You are on page 1of 25

Audit Manajemen Sebagai Dasar untuk menilai Efektifitas dan

Efisiensi Pada Fungsi Pemasaran (Studi Kasus Pada KBIH Ar-Rahma)

Proposal Skripsi Oleh

IRWAN SEPTIANTO

01121403088

Akuntansi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

(2016)
I. Latar Belakang Masalah

Salah satu ritual keagamaan yang wajib bagi umat Islam adalah
menunaikan Ibadah haji ke tanah suci Makkah untuk memenuhi rukun
Islam yang kelima. Walaupun telah dilakukan berabad-abad tetapi
fenomena haji terus dikaji dan menjadi sumber analisis. Haji
mempunyai peranan penting di Indonesia, terbukti Indonesia
merupakan pemasok terbesar di seluruh dunia.

Meningkatnya jumlah calon jamaah haji di Indonesia itu berarti


ada motif- motif yang melatarbelakangi minat masyarakat Indonesia
untuk menunaikan Ibadah haji. Kenyataan besarnya minat masyarakat
menunaikan Ibadah haji tidak dapat dipungkiri merupakan suatu hal yang
menarik perhatian, mengingat di satu pihak Ibadah haji sangat bergantung
pada kemampuan finansial seorang muslim yang dikenal dengan
Ongkos Naik Haji yang relatif mahal.

Sedangkan di lalin pihak taraf kehidupan ekonomi masyarakat


masih relatif rendah dibanding dengan daerah-daerah lain. Dengan
demikian, hal tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran
persepsi masyarakat dalam memandang orang yang telah berstatus
haji.

Adapun proses penyelenggaraan ibadah haji dan umroh yang


dilaksanakan oleh biro urusan pemerintah yakni Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH). agar apa yang menjadi cita-cita para jamaah
dalam menunaikan rukun islam yang terakhir ini bisa diperoleh.

Fenomena meningkatnya calon jamaah haji Indonesia beberapa


tahun terakhir ini menempati urutan paling atas dibandingkan negara lain,
yaitu lebih dari dua ratus ribu orang pada tiap tahunnya, hal tersebut
berimplikasi terhadap kompleksitas masalah perhajian dari tahun ke
tahun, dimana banyak calon jamaah haji kurang menguasai masalah

1
perhajian hal ini dikarnakan kurangnya kualitas bimbingan haji, dan
ada pula yang gagal berangkat ke tanah suci karena tidak mendapat kuota.
Padahal semua persyaratan yang di wajibkan oleh pemerintah telah
terpenuhi, dan pada tahun 2006 lalu terjadi kasus kelaparan para jamaah
haji hal ini disebabkan karena kurangnya penerapan fungsi dari
manajemen perhajian tersebut.

Mengingat potensi KBIH yang demikian besar dan strategis serta


merupakan lembaga yang bergerak di bidang jasa. dimana jasa usaha
yang ditanganinya adalah jasa bimbingan penyelenggaraan ibadah haji,
dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada jamaah maka perlu
petunjuk teknis perencanaan KBIH yang dapat dipedomani oleh KBIH
sebagai pelaksana pembimbing manasik haji dari unsur perencanaan
organisasi / lembaga sosial keagamaan dapat berjalan dalam koridor dan
kebijakan yang ada dan dapat menghasilkan KBIH yang profesional
serta bersinergi.

KBIH adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang


membimbing para jamaah haji ataupun umroh untuk beribadah di tanah
suci, karena tingginya permintaan akan ibadah haji dan umroh membuat
KBIH sangat banyak di indonesia hal ini tentu sangat menarik karena
banyaknya KBIH maka akan semakin sulit persaingan antar KBIH itu
sendiri. Dimana KBIH yang memiliki kopentensi-kopetensi yang baiklah
akan di pilih oleh masyarakat. salah satu faktor pendorong minat
masyarakat pada KBIH yaitu pemasaran, dimana pemasaran akan berperan
penting dalam menarik para jamaah-jamaah untuk memilih KBIH mereka,
semakin besar jumlah jamaah di KBIH tersebut maka semakin besar pula
KBIH tersebut mendapatkan laba.
Kegiatan manajemen perusahaan yang sangat kompleks,
memerlukan suatu alat bantu untuk mencapai tingkat efektivitas dan
efisiensi, yaitu audit manajemen. Fungsi-fungsi manajemen perusahaan
perlu dievaluasi dengan melaksanakan audit manajemen, yang nantinya

2
dapat menentukan sejauh mana tercapainya target yang telah ditetapkan
sebelumnya serta mengevaluasi sejauh mana pengendalian yang telah
ditetapkan sebelumnya dipahami dan dilaksanakan oleh karyawan dalam
perusahaan tersebut.
Tujuan audit manajemen adalah membantu semua anggota
manajemen melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit
manajemen menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi,
nasihat dan informasi mengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada
akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan setiap masalah yang
sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan.

Perusahaan yang mampu bertahan dalam menghadapi segala


permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis
adalah perusahaan yang mampu membaca peluang pasar. Perusahaan
yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan dalam memasarkan produk/jasanya adalah tugas dari fungsi
pemasaran yang baik dalam membaca peluang pasar yang ada dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produk/jasanya.
Oleh karena itu fungsi pemasaran bisa dikatakan sebagai ujung tombak
dari keberhasilan suatu perusahaan.
Manajemen harus meninjau ulang setiap strategi yang digunakan
untuk memasarkan produknya agar tidak tertinggal dari pesaing.
Marketing plan atau rencana pemasaran merupakan strategi-strategi
pemasaran yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan. Marketing
plan dapat disusun melalui hasil analisis pelanggan; pesaing;
maupun isu-isu yang sedang berkembang seperti kondisi ekonomi,
teknologi, politik, dan pasar (Rangkuti, 2002). Melalui analisis-
analisis tersebut, KBIH Ar- rahma dapat mengetahui posisinya dalam
industri sekaligus menyusun strategi- strategi pemasaran yang lebih tepat
dan sesuai dengan kondisi pasar.

3
Banyak perusahaan yang gagal dalam mencapai tujuanya hanya
karena kegagalan dalam memasarkan produknya sebab kebanyakan
perusahaan tidak dipersiapkan untuk mempertahankan keunggulan
produknya dalam pemasaran perusahaan ditengah perubahan yang cepat,
diantaranya adalah mengantisipasi keinginan konsumen yang berubah-
ubah dan persaingan yang kompetitif. Penyebab lainnya adalah
perencanaan strategi pemasaran kurang matang dibuat, kurangnya
motivasi dari tenaga penjual serta tidak sesuai antara perencanaan yang
dibuat dengan teknis pelaksanaan di lapangan. Oleh karena itu, perlu
diadakan evaluasi pemeriksaan atas fungsi pemasaran jika
perusahaan memiliki departemen atau fungsi pemasaran secara khusus
dalam kegiatan menjual atau memasarkan produknya.

Dengan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka


peneliti tertarik untuk mengambil topik mengenai bidang audit manajemen
khususnya audit manajemen fungsi pemasaran pada industri jasa yang
memiliki karakteristik beda dengan industri lainnya. Dan yang menjadi
objek penelitian peneliti adalah KBIH Ar- Rahma dalam industri jasa
bimbingan haji dan umroh . Yang menjadi judul penelitian ini adalah
"Audit Manajemen Sebagai Dasar untuk menilai Efektifitas dan
Efisiensi Pada Fungsi Pemasaran (Studi Kasus Pada KBIH Ar-
Rahma)"

II. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada KBIH
Ar-Rahma Palembang?
2. Bagaimana manajemen pemasaran atas fungsi Pemasaran
dijalankan oleh KBIH Ar-Rahma?

4
III. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Untuk menilai tentang tingkat efektifitas dan efisiensi dari metode
dan cara kerja pelaksanaan kegiatan terhadap fungsi pemasaran pada
KBIH Ar-Rahma Palembag.
2. Untuk memberikan saran terhadap aktivitas pemasaran yang
dilakukan sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai dan
pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien pada KBIH Ar-Rahma
Palembang.

IV. Manfaat Penelitian

` Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan adalah


sebagai berikut:
IV.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah penulis dapat
memberikan masukan ilmu pengetahuan serta pengembangan teori
bagi dunia akademisi khususnya dalam bidang akuntansi,
khususnya mengenai pengauditan manajemen. Pada perguruan
tinggi dapat mendidik dan mendiskusikan mengenai pentingnya
audit dalam fungsi pemasaran pada pola pendidikan bagi para
mahasiswa sebagai calon akuntan dan auditor di masa yang akan
datang, serta dalam menyikapi beratnya tugas dan tanggung jawab
mereka dalam melaksanakan pekerjaannya.
IV.2 Manfaat Praktis
- Bagi Perusahaan
Manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah agar
manajemen dapat mengetahui sejauh mana efektivitas dan efisiensi
pemasaran pada KBIH Ar-Rahma serta mendapatkan masukan
mengenai hal-hal apa saja yang masih harus lebih diperhatikan
perusahaan berkaitan dengan Pemasaran yang selanjutnya dapat

5
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam memperbaiki
kinerjanya di masa yang akan datang.
- Bagi Penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah agar penulis
dapat memberikan masukan dan dapat membandingkan teori
dengan keadaan yang sebenarnya dan untuk menambah dan
memperdalam wawasan tentang ilmu audit manajemen pada fungsi
pemasaran yang telah diperoleh selama kuliah.

V. Studi Kepustakaan

V.1 Konsep Dasar Audit


V.1.1 Pengertian Audit

Pengertian Auditing Menurut Agoes (1996:1) adalah Suatu


pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pedapat mengenai
laporan kewajaran laporan keuangan tersebut.

V.1.2 Jenis dan Tipe Audit

Jenis-jenis audit menurut Arens dan Loebbecke (1997:4) membagi


audit menjadi tiga jenis yang terdiri dari:

1. Audit Operasional
Audit operasional merupakan penelahaan atas bagian manapun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
efektifitasnya.

6
2. Audit Ketaatan
Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan.

3. Audit Atas Laporan Keuangan


Audit atas laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang
akan diverifikasikan telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.

Sedangkan Mulyadi dan Puradiredja (1998:28) mengelompokkan


jenis-jenis audit menjadi tiga yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)


Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk
menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)


Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan
apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.

3. Audit Operasional (Operational Audit) / Audit Manajemen


Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan
organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu. Audit ini disebut sebagai audit manajemen untuk menghindarkan
terjadinya penyempitan makna operasional yang identik dengan kegiatan
produksi, karena pada dasarnya makna operasional dalam audit
operasional memiliki pengertian yang lebih luas yaitu setiap program /
kegiatan perusahaan yang bisa diaudit.

7
V.2 Pengertian Audit Manajemen

Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan


efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen,
manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus
dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki
wewenang yang lebih tinggi. ( Bayangkara, 2014: 2).
Menurut Dale L Flesher dan Steward Siewert dalam Amin
Widjaja Tunggal (2000: 2) An operational audit is an organized
search for ways of improving efficiency and effectiveness. It can be
considered a form of constructive criticism.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa audit manajemen merupakan
pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas atas obyek yang
diperiksa dalam perusahaan yang memberikan informasi operasi
perusahaan dengan memberikan rekomendasi kepada manajemen atau
pihak yang memiliki wewenang untuk melakukan perbaikan.

V.2.1 Tujuan Audit Manajemen

Menurut Amin Widjaja (2000: 12), terdapat beberapa


tujuan audit manajemen :
1. Objek dari audit manajemen adalah mengungkapkan kekurangan
dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor dan
untuk menunjukan perbaikan apa yang dimungkinkan terjadi untuk
memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.
2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang
paling efisien.
3. Mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk
mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang
memiliki pengalaman tentang pengelolaan yang efisien.

8
4. Audit manajemen bertujuan untuk mencapai efisiensi dari
pengelolaan.
5. Untuk membantu manajemen, audit, atau operasi berhubungan
dengan fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar
pelayanan pada manajemen.
6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan
yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka.
Menurut Bayangkara (2014: 3), audit manajemen bertujuan untuk
mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih
memerlukan perbaikan sehingga dengan adanya rekomendasi yang
diberikan dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai kegiatan,
program, dan aktivitas tersebut. Audit dititik beratkan pada berbagai
objek audit yang diperkiran dapat diperbaiki, sehingga dapat mencegah
kemungkinan terjadinya kerugian.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan audit manajemen adalah untuk mengevaluasi
kegiatan, aktivitas dan program yang diidentifikasi masih memerlukan
perbaikan, sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya kerugian.

V.2.2 Manfaat Audit Manajemen


Menurut Tunggal, (2000) manfaat dari audit manajemen menurut
adalah :
1. Memberikan informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk
pengambilan keputusan.
2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan
dan pengendalian.
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan,
rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.
4. Mengindentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yang akan diambil.

9
5. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk
memperkecil pemborosan.
6. Menilai efektivitas dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan
yang telah ditetapkan.
7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase
operasi perusahaan.

V.3 Tahapan Audit

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit


manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokan manjadi lima menurut
Bayangkara dalam bukunya yang berjudul Audit Manajemen Prosedur
dan Implementasi (2008:9) yang menyebutkan lima tahapan audit
manajemen, yaitu :

1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap objek audit yang dilakukan. Di samping itu, pada audit
ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan
kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis
berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya
jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit
pendahuluan. Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi
dan performa operasi. Auditor kemudian akan menilai jawaban yang
diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk
memperkuat jawaban yang diterima.

10
2. Review dan Pengendalian Manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai
efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami
pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah
dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai
aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara
yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian
manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi
tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit
sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti
yang mendukung tujuan audit tersebut.

3. Audit Terperinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup
dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada
tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan
antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan
yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan
kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA)
untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang
diberikan. Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha
yang diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit
dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis
yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang
dilakukan. Tujuan mengumpulkan buktibukti adalah untuk mendapatkan
dasar faktual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya
diidentifikasi.

11
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit
termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen
tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang
berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang
ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan
temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit
dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional
dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti. Walaupun
laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen
audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai contoh,
apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama survei
pendahuluan. Ia harus menyelidiki, menilai dan melaporkan segera
daripada menunggu audit selesai.

5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan
untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak
memiliki wewenang untuk mengharuskan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan
dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan
berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut.
Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat
berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi
kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti
oleh pihak yang diaudit.

12
V.4 Ruang Lingkup dan Unsur Temuan Audit Manajemen

Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan


manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat
juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang
dilakukan. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit manajemen
adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang dalam
perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan
perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas.
Menurut Bayangkara (2014: 4) terdapat 3 (tiga) elemen pokok
dalam unsur temuan audit :
1. Kriteria (criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap
individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan
aktivitasnya.
2. Penyebab (cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan
oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan.
3. Akibat (effect)

Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan


kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.

V.4 Pengertian Audit Manajemen Fungsi Pemasaran

Menurut Bayangkara (2014:4) Audit manajemen fungsi pemasaran


merupakan suatu penilaian yang sifatnya sistematis dan menyeluruh serta
dilakukan secara berkala mengenai semua segi pemasaran dengan maksud
untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang berbagai permasalahan
yang harus dipecahkan dan peluang yang dapat diperoleh untuk
peningkatan kinerja bidang pemasaran tersebut. Fungsi utama dari audit
pemasaran atas fungsi pemasaranadalah untuk menguji dan menilai tujuan

13
dari kebijaksanaan pemasaran, serta penelaah dan peluang-peluang yang
bias didapatkan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

V.4.1 Pengertian Fungsi Pemasaran


Menurut Robert V. Mitehol (Winardi; 1991: 4): fungsi pemasaran
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang terlibat dalam
menggerakkan barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan konsumen.
Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen pemasaran Robert V.
Mitehol (Winardi; 1991: 4):

Pembelian (Buying)
Ialah fungsi yang mengikuti aktivitas-aktivitas mencari dan
mengumpulkan barang-barang yang di perlukan sebagai persediaan
memenuhi kebutuhan konsumen. Fungsi ini pada dasarnya merupakan
proses atau kegiatan mencari penjual dan merupakan tibal balik dari
kegiatan penjualan (Selling). Untuk itu maka, sangat perlu dipahami
kegiatan apa saja yang dapat mengakibatkan orang melakukan pembelian.
Penjualan (Selling)
Mencakup aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mencari calon pembeli
produk yang ditawarkan dengan harapan dapat menguntungkan. Kegiatan
penjualan merupakan lawan dari pembelian. Buying tidak akan terjadi
tanpa selling demikian pun sebaliknya.
Transportasi
Adalah proses pendistribusian atau pemindahan barang dari suatu tempat
ke tempat yang lain.
Penggudangan/ penyimpanan
Ialah fungsi penyimpanan produk yang dibeli sebagai persediaan agar
terhindar dari resiko kerusakan maupun resiko lainnya.
Informasi Pasar
Poin ini merupakan fungsi pemasaran yang luas dan penting, karena fungsi
ini memberikan informasi tentang situasi perdagangan pada umumnya

14
yang berhubungan dengan produk, harga yang inginkan konsumen dan
situasi pasar secara menyeluruh. Menurut Sofjan Assauri (1987: 303) yang
dimaksudkan dengan informasi adalah keterangan baik berupa data atau
fakta maupun hasil analisa, pertimbangan atau pandangan dari yang
menyampaikan mengenai kondisi yang berkaitan dengan kebutuhan dalam
pengambilan keputusan.

V.4.2 Tujuan Manajemen Pemasaran atau Fungsi Pemasaran


Jangka pendek
Tujuan jangka pendek bagi perusahaan adalah untung secepat mungkin.
Artinya dapat menutup semua biaya-biaya produksi yang digunakan, dan
jika ada kelebihan maka dikatakan laba/untung
Jangka menengah
Tujuan jangka menengah adalah mengusahakan mencapai titik impas
antara total biaya produksi dan total volume penjualan, memperluas
cakupan promosi, dan berusaha lebih memperbesar cakupan volume
penjualan.
Jangka panjang
Untuk jangka panjang perusahaan mempertahan para pelanggan setia agar
tetap loyal dengan produknya, antara lain dengan produk yang inovatif,
kreatif dan berdaya guna lebih, serta memberikan potongan harga khusus
bagi pelaggan.

V.5 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya


yang sangat relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh penulis,
di antaranya adalah penelitian yang dilakukan Komarudin Achmad,
SE.,M.Si.,Ak (2008) dengan judul Audit Manajemen atas Fungsi
Pemasaran Pada PT. Djagung Padi Mas . Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa target laba belum tercapai, terjadi penurunan dari tahun
sebelumnya, kinerja manajemen pemasaran di bawah standar kerja

15
maksimum, dan biaya pemasaran yang tidak sebanding dengan laba yang
di dapat.
Penelitian yang dilakukan oleh Roekhudin, SE.,M.Si.,Ak (2009)
juga berkaitan dengan audit Pemasaran dengan judul Pengaruh
Penerapan Audit manajemen Terhadap Fungsi Pemasaran Pada PT.
Sanggoro Sukses Makmur Malang . Dalam penelitian ini yang diteliti
sebagai permsalahan adalah pengaruh Penerapan Audit Manajemen
terhadap Fungsi Pemasaran pada PT. Sanggoro Sukses Makmur Malang
dan pengaruh Penerapan Audit Manajemen Pada Fungsi pemasaran secara
simultan terhadap Laba PT. Sanggoro Sukses Makmur Malang. Hasil
penelitian yang didapatkan adalah Terdapat pengaruh positif dan
signifikan Penerapan Audit Manajemen terhadap fungsi pemasaran.
Penelitian lain yang berkaitan dengan masalah audit manajemen
adalah penelitian dari Prof. Dr. Made Sudarma, SE, MM, Ak. (2015) yang
berjudul Audit Manajemen Fungsi Pemasaran Untuk Menilai Efisiensi
Dan Efektivitas CV. Cahaya Harapan Malang . Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui fungsi pemasaran untuk menilai efisiensi dan efektivitas
yang berjalan pada CV. Cahaya Harapan Malang. Hasil yang didapatkan
dari penelitian ini adalah CV. Cahaya Harapan Malang telah memiliki
prosedur dan melaksanakan fungsi pemasaran dengan baik.

VI. Kerangka Pemikiran

Seiring berkembangnya persaingan di dunia usaha dari waktu ke


waktu yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan
perbaikan dan peningkatan agar perusahaan dapat bertahan dari berbagai
ancaman. Salah satu faktor penting pada KBIH Ar- Rahma yang bergerak
di bidang Jasa Bimbingan Haji dan Umroh adalah faktor pemasaran.
Melalui kegiatan pemasaran inilah perusahaan mendapatkan penghasilan,
oleh karena faktor pemasaran ini menjadi fokus penting di perusahaan.

16
Audit atas fungsi pemasaran perlu dilakukan untuk menilai
kebijakan dan prosedur yang telah dijalankan manajemen pemasaran
apakah telah dilakukan secara efektif dan efisien dalam mengalami
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran. Dengan
adanya proses audit pada manajemen pemasaran diharapkan dapat
membantu memberikan masukan kepada manajemen dan membantu
mengembangkan fungsi pemasaran secara optimal. Langkah- langkah
audit yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Audit pendahuluan

Melakukan observasi ke KBIH Ar- Rahma untuk mengetahui latar


belakang perusahaan dan mengidentifikasi masalah untuk menetapkan
tujuan audit sementara yaitu : kriteria, penyebab dan akibat.

2. Review dan Pengujian Manajemen atas program-program pemasaran

Mempelajari dan menganalisa kembali bukti yang telah diperoleh


untuk menentukan apakah tujuan audit sementara dapat dilanjutkan
menjadi tujuan audit yang sesungguhnya. Dalam hal ini auditor lebih
memahami bukti-bukti yang ada terutama yang berkaitan dengan fungsi
pemasaran perusahaan. Kemudian melaksanakan pengujian atas fungsi
pemasaran yang menjadi lingkup audit.

3. Audit Lanjutan

Dari temuan audit yang diperoleh, auditor mengelompokkan


menjadi 4 bagian, yaitu :
a. Kondisi adalah hasil aktual yang ditentukan auditor selama
melakukan observasi di KBIH Ar- Rahma.

17
b. Kriteria adalah standar, aturan, atau norma yang ada di
perusahaan, auditor harus menetapkan kriteria atas fungsi
pemasaran yang ada di KBIH Ar- Rahma.
c. Penyebab adalah tindakan riil dari pihak yang berwenang dalam
menangani fungsi pemasaran yang menyebabkan terjadinya
kondisi tersebut. Dalam hal ini auditor menentukan penyebab atas
permasalahan di fungsi pemasaran pada KBIH Ar- Rahma.
d. Akibat adalah yang harus dipertanggung jawabkan karena
terjadinya perbedaan riil dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Akibat bisa berupa keuangan dan non-keuangan. Auditor harus
menyimpulkan akibat yang muncul atas perbedaan yang terjadi
pada fungsi pemasaran di PT KBIH Ar- Rahma.

4.Pelaporan
Laporan hasil audit harus disajikan dalam bahasa yang mudah
dipahami, laporan audit harus memuat tentang kondisi, situasi dari
berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil dari wawancara/pengamatan
mengenai masalah yang diteliti. Laporan audit disajikan dengan format
sebagai berikut :
a. Informasi latar belakang
Menyajikan gambaran umum fungsi pemasaran perusahaan
yang diaudit, tujuan, serta strategi penyampaiannya.
b. Kesimpulan audit dan ringkasan temuan audit
Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah
dilakukan.
c. Rumusan rekomendasi
Menyajikan rekomendasi sebagai alternatif solusi
mengatasi kekurangan yang masih terjadi. Rekomendasi ini harus
didukung hasil analisis dan menjelaskan manfaat yang akan
diperoleh jika rekomendasi ini diterapkan.

18
5. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang diajukan merupakan alternatif untuk


menignkatkan berbagai kelemahan yang ada di perusahaan, tindak lanjut
berupa komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi
lebih baik dari sebelumnya.

19
KRITERIA

E
V
A
L
U
A
S
I

KONDISI PENYEBAB
GAP
HASIL AKTUAL PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PROGRAM/AKTI
PROGRAM VITAS

AKIBAT

KEUANGAN

NON
KEUANGAN

REKOMENDASI

TIDAK LANJUT

20
VII. Metode Penelitian

VI.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Data Kuantitatif
Data yang berbentuk angka, meliputi data target jamaah dan
realisasi pemasaran yang dilakukan manajemen

2. Data Kualitatif
Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian
dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya bisa
berupa penjelasan dari pejabat yang berwenang langsung terhadap
kebijakan perusahaan yang dilaksanakan, job description, dan struktur
organisasi perusahaan.
Sumber data diperoleh melalui beberapa cara seperti :

1. Wawancara ( Interview )
Dilakukan melalui proses tanya jawab yang dilakukan
kepada pihak-pihak terkait seperti manajemen perusahaan, divisi
bagian pemasaran, dan karyawan yang bertugas secara langsung
melakukan kegiatan pemasaran.

2. Observasi
Data yang diperoleh melalui pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada
obyek yang diteliti sehingga diperoleh gambaran yang jelas
mengenai masalah yang dihadapi perusahaan, dengan proses
pencatatan pola perilaku orang, benda, atau kejadian yang

21
sistematik tanpa ada pertanyaan atau komunikasi dengan individu-
individu yang diteliti.

3. Dokumentasi
Cara mendapatkan data yang dilakukan melalui kegiatan
memperoleh dan mendapatkan dokumen-dokumen, laporan-
laporan, serta catatan-catatan yang terdapat di perusahaan,
misalnya struktur organisasi, lokasi perusahaan, dan lainnya
khususnya dokumen-dokumen atau data terkait fungsi pemasaran.

VI.2 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik deskriptif


kualitatif. Analisis data deskriptif kualitatif yang digunakan dalam
penelitian ini melingkupi beberapa tahap yang berfungsi untuk mengukur
tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam mencapai efektivitas,
diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Criteria (Kriteria)
Kriteria merupakan penetapan standar atau norma yang menjadi
pedoman bagaimana seharusnya pihak-pihak dalam perusahaan melakukan
aktivitasnya sebagai pertanggungjawaban atas wewenang yang
dilimpahkan dan menjadi tolak ukur kinerja perusahaan. Pada penelitian
ini dilakukan segala standar atas fungsi prod pada PT.Bio Nusantara
Teknologi di Bengkulu.

2. Cause (Penyebab)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh
setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat
positif, program/aktivitas berjalan dengan tingkat efektivitas yang lebih

22
tinggi, atau sebaliknya bersifat negatif jika program/aktivitas berjalan
dengan tingkat efektivitas yang lebih rendah dari standar yang ditetapkan.

3. Effect (Akibat)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria
yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif
menunjukkan program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang
lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan, sedangkan akibat positif
menunjukkan bahwa program/aktivitas telah diselenggarakan secara baik
dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.

23
VIII. Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno.1996. Auditing oleh kantor akuntansi publik, jilid 1


dan 2. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Agoes, Sukrisno.2011. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Amin Widjaja Tunggal. (2000). Management Audit Suatu Pengantar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arens dan Loebbecke.1996. Auditing (Pendekatan Terpadu). Buku 1,


Edisi Indonesia: Salemba Empat. Jakarta.

Bayangkara, IBK. (2014). Audit Manajemen Prosedur dan


Implementasi, Edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi & Kanaka Puradiredja.1998. Auditing. Buku Satu, Edisi kelima:


Salemba Empat. Jakarta.

Rangkuti, Freddy. 2002. Creating Effective Marketing Plan, Teknik


Membuat Rencana Pemasaran Berdasarkan Customer Values
dan Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia.

Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Management Audit Suatu Pengantar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Winardi, 1980. Asas-asas Marketing. Penerbit Alumni Bandung.

24

You might also like