Professional Documents
Culture Documents
mengharuskan anak untuk tinggal di Rumah Sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orangtua dapat mengalami
berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukan dengan pengalaman yang sangat
traumatic dan penuh dengan stress.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa orangtua mengalami kecemasan yang tinggi saat
perawatan anaknya di Rumah Sakit, walaupun beberapa orangtua juga dilaporkan tidak
mengalaminya karena perawatan anak dirasakan dapat mengatasi permasalahan.
KONSEP HOSPITALISASI
A. PENGERTIAN
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi
atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan
ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang
mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah.
Stressor yang mempengaruhi permasalahan di atas timbul sebagai akibat dari dampak
perpisahan, kehilangan kontrol ( pembatasan aktivitas ), perlukaan tubuh dan nyeri, dimana
stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan karena anak belum mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru dengan segala rutinitas dan ketidakadekuatan mekanisme koping untuk
menyelesaikan masalah sehingga timbul prilaku maladaptifdari anak.
Untuk mengurangi dampak rawat nginap di rumah sakit, peran perawat sangat
berpengaruh dalam mengurangi ketegangan anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengurangi dampak stress hospitalisasi antara lain :
Untuk dapat mengambil sikap sesuai dengan peran perawat dalam usahanya meminimalkan
stress akibat hospitalisasi, perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang stress hospitalisasi,
karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat tergantung dari pemahaman dan kesadaran
mengenai makna yang terkandung dalam konsep-konsep keperawatan serta harus memiliki
pengetahuan , sikap dan keterampilan dalam menjalankan tugas sesuai dengan perannya. Untuk
itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat
dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah
- cemas
- marah
- sedih
- Takut
- rasa bersalah
- Perasaan itu timbul karena menghadapi sesuatu yg baru dan belum pernah
dialami
Apabila anak stress selama dalam perawatan,orang tua menjadi sress pula, dan streess orang
tua akan membuat tingkat stress anak semakin miningkat. Sehingga asuhan kep tidak bisa hanya
berfokus pada anak , tetapi juga pada orangtuanya.
Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan
anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan
koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena
perpisahan,kehilangan,
perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.
2.Isolasi
Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama berpengaruh pada anak
dibawah usia 12 tahun
Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, pakaian isolasi, sarung
tangan, penutup kepala ) dan keluarga yang tidak dapat bebas berkunjung.
a. pengertian
Pada usia 6 bulan akan memperlihatkan Separation Anxiety dimana bayi menenagis
keras jika ditinggal ibunya. Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidak menyenangkan,
pergerakan tubuh yg berlebihan dan menangis kuat.
Hal ini terjadi karena ada persepsi yang salah tentang prosedur dan pengobatan serta aktivitas di
rumah sakit, misalnya karena diikat/restrain tangan, kaki yang membuat anak kehilangan
mobilitas dan menimbulkan stress pada anak
Berdasarkan theory psychodynamic, sensasi yang berarti bagi infant adalah berada di
sekitar mulut dan genitalnya. Hal ini diperjelas apabila infant cemas karena perpisahan,
kehilangan control, gangguan body image dan nyeri infant biasanya menghisap jari, botol.
Reaksi emosional ditunjukan dengan menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang
sehat dalam mengatasi stress karena hospitalisasi. Pada usia 6 bulan akan
memperlihatkan Separation Anxiety dimana bayi menenagis keras jika ditinggal ibunya.
Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidak menyenangkan, pergerakan tubuh yg
berlebihan dan menangis kuat.
b.Separation /perpisahan
-anak takut dan cemas berpisah dengan orang tua
-anak sering mimpi buruk
b.Separation /Perpisahan
Dengan semakin meningkatnya usia anak, anak mulai memahami mengapa perpisahan terjadi.
Anak mulai mentolerir perpisahan dengan orang tua yang berlangsunng lama.
Perpisahan dengan teman sekolah dan guru merupakan hal yang berarti bagi anak sehingga dapat
mengakibatkan anak menjadi cemas.
c.Kehilangan Fungsi Dan Kontrol
Bagi anak usia pertengahan ancaman akan harga diri mereka sehingga sering membuat anak
frustasi, marah dan depresi.
Dengan adanya kehilangan fungsi dan control anak merasa bahwa inisiatif mereka terhambat.
b.Separation / Perpisahan
Perpisahan dengan orang tua buakan merupakan suatu masalah
Perpisahan dengan teman sebaya / peer group dapat mengakibatkan stress
Anak takut kehilangan status hubungan dengan teman
b.Separation / Perpisahan
Anak remaja sangat dipengaruhi oleh peer groupnya, jika mereka sakit akan menimbulkan stress
akan perpisahan dengan teman sebayanya.
Anak juga kadang menghinda dan mencoba membatasi kontak dengan peer groupnya jika mereka
mengalami kecacatan.
d. Cara mengatasi masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan hospitalisasi anak
Libatkan orang tua dalam mengatasi stress anak dan pelaksanaan asuhan keperawatan
Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan anak dan keluarga.
Kurangi batasan-batasan yang diberikan pada anak
Beri dukungan pada anak dan keluarga
Beri informasi yang adekuat.
1. Reaksi ortu :
Perasaan cemas dan takut : perasaan tersebut muncul pada saat ortu melihat anak
mendapat prosedur menyakitkan ( Perawat harus bijaksana dan bersikap pada anak
dan ortu).
Cemas yang paling tinggi dirasakan ortu pada saat menunggu informasi ttg
diagnosis penyakit anaknya.
Rasa takut muncul pada ortu terutama akibat takut kehilangan anak pada
kondisi sakit terminal.
prilaku yang sering ditunjukkan ortu : sering bertanya ttg hal yang sama secara
berulang pada org berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, dan bahkan marah.
2. Perasaan Sedih : Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal dan ortu mengetahui
bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh.
3. Perasaan frustasi : Muncul pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan
dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis.
Marah
Cemburu
- Modifikasi ruang perawatan dgn membuat situasi ruang perawatyan seperti dirumah.
- Memberi kesempatan pada anak mengambil keputusan, tidak bergantung pada orla dan
percaya diri.
- Beri kesempatan pada anak untuk saling mengenal dan membagi pengalaman.
- Berikan dukungan kepada keluarga utk mau tinggal dgn anak di RS.
- Beri dukungan kepada keluarga untuk menerima kondisi anaknya dgn nilai-nilai yg
diyakininya.
- Pada tahap sebelum masuk di RS dilakukan : a. Siapkan ruang rawat sesuai dgn
tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn peralatan yg diperlukan,
- b. Apabila anak harus dirawat secara berencana, 1-2 hari sebelum dirawat
diorientasikan dgn situasi RS dgn bentuk miniatur bangunan RS.
b. Orientasikan anak dan ortu pada ruang rawat yang ada beserta fasilitas yang dapat
digunakan.
g.Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dgn yang programkan.
b. Saat masuk
Kenalkan tim pada anak dan keluarga
Orientasi ruangan/ fasilitas
Kenalkan anak dan keluarga dg teman sekamar
Berikan gelang identitas
Jelaskan peraturan RS dan jadualnya
Ukur VS, TB dan BB
Lakukan pemeriksaan lab
Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik
Stressor di icu
Untuk anak dan keluarga
Stresor fisik
nyeri dan rasa tidak nyaman
imobilisasi
kurang tidur
Tidak mampu makan minum
Perubahan kebiasaan eliminasi
f. Stresor Lingkungan
Lingk. asing
Bunyi yang asing
Orang asing
Bau asing dan tidak enak
Cahaya yg terus menerus
aktivitas ke pasien lain
kesiagaan petugas
g. Stresor Psikologis
kurangnya privacy
Tidak mampu berkomunikasi
Tidak cukup tahu dan paham tentang situasi
Penyakit yg berat
Perilaku ortu
h. Stresor Sosial
Hub. yg terputus
peduli thd sekolah atau pek
Gangguan/ kurang bermain
KONSEP HOSPITALISASI
1.Pengertian
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau daruarat,
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah. Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu
cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000:128).
2.Stresor Pada Anak Yang Dirawat Di Rumah Sakit
a.Cemas karena perpisahan.
Hubungan anak dengan ibu adalah sangat dekat, akibat perpisahan dengan ibu akan
menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan orang yang terdekat bagi dirinya dan akan
lingkungan yang dikenal olehnya. Sehingga pada khirnya akan menimbulkan perasaan tidak
aman dan rasa cemas.
Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi menjdai dalam 3 tahap yaitu :
1).Tahap protes (Phase of protest)
Tahap ini dimanifetasikan dengan menangis kuat, menjerit, dan memanggil ibunya atau
menggunakan tingkah laku agresif seperti mencoba untuk membuat orang tuanya tetap tinggal
dan menolak perhatian orang lain.
Atraumatic care
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya anak sekaligus yang melelahkan bagi orangtua.
Banyak hal perlu diketahui orangtua selama masa perkembangan ini. Tingkah laku anak amat
beragam, seperti berperilaku agresif,menarik rambut,banyak kemauan, berbohong, dan tindakan
lain. Apabila orangtua salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi si anak dalam
perkembangan selanjutnya. Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu
membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan yang dapat
menghiburnya.
Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi pada anak.
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik
maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Atraumatic care bukan suatu
bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan perhatian pada apa, siapa, dimana,
mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengantujuan mencegah dan mengurangi
stres fisik maupun psikologis. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak. Sekarang banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika orang tua
tidak selektif dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang memahami fungsinya
maka alat permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan berfungsi secara efektif. Alat-alat
permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat
merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitmu aktifitas bermain tetap
perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Apakah anak mampu bermain
atau tidak dan jangan sampai anak bertambah parah sakitnya akibat bermain yang berlebihan.
Bukan tidak memperbolehkan namun membatasi. Terapi bermain di rumah sakit sebaiknya
dilakukan diruangan yang terdapat banyak alat-alat bermain. Hal tersebut juga harus disesuaikan
jenis kelamin dan usia anak. Terapi bermain ini bertujuan untuk mempraktekkan dan melatih
keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu
aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan keterampilan koqnitif dan afektif. Tidak
hanya itu terapi bermain di rumah sakit juga dapat menghilangkan kejenuhan anak selama
dirawat dirumah sakit
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Atraumatik Care
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari Atraumatik Care
3. Untuk mengetahui dampak dari Atraumatik Care
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Atraumatic care adalah asuhan keperawatanj yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi pada anak.
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik
maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Atraumatic care bukan suatu
bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan perhatian pada apa, siapa, dimana,
mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengantujuan mencegah dan mengurangi
stres fisik maupun psikologis.
Sedangkan Hospitalisasi adalah Suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali kerumah.
Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan yang
asing,lingkunganya yang asing,orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi akan
menunjukkan rasa cemas.Rasa cemas pada orang tua akan membuat stress anak
meningkat.Dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga
pada orang tuanya
D. Permainan therapeutik
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode
bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-
anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan
emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan
juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka
mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup
untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Macam macam bermain :
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat
oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan
ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila
terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
E. Intervensi Keperawatan
Fokus intervensi keperawatan adalah
- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
1. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress
Dapat dilakukan dengan cara :
Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
Mencegah perasaan kehilangan kontrol
Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
2. Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
Modifikasi ruang perawatan
Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
Surat menyurat, bertemu teman sekolah
3. Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan
kegiatan
4. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa
nyeri
Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
Tunjukkan sikap empati
Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita,
gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini
dengan terbuka.
5. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar .
Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
Memberi support kepada anggota keluarga.
BAB III
PEMBAHASAN
Atraumatic care adalah asuhan keperawatanj yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi pada anak.
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik
maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Atraumatic care bukan suatu
bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan perhatian pada apa, siapa, dimana,
mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengantujuan mencegah dan mengurangi
stres fisik maupun psikologis.
Memodifikasi lingkungan fisik juga perlu diperhatikan karena melalui modifikasi lingkungan
fisik yang yang tepat seperti lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan,
perasaan aman, dsan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan
merasa nyaman di lingkungannya.Faktor predisposisi terjadinya trauma pada anak yang
mengalami hospitalisasi diantaranya dampak lingkungan fisik rumah sakit dan perilaku petugas
itu sendiri sering kali menimbulkan trauma pada anak. Lingkungan rumah sakit yang asing bagi
anak maupun orang tuanya dapat menjadi stresso
Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat yaitu :
Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.Dampak perpisahan dari keluarga,
anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, ketakutan, dan kurangnya kasih
sayang. Gangguan ini akan menghambat proses penyambuhan anak dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontril perawatan anak Melalui peningkatan
kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri dalam kehidupannya, anak akn
selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari, slalu bersikan waspada dalam segala
hal, serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi
perawatan anaknya.
Mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis) Mengurangi nyeri
merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses pengurangan rasa
nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai
teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan
maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tidak melakukan kekerasan pada anak. Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan
psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ii terjadi pada saat anak dalam
proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terlambat, dengan
demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat
kondisi anak.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atraumatic care merupakan asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan
keluarganya dan merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi pada anak.
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat mengurangi stres fisik
maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. Atraumatic care bukan suatu
bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan perhatian pada apa, siapa, dimana,
mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengantujuan mencegah dan mengurangi
stres fisik maupun psikologis. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak. Sekarang banyak dijual berbagai macam mainan anak-anak, jika orang tua
tidak selektif dalam memilih jenis permainan pada anaknya atau kurang memahami fungsinya
maka alat permainan tersebut yang sudah dibeli tidak akan berfungsi secara efektif.
PENGERTIAN HOSPITALISASI
1. PENGERTIAN HOSPITALISASI PENGERTIAN
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat
dirumah sakit.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan
dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi
masalahnya.