Professional Documents
Culture Documents
1.2 Tujuan
Praktikan mampu melaksanakan dan mengetahui hasil dari analisa air contoh uji secara
kualitatif.
Untuk memenuhi kebutuhan air proses pada bagian finishing umumnya digunakan air
dari sumber alam. Air dari sumber alam terdiri dari:
1. Air Hujan
Yaitu semua air yang berasal langsung dari atmosfer.
Merupakan air hujan yang telah berkumpul dalam danaudanau atau sungaisungai.
Merupakan air yang telah meresap kedalam lapisan sub soil dan terkumpul dalam
sumur dangkal.
Air air dari sumber alam ini mengandung zatzat yang beraneka ragam jenis baik
jumlah ionion maupun kotorankotoran yang terkandung didalamnya, tergantung dari
sumbernya. Untuk keperluan proses pada bagian finishing, air yang digunakan memerlukan
persyaratan tertentu karena adanya ionion dan kotoran tertentu yang dapat mempengaruhi
hasil proses.
3. Alkalinitas
Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat
dan sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan
menyebabkan karatkarat pada pipa sehingga pada saat proses berlangsung, karat-
karat tadi akan terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas terlalu
rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada
dinding pipa dan dinding ketel uap sehingga tekanan menjadi lebih tinggi.
4. Besi (Fe)
Garam garam besi berpengaruh pada beberapa proses industri tekstil, pada
proses pemasakan dan pengelantangan, garamgaram besi selain dapat menyebabkan
noda noda-noda kuning coklat yang mengotori pada bahan tekstil juga dapat
memperbesar kerusakan bahan selulosa, karena logamlogam berat berfungsi sebagai
katalis dalam penguraian zat pengelantang.Senyawa besi juga dapat bereaksi dengan
RIZKI PURWANING WULAN
beberapa jenis zat warna, sehingga dalam proses pencelupan menghasilkan warna
celupan yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki.
5. Silikat (Si)
Adanya silikat didalam air alami umumnya disebabkan adanya degradasi dari
batuan yang mengandung silikon. Hasil degradasi silikat tersebut berbentuk partikel-
partikel yang tersuspensi dalam koloidal. Pada umumnya kandungan silikat dalam air
berkisar 1-30 mg per liter. Dalam industri, adanya silikat sebaiknya dihindari karena
silikat ini sangat sukar dihilangkan terutama bila berbentuk endapan silikat dalam pipa-
pipa besi dari ketel uap yang bertekanan tinggi.
6. Klorida (Cl)
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan
yang terbuat dari besi, karena klorida bersifat korosif. Kandungan klorida di alam
berkisar kurang dari 1 mg/L hingga beberapa ribu mg/L didalam air laut. Air buangan
industri sebagian besar menaikkan kadar klorida air termasuk manusia dan hewan yang
membuang kotoran dimana umumnya memiliki kandungan klorida dan nitrogen yang
cukup tinggi.
7. Zat Organik
Adanya zat organik didalam air akan menyebabkan terjadinya bau dan warna
yang tidak dikehendaki dalam air proses. Zat organik dapat ditunjukkan dengan oksidasi
menggunakan kalium permanganat. Kalium permanganat ini akan mengoksidasi zat
organik, hal tersebut ditunjukkan dengan hilangnya warna ungu dari kalium
permanganat
Reaksi reaksi :
Pengujian Silikat :
Pengujian Klorida:
Pengujian Fe
Pengujian SO42-
Pengujian Ca2+
Adanya zat zat organic akan mereduksi ion Mn7+ menjadi io Mn2+ yang tidak
berwarna
Pengujian Mg
Pengujian Al
Klorida di dalam air biasanya terdapat sebagai NaCl mungkin berasal dari limbah-
limbah atau dari lapisan-lapisan yang melapisi air. Jika NaCl terdapat dalam jumlah tertentu,
RIZKI PURWANING WULAN
hal ini berguna bagi pembasahan pada finishing. Kadar klorida di dalam air proses tekstil
dibatasi oleh standar karena klorida bersifat korosif.
Ada dua cara penentuan kadar klorida dalam air, yaitu cara Argentometri dan
Merkurimetri. Cara yang paling sering digunakan yaitu cara Argentometri yang dikenal dengan
cara Mohr. Pada metoda Mohr, klorida diendapkan oleh AgNO3 membentuk endapan AgCl
yang berwarna putih. AgCl yang terbentuk akan setara (equivalent) engan kandungan klorida
di dalam air.
Kalium Kromat digunakan sebagai indicator, semua AgCl akan terbentuk lebih dulu
sebelum endapan Ag-Kromat yang berwarna merah terbentuk. Kondisi titrasi harus
diusahakan dalam suasana netral sampai basa dengan pH antara 7-10. Jika dilakukan dalam
suasana asam maka konstanta ionisasi asam kromat kecil, sehingga kromat bereaksi dengan
hidrogen.
Metode ini dapat digunakan untuk konsentrasi klorida sampai 2000 mg/L, untuk
konsentrasi yang lebih tinggi sebaiknya dilakukan pengenceran.
Reaksi
III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan:
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Penjepit tabung reaksi
d. Penangas air
d. Uji Sulfat
Memasukkan 2 mL air contoh uji dalam tabung reaksi.
Menambahkan 5 tetes HCl 4N.
Menambahkan 5 tetes BaCl2 0,5N.
Jika terjadi kekeruhan (endapan) putih berarti contoh uji mengandung sulfat.
h. Mangan (Mn2+)
Masukkan 2 mL air contoh kedalam tabung reaksi
Tambahkan 2-3 tetes H2SO4 4 N)
Tambahkan sedikit KIO4 padat (bubuk), kemudian panaskan
Jika warna air berubah menjadi violet maka air contoh uji mengandung Mangan.
IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan uji kualitatif dimana hanya mengecek
kandungan dari suatu sampel, dan sampel yang diuji adalah air berwarna sedikit kekuningan
dan ada sedikit endapan yang terlihat secara kasat mata praktikan. Setelah diuji kualitiatif
ternyata yang terkandung dalam sampel air tersebut adalah Calsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+),
Fero (Fe2+), Feri (Fe3+), Aluminium (Al3+), Silikat (Si), Klorida (Cl) & Sulfat, Sisanya tidak
terdeteksi, ada juga terdeteksi namun pada saat uji penentuan tidak terdeteksi sehingga diambil
kesimpulan tidak terdeteksi.
Hal yang perlu dicermati adalah tidak terdeteksinya kandungan zat organik dalam sampel
air ini. Ini menjadi sedikit ganjil karena dari literature yang ada, air di daerah tropis pasti ada
kandungan zat organiknya walaupun kadarnya hanya sedikit. Akan tetapi dari pengujian zat
organik penentuan tidak terdeteksi. Praktikan mengasumsikan bahwa kadar zat organiknya
hanya sedikit, sehingga perlu beberapa kali pengujian untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Warna air sampel terlihat kekuningan, walaupun tidak sekuning sampel-sampel air yang
lainnya. Warna kuning pada air juga adalah salah satu indikator yang menandakan bahwa air
tersebut mengandung besi didalamnya. Setelah dilakukan pengujian ternyata memang benar
Jika dalam air ini mengandung kadar besi yang cukup tinggi dan digunakan sebagai air proses
tekstil tentu akan menganggu bahkan tidak cocok. Air tersebut akan menghambat terutama
pada proses pemasakan dan pengelantangan. Noda-noda kuning kecoklatan yang ditimbulkan
oleh besi akan mengotori pada bahan tekstil juga dapat memperbesar kerusakan bahan
selulosa, karena logamlogam berat berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat
pengelantang. Senyawa besi juga dapat bereaksi dengan beberapa jenis zat warna, sehingga
dalam proses pencelupan menghasilkan warna celupan yang tidak sesuai dengan yang
dikehendaki.
Kemudian yang tidak terdeteksi lagi adalah Mangan, asumsi praktikan adalah kadarnya
sedikit. Ini juga bisa dikuatkan dengan sampel air yang mempunyai endapan relative sedikit
dibanding dengan sampel air lainnya. Karena endapan dalam air disebabkan oleh partikel yang
tersuspensi, baik berasal dari bahan organik maupun anorganik misalnya kotoran tumbuhan,
lumpur dan sebagainya.
Selain dari yang tidak terdeteksi, yang terdeteksi seperti Klorida (Cl), jika terlalu tinggi
akan merusak peralatan yang terbuat dari besi, Karena Klorida (Cl) bersifat korosif. Di alam
Klorida (Cl) kandunganya berkisar kurang dari 1 mg/L. Untuk sampel air ini sementara belum
RIZKI PURWANING WULAN
diketahui berapa kandungannya. Tapi akan dilakukan pengujian kuantitatif kadar klorida di
pengujian berikutnya.
V. KESIMPULAN
Secara kualitatif sampel air atas nama Rizki Purwaning Wulan 12050010 mengandung
Calsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+), Fero (Fe2+), Feri (Fe3+), Aluminium (Al3+), Silikat (Si), Klorida
(Cl) dan Sulfat.