You are on page 1of 19

BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penyusunan dan pelaporan keuangan adakalanya terjadi kesalahan


dalam pencatatan transaksi keuangan yang secara signifikan akan berpengaruh
terhadap kondisi kinerja suatu entitas. Kesalahan yang terjadi dalam pencatatan
akuntansi mengakibatkan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan menjadi bias.
Penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan entitas pelaporan. Untuk menjaga informasi laporan
keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari
kesalahan.
Para pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas
pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui trend posisi keuangan, kinerja,
dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus
diterapkan secara konsisten pada setiap periode.
Kebijakan akuntansi, sekali dipilih harus diterapkan secara konsisten
untuk transaksi sejenis, peristiwa lain, dan kondisi kecuali suatu standar atau
interpretasi secara khusus membutuhkan atau mengijinkan kategorisasi dari pos-
pos untuk kebijakan yang berbeda itu layak. Bilamana suatu standar atau
interpretasi mensyaratkan atau mengizinkan kategorisasi tersebut, maka suatu
kebijakan akuntansi yang memadai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten
terhadap setiap kategori.

1
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN

IAS 8 menguraikan dasar untuk pemilihan kebijakan akuntansi dan


perubahannya, menjabarkan ketentuan dan pengungkapan perubahan yang dibuat di
dalam estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan periode yang lalu. Tujuan standar ini
adalah untuk memperkuat relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas dan
dapat diperbandingkan sepanjang waktu, dan juga dengan laporan keuangan entitas
lainnya (Ankarath, 2012:53).
Kebijakan akuntansi (accounting policies) merupakan prinsip, dasar,
konvensi dan aturan serta praktik-praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
Perubahan estimasi akuntansi (change in accounting estimates) merupakan
suatu penyesuaian terhadap jumlah yang tercatat dari suatu asset atau suatu liabilitas,
atau jumlah konsumsi berkala suatu asset, yang merupakan hasil dari penilaian status
sekarang dari, dan harapan imbalan masa depan dan kewajiban yang terkait dengan
asset dan liabilities.
Kesalahan periode lalu adalah kelalaian untuk mencantumkan, dan kesalahan
dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu
yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan
informasi andal yang tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode
tersebut, dan secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kesalah tersebut termasuk dampak
kesalahan perhitungan matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
kekeliruan (oversights) atau kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan.

I. Perubahan Akuntansi
IASB telah membentuk kerangka pelaporan, yang melibatkan tiga jenis perubahan
akuntansi yaitu :
1. Perubahan kebijakan akuntansi. Perubahan dari satu kebijakan akuntansi
yang berterima umum yang satu ke kebijakan akuntansi berterima umum

2
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

yang lain. Contoh perubahan metode depresiasi peralatan pabrik dari double
declining (saldo menurun berganda) ke straight line (garis lurus).
2. Perubahan estimasi akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya
informasi baru atau bertambahnya pengalaman. Contoh, perubahan taksiran
umur kegunaan aktiva yang didepresiasi.
Kategori ketiga memerlukan perubahan akuntansi, meskipun tidak
diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi, yaitu :
3. Kesalahan dalam laporan keuangan. Kesalahan sebagai akibat dari kesalahan
matematis, kesalahan dalam menerapkan kebijakan akuntansi, atau kelalaian
atau penyalahgunaan fakta yang ada ketika penyusunan laporan keuangan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin salah menerapkan metode
persediaan eceran untuk menentukan nilai persediaan akhir.

1.1. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi (accounting policies) merupakan prinsip, dasar, konvensi


dan aturan serta praktik-praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Menurut definisi, suatu
perubahan kebijakan akuntansi melibatkan perubahan dari satu kebijakan
akuntansi yang berlaku ke yang lain. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
mungkin mengubah dasar harga persediaan dari biaya rata-rata ke FIFO. Atau
mungkin mengubah metode pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi
jangka panjang dari biaya pemulihan ke metode persentase penyelesaian.
Dalam PSAK 25, manajemen menggunakan pertimbangan dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi untuk
menghasilkan informasi yang :
a. Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi pengguna,
dan
b. Andal dalam laporan keuangan yang :
- Menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas.
- Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya dan bukan hanya bentuk hukum.

3
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

- Netral. Yaitu bebas dari bias


- Pertimbangan sehat, dan
- Lengkap dalam semua hal yang material.
Tiga pendekatan untuk memperlakukan (melaporkan) perubahan kebijakan
akuntansi yaitu :
1. Penerapan Berlaku Surut (Retrospective application)
Merupakan suatu penerapan kebijakan akuntansi yang baru terhadap
transaksi, peristiwa lain atau kondisi seolah-olah kebijakan tersebut telah
diterapkan.
Pengaruh kumulatif dari penggunaan meode baru terhadap laporan
keuangan pada awal periode harus dihitung. Penyesuaian retrospektif atas
laporan keuangan kemudian dibuat, dengan menyusun kembali laporan
keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip
yang baru diterapkan.
Pendukung pendekatan ini berpendapat bahwa hanya dengan menyusun
kembali laporan periode sebelumnya yang dapat menyebabkan
perubahan prinsip akuntansi untuk laporan keuangan yang dapat
dibandingkan. Jika pendekatan ini tidak digunakan, maka laporan
keuangan tahun sebelum perubahan akan disajikan dengan metode lama;
sementara laporan keuangan pada tahun perubahan akan melaporkan
keseluruhan penyesuaian kumulatif atas laba; dan laporan keuangan
setelah tahun perubahan akan menyajikan laporan keuangan atas dasar
baru tanpa pengaruh kumulatif perubahan. Konsistensi dianggap penting
dalam menyediakan data kecenderungan-laba yang berarti dan hubungan
keuangan lainnya yang diperlukan untuk mengevaluasi bisnis.
2. Periode berjalan (Currently)
Pengaruh kumulatif dari penggunaan metode baru terhadap laporan
keuangan pada awal periode harus diperhitungkan. Penyesuaian ini
kemudian dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan sebagai pos
khusus dengan judul pos-pos luar biasa dan laba bersih. Pendukung
metode ini berpendapat bahwa menyatakan kembali laporan keuangan

4
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

tahun-tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan


para investor atas laporan keuangan itu.
3. Penerapan Prospektif/Masa Depan (Prospective Application)
Merupakan suatu perubahan didalam kebijakan akuntansi dan mengakui
efek suatu perubahan estimasi akuntansi, masing-masing adalah :
a. Menerapkan kebijakan akuntansi yang baru kepada transaksi,
peristiwa lainnya atau kondisi yang terjadi setelah tanggal bilamana
kebijakan diubah, dan
b. Mengakui efek perubahan estimasi akuntansi di dalam periode
berjalan dan periode masa depan yang dipengaruhi oleh perubahan.
Hasil yang telah dilaporkan sebelumnya biasanya tetap; tidak ada
perubahan yang dilakukan. Saldo awal tidak perlu disesuaikan, dan tidak
ada upaya yang dilakukan untuk mengalokasikan beban atau kredit atas
peristiwa sebelumnya itu. Pendukung pendekatan ini berargumen bahwa
setelah manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip
akuntansi yang dapat diterima, maka laporan tersebut sudah final;
manajemen tidak dapat mengubah periode sebelumnya dengan
menerapkan prinsip baru.
Perubahan Kebijakan Akuntansi dengan Pendekatan Berlaku Surut
(Retrospektif)
IFRS memungkinkan perubahan kebijakan jika:
1. Hal ini diperlukan oleh IFRS; atau
2. Ini menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi
yang lebih dapat diandalkan dan relevan.
Ketika perusahaan melakukan perubahan prinsip akuntansi, perusahaan
tersebut harus melaporkan perubahan dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Pada umumnya, yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Menyesuaikan laporan keuangan untuk setiap periode lalu yang
disajikan dengan dasar yang sama sebagai kebijakan akuntansi baru.
2) Mengatur jumlah tercatat aset dan kewajiban pada awal tahun
pertama disajikan, ditambah saldo awal laba ditahan.

5
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

Perubahan Akuntansi Retrospektif : Kontrak Jangka Panjang


Untuk menggambarkan pendekatan retrospektif, asumsikan
Perusahaan Denson telah memperhitungkan labanya dari kontrak
konstruksi jangka panjang menggunakan metode biaya pemulihan
(zero-profit). Pada tahun 2011, perusahaan beralih ke metode
persentase-penyelesaian. Manajemen berpendapat pendekatan ini
memberikan ukuran yang lebih tepat atas laba yang diperoleh. Untuk
keperluan pajak, perusahaan menggunakan metode pemulihan biaya
dan berencana untuk terus melakukannya di masa depan.
(Asumsikan tarif pajak yang berlaku 40 persen.)
METODE BIAYA PEMULIHAN
PERUSAHAAN DENSON
LAPORAN LABA RUGI (PARSIAL)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER

2009 2010 2011


Laba sebelum pajak penghasilan 400 160 190

Pajak penghasilan (40%) 160 64 76


Laba bersih 240 96 114

METODE PERSENTASE PENYELESAIAN


PERUSAHAAN DENSON
LAPORAN LABA RUGI (PARSIAL)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER

2009 2010 2011


Laba sebelum pajak penghasilan 600 180 200
Pajak penghasilan (40%) 240 72 80
Laba bersih 360 108 120

Data untuk Perubahan Retrospektif

Laba Sebelum Pajak dari Perbedaan Laba Pengaruh

Persentase Biaya Pengaruh Laba (setelah


Tahun Penyelesaian Pemulihan Perbedaan Pajak 40% pajak)
Sebelum Tahun 2010 600 400 200 80 120
Selama Tahun 2010 180 160 20 8 12
Total pada awal tahun 2011 780 560 220 88 132
Selama tahun 2011 200 190 10 4 6

6
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

Jurnal yang dibuat pada awal tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Konstruksi dalam proses 220,000
Kewajiban pajak yg ditangguhkan 88,000
Laba ditahan 132,000

Melaporkan Perubahan Kebijakan


Pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi merupakan bagian
yang sangat penting. Pengguna laporan keuangan menginginkan
informasi yang konsisten dari satu periode ke periode berikutnya.
Persyaratan pengungkapan utama adalah sebagai berikut :
1. Sifat perubahan kebijakan akuntansi;
2. Alasan mengapa menerapkan kebijakan akuntansi baru,
menyediakan informasi yang lebih dapat diandalkan dan
relevan;
3. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu yang disajikan,
yang lazim, jumlah penyesuaian:
a. Untuk setiap laporan keuangan item baris yang terkena
dampak,
b. Laba dasar dan dilusian per saham.
4. Jumlah penyesuaian yang berhubungan dengan periode
sebelumnya yang disajikan, yang lazim.

LAPORAN LABA RUGI (PARSIAL)


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER

2011 2010
Disesuaikan (catatan A)

Laba sebelum pajak penghasilan 200 180


Pajak penghasilan (40%) 80 72
Laba bersih 120 108

Note A : Perubahan metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang.


Perusahaan mengakui pendapatan dan biaya dari kontrak konstruksi
jangka panjang dengan metode persentase penyelesaian pada tahun
2011, dimana dalam tahun-tahun sebelumnya pendapatan dan biaya
ditentukan dengan metode biaya pemulihan. Meode akuntansi yang

7
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

baru untuk kontrak jangka panjang telah digunakan untuk mengakui


(pernyataan justifikasi untuk perubahan prinsip akuntansi) dan laporan
keuangan tahun-tahun sebelumnya telah dinyatakan kembali untuk
menerapkan metode baru secara retrospektif. Untuk keperluan pajak
penghasilan, metode biaya pemulihan akan terus digunakan. Pengaruh
perubahan akuntansi terhadap laba tahun 2011 adalah kenaikan
sebersar 6.000 sesudah pajak dan terhadap laba tahun 2010 seperti
dilaporkan sebelumnya meningkat 12.000 sesudah pajak terkait.
Saldo laba ditahan untuk tahun 2010 dan 2011 telah disesuaikan
terhadap penerapan secara retrospektif metode akuntansi yang baru.
Sebagai hasil perubahan akuntansi, laba ditahan tanggal 1 Januari
2010 meningkat sebesar 120.000 dibandingkan dengan yang
dilaporkan dengan menggunakan metode biaya pemulihan.

Penyesuaian Laba Ditahan


Saldo laba ditahan adalah 1.360.000 pada awal tahun 2009.
Sebelum perubahan
PERUSAHAAN DENSON
PENYESUAIAN LABA DITAHAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER

2011 2010 2009


Laba Ditahan, 1 Januari 1,696,000 1,600,000 1,360,000

Laba bersih 114 96 240

Laba Ditahan, 31 Desember 1,810,000 1,696,000 1,600,000

Laba Ditahan, 1 Januari 2010 (persentase penyelesaian) 1,720,000

Laba Ditahan, 1 Januari 2010 (biaya pemulihan) 1,600,000

Perbedaan pengaruh Kumulatif 120

Laba Ditahan, 1 Januari 2010 (persentase penyelesaian) 1,720,000

Laba Ditahan, 1 Januari 2010 (biaya pemulihan) 1,600,000

Perbedaan pengaruh Kumulatif 120

8
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

Setelah perubahan

PERUSAHAAN DENSON
PENYESUAIAN LABA DITAHAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER

2011 2010
Laba ditahan, 1 Januari, sesuai laporan - 1,600,000
Ditambah: Penyesuaian pengaruh kumulatif thd
tahun-tahun terdahulu akibat penerapan
metode kontrak konstruksi baru
secara retrospektif 120
Laba ditahan, 1 Januari, disesuaikan 1,828,000 1,720,000
Laba bersih 120 108
Laba ditahan, 31 Desember 1,948,000 1,828,000

Pengaruh langsung dan Tidak Langsung dari Perubahan


Pengaruh Langsung - IASB berketetapan bahwa perusahaan harus
menerapkan pengaruh langsung perubahan kebijakan akuntansi
secara retrospektif.
Pengaruh Tidak Langsung adalah setiap perubahan pada arus kas
saat ini atau masa depan perusahaan yang dihasilkan dari
membuat perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan secara
retrospektif.
Ketidakpraktisan
Perusahaan tidak harus menggunakan aplikasi retrospektif jika salah
satu dari kondisi berikut terjadi:
1. Perusahaan tidak dapat menentukan dampak dari penerapan
retrospektif.
2. Penerapan secara retrospektif membutuhkan asumsi mengenai
rencana kerja manajemen pada periode sebelumnya.
3. Penerapan secara retrospektif membutuhkan estimasi signifikan
bahwa perusahaan tidak dapat berkembang.
1.2. Perubahan Estimasi Akuntansi
Untuk menyiapkan laporan keuangan, perusahan harus melakukan estimasi
dampak dari kondisi-kondisi dan peristiwa di masa datang. Berikut ini adalah
contoh pos-pos yang memerlukan estimasi :
1. Piutang Tak tertagih
2. Keusangan Persediaan

9
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

3. Umur manfaat dan nilai sisa aset


4. Periode yang menerima manfaat dari biaya yg ditangguhkan
5. Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan
6. Cadangan mineral yg dapat dipulihkan kembali
7. Perubahan metode penyusutan
8. Nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan.
Kondisi-kondisi dan peristiwa di masa datang serta dampaknya tidak dapat
dirasakan dengan pasti. Oleh karena itu, estimasi membutuhkan penggunaan
pertimbangan. Estimasi akuntansi akan berubah apabila terjadi peristiwa baru,
seperti diperlukannya pengalaman yang lebih banyak, atau karena
diperolehnya informasi tambahan. Perubahan estimasi harus ditangani secara
prospektif.
Pelaporan Prospektif
Perubahan estimasi akuntansi dilaporkan secara prospektif. Menghitung
perubahan estimasi dalam :
1. Periode perubahan jika perubahan tersebut mempengaruhi periode
itu saja, atau
2. Periode perubahan dan periode masa depan jika perubahan tersebut
mempengaruhi keduanya.
IASB memandang perubahan estimasi sebagai koreksi atau penyesuaian
normal yang berulang dan melarang perlakuan retrospektif.
Situasi yang berkaitan dengan perubahan estimasi berbeda dari situasi
yang meliputi perubahan prinsip akuntansi. Jika perubahan estimasi
ditangani atas dasar retrospektif, atau atas dasar pengaruh kumulatif,
maka penyesuaian yang terus menerus terhadap laba tahun sebelumnya
akan terjadi. Hal itu dipandang cukup tepat untuk menerima pendapat
bahwa karena munculnya kondisi atau situasi baru, maka revisi yang
sesuai harus dilakukan terhadap situasi baru dan harus ditangani dalam
periode berjalan serta di masa depan.
Contoh Perubahan dalam Estimasi setelah 7 tahun
Illustration: SMA Arcadia membeli peralatan seharga $ 510.000 yang
diperkirakan memiliki masa manfaat 10 tahun dengan nilai sisa sebesar $

10
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

10.000 pada akhir waktu itu. Penyusutan telah dicatat selama 7 tahun
secara garis lurus. Pada tahun 2010 (tahun 8), itu ditentukan bahwa masa
total harus 15 tahun dengan nilai sisa $ 5.000 pada akhir waktu itu.
Diminta :
1. Apa ayat jurnal untuk memperbaiki beban penyusutan tahun
sebelumnya?
2. Hitung biaya penyusutan untuk tahun 2010.

Langkah pertama menghitung NBV pada tanggal perubahan


estimasi
Biaya peralatan $510,000
Nilai Sisa - 10,000
Dasar yg dpt didepresiasi 500,000
Masa manfaat (original) 10 tahun
Depresiasi tahunan $ 50,000 x 7 tahun = $350,000

Neraca (31 Des 2009)


Aset tetap:
Peralatan $510,000
Akumulasi penyusutan 350,000
Nilai buku bersih (NBV) $160,000

Langkah kedua menghitung menghitung beban penyusutan untuk


tahun 2010.
NVB $ 160.000
Nilai sisa (jika ada) 5.000
Dasar yang dapat didepresiasi 155.000
Masa Manfaat 8 Tahun
Depresiasi Tahunan $ 19.375

Jurnal untuk 2010


Beban penyusutan $ 19.375
Akumulasi penyusutan $ 19.375

Pengungkapan
Perusahaan harus mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan dalam
estimasi akuntansi yang memiliki efek pada periode berjalan atau
diharapkan memiliki efek di masa mendatang. Perusahaan tidak perlu

11
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

mengungkapkan perubahan estimasi akuntansi yang dibuat sebagai


bagian dari operasi normal, seperti cadangan piutang tak terbayar atau
keusangan persediaan, kecuali perubahan tersebut bersifat material.

II. KOREKSI KESALAHAN


Tidak ada perusahaan, baik yang kecil maupun besar, yang luput dari kesalahan.
Akan tetapi, resiko dari kesalahan yang material dapat dikurangi dengan
menyelenggarakan pengendalian internal yang baik dan aplikasi prosedur
akuntansi yang baik. Jenis Kesalahan Akuntansi:
1. Perubahan dari suatu kebijakan akuntansi yang tidak berlaku umum ke suatu
kebijakan akuntansi yang dapat diterima.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan
sebagainya.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat
dengan jujur.
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau menangguhkan
beban atau pendapatan tertentu pada akhir periode.
5. Penggunaan fakta yang tidak benar, seperti kegagalan untuk menggunakan
nilai sisa dalam menghitung dasar penyusutan untuk pendekatan garis lurus.
6. Klasifikasi biaya yang tidak tepat sebagai beban dan bukan sebagai aktiva
serta sebaliknya.
Segera setelah ditemukan, kesalahan-kesalahan tersebut harus dikoreksi dengan
ayat jurnal yang tepat dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan.
Koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya,
dicatat dalam tahun dimana kesalahan itu ditemukan, dan dilaporkan pada
laporan keuangan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba ditahan. Jika laporan
komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh harus
dinyatakan kembali untuk mengkoreksi kesalahan.
Illustration: Pada tahun 2012 petugas pembukuan untuk Perusahaan Selectro
menemukan kesalahan: Pada tahun 2011 perusahaan lalai untuk mencatat
20.000 dari akun beban penyusutan pada sebuah gedung yang baru dibangun.
Bangunan ini adalah satu-satunya aset yang didepresiasi Selectro. Perusahaan ini

12
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

telah memasukkan beban penyusutan dalam SPT-nya dan tepat melaporkan


pajak penghasilannya yang harus dibayar.
Illustration: Laporan laba rugi Selectro untuk 2011 dengan dan tanpa
kesalahan.
SELECTRO COMPANY
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
Tanpa Dengan
kesalahan kesalahan

Laba sebelum beban penyusutan 100,000 100,000

Beban penyusutan 20,000 0

Laba sebelum pajak penghasilan 80,000 100,000


Berjalan 32,000 32,000
Ditangguhkan 0 32,000 8,000 40,000
Laba bersih 48,000 60,000

Illustration: Tampilan jurnal entri yang Selectro harus susun dan terlanjur
disusun untuk mencatat beban penyusutan dan pajak penghasilan.
Jurnal perbaikan tahun 2012 :

Ayat jurnal yg harus dibuat perusahaan Ayat jurnal yg dibuat perusahaan


(Tanpa kesalahan) (Dengan kesalahan)

Beban penyusutan 20,000 Tidak ada ayat jurnal untuk penyusutan


Akumulasi penyusutan
bangunan 20,000

Beban Pajak Penghasilan 32,000 Beban Pajak Penghasilan 40,000

Utang Pajak Penghasilan 32,000 Kewajiban pajak


yang ditangguhkan 8,000
Utang Pajak Penghasilan 32,000

Illustration: Tampilan jurnal entri yang Selectro harus susun dan terlanjur
disusun untuk mencatat beban penyusutan dan pajak penghasilan.

13
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

Ayat jurnal yg harus dibuat perusahaan Ayat jurnal yg dibuat perusahaan


(Tanpa kesalahan) (Dengan kesalahan)

Beban penyusutan 20,000 Tidak ada ayat jurnal untuk penyusutan


Akumulasi penyusutan
bangunan 20,000

Beban Pajak Penghasilan 32,000 Beban Pajak Penghasilan 40,000

Utang Pajak Penghasilan 32,000 Kewajiban pajak


yang ditangguhkan 8,000

Utang Pajak Penghasilan 32,000

Selisih antara jumlah beban penyusutan dan beban pajak penghasilan : 20.000 +
32.000 = 52.000 (tanpa kesalahan) dengan beban pajak penghasilan : 40.000
(dengan kesalahan) yaitu 12.000, nilai tersebut menjadi saldo laba ditahan.
Sehingga jurnal koreksi pada tahun 2012 :
Laba ditahan 12.000
Kewajiban pajak yang ditangguhkan 8.000
Akumulasi-penyusutan bangunan 20.000

Illustration (Laporan Periode Tunggal): Asumsikan bahwa Perusahaan


Selectro memiliki saldo laba ditahan awal pada tanggal 1 Januari 2012, sebesar $
350.000. Perusahaan ini melaporkan laba bersih sebesar $ 400.000 pada tahun
2012.
SELECTRO COMPANY
LAPORAN LABA DITAHAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012

Laba ditahan, 1 Januari, sesuai laporan 350,000


Koreksi kesalahan (depresiasi) 20,000
Dikurangi : Reduksi pajak penghasilan yang dibolehkan 8,000 -12,000
Laba ditahan yang disesuaikan 1 Januari 338,000
Ditambah : Laba bersih 400,000
Laba ditahan, 31 Desember 738,000

Laporan Komparatif
Jika laporan keuangan komparatif dibuat, maka penyesuaian harus dilakukan
guna mengkoreksi jumlah semua akun yang terpengaruh yang dilaporkan dalam
laporan keuangan untuk semua periode pelaporan. Data dari setiap tahun yang
telah disajikan harus dinyatakan kembali samapi benar, dan setiap penyesuaian
susulan harus ditampilkan sebagai penyesuaian periode sebelumnya atas laba

14
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

ditahan selama periode terdahulu yang dilaporkan. Sebagai contoh, dalam kasus
Selectric Company, kesalahan mengabaikan penyusutan tahun 2011 sebesar
20.000, yang ditemukan pada tahun 2012, mengharuskan pernyataan kembali
laporan keuangan tahun 2011.Apabila disajikan sebagai pembandingan dengan
laporan keuangan tahun 2012, akun-akun berikut ini dalam laporan keuangan
tahun 2011 akan dinyatakan kembali :
Dalam Laporan Posisi Keuangan
Akumulasi penyusutan - Gedung 20.000 meningkat
Kewajiban pajak yang ditangguhkan 8.000 menurun
Laba ditahan, saldo akhir 12.000 menurun
Dalam Laporan Laba-rugi
Beban penyusutan -gedung 20.000 meningkat
beban pajak 8.000 menurun
Laba bersih 12.000 menurun
Dalam Laporan Laba ditahan
Laba ditahan, saldo akhir (akibat laba bersih
yang lebih rendah selama periode tersebut 12.000 menurun

A. Ringkasan Perubahan Akuntansi dan kesalahan

Perubahan Kebijakan Akuntansi


Menggunakan pendekatan retrospektif dengan :
a. Menyatakan kembali laporan keuangan dari semua periode sebelumnya yang disajikan
Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh thd laba bersih dan laba per saham dari
b.
semua periode sebelumnya yang disajikan

c. Melaporkan penyesuaian atas saldo awal laba ditahan dalam laporan laba ditahan pada awal tahun disajikan

Jika penentuan efek periode lalu tidak praktis :


a. Tidak menyatakan kembali laba tahun sebelumnya
Menggunakan saldo awal aset dalam tahun dimana metode ini diadopsi sebagai tahun dasar saldo untuk
b.
semua perhitungan selanjutnya
Mengungkapkan pengaruh dari perubahan pada tahun berjalan, dan alasan-alasan untuk mengabaikan
c.
perhitungan pengaruh kumulatif serta jumlah dari tahun sebelumnya.
Perubahan Estimasi Akuntansi
Menggunakan pendekatan periode berjalan dan prospektif dengan :
a. Melaporkan laporan keuangan periode berjalan dan masa depan atas dasar baru
b. Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti dilaporkan sebelumnya

c. Tidak melakukan penyesuaian atas saldo awal periode berjalan yang berakibat pada periode sebelumnya

Perubahan Karena Kesalahan


Menggunakan pendekatan penyajian kembali dengan :
a. Memperbaiki semua laporan keuangan periode sebelumnya yang disajikan

Menyatakan kembali saldo awal laba ditahan untuk periode pertama yang disajikan apabila pengaruh
b.
kesalahan terjadi dalam periode sebelumnya

15
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

B. Motivasi untuk Perubahan Metode Akuntansi


Penelitian yang dilakukan telah memberikan masukan tambahan tentang
mengapa perusahaan lebih memilih metode akuntansi tertentu. Beberapa
alasannya adalah sebagai berikut :
1. Biaya politik. Semakin besar perusahaan dan terlihat lebih transfer
politis, semakin besar para politisi serta pembuat peraturan mencurahkan
perhatian kepada perusahaan tersebut.
2. Struktur modal. Sejumlah studi telah mengindikasikan bahwa struktur
modal perusahaan dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi.
3. Pembayaran bonus. Jika pembayaran bonus dilakukan kepada
manajemen berkaitan dengan laba, maka dapat dikatakan bahwa
manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
pembayaran bonus mereka.
4. Memperlancar laba. Kenaikan laba yang substansial dapat mengundang
perhatian dari para politisi, pembuat peraturan, dan pesaing. Selain itu,
kenaikan laba yang besar juga dapat menciptakan masalah bagi
manajemen karena hasil yang sama akan sulit dicapai pada tahun
berikutnya.
C. Analisis Kesalahan
Dalam prakteknya, perusahaan tidak mengkoreksi kesalahan yang
ditemukan yang tidak memiliki dampak signifikan terhadap penyajian
laporan keuangan. Mendefinisikan materialitas adalah sulit, dan pengalaman
serta pertimbangan harus digunakan untuk menentukan apakah perlu
melakukan penyesuaian atas kesalahan tertentu.
Tiga pertanyaan yang harus dijawab dalam analisis kesalahan :
1. Kesalahan jenis apa yang terjadi?
2. Ayat jurnal apa yang diperlukan untuk mengkoreksi kesalahan?
3. Bagaimana laporan keuangan dinyatakan kembali setelah ditemukannya
kesalahan?
Perusahaan memperlakukan kesalahan sebagai penyesuaian periode-
sebelumnya dan melaporkannya pada tahun berjalan sebagai penyesuaian
terhadap saldo awal Laba Ditahan.

16
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

a. Laporan Kesalahan Posisi Keuangan


Pernyajian kesalahan posisi keuangan hanya mempengaruhi penyajian
aset, kewajiban, atau akun ekuitas.
Kesalahan tahun berjalan - reklasifikasi item ke posisi yang tepat.
Kesalahan tahun sebelumnya - menyajikan kembali laporan posisi
keuangan dari tahun sebelumnya untuk tujuan perbandingan
b. Laporan Kesalahan Laba Rugi
Pengklasifikasian yang tidak tepat dari pendapatan atau beban.
Kesalahan tahun berjalan - reklasifikasi item ke posisi yang tepat
Kesalahan tahun sebelumnya - menyajikan kembali laporan laba
rugi dari tahun sebelumnya untuk tujuan perbandingan.
c. Kesalahan Neraca dan Laporan Laba Rugi
Kesalahan yang saling Menyeimbangkan
- Akan diimbangi atau dikoreksi selama dua periode. Jika perusahaan
telah menutup buku :
a. Jika kesalahan sudah diimbangi, tidak ada entri yang
diperlukan.
b. Jika kesalahan belum diimbangi, buatlah entri untuk
menyesuaikan keseimbangan penyajian laba ditahan.
Untuk tujuan komparatif, penyajian kembali yang diperlukan bahkan
jika entri jurnal koreksi tidak diperlukan.

- Akan diimbangi atau dikoreksi selama dua periode. Jika perusahaan


belum menutup buku :
a. Jika kesalahan sudah diimbangi, buatlah entri untuk memperbaiki
kesalahan pada periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo
awal Laba Ditahan.
b. Jika kesalahan belum diimbangi, buatlah entri untuk
menyesuaikan saldo awal Laba Ditahan.
Kesalahan yang tidak saling Menyeimbangkan
a. Tidak disajikan pada periode akuntansi berikutnya.
b. Perusahaan harus membuat koreksi entri, bahkan jika mereka telah
menutup buku.

17
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan entitas pelaporan. Untuk menjaga informasi laporan keuangan tidak
menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan.
2. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan
suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan
menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus
kas yang lebih relevan dan lebih handal.
3. Segera setelah kesalahan ditemukan, kesalahan itu harus dikoreksi dengan
membuat ayat jurnal yang tepat dalam akun-akun dan dilaporkan dalam laporan
keuangan.

18
BAB 22 : [PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN]

DAFTAR PUSTAKA

Ankarath, Nandakumar. dkk. 2012. Memahami IFRS Standar Pelaporan Keuangan


Internasional. Jakarta : PT.Indeks.

Bragg, M.Steven. 2012. Panduan IFRS Referensi Cepat Solusi Masalah Bagi Para
Eksekutif dan Akuntan, Jakarta : PT.Indeks.

Kieso, Donald E. dkk. 2011. Intermediate Accounting, Volume 1 IFRS Edition.


United States of Amaerica : John Wiley and Sons
.

19

You might also like