlah siswa kelas 7, 10 dan SMPLB yang dijaring kesehatannya di sekolah


Persentase SMP/SMA yang wilayah puskesmas dalam 1 tahun
melakukan penjaringan anak sekolah Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 7,
15 X 100 % 45
10 dan SMPLB di wilayah kerja puskesmas tersebut.
Kelas VII & Kelas X jumlah seluruh siswa kelas 7, 10 dan SMPLB yang dijaring kesehatannya di
sekolah wilayah puskesmas dalam 1 tahun

Jumlah Kelompok yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi


kriteria: Memiliki tenaga kesehatan terorientasi/terlatih pelayanan kesehatan peduli Jumlah Kelompok menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
Persentase Kelompok yang
16 menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja X 100 % 35
Memiliki pedoman kesehatan remaja
remaja Melakukan pelayanan konseling pada remaja Jumlah seluruh Kelompok di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah Posyandu Lansia


Jumlah Posyandu Lansia (usia 60 tahun ke atas) yang telah mendapat pelayanan dari
17 Presentasi Posyandu Lansia petugas kesehatan baik di rumah, di kelompok lansia atau di fasilitas kesehatan minimal X 100 % 15
satu kali dalam satu tahun berjalan Jumlah seluruh Posyandu Lansia di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama

Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten di fasilitas


Jumlah Ibu Bersalin yg Mendapat Pertolongan Persalinan Oleh Nakes yg Memiliki pelayanan kesehatan pada suatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu
Kompetensi Kebidanan Di Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes,
Persentase Persalinan oleh nakes
18 Polindes, Klinik Bersalin/BPM) Termasuk Pelayanan Bayi Baru Lahir Minimal Kurang dari X 100 % 77
difaskes 48 Jam (Neonatal Esensial) Untuk Memastikan Kesehatan Bayi Pada Suatu Wilayah Kerja
pd Kurun Waktu Tertentu.
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten disuatu wilayah


kerja pd kurun waktu tertentu
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
19 Persenatse Persalinan oleh nakes X 100 % 92
yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar oleh
Jumlah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin nakes disuatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu
20 Persentase Kunjungan nifas Lengkap sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8-14 hari dan X 100 % 92
36-42 hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
TA
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
Jumlah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin TH 2016
20 Persentase Kunjungan nifas Lengkap sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8-14 hari dan X 100 % 92
36-42 hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu


Jumlah peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat
21 Persentase Pelayanan KB aktif kontrasepsi (alokon ) dibandikan dengan jumlah pasangan usia subur disuatu wilayah X 100 % 67
kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh PUS disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
DRAFT INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN PUSKESMAS TAHUN 2017
SEKSI KESEHATAN KELUARGA

TARGET
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH 2018

jumlah Desa yang melaksanakan kelasa ibu hamil


Persentase puskesmas yang
1 persentase Desa yang bidan desanya melaksanakan kelasa ibu hamil X 100 % 81 84 90
melakukan kelas ibu hamil
jumlah seluruh desa disatu wilayah kabupaten/kota

Jumlah ibu Hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga
cakupan ibu Hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
2 Persentasi K1 Ibu hamil kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu oleh tenaga kesehatan X 100 % 92 95 97
sesuat standar ( 10 T )
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, tertentu
paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada
3 Presentasi K4 ibu hamil X 100 % 75 78 80
trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan orientasai program perencanaan


persalinan dan pencegahan komplikasi
Persentase Desa yang melakukan Persentasi Keluarga Bumil yang melakukan orientasai program perencanaan persalinan
4 X 100 % 45 50 55
orientasi P4K dan pencegahan komplikasi
Jumlah seluruh Keluarga Bumil disuatu Desa

Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan yang mendapat pelayanan definitif


cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
presentasi komplikasi maternal yang
5 kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalh X 100 % 54 58 60
ditangani penanganan / pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan tiap
kasus komplikasi kebidanan
20% x jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
TARGET
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH 2018

Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali
pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan 1 kali pada umur 6-
8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja
Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali pada pada kurun waktu tertentu
Persentase Pelayanan Kesehatan bayi umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan dan 1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1
6 X 100 % 70 75 80
kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Jumlah seluruh sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

jumlah Desa yang melaksanakan kelasa Balita


Persentase puskesmas yang
7 persentase Desa yang bidan desanya melaksanakan kelasaBalita X 100 % 50 55 60
melakukan kelas Balita
jumlah seluruh desa disatu wilayah kabupaten/kota
TARGET
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH 2018

jumlah Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan
desa di wilayah kerjanya melaksanakan kelas balita
Persentase puskesmas yang persentase Puskesmas yang minimal salah satu bidan puskesmas dan 50% bidan desa di
8 X 100 % 70 75 80
melakukan kelas balita wilayah kerjanya melaksanakan kelas balita
jumlah seluruh puskesmas disatu wilayah kabupaten/kota

1. Persentase puskesmas yang melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah yang memberi pelayanan SDIDTK pada Balita dan jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan sdidtk sesuai standar dalam 1 tahun
Anak Pra sekolah sesuai standar di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun.
2. Balita adalah anak usia 0 59 bulan.
3. Anak Pra sekolah adalah anak usia 60 - 72 bulan.
9 Persentase Pelaksanaan SIDDTK 4. Pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah sesuai standar adalah pelayanan X 100 % 70 75 80
SDIDTK 2 kali pertahun.
5. Dalam melaksanakan SDIDTK, Puskesmas bekerjasama dengan institusi yang
melakukan pelayanan anak usia dini seperti TK/RA, Kelompok Bermain, Tempat
Penitipan Anak dan Satuan PAUD Sejenis. Jumlah seluruh Desa dalam 1 tahun

Jumlah Ibu hamil yg memiliki buku KIA


10 Persentasec pemanfaatan buku KIA Jumlah bayi, balita dan Bumil yg memiliki buku KIA X 100 % 70 80 90
Jumlah Seluruh ibu hamil di wilayah dalam 1 tahun

jumlah bayi baru lahir yang telah mendapatkan 1 kali pelayanan kunjungan
neonatus pada 6-48 jam sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kuru waktu
tertentu
cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir 6 jam-48jam yang memperoleh pelayanan
11 Persentase Kunjunag KN 1 X 100 % 75 80 85
kesehatan sesuai standar
Jumlah Sasaran Kelahiran Hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama

Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit


tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari
ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8- hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada
kuru waktu tertentu
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali
12 Persentase Kunjungan KN lengkap dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali X 100 % 70 75 80
pada hari ke 8- hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu
TARGET
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali TH 2016 TH 2017 TH 2018
12 Persentase Kunjungan KN lengkap dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3- hari ke 7 dan 1 kali X 100 % 70 75 80
pada hari ke 8- hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kuru waktu tertentu

Jumlah seluruh sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah Desa yang melaksanakan pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai


Desa yang memberi pelayanan kesehatan esensial pada bayi baru lahir (usia 0-28 hari) se standar dalam kurun waktu tertentu
Jumlah pelayanan Neonatal esensial
13 X 100 % 30 35 40
sesuai standar
Indikator ini mengukur kesiapan puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan Jumlah seluruh Desa dalam kurun waktu yang sama
TARGET
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
TH 2016 TH 2017 TH 2018

jumlah siswa kelas 1 yang dijaring kesehatannya di sekolah wilayah puskesmas


dalam 1 tahun
Persentase SD/MI yang melakukan Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1
14 X 100 % 60 65 70
penjaringan anak sekolah Kelas 1 sd/mi dan SDLB di wilayah kerja puskesmas tersebut.
jumlah seluruh siswa kelas 1 yang dijaring kesehatannya di sekolah wilayah
puskesmas dalam 1 tahun

jumlah siswa kelas 7, 10 dan SMPLB yang dijaring kesehatannya di sekolah


Persentase SMP/SMA yang wilayah puskesmas dalam 1 tahun
melakukan penjaringan anak sekolah Jumlah sekolah yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 7,
15 X 100 % 45 50 55
10 dan SMPLB di wilayah kerja puskesmas tersebut.
Kelas VII & Kelas X jumlah seluruh siswa kelas 7, 10 dan SMPLB yang dijaring kesehatannya di
sekolah wilayah puskesmas dalam 1 tahun

Jumlah Kelompok yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi


kriteria: Memiliki tenaga kesehatan terorientasi/terlatih pelayanan kesehatan peduli Jumlah Kelompok menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
Persentase Kelompok yang
16 menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja X 100 % 35 40 45
Memiliki pedoman kesehatan remaja
remaja Melakukan pelayanan konseling pada remaja Jumlah seluruh Kelompok di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah Posyandu Lansia


Jumlah Posyandu Lansia (usia 60 tahun ke atas) yang telah mendapat pelayanan dari
17 Presentasi Posyandu Lansia petugas kesehatan baik di rumah, di kelompok lansia atau di fasilitas kesehatan minimal X 100 % 15 17 20
satu kali dalam satu tahun berjalan Jumlah seluruh Posyandu Lansia di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama

Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten di fasilitas


Jumlah Ibu Bersalin yg Mendapat Pertolongan Persalinan Oleh Nakes yg Memiliki pelayanan kesehatan pada suatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu
Kompetensi Kebidanan Di Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, Poskesdes,
Persentase Persalinan oleh nakes
18 Polindes, Klinik Bersalin/BPM) Termasuk Pelayanan Bayi Baru Lahir Minimal Kurang dari X 100 % 77 79 80
difaskes 48 Jam (Neonatal Esensial) Untuk Memastikan Kesehatan Bayi Pada Suatu Wilayah Kerja
pd Kurun Waktu Tertentu.
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah persalinan yg ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten disuatu wilayah


kerja pd kurun waktu tertentu
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
19 Persenatse Persalinan oleh nakes X 100 % 92 94 96
yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar oleh
Jumlah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin nakes disuatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu
20 Persentase Kunjungan nifas Lengkap sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8-14 hari dan X 100 % 92 94 96
36-42 hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
TARGET
NO JENIS INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PENGHITUNGAN
Jumlah pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin TH 2016 TH 2017 TH 2018
20 Persentase Kunjungan nifas Lengkap sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8-14 hari dan X 100 % 92 94 96
36-42 hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu


Jumlah peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat
21 Persentase Pelayanan KB aktif kontrasepsi (alokon ) dibandikan dengan jumlah pasangan usia subur disuatu wilayah X 100 % 67 69 71
kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh PUS disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
NO JENIS INDIKATOR

1. Prevalensi kekurangan gizi


(underweight) pada anak balita

2. Prevalensi stunting pada baduta


(bawah dua tahun)

Persentase balita kurus yang


mendapat makanan tambahan
Persentase kasus balita gizi buruk
4
yang mendapat makanan tambahan

Persentase ibu hamil KEK yang


5
mendapat makanan tambahan

Persentase balita BGM yang


6 mendapat makanan tambahan
Persentase rumah tangga
7
mengonsumsi garam beriodium

Persentase balita 6-59 bulan


8
mendapat kapsul vitamin A
Persentase balita 6-59 bulan
8
mendapat kapsul vitamin A

Persentase ibu nifas mendapat kapsul


vitamin A

Persentase ibu hamil yang


mendapatkan tablet tambah
10
darah(TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan tablet tambah
10
darah(TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan

Persentase remaja putri mendapat


11
TTD

12 Persentase ibu hamil anemia


12 Persentase ibu hamil anemia

13

Persentase balita yang ditimbang


berat badannya

Persentase balita bawah garis merah


14
(BGM)
Persentase bayi usia kurang dari 6
15
bulan mendapat ASI Eksklusif

Persentase bayi yang baru lahir


16
mendapat IMD
Jumlah kelompok pemberdayaan
17
masyarakat pendukung program gizi

18 Persentase kasus gizi lebih

Persentase puskesmas yang


19
melaksanakan surveilans gizi
Persentase gizi buruk/busung lapar
20
mendapat perawatan tingkat lanjut
DEFINISI OPERASIONAL (DO) CARA PERHITUNGAN

banyaknya
1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada balita kurang
anak balita adalah jumlah anak usia 6 bulan 0 hari gizi
s/d 59 bulan 29 hari dengan status gizi kurus X
(BB/PB atau BB/TB = -3 SD sampai dengan < -2
SD). jumlah balita

1. Prevalensi stunting pada baduta (bawah dua banyaknya


tahun) adalah balita dg tanda klinis stunting balita stunting
(S.Pendek) dan atau indeks Berat Badan menurut Jumlah X
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dg nilai Z-score balita
< -3 SD.
1. Balita Kurus mendapat makanan tambahan
adalah jumlah anak usia 6 bulan 0 hari s/d 59 bulan Jumlah balita
29 hari dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB kurus yang
= -3 SD sampai dengan < -2 SD) yang mendapat mendapat
makanan tambahan selama 90 hari berturut turut. makanan
tambahan
X
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg di
Jumlah seluruh
konsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi diluar
balita kurus di
makanan utama dalam bentuk makanan tambahan
suatu wilayah
pabrikan atau makanan tambahan bahan pangan
pada periode
lokal yang diberikan minimal selama 90 Hari Makan
tertentu
Anak (HMA) berturut turut.

3. Persentase balita kurus mendapat makanan


tambahan adalah proporsi balita kurus yg
mendapat makanan tambahan selama 90 HMA
terhadap jumlah balita kurus di satu wilayah pada
periode tertentu.

1. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5 tahun


(0-59 bulan 29 hari).
Jumlah kasus
2. Kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dg tanda
balita gizi
klinis gizi buruk dan atau indeks Berat Badan
buruk yang
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan
mendapat
Menurut Tinggi Badan (BB/TB) dg nilai Z-score < -3
makanan
SD.
tambahan

3. Kasus balita gizi buruk yg mendapat makanan


Jumlah seluruh X
tambahan adalah balita gizi buruk yang mendapat
balita gizi
makanan tambahan berupa MP-ASI Pemulihan
buruk yg
ditemukan
disuatu
wilayah
periode
tertentu
4. Persentase kasus balita gizi buruk yang
mendapat makanan tambahan adalah proporsi
kasus balita gizi buruk yang mendapat
makanantambahan terhadap jumlah kasus balita
gizi buruk yg ditemukan disuatu wilayah pada
periode tertentu.

Jumlah ibu
hamil KEK
1. Ibu Hamil KEK adalah ibu Hamil dengan
yang
Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.
mendapat
makanan
2. Makanan Tambahan adalah makanan yg
dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi
diluar makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan pabrikan atau makanan tambahan Jumlah seluruh X
makanan bahan pangan lokal yg diberikan minimal sasaran bumil
selama 90 hari makan ibu (HMI) beturut turut. KEK di suatu
wilayah pada
3. Persentase Ibu Hamil KEK mendapat makanan periode
tambahan adalah proporsi ibu hamil KEK yg tertentu
mendapatkan makanan tambahan terhadap jumlah
ibu hamil KEK yg ada di suatu wilayah pada periode
tertentu.
1. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil Jumlah BGM
penimbangan berat badan dengan grafik berat yang
badan berada di bawah garis merah kurva mendapat
pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS makanan
2. Persentase Balita BGM mendapat makanan Jumlah seluruh X
tambahan adalah proporsi balita BGM mendapat balita BGM di
makanan tambahan terhadap jumlah balita BGM di suatu wilayah
suatu wilayah pada periode tertentu X 100%. pada periode
tertentu
1. Garam Konsumsi Beriodium adalah produk
bahan makanan yg komponen utamanya natrium
klorida (NaCl) dengan penambahan kalium lodat
(KlO3).
Jumlah rumah
2. Alat Tes Cepat Garam Beriodium (Larutan Uji tangga yang
Garam beriodium) adalah larutan yg di gunakan mengonsumsi
untuk menguji kandungan iodium dalam garam garam
secara kualitatif yg dapat membedakan beriodium di
ada/tidaknya iodium dalam garam melalui suatu wilayah
perubahan warna menjadi ungu. pada periode
tertentu
3. Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam X
beriodium adalah seluruh anggota rumah tangga Jumlah rumah
yg mengkonsumsi garam beriodium. tangga yang
diperiksa di
suatu wilayah
Jumlah rumah
tangga yang
diperiksa di
suatu wilayah

4. Persentase rumah tangga yg mengkonsumsi


garam beriodium adalah proporsi rumah tangga yg
mengkonsumsi garam beriodium terhadap jumlah
seluruh rumah tangga yg diperiksa di satu wilayah
pada periode tertentu .

1. Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11


bulan yang ada di suatu wilayah kabupaten/kota.
2. Bayi umur 12-59 bulan adalah balita umur 12- Jumlah bayi 6-
59 bulan yang ada di suatu wilayah kabupaten/kota 11 bulan +
balita 12-59
bulan yang
mendapat
kapsul vitamin
A di suatu
wilayah pada
periode X
tertentu
3. Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59
bulan yg ada di suatu wilayah kabupaten/kota. Jumlah balita
6-59 bulan di
suatu wilayah
pada periode
tertentu
4. Kapsul Vitamin A adalah kapsul yg
mengandung vitamin A dosis tinggi, yaitu 100.000
Satuan Internasional (SI) untuk Bayi umur 6-11
bulan dan 200.000 SI untuk balita 12-59 bulan.

5. Persentase balita mendapat kapsul vitamin a


adalah proporsi bayi 6-11 bulan ditambah proporsi
balita 12-59 bulan yg mendapat 1 (satu) kapsul
vitamin A pada periode 6 bulan terhadap jumlah
seluruh balita 6-59 bulan yg ada di suatu wilayah
pada periode tertentu.

1. Ibu Nifas dalah ibu baru melahirkan sampai


hari ke 42

Jumlah ibu
2. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah
nifas dapat
ibu nifas mendapat 2 kapsul vitamin A, satu kapsul
kapsul vit A di
diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul
suatu wilayah
kedua diberikan minimal 24 jam setelah pemberian
pada periode
pertama.
tertentu
X
Jumlah seluruh
ibu nifas yang
3. Kapsul Vitamin A Untuk Ibu nifas adalah kapsul
ada di suatu
yang mengandung vitamin A dosis 200.000 Satuan
wilayah pada
Internasional (SI) berwarna Merah.
periode
tertentu

4. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin


a adalah proporsi ibu nifas yang mendapat kapsul
vitamin A terhadap jumlah ibu nifas yang ada di
suatu wilayah pada periode tertentu.

1. Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet yg


mengandung Fe dan asam folat baik yg berasal
dari program maupun mandiri.

x
2. TTd Program adalah tablet yg mengandung 60
mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat yg
Jumlah ibu
disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara
hamil yang
gratis pada ibu hamil.
mendapat 90
TTD yang ada
di suatu
wilayah pada
periode x
3. TTD Mandiri adalah TTd atau multi vitamin dan tertentu
mineral, minimal mengandung elemental besi dan
asam folat yg diperoleh secara mandiri sesuai
anjuran
4. Ibu Hamil mendapat 90 TTD adalah ibu yg Jumlah seluruh
selama masa kehamilannya minimal mendapat 90 ibu hamil yang
TTD program maupun TTD mandiri. ada di suatu
5. Persentase ibu hamil mendapat 90 TTD adalah wilayah pada
proporsi ibu hamil yg mendapat 90 TTD terhadap periode
jumlah sasaran ibu hamil yg ada di satu wilayah tertentu
pada periode tertentu
1. Remaja Putri adalah remaja puteri yang
berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan
SLTA Jumlah remaja
putri
2. TTD Program adalah tablet yang mengandung
mendapat TTD
60 mg elemental besi dan 0,25 mg asam folat yang
di suatu
disediakan oleh pemerintah dan diberikan secara
wilayah pada
gratis pada remaja puteri
periode
tertentuseluruh X
Jumlah
3. TTD Mandiri adalah TTD atau multi vitamin dan remaja yang
mineral, minimal mengandung elemental besi dan ada di suatu
asam folat yang diperoleh secara mandiri sesuai wilayah pada
anjuran periode
tertentu
4. Remaja puteri mendapat TTD adalah jumlah
remaja puteri yang mendapat minimal 13 butir TTD
setiap bulan.

5. Persentase remaja puteri mendapat TTD


adalah proporsi remaja putri yg mendapat TTD 1
tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari
selama 10 hari masa haid terhadap jumlah remaja
putri di suatu wilayah pada periode tertentu.

Jumlah ibu
hamil anemia
1. Ibu Hamil Anemia adalah ibu hamil dengan
di suatu
kadar Hb < 11,0 g/dl yang diperiksa pada saat
wilayah pada
kunjungan pertama (K1).
periode
tertentu
X
Jumlah seluruh X
ibu hamil
2. Persentase Ibu Hamil Anemia adalah
yang diperiksa
proporsi ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu
di suatu
hamil yang diperiksa di suatu wilayah pada
wilayah pada
periode tertentu X 100%.
periode
tertentu
1. Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan
29 hari.
2. Balita adalah anak yg berumur di bawah 5
tahun (0-59 bulan 29 hari).
Jumlah balita
0-59 bulan
3. S Baduta adalah jumlah baduta yg berasal dari 29hari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah ditimbang di
pada periode tertentu. suatu wilayah
pada periode
tertentu
Jumlah balita
0-59 bulan 29 X
hari dari
4. D Baduta adalah jumlah baduta yg di timbang seluruh
di seluruh posyandu yg melapordi suatu wilayah posyandu yang
pada periode tertentu. melapor di
suatu wilayah
pada periode
tertentu
5. Persentase D/S baduta adalah proporsi baduta
yg ditimbang terhadap baduta yg berasal dari
seluruh posyandu yg melapor di suatu wilayah
pada periode tertentu .
6. S balita 24-59 bulan adalah jumlah anak umur
24-59 bulan yg berasal dari seluruh posyandu yg
melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.
1. Balita adalah anak yang berumur di bawah 5
tahun (0-59 bulan 29 hari)
Jumlah balita
2. Balita di timbang (D) adalah anak umur 0-59
BGM di suatu
bulan 29 hari yang di timbang di seluruh posyandu
wilayah pada
yang melapor di suatu wilayah pada kurun waktu
periode
tertentu Jumlah seluruh
tertentu
balita yang
ditimbang X
3. Bawah Garis Merah (BGM) adalah hasil
berat
penimbangan berat badan dengan grafik berat
badannya
badan berada di bawah garis merah kurva
disuatu
pertumbuhan anak yang ada pada buku KIA/KMS.
wilayah pada
periode
4. Persentase Balita BGM adalah proporsi balita tertentu
BGM terhadap balita yang ditimbang di suatu
wilayah pada periode tertentu X 100%.
1. Bayi umur 0-6 bulan adalah seluruh bayi umur
0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari.
2. Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yg
mencapai umur 5 bulan 29 hari.
Jumlah bayi
eksklusif usia
3. Bayi mendapat ASI Ekslusif 0-6 bulan adalah
0- 5 bulan 29
bayi 0-6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan
hari di suatu
atau cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral
wilayah pada
berdasarkan recall 24 jam
periode
tertentu
(Jumlah bayi
eksklusif usia 5 X
bulan 29 hari
4. Bayi mendapat ASI Ekslusif 6 bulan adalah bayi + bayi tidak
6 bulan yg diberi ASI saja tanpa makanan atau eksklusif usia 5
cairan lain kecuali obat,vitamin dan mineral bulan 29 hari)
berdasarkan recall 24 jam. di suatu
wilayah pada
periode
tertentu
5. Bayi 0-6 bulan yg ada di suatu wilayah adalah
jumlah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5
bulan 29 hari yg tercatat pada register pencatatan
pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di suatu
wilayah pada periode tertentu.
6. Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat Asi
Ekslusif adalah proporsi bayi mendapat ASI Ekslusif
0-6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi umur 0-6
bulan yg datang dan tercatat dalam register
pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah pada
periode tertentu.bayi umur 6 bulan mendapat ASI
7. Persentase
Ekslusif adalah proporsi bayi mencapai umur 5
bulan 29 hari mendapat ASI Ekslusif 6 bulan
terhadap jumlah seluruh bayi mencapai umur 5
bulan 29 hari yg datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/ KMS di suatu wilayah
pada periode tertentu.
Jumlah bayi
1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses baru lahir yang
menyusu dimulai secepatnya segera setelah lahir. mendapat IMD
IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit di suatu
antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan wilayah pada
berlangsung minimal 1 (satu) jam. periode
tertentu X
Jumlah seluruh
2. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD bayi baru lahir
adalah proporsi bayi baru lahir yang mendapat IMD di suatu
terhadap jumlah bayi baru lahir di suatu wilayah wilayah pada
pada periode tertentu. periode
tertentu
Jumlah desa
yang telah
dibentuk
kelompok
1. Jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat pendukung
pendukung program gizi adalah Jumlah desa yang program gizi di
telah dibentuk kelompok pendukung program gizi suatu wilayah X
di suatu wilayah pada periode tertentu dibagi pada periode
Jumlah seluruh desa di suatu wilayah pada periode tertentu
tertentu 8 kelompok. Jumlah seluruh
desa di suatu
wilayah pada
periode
tertentu
Jumlah anak
balita (0-
59bln)
1. Kasus balita gizi lebih adalah balita dg tanda
mengalami gizi
klinis gizi lebih (obesitas) dan atau indeks Berat
lebih
Badan menurut Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
(obesitas) di
dg nilai Z-score > +3 SD.
suatu wilayah
pada periode X
tertentu
2. Persentase kasus gizi lebih adalah Jumlah Jumlah balita
anak balita (0-59bln) mengalami gizi lebih (0-59 bln) di
(obesitas) di suatu wilayah pada periode tertentu suatu wilayah
terhadap Jumlah balita (0-59 bln) di suatu wilayah pada periode
pada periode tertentu. tertentu
petugas gizi
1. Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi
puskesmas
adalah petugas gizi puskesmas yang melaksanakan
yang
surveilans gizi sesuai kriteria pelaksanaan
melaksanak
surveilans gizi.
an
surveilans
gizi sesuai
kriteria X
2. Persentase puskesmas yang melaksanakan Jumlah
surveilans gizi adalah jumlah petugas gizi Puskesmas
puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi yang ada
sesuai kriteria terhadap dengan jumlah seluruh disuatu
puskesmas yang ada di satu wilayah kabupaten wilayah
pada kurun waktu tertentu tertentu
Jumlah gizi
buruk/busung
lapar yang
1. Kasus balita gizi buruk/busung lapar adalah
mendapat
balita dg tanda klinis gizi buruk dan atau indeks
perawatan
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB)
tingkat
atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
lanjutan di
dg nilai Z-score < -3 SD.
suatu wilayah
pada periode X
tertentu
Jumlah seluruh
2. Persentase kasus balita gizi buruk yang gizi
mendapat perawatan tingkat lanjut adalah buruk/busung
proporsi kasus balita gizi buruk yang mendapat lapar yang
pelayanan terhadap jumlah kasus balita gizi dilayani di
buruk yg ditemukan disuatu wilayah pada suatu wilayah
periode tertentu. pada periode
tertentu
PROGRAM GIZI MASYARAKAT

HITUNGAN TARGET SASARAN CAPAIAN %


2017

100% 16% 548 2 0.4

100% 20% 548 0 0

100%

100% 2 2 100
100%

100% 0 0 100

100% 100 2 2 100

100% 100 6 6 100


100%

98 2367 500 21.1237853823

100%

94 0 0 0.0
94 0 0 0.0

100%

65 16 16 100

93 53 6 11.3
100%
93 53 6 11.3

100%

20 1240 191 15.4032258065

100% 28 56 9 16.0714285714
100% 28 56 9 16.0714285714

100%
75 548 335 61.1

100%
0.8 548 2 0.4
100%

65 16 14 87.5

100% 44 16 16 100
100%
10 8 2 25

100% 20% 548 2 0.3649635036

100% 40% 1
100% 100% 0 0 100
PERMASALAHAN ANALISA UPAYA PERBAIKAN
ibu yang mempunyai anak
kurang nya balita d atas 2 th
kesadaranibu untuk menganggap bahwa
anaknya keposyandu posyandu tidak lg penting
sampai umur 5 th karna kebutuhan imunisasi
anak sudah lengkap.
RTL
mengirim surat
permintaan TTD kepada
dinas kesehatan
mengirim surat
permintaan TTD kepada
dinas kesehatan
membuat posyandu
tambahan d puskesmas

You might also like