You are on page 1of 15

VISI MISI, GOAL SETTING DAN ANALISA SWOT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Dalam


Keperawatan

Dosen Pembimbing : Bambang

Disusun oleh :
Kelompok 5 Kelas A12.1
Tazkiyatun Nafsi S. 2202011
Luh Juita Amare P. 22020112120009
Karlinda Nuriya Afifah 220201121300
Fanny Shofiyatul Izzah 22020112130034
Fitria Mega Wardani 2202011
Nindhita S 2202011
Sicilia Septiana A. 2202011
Aisyah Ayu Daris 2202011

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
A. VISI MISI
1. VISI
a. Pengertian Visi
Berdasarkan pendapat dari Wibisono (2006, p. 43), Visi merupakan
rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau
dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari
organisasi atau perusahaan. Visi adalah cara pandang jauh ke depan
kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan
inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
Visi dapat juga dikatakan sebagai apa yang perusahaan inginkan di
masa depan. Visi dapat memberikan aspirasi dan motivasi disamping
memberikan panduan atau rambu-rambu dalam menyusun strategi
perusahaan. Pernyataan visi yang efektif adalah menggambarkan
secara jelas gambaran dari perusahaan yang ingin dikembangkan.
Jadi kesimpulannya, visi adalah cita-cita dari sebuah organisasi atau
perusahaan yang ingin dicapai di masa depan.

b. Kegunaan Visi
Organisasi atau perusahaan membutuhkan visi yang dapat digunakan
sebagai:
1) Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan.
2) Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta
pengendaliannya.
3) Pembentukan dan pembangunan budaya perusahaan (corporate
culture).

c. Kriteria Visi
Menurut Wibisono (2006,p,43) Visi yang baik memiliki kriteria
sebagai berikut:
1) Menyatakan cita-cita/keinginan perusahaan di masa depan.
2) Singkat, jelas, fokus dan merupakan standard of excellence.
3) Realistis dan sesuai dengan kompetensi organisasi.
4) Atraktif dan mampu menginspirasikn komitmen serta antusiasme.
5) Mudah diingat dan dimengerti seluruh karyawan.
6) Dapat ditelusuri tingkat kepercayaanya.

d. Contoh Visi
Menjadi institusi yang handal dalam pengembangan Sistem
Administrasi Negara dan Peningkatan Kompetensi Sumber Daya
Manusia (SDM) Penyelenggara Negara (LAN).

2. MISI
a. Pengertian Misi
Menurut Wibisono (2006,p.46) Misi merupakan rangkaian kalimat
yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang
memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,
baik berupa produk ataupun jasa. Pengertian misi adalah tujuan dan
alasan yang memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian
tujuan. Misi pada dasarnya hanya bukan usaha formal untuk
memperjelas apa yang dikehendaki, namun misi merupakan tahapan
aksi yang akan dilaksanakan dari visi yang telah ada, guna mencapai
suatu tujuan.
Menurut penulis, pengertian dari misi yaitu suatu pernyataan oleh
organisasi atau perusahaan mengenai produk/jasa yang akan diberikan
kepada masyarakat yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
perusahaan.
b. Tahap-tahap Penyusunan Misi
Menururt Wibisono (2006,p.47) Tahap-tahap Penyusunan Misi yang
umumnya dilakukan oleh perusahaan atau organisasi adalah :
1) Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa
kata yang menggambarkan organisasi.
2) Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling
penting.
3) Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat
atau paragraph yang menggambarkan misi perusahaan.
4) Mengedit kata-kata sampai terdengar benar.

Beberapa tahap penyusunan misi diantaranya adalah :


1) Tahap Perumusan Misi
Gambarkan tugas dan fungsi organisasi.
Maksud keberadaan organisasi saya adalah untuk......
contoh pernyataan misi:
a) Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan dalam
bidang administrasi negara
b) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur negara
2) Tahap Perumusan Misi (lanjutan)
Gambarkan bagaimana organisasi melakukannya. Memuat nilai
pokok (core value) yang diberikan pada pemangku kepentingan
- Contoh nilai pokok:
a) Menghasilkan produk sesuai kebutuhan pemangku
kepentingan
b) Menyediakan lulusan diklat yang memiliki kompetensi
kepemimpinan tinggi
- Contoh pernyatan misi
a) Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan
dalam bidang administrasi negara yang sesuai dengan
kebutuhan pemangku kepentingan
b) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur
negara yang menghasilkan lulusan dengan kompetensi
kepemimpinan yang tinggi
3) Tahap Perumusan Misi (lanjutan)
Beri alasan mengapa organisasi melakukan hal tersebut.
- Contoh alasan:
a) Agar dihasilkan kebijakan pemerintah yang berkualitas
b) Agar terselenggara tata kepemerintahan yang baik
- Contoh pernyataan misi
a) Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan
dalam bidang administrasi negara yang sesuai dengan
kebutuhan pemangku kepentingan sehingga diperoleh
kebijakan pemerintah yang berkualitas.
b) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur
negara yang menghasilkan lulusan dengan kompetensi
kepemimpinan yang tinggi dan mendukung terwujudnya
tata pemerintahan yang baik.

c. Tujuan Misi
Menurut Wibisono (2006,p.46) Tujuan dari misi adalah
mengkomunikasikan kepada stakeholders, di dalam maupin di
luar organisasi, tentang alasan pendirianperusahaan dan ke arah
mana perusahaan akan menuju.

d. Contoh Misi

Misi
To explore the universe and search for life and to inspire the next
generation of explorer (NASA) good mission statement
To make people happy (Walt Disney) bad Mission statement
Pernyataan Misi diawali dengan kata kerja

B. GOAL SETTING
1. Pengertian Goal Setting
Goal setting adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengidentifikasi
prioritas pekerjaan atau kehidupan lalu mengembangkan strategis untuk
mencapat tujuan pribadi dan profesional. Goal setting adalah aktivitas
sederhana untuk mencapai tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan memiliki target waktu tertentu. (Pots, 2013)

2. Manfaat Goal Setting


Menurut Pots (2013), manfaat goal setting adalah sebagai berikut :

a) Moral atau harga diri


Memberi penguatan internal untuk meningkatkan kemampuan diri
b) Tujuan atau petunjuk
Melalui proses pemikiran dan analisis diri yang hati-hati dalam
menetapkan tujuan, kita menjadi tahu apa yang diinginkan untuk
mencapai sukses
c) Motivasi
Melalui goal setting kita mengarahkan tindakan kita untuk mencapai
impian dan ambisi
d) Produktivitas
Goal setting yang sistematik menghasilkan keseimbangan dalam
mengalokasikan waktu dan sumber daya

Locke dan Latham (dalam Woolfolk, 1998) mengemukakan mengapa


goal setting dapat memperbaiki penformance (untuk kerja) yaitu :
a) Goals mengarahkan perhatian individu terhadap tugas yang dihadapi
b) Goals menggerakkan usaha. Semakin terasa sulit tujuan dicapai,
maka kecenderungannya semakin besar usaha kita.
c) Goals meningkatkan ketahanan kerja. Jika terdapat goals yang jelas,
maka kecenderungannya untuk terganggu atau menyerah sebelum
tujuan tercapai lebih sedikit
d) Goals meningkatkan perkembangan strategi baru. Dengan adanya
tujuan, jika strategi yang sebelumnya dipakai gagal, maka kita
cenderung mencoba strategi lain agar berhasil
3. Kunci Goal Setting yang Efektif
Menurut Zimmerman (dalam Schunk, 2010), kunci goal setting yang
efektif adalah :

a) Realistis
b) Postitif
c) Mulai dengan Hal-hal Kecil
d) Bertanggung Jawab penuh pada apa yang sudah kita tetapkan
e) Tekun

4. Prinsip-prinsip Goal Setting


Menurut Moran (1997), prinsip-prinsip goal setting antara lain :

a) Specific (spesifik)
Tujuan harus memiliki ekspektasi yang jelas dan spesifik
b) Measurable (terukur)
Tujuan membutuhkan kriteria yang dapat diukur sebagai indikator
kesuksesan.
c) Active (aktif)
Tujuan membutuhkan komitmen, personel harus aktif untuk emncapai
tujuan yang diharapkan.
d) Realistic (realistis)
Tujuan harus realistis, sesuai dengan situasi, keterampilan dan
hubungan.
e) Time-based
5. Strategi Goal Setting
Menurut Pots (2013), strategi dalam mencapi tujuan yaitu :

a) Bayangkan hasilnya
b) Berjuang untuk proses, bukan hasil
c) Kembangkan jaringan pendukung, yaitusemua sumber daya yang akan
berguna dalam pencapaian tujuan yang kita tetapkan
d) Batasi jumlah, jangan buat daftar tujuan terlalu panjang
e) Beri ruang untuk terjadinya sebuah kemunduran
f) Jujur pada diri sendiri, tentang kemampuan dna keterbatasan diri
g) Hadiahi diri kita atas pencapaian-pencapaian yang sudah diraih
h) Jangan sampai kehilangan garis-garis besar tujuan kita. Biasakan diri
kita untuk meninjau kembali tujuan yang ditetapkan
i) Lihat dan tinjau kembali proses yang sudah dijalani

C. ANALISIS SWOT
1. Pengertian
Analisis SWOT merupakan salah satu bentuk strategi perencanaan
yang dikembangkan untuk menilai keadaan dan ancaman yang dapat
muncul. Menurut Kotler (2009: 51) Analisis SWOT (Strenghts, Weakness,
Opportunity, Threaths) merupakan cara untuk mengamati lingkungan
pemasaran eksternal dan internal. Menurut Freddy Rangkuti (2009: 18)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja.
Analisis SWOT menitikberatkan pada aspek logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities) serta
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) pada saat
yang bersamaan. Secara sederhana, terdapat 2 aspek yang dinilai dari
analisis ini yaitu faktor internal (strenght dan weaknesses) dan faktor
eksternal (opportunities dan threats). Analisis SWOT secara luas
digunakan dalam perencanaan strategis perusahaan, usaha, institusi
bahkan evaluasi diri.

2. Fungsi
Analisis SWOT berfungsi untuk:
a) Mengetahui keuntungan-keuntungan yang dimiliki perusahaan
kompetitor.
b) Menganalisis prospek perusahaan untuk penjualan, keuntungan, dan
pengembangan produk yang dihasilkan.
c) Menyiapkan perusahaan untuk siap dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan yang terjadi.
d) Menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan dalam
perencanaan pengembangan di dalam perusahaan.

3. Aspek Analisis SWOT


Terdapat 3 aspek yang digunakan dalam analisis SWOT, yaitu;
a) Aspek Global
Aspek ini menekankan pada bagian analisis yang bersifat mendasar
atau garis besar yang merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai.
Aspek global ini berkaitan erat dengan Visi dan Misi.
b) Aspek Strategis
Merupakan penjabaran yang lebih rinci dari aspek global. Biasanya
berjangkan menengah sebagai bentuk realisasi aspek global. Aspek ini
berkaitan dengan rencana dan berbagai alternatif yang mungkin
dilakukan untuk merealisasikan rancangan yang telah ada dengan
tetap memperhatikan analisis SWOT yang telah dilakukan.
c) Aspek Operasional
Merupakan aspek yang berjangka pendek, didalamnya menjabarkan
secara lebih detail aspek strategis. Operasionalisasi terhadap strategi
yang dipilih dan ditetapkan harus ditindak lanjut dalam bentuk
ketrampilan/keahilian yang harus dikuasai, bentuk latihan yang harus
direncankan, alat yang dibutuhkan dan personalis yang harus
melakukannya.

4. Analisis SWOT
Analisis SWOT dibagi dalam 4 unsur yaitu kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat
diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam
produk yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan dan berbeda
dengan produk lain, sehingga dapat membuat lebih kuat dari para
pesaingnya. Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal
sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau
kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.
Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan
pemasaran, dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan. Peluang
adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu
perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah
satu sumber peluang. Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan
menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa
sekarang maupun yang akan datang.
Analisis SWOT dapat dilakukan melalui 2 pendekatan berbeda,
yaitu;
a) Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak
faktor eksternal sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor
internal. Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang
timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan
eksternal.

Keterangan :

1) Sel A: Comparative Advantages


Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebih cepat.
2) Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut,
bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
3) Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi
yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak
dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau
memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
4) Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman
dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa
bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil
adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak
menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

b) Pendekatan Kuantitatif
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce
dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor
S-W-O-T.
Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan
secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak
boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point
faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan
akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah
dan 10 berarti skor yang peling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor
dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian
terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi
perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya
sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya
jumlah point faktor).

2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)


dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka
(e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadran
SWOT.
Keterangan:

a) Kuadran I (positif, positif).


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif,
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
b) Kuadran II (positif, negatif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c) Kuadran III (negatif, positif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah
Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja
organisasi.
d) Kuadran IV (negatif, negatif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada
pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal
agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Firdausyuliani. 2014. Reformulasi Strategi Pengembangan Usaha Di KJKS


Muamalah Berkah Sejahtera. Skripsi. Diunduh pada tanggal 24 Maret 2016,
www.digilib.unisby.ac.id
Nisak, Zuhrotun. 2013. Analisis SWOT Utuk Menentukan Strategi Kompetitif.
Jurnal. Diunduh pada tanggal 25 Maret 2016, www.journal.unisla.ac.id
Pots, Stacey. 2013. Goal Setting and Self Assesment. Universiy Massachusetts of
Medical School.
Schunk, Dale. 2010. Motivation and Education: Theory, Research and
Applications Third Edition. New Jersey : Pearson Education.
Sustina, Asep. 2004. Analisis SWOT. Diunduh pada tanggal 24 Maret 2016,
www.bpg.go.id
Woolfolk, Anita E. 1998. Educational Psycology. Ohio : Ohio State University.

You might also like