You are on page 1of 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu ritual keagamaan yang wajib bagi umat Islam adalah

menunaikan Ibadah haji ke tanah suci Makkah untuk memenuhi rukun

Islam yang kelima. Walaupun telah dilakukan berabad-abad tetapi

fenomena haji terus dikaji dan menjadi sumber analisis. Haji

mempunyai peranan penting di Indonesia, terbukti Indonesia

merupakan pemasok terbesar di seluruh dunia. Meningkatnya jumlah

calon jamaah haji di Indonesia itu berarti ada motif-motif yang

melatarbelakangi minat masyarakat Indonesia untuk menunaikan Ibadah

haji. Kenyataan besarnya minat masyarakat menunaikan Ibadah haji tidak

dapat dipungkiri merupakan suatu hal yang menarik perhatian,

mengingat di satu pihak Ibadah haji sangat bergantung pada kemampuan

finansial seorang muslim yang dikenal dengan Ongkos Naik Haji yang

relatif mahal (kompas.com, 2015) . Sedangkan di lain pihak taraf

kehidupan ekonomi masyarakat masih relatif rendah dibanding dengan

daerah-daerah lain. Dengan demikian, hal tersebut mengakibatkan

terjadinya pergeseran persepsi masyarakat dalam memandang orang yang

telah berstatus haji. Adapun proses penyelenggaraan ibadah haji dan

umroh yang dilaksanakan oleh biro urusan pemerintah yakni Kelompok

1
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) agar apa yang menjadi cita-cita para

jamaah dalam menunaikan rukun islam yang terakhir ini bisa diperoleh.

Fenomena meningkatnya calon jamaah haji Indonesia beberapa

tahun terakhir ini menempati urutan paling atas dibandingkan negara lain,

yaitu lebih dari dua ratus ribu orang pada tiap tahunnya, hal tersebut

berimplikasi terhadap kompleksitas masalah perhajian dari tahun ke

tahun, dimana banyak calon jamaah haji kurang menguasai masalah

perhajian hal ini dikarnakan kurangnya kualitas bimbingan haji, dan

ada pula yang gagal berangkat ke tanah suci karena tidak mendapat kuota

(galamedianews.com, 2012). Padahal semua persyaratan yang di wajibkan

oleh pemerintah telah terpenuhi, dan pada tahun 2006 lalu terjadi kasus

kelaparan para jamaah haji hal ini disebabkan karena kurangnya penerapan

fungsi dari manajemen perhajian tersebut (kompasiana.com, 2006).


Mengingat potensi KBIH yang demikian besar dan strategis serta

merupakan lembaga yang bergerak di bidang jasa, dimana jasa usaha

yang ditanganinya adalah jasa bimbingan penyelenggaraan ibadah haji,

dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada jamaah maka perlu

petunjuk teknis perencanaan KBIH yang dapat dipedomani oleh KBIH

sebagai pelaksana pembimbing manasik haji dari unsur perencanaan

organisasi / lembaga sosial keagamaan dapat berjalan dalam koridor dan

kebijakan yang ada dan dapat menghasilkan KBIH yang profesional

serta bersinergi. KBIH adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa

yang membimbing para jamaah haji ataupun umroh untuk beribadah di

tanah suci, karena tingginya permintaan akan ibadah haji dan umroh

2
membuat KBIH sangat banyak di indonesia hal ini tentu sangat menarik

karena banyaknya KBIH maka akan semakin sulit persaingan antar KBIH

itu sendiri. Dimana KBIH yang memiliki nama baik yang baiklah akan di

pilih oleh masyarakat. salah satu faktor pendorong minat masyarakat pada

KBIH yaitu pemasaran, dimana pemasaran akan berperan penting dalam

menarik para jamaah-jamaah untuk memilih KBIH mereka, semakin besar

jumlah jamaah di KBIH tersebut maka semakin besar pula KBIH tersebut

mendapatkan laba.
Perusahaan yang mampu bertahan dalam menghadapi segala

permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis

adalah perusahaan yang mampu membaca peluang pasar. Perusahaan

yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan

perusahaan dalam memasarkan produk/jasanya adalah tugas dari fungsi

pemasaran yang baik dalam membaca peluang pasar yang ada dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produk/jasanya.

Oleh karena itu fungsi pemasaran bisa dikatakan sebagai ujung tombak

dari keberhasilan suatu perusahaan.


Manajemen harus meninjau ulang setiap strategi yang digunakan

untuk memasarkan produknya agar tidak tertinggal dari pesaing.

Marketing plan atau rencana pemasaran merupakan strategi-strategi

pemasaran yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan. Marketing plan

dapat disusun melalui hasil analisis pelanggan; pesaing; maupun isu-isu

yang sedang berkembang seperti kondisi ekonomi, teknologi, politik, dan

pasar (Rangkuti, 2012).

3
Perusahaan yang gagal meraih target yang telah ditetapkan tidak

bisa disebut sebagai efisien apalagi efektif. Pencapaian target di sini bisa

dinyatakan sebagai sebuah indeks obyektif dari efektivitas perusahaan.

Artinya begini; tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan untuk mencapai

tingkatan produksi tertentu, kualitas dan tingkat biaya dari produksi itu

sendiri juga perlu dipertimbangkan. Apabila biaya produksi meningkat

karena banyaknya bahan bakar yang digunakan, dan kualitasnya buruk

sehingga kerja tambahan diperlukan, maka pencapaian target tersebut

belumlah menggambarkan efektivitas perusahaan. Dan itu juga tak bisa

disebut sebagai efisien tentu saja (Widiyono&Mukhaer; 2013).


Kelompok bimbingan ibadah haji Ar-Rahmah yang di dirikan pada

14 Januari 1999 dan dipimpin oleh H. Ismaail Umar yang menjadi pemilik

KBIH sampai hari ini. Laba KBIH Ar-Rahmah dari tahun ketahun

menunjukkan tidak terlalu banyak perkembangannya yaitu:

Sumber: KBIH Ar-Rahmah


Tahun Laba Bersih
2013 Rp. 732.048.000
2014 Rp. 765.098.300
2015 Rp. 766.328.700
Keuntungan dari KBIH Ar-Rahma dari tahun ke tahun

menunjukkan laba dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang

besar. Para jemaah yang mengikuti KBIH pun mengatakan bahwa mereka

tidak pernah tahu kalau ada promosi dari pihak KBIH mereka mau

menjadi jemaah KBIH karena tahu dari keluarga mereka. Mungkin dengan

adanya promosi yang lebih mendalam akan menolong KBIH Ar-rahmah

untuk menigkatkan laba guna mensejahterakan pemilik dan karyawan.

4
Oleh karna itu penulis memilih audit manajemen fungsi pemasaran untuk

menilai efektivitas dan evisiensi fungsi pemasaran KBIH untuk menilai

apakah fungsi pemasaran KBIH telah berjalan dengan baik agar dapat

meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan KBIH Ar-Rahmah

Dengan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengambil topik mengenai bidang audit manajemen

khususnya audit manajemen fungsi pemasaran pada industri jasa yang

memiliki karakteristik beda dengan industri lainnya. Dan yang menjadi

objek penelitian peneliti adalah KBIH Ar-Rahmah dalam industri jasa

bimbingan haji dan umroh yang terletak di palembang. Oleh karena itu

penelitian ini berjudul"Audit Manajemen Sebagai Dasar untuk menilai

Efektivitas dan Efisiensi Pada Fungsi Pemasaran (Studi Kasus Pada

KBIH Ar-Rahmah)"

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

dirumuskan permasalahan adalah Bagaimana efektivitas dan efisiensi

fungsi pemasaran pada KBIH Ar-Rahmah Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

5
1. Untuk menilai tentang tingkat Efektivitas dan efisiensi dari metode

dan cara kerja pelaksanaan kegiatan terhadap fungsi pemasaran

pada KBIH Ar-Rahmah Palembang.

2. Untuk memberikan saran terhadap aktivitas pemasaran yang

dilakukan sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai dan

pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien pada KBIH Ar-

Rahmah Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan

pemahaman audit manajemen, khususnya pengelolaan pemasaran.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan informasi tambahan ataupun masukan-masukan yang

membangun terutama untuk meningkatkan fungsi Pemasaran sebagai

rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan sebagai ilmu pengetahuan dan

wawasan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Audit

2.2. Pengertian Audit

Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai audit.

Salah satunya menurut Agoes (2011:4) sebagai berikut:

7
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang

telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan

bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Menurut Alvin A. Arens, et al (2008: 4), auditing adalah pengumpulan

dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menetukan dan melaporkan

derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.

Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah

pengujian yang sistematis dan mahir atas seperangkat laporan keuangan

dari suatu perusahaan beserta dengan semua bukti penting yang

mendukung yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten.

2.2.1. Jenis Audit

Akuntan Publik melaksanakan tiga tipe audit utama : audit atas

laporan keuangan, audit operasional dan audit kepatuhan. Dua

jenis jasa audit yang terakhir sering kali dinamakan sebagai audit

aktivitas, walaupun kedua jenis audit tersebut sangat mirip

dengan jasa assurance dan jasa atestasi.Menurut Bayangkara

(2014:8) jenis audit terditi dari 3 macam, yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan

8
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah

laporan keuangan telah disajikan wajar, sesuai dengan kriteria-

kriteria tertentu.

2. Audit Operasional

Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak

dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-

hari, sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen yang

profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan

operasional perusahaan.

3. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah auditee

(yang diperiksa) telah mengikuti kebijakan, prosedur, dan

peraturan yang telah ditentukan pihak yang otoritasnya lebih

tinggi.

2.3. Pengertian Audit Manajemen

Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan

efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen,

manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus

dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang

yang lebih tinggi. ( Bayangkara, 2014: 2).

Audit manajemen adalah suatu pelaksanaan fungsi pengawasan

yang dilaksanakan untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan tersebut

9
terselenggara berdasarkan berbagai prinsip seperti efisiensi, efektivitas,

produktivitas, koordinasi, fungsionalisasi, dan lain sebagainya. (Sondang

Siagian, 2013: 353).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa audit manajemen merupakan

pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas atas obyek yang

diperiksa dalam perusahaan yang memberikan informasi operasi

perusahaan dengan memberikan rekomendasi kepada manajemen atau

pihak yang memiliki wewenang untuk melakukan perbaikan.

2.3.1. Tujuan Audit Manajemen

Tujuan umum dari pemeriksaan manajemen menurut pandangan

Agoes (2011:175), yaitu:

1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan

berbagai fungsi dalam perusahaan

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin,

dana, harta dan lain sebagainya) yang dimiliki oleh perusahaan

telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan

(objective)yang telah ditetapkan oleh top management.

4. Untuk memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam

penempatan pengendalian intern, sistem pengendalian

manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka

10
meningkatkan efisien, efektivitas,dan ekonomis dari kegiatan

operasi perusahaan.

Menurut Bayangkara (2014: 3), audit manajemen bertujuan

untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang

masih memerlukan perbaikan sehingga dengan adanya

rekomendasi yang diberikan dapat dicapai perbaikan atas

pengelolaan berbagai kegiatan, program, dan aktivitas tersebut.

Audit dititik beratkan pada berbagai objek audit yang diperkiran

dapat diperbaiki, sehingga dapat mencegah kemungkinan

terjadinya kerugian.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa tujuan audit manajemen adalah untuk

mengevaluasi kegiatan, aktivitas dan program yang diidentifikasi

masih memerlukan perbaikan, sehingga dapat mencegah

kemungkinan terjadinya kerugian.

2.3.2. Manfaat Audit Manajemen

Menurut Tunggal, (2003: 14) manfaat dari audit manajemen menurut

adalah :

1. Memberikan informasi operasi yang relevan dan tepat waktu

untuk pengambilan keputusan.

2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-

laporan dan pengendalian.

11
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang

ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan

pemerintah.

4. Mengindentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk

menentukan tindakan preventif yang akan diambil.

5. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya

termasuk memperkecil pemborosan.

6. Menilai efektivitas dalam pencapaian tujuan dan sasaran

perusahaan yang telah ditetapkan.

7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase

operasi perusahaan

2.3.3. Tahapan Audit

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit

manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokan manjadi lima

menurut Bayangkara dalam bukunya yang berjudul Audit

Manajemen Prosedur dan Implementasi (2008:9) yang

menyebutkan lima tahapan audit manajemen, yaitu :

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi

latarbelakang terhadap objek audit yang dilakukan. Di samping itu,

pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai

12
peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang

diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh

untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung

kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor mungkin

menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan

manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan.

Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi efektivitas,

efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian akan menilai

jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-

bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima.

2. Review dan Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian

terhadappengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk

menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung

pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor

dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit

sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi

terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika

dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada

audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini

13
dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan

audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit

sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh)

bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.

3. Audit Terperinci

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup

dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan.

Padatahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk

mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain

dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.

Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini

disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung

kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.

Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang

diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit

dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem

logis yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan

yang dilakukan. Tujuan mengumpulkan buktibukti adalah untuk

mendapatkan dasar faktual dalam menilai kriteria performa yang

sebelumnya diidentifikasi.

4. Pelaporan

Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit

termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang

14
berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak

manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-

pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap

berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam

bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil

audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi).

Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah

dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti. Walaupun laporan

formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen

audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai

contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius

selama survei pendahuluan. Ia harus menyelidiki, menilai dan

melaporkan segera daripada menunggu audit selesai.

5. Tindak Lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan

untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk

melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang

diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan

tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh

karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit

seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak

yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu

rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat

15
berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit

menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan

tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.

2.3.4. Ruang Lingkup dan Unsur Temuan Audit Manajemen

Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan

manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau

dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas

yang dilakukan. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit

manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-bidang

dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih

memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi,

efisiensi, dan efektivitas.

Menurut Bayangkara (2014: 4) terdapat 3 (tiga) elemen pokok

dalam unsur temuan audit :

1. Kriteria (criteria)

Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap

individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan

aktivitasnya.

2. Penyebab (cause)

Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh

setiap individu/kelompok di dalam perusahaan.

3. Akibat (effect)

16
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengankriteria

yang berhubungan dengan penyebab tersebut.

2.3.5. Pengertian Audit Manajemen Fungsi Pemasaran

Menurut Bayangkara (2014:164) Audit manajemen fungsi

pemasaran merupakan pengujian yang komprehensif, sistematis,

independen, dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan

pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis,

untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta

merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja

pemasaran perusahaan.

2.3.6. Pengertian Fungsi Pemasaran

Menurut Widiyono (2013: 54):Fungsi pemasaran adalah proses dari

perencanaan dan pelaksanaan konsep yang telah di tetapkan

sebelumnya, penentuan harga, promosi dan distribusi ide, barang

dan jasa untuk mnghasilkan perubahan yang dapat memuaskan

tujuan individual dan organisasi

Menurut boone dan Kurtz (Widiyono&Mukhaer; 2013: 54) Fungsi

Femasaran adalah proses menemukan keinginan dan kebutuhan

pelanggan dan kemudian menyediakan barang dan jasa yang

memenuhi atau melebihi harapan pelangan.

17
Jadi fungsi pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

bisnis yang terlibat dalam menggerakkan barang dan

jasadari produsen sampai ke tangan konsumen.

Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen pemasaran menurut

Gultinal Dan Gordon (Dadang Sunyotoi; 2014: 4):

Pembelian (Buying)

Ialah fungsi yang mengikuti aktivitas-aktivitas mencari dan

mengumpulkan barang-barang yang di perlukan sebagai

persediaan memenuhi kebutuhan konsumen. Fungsi ini pada

dasarnya merupakan proses atau kegiatan mencari penjual dan

merupakan tibal balik dari kegiatan penjualan (Selling). Untuk

itu maka, sangat perlu dipahami kegiatan apa saja yang dapat

mengakibatkan orang melakukan pembelian.

Penjualan (Selling)

Mencakup aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mencari

calon pembeli produk yang ditawarkan dengan harapan dapat

menguntungkan. Kegiatan penjualan merupakan lawan dari

pembelian. Buying tidak akan terjadi tanpa selling demikian

pun sebaliknya.

Transportasi

Adalah proses pendistribusian atau pemindahan barang dari

suatu tempat ke tempat yang lain.

Penggudangan/ penyimpanan

18
Ialah fungsi penyimpanan produk yang dibeli sebagai

persediaan agar terhindar dari resiko kerusakan maupun resiko

lainnya.

Informasi Pasar

Poin ini merupakan fungsi pemasaran yang luas dan penting,

karena fungsi ini memberikan informasi tentang

situasi perdagangan pada umumnya yang berhubungan dengan

produk, harga yang inginkan konsumen dan situasi pasar

secara menyeluruh.

2.3.7. Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran

Menurut Bayangkara (2014:164) Tujuan utama dari audit

pemasaran adalah untuk mengidentifikas ancaman-ancaman

pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan

perbaikan yang diperlukan untuk mengeleminasi ancaman

tersebut. Sementara manfaat yang diperoleh dari audit ini, hasil

audit dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja

pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi

dalam pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan

perbaikan. Rekomendasi yang diberikan auditor dapat menjadi

alternatif solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga perbaikan-

perbaikan yang diperlukan segera dapat dilakukan.

2.4 Pengertian Efektivitas dan Efisiensi

19
2.4.1 Pengertian Efektivitas

Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja

Sektor Publik mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: Efekivitas

merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar

kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka

semakin efektif organisasi, program atau kegiatan (Mahmudi,

2007:92). Pernyataan ini berfokus pada outcome (hasil), program,

atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan

dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending

wisely.

Gambar 1.

Efektivitas = OUTCOME
OUTPUT

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung

pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara

hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Pengertian menurut Susanto,Efektivitas merupakan daya pesan

untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk

mempengaruhi(Susanto, 2009:156). Menurut pengertian Susanto

diatas, efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan

20
tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara

matang agar hasil yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.

Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target dapat tercapai(Sedarmayanti,

2008:61). Pendapat tersebut menyatakan bahwa efektivitas

merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh

target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh lembaga atau

organisasi dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting peranannya di

dalam setiap lembaga atau organisasi dan berguna untuk melihat

perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu lembaga atau

organisasi itu sendiri. Setiap organisasi atau lembaga di dalam

kegiatannya menginginkan adanya pencapaian tujuan. Tujuan dari

suatu lembaga akan tercapai segala kegiatannya dengan berjalan

efektif akan dapat dilaksanakan apabila didukung oleh faktor-faktor

pendukung efektivitas.

Pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam

bukunya Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia yang

mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: Effectivennes, on the

other hand, is the ability to choose appropriate objectives. An

effective manager is one who selects the right things to get done.

(Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih

sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang

memilih kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir, 2006:166).

21
Memperhatikan pendapat di atas, bahwa konsep efektivitas

merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya

dalam mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar

ilmu yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah

pencapaian tujuan. Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata

efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara

efisien belum tentu efektif.

Berdasarkan dengan gambar di atas, maka efektivitas adalah

menggambarkan antara input, proses dan output. Mengacu pada hasil

guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang

menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu)

telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya

2.4.2 Pengertian Efisiensi

Konsep efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir

dari konsep ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai

efisiensi dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang dan latar

belakang. Pada umumnya, efisiensi dapat diarahkan kepada sebuah

konsep tentang pencapaian suatu hasil dengan penggunaan sumber

daya secara optimal. Di dalam Adiwarman A. Karim (2011:254),

dibahasakan bahwa Efficient is doing the things right, yang berarti

bahwa melakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk

mendapatkan hasil yang optimal. Di dalam teori ekonomi, ada dua

22
konsep umum mengenai efisiensi, yakni efisiensi yang ditinjau dari

konsep ekonomi (economic concept) dan efisiensi yang ditinjau dari

konsep produksi (production concept).

Efisiensi yang ditinjau dengan konsep ekonomi mempunyai

cakupan lebih luas yang ditinjau dari segi makro, sementara itu

efisiensi dari sudut pandang produksi melihat dari sudut pandang

mikro. Efisiensi dalam konsep produksi terbatas pada melihat

hubungan teknis dan operasional dalam suatu proses produksi, yaitu

konversi input menjadi output. (Walter, 2010: 53)

Gambar 2.

EFISIEN = INPUT
OUTPUT

Efisiensi terjadi karena adanya suatu kegiatan atau usaha yang

dinilai oleh perusahaan/lembaga telah banyak

menghabiskan resources namun manfaat yang dirasakan oleh

perusahaan sangatlah kecil, maka perusahaa/lembaga tersebut

melakukan peninjauan kembali semua aspek yang ikut serta dalam

kegiatan/usaha tersebut ditutup kemudian diganti dengan

kegiatan/usaha yang lain oleh perusahaan sehingga memberi manfaat

yang besar bagi perusahaan.

Menurut Kamus Lengkap Ekonomi (2013:149) Bahwa:

Efisiensi adalah Rasio atau perbandingan usaha atau kerja yang

23
berhasil, dan seluruh kerja atau pengorbanan yang dikerahkan untuk

mencapai hasil tersebut dengan kata lain, rasio antara input dan

output. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Efisiensi

merupakan sebuah metode perbandingan antara usaha yang

dilakukan dengan hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan

dalam melakukan kegiatan.

Sebuah sistem ekonomi yang efisien dapat memberi lebih

banyak barang dan jasa bagi masyarakat tanpa menggunakan lebih

banyak sumber daya. Dalam ekonomi pasar secara umum diyakini

akan lebih efisien dibandingkan dengan alternatif lainnya oleh

karena itu bagi yang menyatakan bahwa setiap pasar

berkeseimbangan sempurna berdasarkan kompetitif adalah efisien

(tetapi hanya ada bila tidak teradi ketidaksempurnaan pasar).

2.5. Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian

1 Arpit R. The Marketing Audit 2015 Makalah ini mengkaji praktik audit

Loya and Organizational pemasaran dalam organisasi dan

Performance dampaknya terhadap kinerja bisnis .

Profiling: An Namun hasilnya tidak menunjukkan

Empirical Study apapun hubungan yang signifikan

ofIndian Companies dalam perubahan pangsa pasar dan

kinerja keuangan secara keseluruhan

24
2 Tareq The Impact of 2016 Hasil dari penelitian ini adalah

Hashem Corporate mengaktifkan peran fungsi audit

Governance on the pemasaran di Jordanian Industrial

Quality of Public Shareholding Companies

Marketing Audit in melalui mempertimbangkan kembali

Jordanian Industrial posisinya dalam struktur organisasi,

Public Shareholding untuk fokus pada transparansi

Companies laporan pengungkapan keuangan,

dan untuk menawarkan kursus

pelatihan lebih dalam audit

pemasaran diarahkan untuk

pemasaran manajer di sektor

industri.
3 Mehdi The Marketing Audit 2002 Hasilnya menunjukkan bahwa

Taghian and Business sekitar 48 persen dari responden

Performance: An telah menggunakan audit

Empirical Study of pemasaran, dengan 75 persen

Large Australian menggunakan metode self-audit.

Companies persepsi responden adalah bahwa

pelaksanaan rekomendasi dari audit

pemasaran telah menyumbangkan

sebagian besar antara satu persen

dan 10 persen untuk kinerja

organisasi mereka.

25
Persamaan dari penelitian ini adalah metode yang digunakan yaitu dengan

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan teknik

analisis data yang digunakan dalam kedua penelitian ini adalah

menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Adapun perbedaannya

adalah ruang lingkup penelitian dan objek penelitian penelitian ini yaitu

dilakukan di KBIH Ar-Rahmah.

2.6. Kerangka Pemikiran

Seiring berkembangnya persaingan di dunia usaha dari waktu ke waktu

yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan perbaikan dan

peningkatan agar perusahaan dapat bertahan dari berbagai ancaman. Salah

satu faktor penting pada KBIH Ar-Rahmahyang bergerak di bidang Jasa

Bimbingan Haji dan Umroh adalah faktor pemasaran. Melalui kegiatan

pemasaran inilah perusahaan mendapatkan penghasilan, oleh karena faktor

pemasaran ini menjadi fokus penting di perusahaan.

Audit atas fungsi pemasaran perlu dilakukan untuk menilai

kebijakan dan prosedur yang telah dijalankan manajemen pemasaran

apakah telah dilakukan secara efektif dan efisien dalam mengalami masalah-

masalah yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran. Dengan adanya proses

audit pada manajemen pemasaran diharapkan dapat membantu memberikan

masukan kepada manajemen dan membantu mengembangkan fungsi

pemasaran secara optimal. Langkah- langkah audit yang dilakukan penulis

adalah sebagai berikut :

26
1. Audit pendahuluan

Melakukan observasi ke KBIH Ar-Rahmah untuk mengetahui latar

belakang perusahaan dan mengidentifikasi masalah untuk menetapkan

tujuan audit sementara yaitu : kriteria, penyebab dan akibat.

2. Review dan Pengujian Manajemen atas program-program pemasaran

Mempelajari dan menganalisa kembali bukti yang telah diperoleh

untuk menentukan apakah tujuan audit sementara dapat dilanjutkan

menjadi tujuan audit yang sesungguya. Dalam hal ini auditor lebih

memahami bukti-bukti yang ada terutama yang berkaitan dengan

fungsi pemasaran perusahaan. Kemudian melaksanakan pengujian atas

fungsi pemasaran yang menjadi lingkup audit.

3. Audit Lanjutan

Dari temuan audit yang diperoleh, auditor mengelompokkan menjadi

4 bagian, yaitu :

a. Kondisi adalah hasil aktual yang ditentukan auditor

selamamelakukan observasi di KBIH Ar-Rahmah.

b. Kriteria adalah standar, aturan, atau norma yang ada

diperusahaan, auditor harus menetapkan kriteria atas

fungsipemasaran yang ada di KBIH Ar-Rahmah.

c. Penyebab adalah tindakan riil dari pihak yang berwenang

dalammenangani fungsi pemasaran yang menyebabkan

terjadinya kondisi tersebut. Dalam hal ini auditor menentukan

27
penyebab ataspermasalahan di fungsi pemasaran pada KBIH

Ar-Rahmah.

d. Akibat adalah yang harus dipertanggungjawabkan karena

terjadinya perbedaan riil dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Akibat bisa berupa keuangan dan non-keuangan. Auditor harus

menyimpulkan akibat yang muncul atas perbedaan yang

terjadipada fungsi pemasaran di PT KBIH Ar-Rahmah.

4. Pelaporan

Laporan hasil audit harus disajikan dalam bahasa yang mudah

dipahami, laporan audit harus memuat tentang kondisi, situasi dari

berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil dari

wawancara/pengamatan mengenai masalah yang diteliti. Laporan audit

disajikan dengan format sebagai berikut :

a. Informasi latar belakang

Menyajikan gambaran umum fungsi pemasaran perusahaanyang

diaudit, tujuan, serta strategi penyampaiannya.

b. Kesimpulan audit dan ringkasan temuan audit

Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan.

c. Rumusan rekomendasi

Menyajikan rekomendasi sebagai alternatifsolusimengatasi

kekurangan yang masih terjadi. Rekomendasi ini harus didukung

hasil analisis dan menjelaskan manfaat yang akandiperoleh jika

rekomendasi ini diterapkan.

28
5. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang diajukan merupakan alternatif untuk meningkatkan

berbagai kelemahan yang ada di perusahaan, tindak lanjut berupa

komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih

baik dari sebelumnya.

Kerangka Kerja Audit Manajemen

KRITERIA

EVA
LU
AS I

KONDISI
GAP PENYEBAB
HASIL AKTUAL
PELAKSANAAN PELAKSANAAN
PROGRAM PROGRAM/AKTI
VITAS
AKIBAT

29
KEUANGAN

NON
KEUANGAN

REKOMENDASI

TIDAK LANJUT

Gambar 3. Kerangka Kerja Audit Manajemen

Sumber: Bayangkara (2014:6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkungan Pemasaran
Lingkungan pemasaran (marketing environment) terdiri atas para

pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar perusahaan yang

memengaruhi kemampuan pemasaran perusahaan untuk

mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang berhasil

dengan konsumen sasarannya.


2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan keputusan

tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran

30
dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan

kondisi persaingan.
3. Sistem Pemasaran
Sistem informasi pemsaran adalah orang, peralatan, dan prosedur

untuk mengumpulkan, memilah, menganalisa, mengevaluasi, dan

tepat waktu. Sistem informasi pemasaran (SIP) berawal dan

berakhir pada manajer pemsaran. Pertama sistem informasi

pemasaran berinteraksi engan manajer pemsaran untuk menilai

kebutuhan informasi oleh manajer pemsaran, selanjutnya Sistem

informasi ini mengembangkan informasi yang dibutuhkan dari

berbagai sumber informasi (catatan internal, intelijen pemasaran,

dan riset pemasaran).


4. Organisasi Pemasaran

Organisasi pemasaran adalah organisai yang memahami kebutuhan

dan keinginan para pembeli, dan secara efektif mampu

mengkombinasikan serta mengarahkan keterampilan dan sumber

daya ke semua bagian organisasi dalam rangka memberikan

kepuasan maksimal kepada konsumennya.

5. Fungsi Pemasaran
Merupakan pengujian yang sistematis dan terdokumentasi terhadap

bagaimana perusahaan menetukan bauran pemasarannya dan apakah

bauran pemsaran tersebut, secara efektif dapat mencapai tujuan

pemasaran dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Fungsi

pemasran melibatkan kebijakan penting dalam bauran pemasaran

untuk mencapai tujuan pemasaran. Kebijakan tersebut meliputi: a.

31
Kebijakan Produk, b. Kebijakan Harga, c. Kebijakan Promosi, dan

d. Kebijakan Saluran Distribusi.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

pendekatan studi kasus, yaitu penelitian mengenai Audit Manajemen

Sebagai Dasar untuk menilai Efektivitas dan Efisiensi Pada Fungsi

Pemasaran (Studi Kasus Pada KBIH Ar-Rahmah)

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KBIH Ar-Rahmah yang terletak di Komplek

RM. Sri Melayu Jl. Demang Lebar Daun No. 1 Palembang Sumatra

Selatan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti

secara langsung dapat melalui wawancara, dan observasi. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, dapat

melalui data dokumentasi atau buku-buku. Dalam penelitian ini data

sekunder yang digunakan berupa dokumen sejarah berdirinya

perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

pembagian tugas, kebijakan-kebijakan perusahaan, dan data-data

mengenai pelaksanaan fungsi Pemasaran

3.5 Teknik Pengumpulan Data

32
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Survei
Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode

survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek

penelitian. Sebelum melakukan wawancara kepada manajer bagian

pemasaran, peneliti menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan

wawancara.
2. Metode Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung di lapangan. Pengumpulan data yang

dilakukan dalam observasi diperoleh melalui pengamatan langsung

peneliti terhadap fenomena yang diteliti dan dicatat tanpa

melakukan komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

Metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci

mengenai perilaku, benda, atau kejadian yang sistematik. Observasi

dilakukan pada ruang lingkup yang menjadi sasaran audit

manajemen pemasaran yaitu lingkungan pemasaran, strategi

pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran, produktivitas

pemasaran, dan fungsi pemasaran


3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data berupa pengumpulan

dokumen-dokumen yang diperlukan dari perusahaan seperti, visi

misi perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi

perusahaan, dokumen terkait fungsi pemasaran, serta catatan-

catatan perusahaan.
4. Studi Pustaka

33
Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari literatur-

literatur yang berhubungan dengan pembahasan.

3.6 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang dipakai penulis dalam penelitian ini yaitu

teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik ini dilakukan dengan

membandingkan data dan informasi yang ada mengenai kenyataan yang

ada di lapangan dengan ketentuan yang seharusnya dilakukan.

Kemudian penulis menganalisa objek penelitian dengan cara membahas

berdasarkan teori yang tepat atas data-data yang diperoleh dalam rangka

memperoleh pengetahuan mengenai audit manajemen pemasaran pada

perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya dari hasil penelitian ini

menghasilkan kesimpulan dan saran yang dapat ditindaklanjuti oleh

perusahaan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.2011. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

A.Karim, Adiwarman. 2011. BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan,


edisi ketiga, Jakarta :Rajagrafindo Persada

Amin Widjaja Tunggal. (2000). Management Audit Suatu Pengantar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arens, Alvin A. et al. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan


Terintegrasi, Jilid Satu. Edisi 12, diterjemahkan oleh Herman
Wibowo. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bayangkara, IBK. (2014). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi,


Edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Hashem, Tareq (2016). The Impact of Corporate Governance on the


Quality of Marketing Audit in Jordanian Industrial Public
Shareholding Companies. International Journal of Business
Administration,Vol.7, No.2

Mahmui. (2007). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Jakarta: UPP STIM


YKPN

Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta :PT.


Bumi Aksara
Nicholson, Walter. 2010. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya.
Edisi kedelapan. Penerjemah Bayu Mahendra dan Abdul Aziz.
Erlangga : Jakarta

Pass, Cristopher, dkk. (2013). Coolin Kamus Lengkap Ekonomi. Edisi


Ketiga. Jakarta: PT. Erlangga.

R. Loya, Arpit (2015). The Marketing Audit and Organizational


Performance Profiling: An Empirical Study of Indian

35
Companies. International Journal of Research in Finance &
Marketing,Vol.5, No.12

Rangkuti, Freddy. 2012. Creating Effective Marketing Plan,


TeknikMembuat Rencana Pemasaran Berdasarkan Customer
Values dan Analisis Kasus.Edisi 2. Jakarta: Gramedia.

Sedarmayanti.(2008). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja.


Bandung:Ilham Jaya

Siagian, Sondang P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Bumi Aksara.

Susanto, Astrid S. (2009). Pendapat Umum.Bandung:Bina Cipta.


Tanghian, Mehdi (2002). The Marketing Audit and Business
Performance: An Empirical Study of Large Australian
Companies. Deankin University,Vol.1, No.1

Widiyono & Mukhaer Pakkanna. 2013. Pengantar Bisnis ResponTerhadap


Dinamika Global, Edisi 2, Jakarta. Mitra Wacana Media.Sunyoto,
Danang. 2014. Strategi Pemasaran.Jakarta.

36

You might also like