You are on page 1of 2

1.

Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:

Tahap persiapan anggaran (preparation);

Tahap ratifikasi (approval/ratification)

Tahap implementasi (implementation)

Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation)

Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang
tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, terlebih dahulu
harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan estimasi, yang perlu
mendapat perhatian adalah terdapatnyafaktor uncertainty (tingkat ketidakpastian)yang cukup
tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan public harus memahami betul dalam menentukan
besarnya suatu mata anggaran.

Tahap Ratifikasi Anggaran

Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses
politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki
managerial skill namun juga harus mempunyai political skill salesmanshipdan coalition
building yang memadai. Integritas dan kesiapan mentalyang tinggi dari eksekutif sangat penting
dalam tahap ini.

Tahap Pelaksanaan Anggaran

(Budget Implementation)Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen sangat


diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer keuangan public dalam hal ini
bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk
perencanaandan pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan untuk
tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.

Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap persiapan,
ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasionalanggaran, sedangkan tahap
pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung
dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap
budget reporting and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

2. Sistem anggaran tradisional (Traditional budgeting system) adalah suatu cara menyusun
anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan
pada kebutuhan untuk belanja atau pengeluaran. Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak
ditekankan pada pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang
meliputi pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan penyusunan pembukuannya.
Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas obyek-obyek pengeluaran, sedangkan
distribusi anggaran didasarkan atas jatah tiap-tiap departemen/lembaga. Dasar
pemikirannya adalah setiap pengeluaran negara harus didasarkan pada perhitungan dan
penelitian yang ketat agar tidak terjadi pemborosan dan penyimpangan atas dana yang
terbatas.

3. Kelemahan Anggaran Tradisional

Beberapa kelemahan anggaran tradisional antara lain:

Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan denganrencana pembangunan
jangka panjang.

Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernahditeliti secara


menyeluruh efektivitasnya.

Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkananggaran tradisional tidak
dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakandan pilihan sumberdaya, atau memonitor
kinerja.

Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secarakeseluruhan sulit dicapai.

You might also like