You are on page 1of 31

Audit Manajemen Sebagai Dasar untuk menilai Efektivitas

dan Efisiensi Pada Fungsi Pemasaran

(Studi Kasus Pada KBIH Ar-Rahmah)

Proposal Skripsi Oleh

IRWAN SEPTIANTO

01121403088

Akuntansi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

(2016)
1. Judul Penelitian

Audit Manajemen Sebagai Dasar untuk menilai Efektivitas dan

Efisiensi Pada Fungsi Pemasaran (Studi Kasus Pada KBIH Ar-

Rahmah)

2. Latar Belakang Masalah

Salah satu ritual keagamaan yang wajib bagi umat Islam adalah

menunaikan Ibadah haji ke tanah suci Makkah untuk memenuhi rukun

Islam yang kelima. Walaupun telah dilakukan berabad-abad tetapi

fenomena haji terus dikaji dan menjadi sumber analisis.Haji

mempunyai peranan penting di Indonesia, terbukti Indonesia

merupakan pemasok terbesar di seluruh dunia.Meningkatnya jumlah calon

jamaah haji di Indonesia itu berarti ada motif-motif yang

melatarbelakangi minat masyarakat Indonesia untuk menunaikan Ibadah

haji. Kenyataan besarnya minat masyarakat menunaikan Ibadah haji tidak

dapat dipungkiri merupakan suatu hal yang menarik perhatian,

mengingat di satu pihak Ibadah haji sangat bergantung pada kemampuan

finansial seorang muslim yang dikenaldengan Ongkos Naik Haji yang

relatif mahal (kompas.com, 2015) . Sedangkan di lain pihak taraf

kehidupan ekonomi masyarakat masih relatif rendah dibanding dengan

daerah-daerah lain. Dengan demikian, hal tersebut mengakibatkan

terjadinya pergeseran persepsi masyarakat dalam memandang orang yang

telah berstatus haji. Adapun proses penyelenggaraan ibadah haji dan

1
umroh yang dilaksanakan oleh biro urusan pemerintah yakni Kelompok

Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) agar apa yang menjadi cita-cita para

jamaah dalam menunaikan rukun islam yang terakhir ini bisa diperoleh.

Fenomena meningkatnya calon jamaah haji Indonesia beberapa

tahun terakhir ini menempati urutan paling atas dibandingkan negara lain,

yaitu lebih dari dua ratus ribu orang pada tiap tahunnya, hal tersebut

berimplikasi terhadap kompleksitas masalah perhajian dari tahun ke

tahun, dimana banyak calon jamaah haji kurang menguasai masalah

perhajian hal ini dikarnakan kurangnya kualitas bimbingan haji, dan

ada pula yang gagal berangkat ke tanah suci karena tidak mendapat kuota

(galamedianews.com, 2012). Padahal semua persyaratan yang di wajibkan

oleh pemerintah telah terpenuhi, dan pada tahun 2006 lalu terjadi kasus

kelaparan para jamaah haji hal ini disebabkan karena kurangnya penerapan

fungsi dari manajemen perhajian tersebut (kompasiana.com, 2006).

Mengingat potensi KBIH yang demikian besar dan strategis serta

merupakan lembaga yang bergerak di bidang jasa. dimana jasa usaha

yang ditanganinya adalah jasa bimbingan penyelenggaraan ibadah haji,

dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada jamaah maka perlu

petunjuk teknis perencanaan KBIH yang dapat dipedomani oleh KBIH

sebagai pelaksana pembimbing manasik haji dari unsur perencanaan

organisasi / lembaga sosial keagamaan dapat berjalan dalam koridor dan

kebijakan yang ada dan dapat menghasilkan KBIH yang profesional

serta bersinergi. KBIH adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa

2
yang membimbing para jamaah haji ataupun umroh untuk beribadah di

tanah suci, karena tingginya permintaan akan ibadah haji dan umroh

membuat KBIH sangat banyak di indonesia hal ini tentu sangat menarik

karena banyaknya KBIH maka akan semakin sulit persaingan antar KBIH

itu sendiri. Dimana KBIH yang memiliki kopentensi-kopetensi yang

baiklah akan di pilih oleh masyarakat. salah satu faktor pendorong minat

masyarakat pada KBIH yaitu pemasaran, dimana pemasaran akan berperan

penting dalam menarik para jamaah-jamaah untuk memilih KBIH mereka,

semakin besar jumlah jamaah di KBIH tersebut maka semakin besar pula

KBIH tersebut mendapatkan laba.

Tujuan audit manajemen adalah membantu semua anggota

manajemen melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit

manajemen menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi,

nasihat dan informasi mengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada

akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan setiap masalah yang

sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan.

Perusahaan yang mampu bertahan dalam menghadapi segala

permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis

adalah perusahaan yang mampu membaca peluang pasar. Perusahaan

yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan

perusahaan dalam memasarkan produk/jasanya adalah tugas dari fungsi

pemasaran yang baik dalam membaca peluang pasar yang ada dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produk/jasanya.

3
Oleh karena itu fungsi pemasaran bisa dikatakan sebagai ujung tombak

dari keberhasilan suatu perusahaan.

Manajemen harus meninjau ulang setiap strategi yang digunakan

untuk memasarkan produknya agar tidak tertinggal dari pesaing.

Marketing plan atau rencana pemasaran merupakan strategi-strategi

pemasaran yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan. Marketing plan

dapat disusun melalui hasil analisis pelanggan; pesaing; maupun isu-isu

yang sedang berkembang seperti kondisi ekonomi, teknologi, politik, dan

pasar (Rangkuti, 2012). Melalui analisis-analisis tersebut, KBIH Ar-

Rahmah dapat mengetahui posisinya dalam industri sekaligus menyusun

strategi-strategi pemasaran yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi

pasar. Banyak perusahaan yang gagal dalam mencapai tujuanya hanya

karena kegagalan dalam memasarkan produknya sebab kebanyakan

perusahaan tidak dipersiapkan untuk mempertahankan keunggulan

produknya dalam pemasaran perusahaan ditengah perubahan yang cepat,

diantaranya adalah mengantisipasi keinginan konsumen yang berubah-

ubah dan persaingan yang kompetitif. Penyebab lainnya adalah

perencanaan strategi pemasaran kurang matang dibuat, kurangnya

motivasi dari tenaga penjual serta tidak sesuai antara perencanaan yang

dibuat dengan teknis pelaksanaan di lapangan. Oleh karena itu, perlu

diadakan evaluasi pemeriksaan atas fungsi pemasaran jika perusahaan

memiliki departemen atau fungsi pemasaran secara khusus dalam kegiatan

menjual atau memasarkan produknya.

4
Perusahaan yang gagal meraih target yang telah ditetapkan tidak

bisa disebut sebagai efisien apalagi efektif. Pencapaian target di sini bisa

dinyatakan sebagai sebuah indeks obyektif dari efektivitas perusahaan.

Artinya begini; tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan untuk mencapai

tingkatan produksi tertentu, kualitas dan tingkat biaya dari produksi itu

sendiri juga perlu dipertimbangkan. Apabila biaya produksi meningkat

karena banyaknya bahan bakar yang digunakan, dan kualitasnya buruk

sehingga kerja tambahan diperlukan, maka pencapaian target tersebut

belumlah menggambarkan efektivitas perusahaan. Dan itu juga tak bisa

disebut sebagai efisien tentu saja (Widiyono&Mukhaer; 2013).Di dalam

organisasi, efektivitas merupakan bahasan yang senantiasa hangat, yang

diangkat berdasarkan issue seperti restrukturisasi sumberdaya yang

tersedia, perubahan teknologi, pemodifikasian iklim dan budaya organisasi

dan pengembangan strategi performa karyawan berbasis target. Sementara

itu, bahasan efisiensi dalam perusahaan meliputi evaluasi atas segala

sumberdaya yang dioperasikan; apa-apa yang jadi bahan bakar

efektivitas. Ini pada gilirannya akan meliputi pengorganisiran yang lebih

baik atas aspek man, material, machine, methods dan money. Seluruh

sumberdaya tersebut hanya tersedia dalam jumlah terbatas, sehingga

adalah tugas para manajer untuk bisa mendayagunakan semua itu secara

optimal dalam waktu yang sependek mungkin (Widiyono&Mukhaer;

2013).Kegiatan manajemen perusahaan yang sangat kompleks,

memerlukan suatu alat bantu untuk mencapai tingkat efektivitas dan

5
efisiensi, yaitu audit manajemen. Fungsi-fungsi manajemen perusahaan

perlu dievaluasi dengan melaksanakan audit manajemen, yang nantinya

dapat menentukan sejauh mana tercapainya target yang telah ditetapkan

sebelumnya serta mengevaluasi sejauh mana pengendalian yang telah

ditetapkan sebelumnya dipahami dan dilaksanakan oleh karyawan dalam

perusahaan tersebut.

Dengan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengambil topik mengenai bidang audit manajemen

khususnya audit manajemen fungsi pemasaran pada industri jasa yang

memiliki karakteristik beda dengan industri lainnya. Dan yang menjadi

objek penelitian peneliti adalah KBIH Ar-Rahmah dalam industri jasa

bimbingan haji dan umroh yang terletak di palembang. Oleh karena itu

penelitian ini berjudul"Audit Manajemen Sebagai Dasar untuk menilai

Efektivitas dan Efisiensi Pada Fungsi Pemasaran (Studi Kasus Pada

KBIH Ar-Rahmah)"

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada KBIH

Ar-Rahmah Palembang?

2. Bagaimana manajemen pemasaran atas fungsi Pemasaran

dijalankan oleh KBIH Ar-Rahmah?

6
4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menilai tentang tingkat Efektivitas dan efisiensi dari metode dan

cara kerja pelaksanaan kegiatan terhadap fungsi pemasaran pada KBIH

Ar-Rahmah Palembang.

2. Untuk memberikan saran terhadap aktivitas pemasaran yang dilakukan

sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai dan pelaksanaannya

dilakukan secara efektif dan efisien pada KBIH Ar-Rahmah Palembang.

5. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan

pemahaman audit manajemen, khususnya pengelolaan pemasaran.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan informasi tambahan ataupun masukan-masukan yang

membangun terutama untuk meningkatkan fungsi Pemasaran sebagai

rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan sebagai ilmu pengetahuan dan

wawasan.

6. Studi Kepustakaan

6.1 Konsep Dasar Audit

6.1.1 Pengertian Audit

7
Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli

mengenai audit. Salah satunya menurut Agoes (2011:4) sebagai

berikut:

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis

dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-

catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan

untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan tersebut.

Menurut Alvin A. Arens, et al (2008: 4), auditing adalah

pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk

menetukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu

dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh

orang yang kompeten dan independen.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

auditing adalah pengujian yang sistematis dan mahir atas

seperangkat laporan keuangan dari suatu perusahaan beserta

dengan semua bukti penting yang mendukung yang dilakukan oleh

pihak yang independen dan kompeten.

6.1.2 Jenis Audit

Akuntan Publik melaksanakan tiga tipe audit utama : audit

atas laporan keuangan, audit operasional dan audit kepatuhan. Dua

8
jenis jasa audit yang terakhir sering kali dinamakan sebagai audit

aktivitas, walaupun kedua jenis audit tersebut sangat mirip dengan

jasa assurance dan jasa atestasi.Menurut Bayangkara (2014:8)

jenis audit terditi dari 3 macam, yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah

laporan keuangan telah disajikan wajar, sesuai dengan kriteria-

kriteria tertentu.

2. Audit Operasional

Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak

dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-

hari, sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen yang

profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan

operasional perusahaan.

3. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah auditee

(yang diperiksa) telah mengikuti kebijakan, prosedur, dan

peraturan yang telah ditentukan pihak yang otoritasnya lebih

tinggi.

6.2 Pengertian Audit Manajemen

Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan

efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen,

9
manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus

dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki

wewenang yang lebih tinggi. ( Bayangkara, 2014: 2).

Audit manajemen adalah suatu pelaksanaan fungsi pengawasan

yang dilaksanakan untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan tersebut

terselenggara berdasarkan berbagai prinsip seperti efisiensi, efektivitas,

produktivitas, koordinasi, fungsionalisasi, dan lain sebagainya.

(Sondang Siagian, 2013: 353).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa audit manajemen merupakan

pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas atas obyek yang

diperiksa dalam perusahaan yang memberikan informasi operasi

perusahaan dengan memberikan rekomendasi kepada manajemen atau

pihak yang memiliki wewenang untuk melakukan perbaikan.

6.2.1 Tujuan Audit Manajemen

Tujuan umum dari pemeriksaan manajemen menurut pandangan

Agoes (2011:175), yaitu:

1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan

berbagai fungsi dalam perusahaan

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin,

dana, harta dan lain sebagainya) yang dimiliki oleh perusahaan

telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

10
3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan

(objective)yang telah ditetapkan oleh top management.

4. Untuk memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam

penempatan pengendalian intern, sistem pengendalian

manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka

meningkatkan efisien, efektivitas,dan ekonomis dari kegiatan

operasi perusahaan.

Menurut Bayangkara (2014: 3), audit manajemen bertujuan

untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang

masih memerlukan perbaikan sehingga dengan adanya

rekomendasi yang diberikan dapat dicapai perbaikan atas

pengelolaan berbagai kegiatan, program, dan aktivitas tersebut.

Audit dititik beratkan pada berbagai objek audit yang diperkiran

dapat diperbaiki, sehingga dapat mencegah kemungkinan

terjadinya kerugian.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa tujuan audit manajemen adalah untuk

mengevaluasi kegiatan, aktivitas dan program yang diidentifikasi

masih memerlukan perbaikan, sehingga dapat mencegah

kemungkinan terjadinya kerugian.

11
6.2.2 Manfaat Audit Manajemen

Menurut Tunggal, (2003: 14) manfaat dari audit manajemen menurut

adalah :

1. Memberikan informasi operasi yang relevan dan tepat waktu

untuk pengambilan keputusan.

2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-

laporan dan pengendalian.

3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang

ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan

pemerintah.

4. Mengindentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk

menentukan tindakan preventif yang akan diambil.

5. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya

termasuk memperkecil pemborosan.

6. Menilai efektivitas dalam pencapaian tujuan dan sasaran

perusahaan yang telah ditetapkan.

7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase

operasi perusahaan.

6.3 Tahapan Audit

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen.

Secara garis besar dapat dikelompokan manjadi lima menurut

Bayangkara dalam bukunya yang berjudul Audit Manajemen

12
Prosedur dan Implementasi (2008:9) yang menyebutkan lima tahapan

audit manajemen, yaitu :

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi

latarbelakang terhadap objek audit yang dilakukan. Di samping itu,

pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai

peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang

diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh

untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung

kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor mungkin

menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan

manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan.

Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi efektivitas,

efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian akan menilai

jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-

bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima.

2. Review dan Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian

terhadappengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk

menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung

pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor

dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit

13
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi

terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika

dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada

audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini

dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan

audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit

sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh)

bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.

3. Audit Terperinci

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup

dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan.

Padatahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk

mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain

dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.

Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini

disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung

kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.

Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang

diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit

dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem

logis yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan

yang dilakukan. Tujuan mengumpulkan buktibukti adalah untuk

14
mendapatkan dasar faktual dalam menilai kriteria performa yang

sebelumnya diidentifikasi.

4. Pelaporan

Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit

termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang

berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak

manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-

pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap

berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam

bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil

audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi).

Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah

dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti. Walaupun laporan

formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen

audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai

contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius

selama survei pendahuluan. Ia harus menyelidiki, menilai dan

melaporkan segera daripada menunggu audit selesai.

5. Tindak Lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan

untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk

melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang

diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan

15
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh

karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit

seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak

yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu

rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat

berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit

menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan

tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.

6.4 Ruang Lingkup dan Unsur Temuan Audit Manajemen

Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan

manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau

dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas

yang dilakukan. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit

manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang

dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih

memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi,

efisiensi, dan efektivitas.

Menurut Bayangkara (2014: 4) terdapat 3 (tiga) elemen pokok

dalam unsur temuan audit :

16
1. Kriteria (criteria)

Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap

individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan

aktivitasnya.

2. Penyebab (cause)

Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh

setiap individu/kelompok di dalam perusahaan.

3. Akibat (effect)

Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengankriteria

yang berhubungan dengan penyebab tersebut.

6.5 Pengertian Audit Manajemen Fungsi Pemasaran

Menurut Bayangkara (2014:164) Audit manajemen fungsi pemasaran

merupakan pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan

dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan,

strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan

peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan

rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.

6.5.1 Pengertian Fungsi Pemasaran

Menurut Widiyono (2013: 54):Fungsi pemasaran adalah proses dari

perencanaan dan pelaksanaan konsep yang telah di tetapkan

sebelumnya, penentuan harga, promosi dan distribusi ide, barang

17
dan jasa untuk mnghasilkan perubahan yang dapat memuaskan

tujuan individual dan organisasi

Menurut boone dan Kurtz (Widiyono&Mukhaer; 2013: 54) Fungsi

Femasaran adalah proses menemukan keinginan dan kebutuhan

pelanggan dan kemudian menyediakan barang dan jasa yang

memenuhi atau melebihi harapan pelangan.

Jadi fungsi pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

bisnis yang terlibat dalam menggerakkan barang dan

jasadari produsen sampai ke tangan konsumen.

Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen pemasaran menurut

Gultinal Dan Gordon (Dadang Sunyotoi; 2014: 4):

Pembelian (Buying)

Ialah fungsi yang mengikuti aktivitas-aktivitas mencari dan

mengumpulkan barang-barang yang di perlukan sebagai

persediaan memenuhi kebutuhan konsumen. Fungsi ini pada

dasarnya merupakan proses atau kegiatan mencari penjual dan

merupakan tibal balik dari kegiatan penjualan (Selling). Untuk

itu maka, sangat perlu dipahami kegiatan apa saja yang dapat

mengakibatkan orang melakukan pembelian.

Penjualan (Selling)

Mencakup aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mencari

calon pembeli produk yang ditawarkan dengan harapan dapat

menguntungkan. Kegiatan penjualan merupakan lawan dari

18
pembelian. Buying tidak akan terjadi tanpa selling demikian

pun sebaliknya.

Transportasi

Adalah proses pendistribusian atau pemindahan barang dari

suatu tempat ke tempat yang lain.

Penggudangan/ penyimpanan

Ialah fungsi penyimpanan produk yang dibeli sebagai

persediaan agar terhindar dari resiko kerusakan maupun resiko

lainnya.

Informasi Pasar

Poin ini merupakan fungsi pemasaran yang luas dan penting,

karena fungsi ini memberikan informasi tentang

situasi perdagangan pada umumnya yang berhubungan dengan

produk, harga yang inginkan konsumen dan situasi pasar secara

menyeluruh.

6.5.2 Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran

Menurut Bayangkara (2014:164) Tujuan utama dari audit pemasaran

adalah untuk mengidentifikas ancaman-ancaman pemasaran yang

dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan

untuk mengeleminasi ancaman tersebut. Sementara manfaat yang

diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan gambaran

yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai

kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran yang

19
masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi yang diberikan auditor

dapat menjadi alternatif solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga

perbaikan-perbaikan yang diperlukan segera dapat dilakukan.

6.6 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian

1 Komarudin Audit 2008 Dari hasil audit situasi persaingan

Achmad,SE Manajemen atas bisnis perusahaan, manajemen dapat

,M.Si.,Ak Fungsi merumuskan alternatif strategi

Pemasaran Pada pemasaran. Manajemen sebaiknya

PT. Godong ijo memilih target pasar yang lebih

Asri selektif. Kemudian, GIA sebaiknya

memosisikan dirinya menjadi

beberapa identitas yang berbeda

pada tiap ceruk. Begitu pula halnya,

diferensiasi produk sebaiknya

dilakukan berbeda pada masing-

masing ceruk. Struktur serta

aktivitas organisasi di dalamnya

(proses) sebaiknya disesuikan agar

lebih flat (datar), apabila lebih flat

akan membawa pengaruh yang baik

bagi perusahaan.

20
2 Roekhudin, Pengaruh 2009 Fungsi pemasaran di Pabrik Rokok

SE.,M.Si.,A Penerapan Audit Sanggoro Sukses Makmur telah

k manajemen berjalan efektif, sesuai dengan

Terhadap Fungsi kebijakan dan peraturan yang

Pemasaran Pada berlaku, meskipun ada salah satu

PT.Sanggoro fungsi yang dapat dinyatakan belum

Sukses Makmur efektif yaitu organisasi pemasaran.

Malang

3 Prof.Dr. Audit 2014 pelaksanaan fungsi pemasaran

Made Manajemen secara umum belum seluruhnya

Sudarma, Fungsi berjalan dengan efektif. Untuk itu

SE,MM, Ak PemasaranCV. CV Cahaya Harapan harus terus

Cahaya Harapan berupaya memperbaiki kinerja

Malang fungsi pemasaran.

Persamaan dari penelitian ini adalah metode yang digunakan yaitu

dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan

teknik analisis data yang digunakan dalam kedua penelitian ini adalah

menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Adapun perbedaannya

adalah pada objek penelitian penelitian ini yaitu dilakukan di KBIH Ar-

Rahmah.

21
7 Kerangka Pemikiran

Seiring berkembangnya persaingan di dunia usaha dari waktu ke waktu

yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan perbaikan dan

peningkatan agar perusahaan dapat bertahan dari berbagai ancaman. Salah

satu faktor penting pada KBIH Ar-Rahmahyang bergerak di bidang Jasa

Bimbingan Haji dan Umroh adalah faktor pemasaran. Melalui kegiatan

pemasaran inilah perusahaan mendapatkan penghasilan, oleh karena faktor

pemasaran ini menjadi fokus penting di perusahaan.

Audit atas fungsi pemasaran perlu dilakukan untuk menilai

kebijakan dan prosedur yang telah dijalankan manajemen pemasaran

apakah telah dilakukan secara efektif dan efisien dalam mengalami

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran. Dengan

adanya proses audit pada manajemen pemasaran diharapkan dapat

membantu memberikan masukan kepada manajemen dan membantu

mengembangkan fungsi pemasaran secara optimal. Langkah- langkah

audit yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Audit pendahuluan

Melakukan observasi ke KBIH Ar-Rahmah untuk mengetahui latar

belakang perusahaan dan mengidentifikasi masalah untuk menetapkan

tujuan audit sementara yaitu : kriteria, penyebab dan akibat.

2. Review dan Pengujian Manajemen atas program-program pemasaran

Mempelajari dan menganalisa kembali bukti yang telah diperoleh

untuk menentukan apakah tujuan audit sementara dapat dilanjutkan

22
menjadi tujuan audit yang sesungguhnya. Dalam hal ini auditor lebih

memahami bukti-bukti yang ada terutama yang berkaitan dengan

fungsi pemasaran perusahaan. Kemudian melaksanakan pengujian atas

fungsi pemasaran yang menjadi lingkup audit.

3. Audit Lanjutan

Dari temuan audit yang diperoleh, auditor mengelompokkan menjadi

4 bagian, yaitu :

a. Kondisi adalah hasil aktual yang ditentukan auditor

selamamelakukan observasi di KBIH Ar-Rahmah.

b. Kriteria adalah standar, aturan, atau norma yang ada

diperusahaan, auditor harus menetapkan kriteria atas

fungsipemasaran yang ada di KBIH Ar-Rahmah.

c. Penyebab adalah tindakan riil dari pihak yang berwenang

dalammenangani fungsi pemasaran yang menyebabkan

terjadinya kondisi tersebut. Dalam hal ini auditor menentukan

penyebab ataspermasalahan di fungsi pemasaran pada KBIH

Ar-Rahmah.

d. Akibat adalah yang harus dipertanggungjawabkan karena

terjadinya perbedaan riil dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Akibat bisa berupa keuangan dan non-keuangan. Auditor harus

menyimpulkan akibat yang muncul atas perbedaan yang

terjadipada fungsi pemasaran di PT KBIH Ar-Rahmah.

23
4. Pelaporan

Laporan hasil audit harus disajikan dalam bahasa yang mudah

dipahami, laporan audit harus memuat tentang kondisi, situasi dari

berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil dari

wawancara/pengamatan mengenai masalah yang diteliti. Laporan audit

disajikan dengan format sebagai berikut :

a. Informasi latar belakang

Menyajikan gambaran umum fungsi pemasaran perusahaanyang

diaudit, tujuan, serta strategi penyampaiannya.

b. Kesimpulan audit dan ringkasan temuan audit

Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan.

c. Rumusan rekomendasi

Menyajikan rekomendasi sebagai alternatifsolusimengatasi

kekurangan yang masih terjadi. Rekomendasi ini harus didukung

hasil analisis dan menjelaskan manfaat yang akandiperoleh jika

rekomendasi ini diterapkan.

5. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang diajukan merupakan alternatif untuk meningkatkan

berbagai kelemahan yang ada di perusahaan, tindak lanjut berupa

komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih

baik dari sebelumnya.

24
Kerangka Kerja Audit Manajemen

KRITERIA

E
V
A
L
U
A
S
I

KONDISI PENYEBAB
GAP
HASIL AKTUAL PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PROGRAM/AKTI
PROGRAM VITAS

AKIBAT

KEUANGAN

NON
KEUANGAN

REKOMENDASI

TIDAK LANJUT

Sunber: Bayangkara (2014:6)

25
8 Metode Penelitian

8.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi:

1. Lingkungan Pemasaran

Untuk penilaian terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor

lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan.

2. Strategi Pemasaran

Untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi

yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang

dihadapi.

3. Organisasi Pemasaran

Untuk menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai

tujuan perusahaan.

4. Sistem Pemasaran

Untuk menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk

memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi

pemasaran.

5. Produktivitas Pemasaran

Untuk Menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk,

kelompok pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam

pemasaran.

26
6. Fungsi Pemasaran

Untuk Analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran

pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjualan,

periklanan, promosi, dan lain-lain

8.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

pendekatan studi kasus, yaitu penelitian mengenai Audit Manajemen

Sebagai Dasar untuk menilai Efektivitas dan Efisiensi Pada Fungsi

Pemasaran (Studi Kasus Pada KBIH Ar-Rahmah)

8.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KBIH Ar-Rahmah yang terletak di kota

Palembang, Sumatra Selatan

8.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti

secara langsung dapat melalui wawancara, dan observasi. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, dapat

melalui data dokumentasi atau buku-buku. Dalam penelitian ini data

sekunder yang digunakan berupa dokumen sejarah berdirinya

perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

pembagian tugas, kebijakan-kebijakan perusahaan, dan data-data

mengenai pelaksanaan fungsi Pemasaran

27
8.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Survei

Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode

survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek

penelitian. Sebelum melakukan wawancara kepada manajer bagian

pemasaran, peneliti menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan

wawancara.

2. Metode Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung di lapangan. Pengumpulan data yang

dilakukan dalam observasi diperoleh melalui pengamatan langsung

peneliti terhadap fenomena yang diteliti dan dicatat tanpa

melakukan komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

Metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci

mengenai perilaku, benda, atau kejadian yang sistematik. Observasi

dilakukan pada ruang lingkup yang menjadi sasaran audit

manajemen pemasaran yaitu lingkungan pemasaran, strategi

pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran, produktivitas

pemasaran, dan fungsi pemasaran

28
3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data berupa pengumpulan

dokumen-dokumen yang diperlukan dari perusahaan seperti, visi

misi perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi

perusahaan, dokumen terkait fungsi pemasaran, serta catatan-

catatan perusahaan.

4. Studi Pustaka

Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari literatur-

literatur yang berhubungan dengan pembahasan.

8.6 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang dipakai penulis dalam penelitian ini yaitu

teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik ini dilakukan dengan

membandingkan data dan informasi yang ada mengenai kenyataan yang

ada di lapangan dengan ketentuan yang seharusnya dilakukan.

Kemudian penulis menganalisa objek penelitian dengan cara membahas

berdasarkan teori yang tepat atas data-data yang diperoleh dalam rangka

memperoleh pengetahuan mengenai audit manajemen pemasaran pada

perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya dari hasil penelitian ini

menghasilkan kesimpulan dan saran yang dapat ditindaklanjuti oleh

perusahaan

29
9 Daftar Pustaka

Achmad, Komarudin.2008. Audit Manajeme Atas Fungsi Pemasaran


Pada PT. Godong Ijo Malang

Agoes, Sukrisno.2011. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Amin Widjaja Tunggal. (2000). Management Audit Suatu Pengantar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arens, Alvin A. et al. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan


Terintegrasi, Jilid Satu. Edisi 12, diterjemahkan oleh Herman
Wibowo. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bayangkara, IBK. (2014). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi,


Edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Fajri, Muhammad. "Haji Indonesia Yang Bermasalah". 3 Februari 2016.


www.Galamedianews.com

Maulidiansyah. "Mengkaji Fenomena Haji". 1 Februari 2016.


www.kompas.com, 2015

Rangkuti, Freddy. 2012. Creating Effective Marketing Plan,


TeknikMembuat Rencana Pemasaran Berdasarkan Customer
Values dan Analisis Kasus.Edisi 2. Jakarta: Gramedia.

Roekhudin.2009. Pengaruh Penerapan Audit Manajemen Terhadap


Fungsi Pemasaran pada PT. Sanggoro Sukses Makmur Malang

Septian, Ganda. "Haji Yang Kelaparan". 29 Januari


2016.www.kompasiana.com, 2006.

Siagian, Sondang P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Bumi Aksara.

Sudarma, Made.2014. Audit Manajemen Fungsi Pemasaran CV. Cahaya


Harapan Malang

Widiyono & Mukhaer Pakkanna. 2013. Pengantar Bisnis ResponTerhadap


Dinamika Global, Edisi 2, Jakarta. Mitra Wacana Media.Sunyoto,
Danang. 2014. Strategi Pemasaran.Jakarta.

30

You might also like