DI PROVINSI DKI JAKARTA DALAM RANGKA MENDUKUNG RW SIAGA
DAN PERCEPATAN MGDS 2015 disusun oleh : Purwadi Sekretaris Jendral Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI)
A. Berdasarkan indikator dalam RW Siaga
No Indikator Uraian 1. Kegiatan POS RW 1. Melakukan indentifikasi tempat yang akan Siaga dijadikan Pos RW Siaga bersama tokoh masyarakat setempat. 2. Membuat struktur organisasi RW Siaga berdasarkan musyawarah masyarakat. 3. Membuat peta masalah berdasarkan hasil survei mawas diri berbagai penyakit yang berisiko menjadi ancaman KLB. 4. Membuat bagan informasi berbagai sumber daya yang dimiliki seperti jenis transportasi, nomor telepon penting yang bisa dihubungi, tempat pelayanan kesehatan rujukan, dll. 5. Membuat bagan tentang PHBS berdasarkan survei mawas diri untuk tingkat rumah tangga dan tempat umum. 6. Bersama pengurus RW Siaga melakukan penyusunan POS RW Siaga agar memudahkan untuk bekerja. 2. Kegiatan UKBM 1. Menyusun petunjuk teknis pembinaan setiap UKBM seperti Posyandu, Posbindu, ambulance siaga, pedonor aktif, dll. 2. Melakukan pendataan pedonor aktif. 3. Melakukan pendataan terhadap sumber daya ambulance siaga. 4. Bekerjasama dengan sektor dan program terkait untuk mengadakan donor darah secara rutin. 5. Melakukan pembinaan terhadap kader Posyandu, Posbindu, dll. 6. Menyusun rencangan pengembangan UKBM seperti Posyandu atau Posbindu melalui program penyegaran, rekreasi, studi banding, dll. 7. Melatih kader Posyandu atau Posbindu. 8. Merekrut kader Posyandu atau Posbindu baru. 9. Bersama kader melakukan kegiatan promosi seperti senam, lomba kader cerdas, dll. 3. Surveilans berbasis 1. Melatih kader dalam pemantauan penyakit yang masyarakat berisiko menjadi ancaman KLB. 2. Membuat sistem kewaspadaan dini tingkat RW terhadap penyakit yang menjadi ancaman KLB. 3. Membuat jejaring (sistem pelaporan) yang terkoordinasi dengan baik. 4. Melatih kader tentang deteksi dini berbagai penyakit yang menjadi ancaman KLB. 5. Melakukan penyebarluasan informasi tentang deteksi dini dan penanganan awal berbagai penyakit yang menjadi ancaman KLB, melalui penyuluhan. 4. Kesiapsiagaan dan 1. Melatih kader, tokoh masyarakat dan remaja penanggulangan tentang kesiapsiagaan PPGD tingkat RW. kegawatdaruratan 2. Menyusun jadwal gladi lapangan tiga bulan dan bencana sekali. 3. Melakukan gladi lapangan tentang PPGD tingkat RW. 4. Menyusun prosedur tetap tentang PPGD tingkat RW. 5. Menyusun peta risiko bencana yang dapat terjadi di wilayah RW. 6. Membuat sistem komando kewaspadaan dini pada saat terjadi bencana. 7. Bersama warga membuat bahan atau alat kesiapsiagaan menghadapi bencana sesuai kemampuan dan kebutuhan. 8. Memberikan penyuluhan berbagai risiko bencana dan cara penanggulangannya baik di tatanan rumah tangga atau kelompok masyarakat. 5. Pembiayaan 1. Melakukan pendataan keluarga miskin kesehatan berbasis berdasarkan kriteria yang ada. masyarakat 2. Melakukan koordinasi dengan Kelurahan untuk pendataan keluarga miskin. 3. Melakukan negosiasi dengan tokoh masy tentang kuota jumlah keluarga miskin yang ada. 4. Melakukan koordinasi dengan tokoh masy tentang pola iuran untuk dana sehat masyarakat. 5. Melakukan advokasi untuk mendapatkan kartu jamkesmas bagi keluarga miskin yang belum memiliki. 6. Melakukan koordinasi dengan kader kesehatan untuk pendataan ibu hamil terkait dengan biaya persalinannya. 7. Melakukan penyuluhan tentang kebijakan jamkesmas bagi masyarakat melalui pertemuan yang ada di masy. 8. Bekerjasama dengan pihak terkait dalam rangka pembinaan enterprenuership seperti program daur ulang sampah plastik, dll. 6. Pengembangan 1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya keluarga sadar gizi gizi khususnya pada kelompok keluarga yang memiliki balita. 2. Melatih kader posyandu tentang sistem 5 meja, khususnya tupoksi kader di meja 4. 3. Memberikan contoh cara memotivasi atau konseling pada keluarga dengan gizi kurang pada balita. 4. Melakukan bimbingan pada kader posyandu tentang pengelolaan menu seimbang. 5. Melakukan penyuluhan pada keluarga dengan balita gizi kurang tentang sumber daya keluarga yang dapat meningkatkan gizi balita. 6. Melatih keluarga dengan balita gizi kurang tentang pengelolaan menu seimbang berdasarkan kemampuan keluarga. 7. Melatih keluarga dalam memofidikasi perilaku terkait dengan program peningkatan gizi pada balita dengan gizi kurang. 8. Melakukan advokasi dengan tokoh masyarakat untuk pendataan orang tua asuh bagi balita dengan gizi kurang yang orang tuanya tidak mampu. 9. Melakukan koordinasi dengan program gizi terkait dengan pemberian makan tambahan sesuai dengan ketentuan yang ada. 10. Menjalin kemitraan dengan sektor terkait (sponsor) untuk program peningkatan gizi masyarakat. 7. Program peningkatan 1. Memberikan penyuluhan tentang PHBS PHBS dan ditatanan rumah tangga dan di masyarakat. lingkungan sehat 2. Bersama kader melakukan pendataan PHBS tingkat rumah tangga. 3. Membuat peta PHBS tingkat RW. 4. Melakukan koordinasi dengan pemilik tempat- tempat umum dalam rangka program pembinaan PHBS. 5. Melakukan kampanye PHBS melalui berbagai media dan metode seperti ; a. penyebaran leaflet, poster, spanduk, baliho, dll. b. lomba PHBS terkait dengan hari besar keagamaan atau hari besar nasional. c. program senam atau olahraga yang terjadwal sesuai dengan kelompok masy seperti senam lansia, senam jantung sehat, dll. 6. Bekerjasama dengan pihak terkait (sponsor) dalam rangka program PHBS seperti lomba kebersihan, lomba RT bebas jentik, lomba ibu hamil sehat, lomba RT peduli gakin, dll.
B. Berdasarkan tahapan pembentukan RW Siaga
No Tahapan Uraian 1. Pertemuan pemilihan 1. Menyusun proposal pembentukan RW siaga. pengurus dan kader 2. Melakukan pendekatan kepada tokoh masy tingkat RW dalam rangka pembentukan RW siaga. 3. Melakukan pertemuan pertama dalam rangka sosialisasi program RW siaga. 4. Bersama masyarakat menyusun pengurus RW siaga. 5. Bersama masyarakat menyusun rencana kegiatan RW siaga. 2. Identifikasi masalah 1. Melakukan pertemuan dengan pengurus RW di RW siaga siaga. 2. Melakukan diskusi tentang masalah kesehatan yang umum terjadi di wilayah RW. 3. Menetapkan jenis masalah kesehatan yang ada (minimal 3) untuk selanjutnya dilakukan survei mawas diri. 3. Survei mawas diri 1. Bersama pengurus RW siaga menyusun (SMD) ; pendataan, formulir pendataan RW siaga terhadap masalah survei, observasi, kesehatan yang disepakati. tanya jawab dan 2. Melakukan koordinasi dengan pengurus RW pemeriksaan fisik siaga tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode dan strategi pelaksanaannya. 3. Bersama kader dasar wisma melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanya. 4. Melakukan pengolahan data sederhana berdasarkan hasil survei mawas diri yang telah dilakukan. 5. Melatih kader cara penyajian data pada saat musyarawah masyarakat RW. 6. Membuat peta masalah kesehatan tingkat RW. 4. Musyawarah 1. Melakukan koordinasi dengan pengurus RW masyarakat RW tentang rencana musyawarah RW yang melibatkan semua komponen masy terkait pihak Puskesmas dan Kelurahan. 2. Bersama kader melakukan penyajian data kesehatan berdasarkan hasil survei mawas diri. 3. Bersama pengurus RW siaga melakukan musyarawah tentang hasil SMD, terkait dengan data yang ditemukan. 4. Bersama pengurus RW siaga melakukan musyawarah terkait dengan rencana penanggulangan masalah kesehatan yang ditemukan dalam bentuk plan of action (POA). 5. Melakukan bentuk kesepahaman/kesepakatan dari POA yang telah disusun dengan penandatanganan oleh pejabat wilayah setempat minimal ketua RW. 6. Melakukan bimbingan dan arahan tentang penyusunan POA berdasarkan sumber daya masyarakat RW setempat. 5. Pelaksanaan 1. Melaksanakan berbagai rencana yang telah disepakati bersama pengurus RW siaga dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan antara lain berupa penyuluhan, pembinaan kesehatan, pelatihan deteksi dini, konseling, pendampingan atau bimbingan tentang penanganan masalah kesehatan dan sebagainya. Melakukan berbagai jenis tindakan keperawatan komunitas berbasis masyarakat dengan pendekatan promotif dan preventif yang antara lain; 2. Melakukan kunjungan rumah berdasarkan laporan atau informasi tentang keluarga rawan kesehatan. 3. Melakukan case finding atau pelacakan kasus masalah kesehatan individu atau keluarga berdasarkan informasi yang ada, seperti gizi buruk, TB paru, dll. 4. Menyusun jadwal program edukasi (penyuluhan) untuk tiap RW atau kelompok khusus di masyarakat. 5. Melakukan kegiatan edukasi seperti penyuluhan kesehatan, pendampingan pada keluarga rawan kesehatan. 6. Memberikan penyuluhan pada kelompok khusus di masyarakat seperti kelompok lansia tentang penyakit degeneratif ; cara mencegah dan merawat dirumah pada saat arisan atau pengajian rutin. 7. Melakukan bimbingan dan konseling kesehatan bagi keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. 8. Melakukan bimbingan atau pembinaan kesehatan pada kelompok khusus berdasarkan sasaran program kesehatan prioritas DinKes DKI Jakarta seperti kelompok balita, remaja, lansia, dan sebagainya. 9. Melakukan supervisi rutin terhadap kader kesehatan seperti kader Posyandu, kader DBD (jumantik), kader lansia, dll yang disesuaikan dengan kegiatan dimasing-masing RW/RT. 10. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pada tiap UKBM di masing- masing RW seperti Posyandu, Posbindu, dll 11. Membuat peta wilayah rawan masalah kesehatan berdasarkan kasus penyakit. 12. Melakukan koordinasi dengan pihak Kelurahan apabila ada keluarga miskin yang belum memperoleh kartu jamkesmas. 13. Melakukan pemantauan kasus penyakit ditiap wilayah RT/RW. 14. Melakukan kerjasama dengan sumber daya yang ada untuk kegiatan promotif dan preventif seperti karang taruna, LSM, Perusahaan atau kelompok peduli kesehatan misalnya Klub Jantung Sehat, dll. 15. Melakukan kampanye hidup sehat yang disesuaikan dengan hari-hari besar seperti penyebaran brosur bahaya rokok pada saat hari kesehatan nasional, dll. 16. Melakukan pemantauan dini berbagai kasus penyakit yang ada dan memberikan tanda khusus pada peta masalah kesehatan yang sudah dibuat. 17. Bersama Lurah atau perangkat kelurahan/RW/RT melakukan edukasi dan motivasi terhadap warga agar selalu memelihara pola hidup sehat. 18. Memberikan nomor telp kepada semua kader kesehatan/RT/RW yang mudah dihubungi kapan saja. 19. Membuat rekapitulasi mingguan dari semua kegiatan harian pada lembaran atau formulir perkembangan khusus dari tiap kasus penyakit. 20. Melakukan rujukan kasus atau masalah kesehatan kepada pihak yang lebih kompeten. 21. Melakukan pembinaan kesehatan terhadap kelompok risiko tinggi seperti anak jalanan, waria, dll. 6. Monitoring dan 1. Menyusun jadwal rapat monitoring dan evaluasi evaluasi serta triwulan dan tahunan. rencana tindak lanjut 2. Melakukan rapat koordinasi bersama lintas sektor dan program untuk menetapkan target pencapaian dari setiap kegiatan. 3. Membuat peta masalah kesehatan tahunan. 4. Menyusun laporan tahunan pembinaan kesehatan wilayah kelurahan. 5. Membuat resume singkat tolok ukur keberhasilan pembinaan wilayah untuk masing- masing RW. 6. Menetapkan prioritas kerja tahun yang akan datang berdasarkan hasil rapat monitoring dan evaluasi. 7. Mengundang nara sumber dalam rangka monitoring dan evaluasi program pembinaan RW siaga. 8. Menyusun rencana kegiatan tahun mendatang berdasarkan analisa kegiatan tahun yang sedang berjalan.