Dokumen tersebut membahas tentang analisis kualitatif kimia, termasuk definisi, jenis (kualitatif dan kuantitatif), tahapan, dan teknik identifikasi kation berdasarkan pengendapan hidrogen sulfida. Secara khusus, dibahas tentang analisis kualitatif anion dan kation, serta kelompokan kation berdasarkan sifat kimianya.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kualitatif kimia, termasuk definisi, jenis (kualitatif dan kuantitatif), tahapan, dan teknik identifikasi kation berdasarkan pengendapan hidrogen sulfida. Secara khusus, dibahas tentang analisis kualitatif anion dan kation, serta kelompokan kation berdasarkan sifat kimianya.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kualitatif kimia, termasuk definisi, jenis (kualitatif dan kuantitatif), tahapan, dan teknik identifikasi kation berdasarkan pengendapan hidrogen sulfida. Secara khusus, dibahas tentang analisis kualitatif anion dan kation, serta kelompokan kation berdasarkan sifat kimianya.
Kimia analisa adalah suatu ilmu untuk mengukur kuantitas dan merupakan disiplin ilmu kimia yang menyangkut komposisi suatu bahan. Kimia analisa umumnya terbagi menjadi dua golongan, yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif (Gill and Kumari, 2011). Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion- ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil (Syafaati, dkk., 2012). 2.1.1 Analisa Kualitatif Anion Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Anion adalah ion yang bermuatan negatif, misalnya Cl-, Br-, S2-, CO2-, SO42-, PO42-. Analisis kualitatif bahan secara fisis meliputi pengamatan wujud, warna, kelarutan, titik didih, indeks bias, titik leleh, reaksi nyala serta bentuk kristal. Untuk mendeteksi anion dalam suatu campuran tidak memerlukan metode yang sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan dalam golongan golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya dan garam zinknya. Untuk memudahkan menganalisa anion, dibuat dalam bentuk senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut. Tahap analisis kualitatif yang dilakukan dimulai dengan analisis pendahuluan. Pada cuplikan dilakukan pemeriksaan pendahuluan yaitu pengamatan sifat fisika yaitu warna, bau, bentuk kristal dan tes kelarutan dalam air. Beberapa anion bereaksi dengan asam basa atau bereaksi secara reduksi oksidasi sering menghasilkan perubahan warna atau perubahan gas. Setelah golongan anion ditemukan, maka di lakukan test spesifik (Muharni, 2011). 2.1.2 Analisa Kualitatif Kation Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kaiton. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kaiton. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Supaya mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. 1. Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan tersebut adalah PbCl2, Hg2Cl2 dan AgCl yang semuanya berwarna putih. Untuk memastikan apakah endapan tersebut hanya mengandung satu kation, dua katiom atau tiga kation maka dilanjutkan dengan pemisahan dan identifikasi kation golongan I. 2. Golongan II Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Endapan yang terbentuk adalah : HgS (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam), CdS (kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), As2S5 (kuning), Sb2S3 (jingga), Sb2S2 (jingga), SnS (coklat), SnS2 (kuning). 3. Golongan III Kation golongan III (Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Endapan yang terbentuk adalah FeS (hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3 (hijau) NiS (hitam), MnS (merah jambu) dan ZnS (putih). 4. Golongan IV Kation golongan ini (Ca2+, Sr2+dan Ba2+) mengendap sebagai karbonatnya dalam suasana netral atau sedikit asam dengan adanya amonium klorida. Endapan yang terbentuk adalah BaCO3, CaCO3 dan SrCO3 yang semuanya berwarna putih. Garam logam alkali tanah yang digunakan untuk pemisahan satu sama lain ialah kromat, karbonat, sulfat dan oksalat. 5. Golongan V Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+dan NH4 +). Untuk identifikasi ion-ion ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi khusus atau uji nyala, tetapi ion amonium tidak dapat diperiksa dari filtrat IV. (Kim, 2004)
2.2 Jenis- Jenis Analisa
Analisa kualitatif dapat dilakukan pada berbagai skala. Pada analisa makro kuantitas substansi yang dianalisa adalah 0,5-1 gram dan volume larutan yang digunakan untuk analisa adalah sebanyak 20 ml. Pada analisa semimikro, kuantitas yang digunakan untuk analisa dikurangi dengan faktor 0,1-0,05, kira-kira sekitar 0,05 gram dan volume larutan sekitar 1 ml. Untuk analisa mikro, faktor yang digunakan adalah 0,01 atau kurang. Beberapa keuntungan dalam menggunakan teknik semimikro adalah: 1. Mengurangi penggunaan bahan kimia yang akan menghemat budget laboratorium 2. Analisa dengan kecepatan yang lebih cepat, hal ini disebabkan kuantitas material yang kecil dan penghematan waktu dalam menjalankan operasi seperti filtrasi, pencucian, evaporasi, penjenuhan, dengan hidrogen sulfide, dll. 3. Meningkatkan ketajaman pemisahan, seperti pencucian endapan yang dapat dijalankan dengan cepat dan efisien ketika sentrifugasi menggantikan penyaringan. 4. Jumlah hidrogen sulfida yang digunakan dapat dikurangi. 5. Penghematan tempat penyimpanan reagen sehingga meningkatkan akomodasi laboratorium. 6. Terjaganya keamanan saat berlatih dengan menggunakan jumlah material yang sedikit. Analisa kualitatif menggunakan dua jenis pengujian, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering diaplikasikan pada substansi padat dan reaksi basah diaplikasikan pada substansi berbentuk larutan. Kebanyakan reaksi kering digunakan hanya saat terjadi perubahan kecil pada analisa semimikro. Uji reaksi kering sering memberikan informasi berguna dalam waktu singkat dan mudah dimengerti oleh pemula pengguna analisa kualitatif. Teknik yang berbeda dapat digunakan pada reaksi basah dalam analisa makro, semimikro dan mikro. (Syafaati, dkk., 2012).
2.3 Tahapan Dalam Analisa
Adakalanya di dalam suatu analisis, tahap pengukuran baik untuk tujuan kualitatif maupun kuantitatif dapat dilakukan secara langsung terhadap sampel. Namun, lebih sering terjadi adalah diperlukannya tahap pemisahan analit dari zat-zat pengganggu agar proses pengukuran itu terjadi dalam medium bebas dari gangguan. Bila hal ini terjadi, maka tahap pemisahan seringkali menjadi tahap yang paling sulit dalam serangkaian proses analisis, berikut ini diberikan secara garis besar tahap- tahap urutan di dalam analisis kuantitatif. 1. Seleksi dan penyiapan sampel 2. Pengukuran sampel 3. Pelarutan sampel 4. Perlakuan awal sampel (seperti pengaturan pH) 5. Pemisahan konstituen yang diinginkan 6. Pengukuran konstituen yang diinginkan 7. Analisis data 8. Pelaporan (Kristianingrum, 2005).
2.4 Identifikasi Kation Berdasarkan H2S
2.4.1 Reagensia Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah: 1. HCl 2. H2S 3. (NH4)2S 4. (NH4)2CO3 Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen- reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida sulfat dan karbonat dari kation tersebut (Jannah, dkk., 2013). 2.4.2 Reaksi Kation Untuk Fe Logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk golongan I dan II tetapi semua diendapkan dengan adanya ammonium klorida oleh H2S dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam- logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali Al3+ dan chromium yang di endapkan sebagai hidroksida, karena hidroksida yang sempurna dari sulfida dalam larutan air, besi, aluminium, dan chromium (sering disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya ammonium klorida, sedangkan logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh H2S. maka golongan ini bisa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, mangan dan zink) atau golongan IIIB (Andriani, 2007).