You are on page 1of 7

A.

Pengertian
Fitnah dalam bahasa Arab disebut , Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia,
kata Fitnah diartikan sebagai perkataan yang bermaksud menjelekkan orang. Fitnah yaitu
komunikasi dengan satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif
atas suatu peristiwa yang dilakukan berdasarkan fakta palsu yang dapat mempengaruhi
penghormatan, wibawa atau reputasi. Fitnah juga diartikan sebagai Kekufuran seperti yang
dijelaskan dalam surat Al-Baqoroh:217, dan Kesesatan seperti yang dijelaskan dalam surat
Al-Maidah: 41.
Maksud Fitnah:
Kata "fitnah" asalnya diserap daripada bahasa Arab, dan pengertian asalnya adalah
"cobaan" atau "ujian". Maksud dan pengertian fitnah jika diselak lebar al-Quran dan hadis
adalah sebagaimana berikut.
1. Kufur/Kafir
Firman Allah Subhanahu Wataala yang bermkasud:
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:
Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari
jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir
penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah . Dan berbuat fitnah
lebih besar (dosanya) daripada membunuh (Al Baqarah: 217)
Firman-Nya lagi yang bermaksud:
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan
itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim (Al
Baqarah: 193)
Kata fitnah dalam ayat ini menurut para ulama tafsir adalah bermaksud
kekafiran atau kemusyrikan. Iaitu bahawa mereka itu menyebarkan kekafiran.
2. Bencana
Sabda nabi Sallallhu alaihi Wasallam yang bermaksud:
Apabila datang (meminang) kepada kamu seorang pemuda yang kamu sukai agama
dan akhlaknya, maka kahwinkanlah dia dengan anak perempuan mu. Dikhuatiri akan
terjadi fitnah (bencana) dan kerosakan yang besar di muka bumi.
Perkataan fitnah dalah hadis ini memberikan maksud bencana atau musibah
yang akan berlaku sekiranya perkahwinan ditangguhkan. Ini kerana syarat pemuda
soleh itu adalah sebaik-baik pilihan untuk dijadikan suami kepada anak-anak
perempuan.
3. Konflik
Firman Allah Subhanahu Wataala yang bermaksud:
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al quran dan yang lain (ayat-
ayat) mu-tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari tawilnya, padahal tidak
ada yang mengetahui tawilnya melainkan Allah (Ali Imran: 7)
Terdapat sebagian orang Islam yang hanya menggunakan semata-mata
penilaian mengikut aspek rasional. Sengaja mencari penafsiran ayat melalui
pendekatan logika akal manusia yang terbatas semata-mata, sehingga melencong dari
tafsiran yang tepat. Tujuan mereka semata-mata menyebar fitnah, iaitu mencari
konflik dan perselisihan dengan sesama muslim.
Inilah penjelasan kepada ayat ini yang dengan jelas menyebut perkatan fitnah. Ia
bermaksud menimbulkan konflik dan kekeliruan dalam masyarakat. Ia juga disebut
sebagai propaganda.
4. Tipu
Firman Allah Subhanahu Wataala yang bermaksud :
Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: Demi Allah, Tuhan kami,
tiadalah kami mempersekutukan Allah (Al Anam: 23)
Fitnah yang dimaksud dalam ayat ini adalah ucapan tipu dan dusta, untuk
membela diri mereka di hadapan Allah. Padahal Allah mengetahui hakikat mereka,
dan apa yang tersembunyi dalam hati mereka.
5. Binasa
Firman Allah Subhanahu Wataala: yang bermaksud:
Di antara mereka ada orang yang berkata: Berilah saya keizinan (tidak pergi
berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah.
Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah . Dan sesungguhnya
Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir (At Taubah: 49)
Dalam ayat ini kaum munafik di masa Nabi sallallahu alaihi wasallam enggan
menyertai peperangangan kerana menganggap itu adalah suatu kebinasaan (fitnah).
Padahal sesungguhnya mereka telah berada dalam kebinasaan dengan sifat munafik.
Iaitu kebinasaan diri mereka di akhirat kelak dengan balasan neraka yang paling
bawah.
6. Gangguan
Firman Allah Subhanahu Wataala: yang bermaksud:
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: Kami beriman kepada Allah,
maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah
(gangguan) manusia itu sebagai azab Allah . Dan sungguh jika datang pertolongan
dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: Sesungguhnya kami adalah
bersamamu. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua
manusia? (Al Ankabut: 10)
Dalam ayat ini, kata fitnah membawa maksud ganguan. Inilah sifat biasa
manusia yang menganggap ujian Allah dalam bentuk gangguan manusia sebagai azab.
C. Nilai Negatif dari Fitnah
Keutuhan masyarakat tercipta apabila anggota-anggotaynya saling mempercayai dan
kasih-mengasihi. Ini mengharuskan masing-masing anggota mengenal yang lain sebagai
manusia yang baik, bahkan menganggapnya tidak memiliki keburukan. Dengan
menggunjing, keburukan orang lain ditonjlkan, rasa percaya dari kasih itu sirna. Ketika itu
benih perpecahan tertanam. Menggunjing apalagi memfitnah seseorang , berarti merusak
keutuhan masyarakat satu demi satu, sehingga pada akhirnya meruntuhkan bangunan
masyarakat.
Orang yang memfitnah dan menggunjing berarti menunjukkan kelemahan dan
kemiskinannya sendiri. Seandainya kuat dalam argumentasi, tentu tidak perlu mengada-ada.
Apabila tidak miskin dalam pengetahuan, mestinya tidak perlu menjadikan keburukan orang
sebagai bahan pembicaraan, masih banyak bahan pembicaraan yang lain.
Suatu ketika Nabi Isa as., bersama murid-muridnya menemukan bangkai binatang
yang telah membusuk. Para murid beliau berkata, Alangkah busuk bau bangkai ini.
Mendengar hal itu, Nabi isa as., mengarahkan mereka sambil berkata, Lihatlah betapa putih
giginya. Dari kisah di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang harus melihat isi positif pada
suatu yang negatif dan berusaha menemukan kebaikan dalam suatu yang terliht buruk.
Selain itu, apabila yang kita tuduhkan itu salah dan tidak terbukti, maka kita akan menjadi
orang yang dibenci masyarakat, sungguh merugikan. Naudzubillah.

D. Menghindari Akhlak Tercela (Fitnah)


Untuk menghindari fitnah ada beberapa tips yang perlu diperhatikan.
1. Jangan reaktif, jangan merespon dengan cepat berita-berita yang masih berkategori
katanya.... Reaktif tidak diperlukan dan tidak akan menyelesaikan masalah. Karena
sikap reaktif cenderung lebih tergesa-gesa. Ada ungkapan al khabar kal
ghabar (berita itu seperti debu) melayang ke mana-mana dan tidak bertuan.
2. Pastikan bahwa berita itu ada pembawanya. Sumber berita adalah penentu kebenaran
berita itu sendiri, terkadang berita dari satu tempat ke tempat lain sudah tidak akurat
dan banyak dibumbuhi atau di sisipi berita lain.
3. Tabayyun. Perjelas lagi berita itu kepada sumber aslinya. Inilah yang di ingatkan oleh
QS: al Hujurat:6
.

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu."
4. Jika memang apa yang diberitakan itu benar terjadi tetapi tidak kita inginkan
selesaikan dengan cara dewasa dan penuh kesadaran serta kasih sayang antar sesama.
Apa yang dapat kita lakukan sebagai upaya membentengi hati dari fitnah (adu domba)
dan memeranginya :
1) Mulailah segala aktivitas dengan niat yang benar, yang baik dan tulus hanya untuk
mendapatkan ridho Allah.
2) Mintalah ridho dan restu orangtua, mintalah kepada orangtua untuk mendoakan agar
kita selamat.
3) Berpikir positif (husnuzhon). Jangan memandang / menilai seseorang dari sisi
negatifnya. saja.
4) Perbanyaklah mengingat Allah (zikrullah), karena zikir kepada Allah dapat
melembutkan hati dan menyehatkan akal.
5) Hati-hati dalam berbicara, bertindak dan dalam menerima informasi/berita. Gunakan
akal sehat dan hati yang sholeh untuk menganalisa dan menemukan kebenaran dari setiap
informasi/berita. Jangan lupa untuk memohon petunjuk dari Allah dengan sholat
istikhoroh.
6) Hati-hati terhadap kesenangan dunia, jabatan dan kedudukan.
7) Hati-hati dalam mengemban amanah. Laksanakan amanah dengan mengedepankan
kejujuran dan penuh tanggungjawab.
8) Jika cinta Islam, maka ikuti aturan Islam. Perdalamlah ilmu agama dengan rajin
mengikuti majelis ilmu atau pengajian dan mengamalkan ajaran Islam dalam hidup dan
kehidupan sehari-hari.
9) Amar Ma'ruf Nahi Mungkar. Jangan pernah membenci manusia, karena benci kepada
ciptaan Allah berarti benci kepada Allah. Bencilah kepada perilakunya yang negatif.
Selalu mengajak sahabat-sahabat kita untuk berbuat baik dan mengingatkannya jika
berbuat kemunkaran dan maksiat.
10) Senantiasa bersyukur kepada Allah. Rajinlah bershodaqoh kepada fakir miskin dan
anak yatim, sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah.

E. Kesimpulan

Fitnah merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Karena dampak yang
ditimbulkan selalu negatif, tidak akan pernah positif. Luka yang digoreskan/ditusukkan oleh
fitnah lebih tajam daripada pedang. Kehancuran akibat fitnah lebih dahsyat daripada
bombardir senjata rudal. Fitnah dapat merusak tali silaturahim, merusak persatuan dan
kesatuan, merugikan/mencelakakan/menyengsarakan orang lain, bahkan dapat
menghancurkan Islam, mengotori perjuangan.

Jadi, Fitnah dan adu domba merupakan bentuk kezholiman, yang ditegakkan atas tiga
perkara yaitu berpondasi pada kedustaan, kedengkian sebagai alasnya dan kemunafikan
sebagai atapnya. Orang yang suka memfitnah dan mengadu domba berjalan dengan baju
kesombongan, mengikuti kehendak hawa nafsu dan bujukan syetan. Otaknya dikotori dengan
prasangka buruk. Hatinya beku, sulit menerima kebenaran, merasa dirinya paling benar dan
paling berjasa sehingga merasa tidak enak dan cemburu ketika orang lain mendapat
kesuksesan. Kebahagiannya di atas penderitaan orang lain. Kehidupannya terlena dengan tipu
daya syetan. Aqidah dan idealismenya dijual hanya untuk memperoleh kesenangan dunia.
Ingatlah, Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak khawatir kalian miskin, tetapi aku khawatir
(kalian mendapatkan) dunia (lalu) kalian bersaing dalam urusan dunia itu." (HR. Ahmad)

Kita harus waspada dan hati-hati terhadap fitnah dan adu domba, juga terhadap
orang yang suka memfitnah dan mengadu domba. Karena mereka tergolong orang yang
munafik, kufur ni'mat dan berpotensi menjadi pengkhianat.
DAFTAR PUSTAKA

WJS. Poerwadarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
Effendy, Mochtar. 2001. Ensklopedi Agama dan Filsafat, tt: Universitas Sriwijaya,
El-Shulthani, Mawardi Labay. 2002. Lidah Tidak Bertulang, Jakarta: Al-Mawardi Prima,
Harta tidak Menjadi Fitnah, (Jakarta: Gema Insani, 2004). Jamaluddin

You might also like