You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN

AKTUATOR
Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Bintang Iwhan Moehady, M.Sc.

Kelompok/ Kelas : V/ 2B
Nama :
1. Muhammad Januar Ramadhan NIM. 151411049
2. Muhamad Adam Abraham NIM. 151411050
3. Muhamad Faizal NIM. 151411051
4. Muhammad Ikhsan NIM. 151411052

Tanggal Praktikum : 4 April 2017


Tanggal Pengumpulan Laporan : 17 April 2017

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses fisika dan kimia dalam peralatan industri dikendalikan oleh peralatan pengendali.
Definisi untuk elemen pengendali akhir yang disebut dengan aktuator adalah suatu
transducer yang berfungsi menerjemahkan sinyal pengendali dalam satuan level/ energi/
daya dan sebagainya dari sinyal pneumatik ke dalam aksi mekanik (mechanical action)
atau tindakan koreksi melalui pengaturan variabel pengendali/ variabel termanipulasi
dalam suatu proses. Elemen pengendali akhir terbagi menjadi 2, yaitu aktuator dan
elemen regulasi.

1.2 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu:
Mengetahui cara kerja aktuator, baik aktuator pneumatik, aktuator hidraulik,
maupun aktuator elektrik.
Mengetahui fungsi bagian-bagian dari komponen aktuator.
Mengetahui bagian-bagian yang mudah rusak/ aus dari aktuator.
Membongkar dan merangkai kembali komponen-komponen aktuator dengan baik
dan benar.
BAB II
LANDASAN TEORI

Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol sebuah
mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan dengan menggunakan lengan mekanis yang
biasanya digerakkan oleh motor listrik, yang dikendalikan oleh media pengontrol otomatis
yang terprogram di antaranya mikrokontroler. Aktuator adalah elemen yang
mengkonversikan besaran listrik analog menjadi besaran lainnya misalnya kecepatan putaran
dan merupakan perangkat elektromagnetik yang menghasilkan daya gerakan sehingga dapat
menghasilkan gerakan pada robot. Untuk meningkatkan tenaga mekanik aktuator ini dapat
dipasang sistem gearbox. Aktuator dapat melakukan hal tertentu setelah mendapat perintah
dari kontroller.
Aktuator berfungsi sebagai pengubah sinyal kendali menjadi pengaturan fisik untuk
pengendalian variabel proses. Berdasarkan elemen output dalam industri proses
diklarifikasikan menjadi 3 jenis aktuator, yaitu:
1. Aktuator pneumatik
2. Aktuator hidraulik
3. Aktuator elektrik
Sifat-sifat pada beberapa jenis penggerak diberikan pada tabel berikut.
No. Penggerak Sifat
1. Aktuator pneumatik Murah, sederhana, respon cepat, memiliki histerisis yang
kecil dan torsi yang kecil.
2. Aktuator hidraulik Respon lambat dan memiliki torsi besar.
3. Aktuator elektrik Mahal, memiliki torsi besar, respon cepat.

A. Katup Pengendali (Control Valve)


Control Valve merupakan unit kendali akhir yang peling banyak dipakai di industri
kimia. Piranti ini terdiri atas penggerak, biasanya pneumatik, dan valve. Meskipun
dalam beberapa aplikasi terkadang menggunakan penggerak jenis elektrik, baik motor
listrik (motorized valve) maupun selenoida (selenoide valve). Disini bukaan valve
diatur oleh penggerak.
Fungsi control valve adalah mengatur laju alir. Prinsip kerja control valve adalah
bertindak sebagai penyempitan variabel (variable restriction) dalam perpipaan proses.
Dengan mengubah bukaan akan mengubah hambatan, sehingga laju alir berubah.
Penggerak pnuematik berisi diafragma yang terbuat dari karet sintetis dan pegas.
Tekanan dari atas atau bawah diafragma akan melawan gaya pegas. Gerakan penuh
stem terjadi pada rentang tekanan udara 3-15 psig. Oleh sinyal tekanan udara yang
dikenakan pada diafragma, stem akan bergerak membuka atau menutup valve.

B. Jenis Aksi Control Valve


Berdasarkan aksi valve oleh adanya perubahan tekanan udara, control valve
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Air-to-close (AC) atau juga disebut fail open (FO)
Air-to-open (AO) atau juga disebut fail close (FC)
Gambar berikut menampilkan control valve dengan penggerak pneumatik jenis air-to-
close dan air-to-open.

Gambar 2.1 Control Valve jenis air-to-close dan air-to-open

Berdasarkan aksi penggerak oleh adanya perubahan tekanan udara, control valve
dibedakan menjadi dua macam, yaitu; direct acting dan reverse acting. Pada modus
direct acting, sinyak tekanan udara masuk dari atas. Dengan kenaikan sinyak tekanan
udara, stem bergerak kebawah. Sebaliknya, pada modus reverse acting, sinyak masuk
dari bawah, dengan kenaikan sinyal tekanan udara, stem akan bergerak keatas.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan yang Digunakan


Alat yang digunakan sebagai percobaan adalah aktuator pneumatik dan aktuator
elektrik yang berada pada laboratorium teknik perawatan.

Gambar 3.1 Aktuator Pneumatik

Gambar 3.2 Aktuator Elektrik


Peralatan dan bahan pendukung yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kunci pipa, kunci pas, dan kunci shock.
Minya pelumas, oli, dan stem pad.
Cairan pembersih, minyak tanah atau solar.
Ampelas dan sikat.

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Membongkar Aktuator
1) Membuka baut pada piring pelat penutup (casing) dengan menggunakan
kunci pas/ shock.
2) Meletakkan baut, pelat (casing), pegas, dan lainnya secara teratur agar tidak
terjadi kesalahan urutan.
3) Membuka baut yang menghubungkan body katup dengan bagian diatasnya
hingga semua komponen aktuator dapat diamati.
4) Mengamati komponen-komponen penyusun aktuator.
3.2.2 Merangkai Aktuator
1) Memasang kembali komponen-komponen aktuator berdasarkan komponen
yang paling akhir dibongkar.
2) Memasang baut-baut penyangga casing dengan menggunakan klem sebagai
alat bantu.
3) Membersihkan ruang kerja dan mengamati kembali jika ada komponen yang
belum terpasang dengan baik.
3.3 Keselamatan Kerja
a. Memakai jas lab untuk melindungi pakaian dari kotoran.
b. Menggunakan alas kaki tertutup untuk melindungi kaki dari alat berat yang
jatuh.
c. Menggunakan sarung tangan khusus pada saat membongkar dan merangkai
alat untuk melindungi tangan dari benda tajam.
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Aktuator Pneumatik


No. Gambar Komponen Nama Metode Perawatan
Komponen
1. Spesifikasi -
2. Casing - Dibersihkan
dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
- Dilakukan
inspeksi
kebocoran

3. Pegas & - Dibersihkan


Penyangga dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
4. Diafragma - Dibersihkan
dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
inspeksi
kebocoran/
terdapat lubang
- Dilakukan
inspeksi
terhadap
kelenturan/
elastisitas/
kekuatan (karet
sintetis)
5. Yoke - Dibersihkan
dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
6. Stem - Dibersihkan
dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
- Dilakukan
penambahan
minyak
pelumas
7. Coupling - Dibersihkan
dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi

8. Stem & - Dibersihkan


Plug dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
- Dilakukan
inspeksi
terhadap plug
yang sudah
berbentuk tidak
sempurna harus
dilakukan
penggantian
(mengakibatka
n kebocoran)
9. Seat - Dibersihkan
dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
- Dilakukan
inspeksi
terhadap seat
yang sudah
berbentuk tidak
sempurna harus
dilakukan
penggantian
(mengakibatka
n kebocoran)
10. Body - Dibersihkan
dari kotoran
yang menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
4.2 Aktuator Elektrik
No. Gambar Komponen Nama Metode Perawatan
Komponen
1. Gear Box - Inspeksi
(terdiri dari hubungan
motor listrik, kelistrikan
rangkaian - Pencegahan
roda gigi dan terhadap korosi
screw, serta - Penambahan/
stem penggantian
penghubung) minyak/ pasta
pelumas pada
rangkaian roda
gigi
- Pemersihan dari
kotoran yang
menempel
2. Butterfly - Dibersihkan dari
valve kotoran yang
menempel
- Dilakukan
pencegahan
terhadap korosi
- Penambahan
pelumas pada
bagian-bagian
yang saling
bergesekan.
- Inspeksi
terhadap
kebocoran pada
katup
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan oleh Muhamad Adam Abraham (151411050) dan Muhamad Faizal
(151411051)
a. Aktuator Pneumatik
Aktuator pneumatik bekerja berdasarkan prinsip perbedaan tekanan. Dua jenis aksi
penggerak dari aktuator pneumatik yaitu direct acting dan reverse acting. Sedangkan dua
jenis aksi valve dari aktuator pneumatik yaitu fail close (FC/ air-to-open/ AO) dan fail
open (FO/ air-to-close/ AC). Tekanan udara yang diberikan oleh kompresor akan
mempengaruhi kerja aktuator dan akan dioperasikan berdasarkan persen buka dari plug
terhadap seat. Untuk menghasilkan aksi penggerak maupun aksi valve dapat ditentukan
oleh penempatan pegas dan posisi udara tekan masuk ke casing.
Aktuator pneumatik terdiri dari banyak komponen seperti; casing, pegas, diafragma,
stem, plug, body, dll. Komponen utama dari aktuator pneumatik adalah pegas,
diafragma, plug, dan body. Fungsi dari pegas adalah menghasilkan gaya tolak terhadap
pembukaan atau penutupan aliran yang dikendalikan oleh udara bertekanan dari
kompresor. Diafragma mempunyai peran untuk membagi ruang casing menjadi dua dan
membuat salah satu ruang menjadi kedap udara sebagai ruang udara bertekanan yang
akan menggerakkan stem naik maupun turun. Fungsi dari plug adalah untuk menutup
atau membuka aliran. Plug dan seat harus memiliki posisi yang sempurna agar menjadi
kedap dan mampu menutup aliran secara mantap. Body berfungsi sebagai ruang
terjadinya pembukaan atau penutupan aliran, serta difungsikan sebagai penghubung antar
dua pipa.
Komponen aktuator pneumatik yang rawan/ mudah rusak/ aus yaitu plug dan seat. Kedua
komponen ini merupakan komponen yang menentukan aliran dapat dikendalikan dengan
baik atau tidak. Komponen ini harus dilakukan inspeksi setidaknya 3 bulan sekali untuk
mengetahui kemampuan bekerja dari plug dan seat. Jika kedua komponen ini tidak lagi
dapat bekerja dengan baik maka harus dilakukan penggantian komponen dengan
komponen baru.
Dalam kegiatan membongkar dan merangkai alat harus dilakukan dengan teliti dan dapat
bekerja dengan rapi. Pada percobaan, kesalahan yang sering terjadi adalah ketidak-urutan
perangkaian komponen sehingga menyebabkan alat harus dibongkar kembali untuk
memasang komponen yang tertinggal.
b. Aktuator Elektrik
Aktuator elektrik bekerja berdasarkan prinsip energi mekanis yang dihasilkan oleh motor
listrik. Energi mekanis dari motor listrik akan menggerakkan screw/ baut yang terhubung
dengan rangkaian roda gigi sehingga arah gerakan dapat diubah sedemikian rupa. Hasil
dari gerakan putar oleh motor listrik akan memutar valve berupa butterfly valve untuk
membuka ataupun menutup aliran.
Komponen-komponen utama dari aktuator pneumatik adalah motor listrik, roda gigi, dan
valve yang terhubung. Motor listrik memiliki peran sebagai penghasil gerak putar atau
energi mekanis. Fungsi dari roda gigi (rangkaian) adalah untuk menghubungkan motor
listrik dengan screw, mengubah arah gerak putar, serta dapat meringankan kerja motor
listrik. Valve yang terhubung dengan aktuator berfungsi sebagai pembuka maupun
penutup aliran. Jenis valve yang terhubung dengan aktuator elektrik umumnya adalah
jenis butterfly valve.
Bagian atau komponen dari aktuator listrik yang mudah rusak atau aus adalah pada
bagian motor listrik dan rangkaian roda gigi. Kemampuan bekerja dari motor listrik
harus dilakukan pengecekan secara berkala agar kerja dari aktuator dapat optimal dan
tidak menyebabkan pemberhentian operasi karena kerja motor listrik yang tidak baik.
Rangkaian roda gigi harus diantisipasi dari pengorosian. Untuk mencegah korosi,
rangkaian roda gigi dapat dilakukan pemberian pelumas baik berbentuk cair maupun
pasta secara berlebih. Pencegahan dari korosi/ aus juga dapat berfungsi mengoptimalkan
gerak dari rangkaian roda gigi.
5.2 Pembahasan oleh Muhammad Januar Ramadhan (151411049) dan Muhammad
Ikhsan (151411051)
BAB VI
SIMPULAN

Berdasarkan pecobaan yang telah dilakukan terhadap aktuator pneumatik dan aktuator
elektrik, maka dapat disimpulkan:
Aktuator pneumatik berkerja dengan prinsip perbedaan tekanan, sedangkan
aktuator elektrik bekerja berdasarkan prinsip gaya putar/ energi mekanik yang
dihasilkan motor listrik.
Komponen utama dari aktuator pneumatik yaitu pegas, diafragma, plug, dan seat.
Sedangkan komponen utama dari aktuator elektrik yaitu motor listrik, rangkaian
roda gigi, daan valve terhubung.
Komponen aktuator pneumatik yang mudah rusak/ aus yaitu plug dan seat.
Sedangkan komponen aktuator elektrik yang mudah rusak/ aus yaitu motor listrik
dan rangkaian roda gigi.
Proses pembongkaran alat harus dilakukan secara teliti dan rapi sehingga tidak
menyebabkan adanya komponen yang tertinggal maupun terjadi kesalahan
penempatan.

You might also like