You are on page 1of 22

Syukur Alhamdulillah ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan Nya sehingga makalah yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PPOK ini dapat terselesaikan sebagaimana
yang diharapkan.Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya
hingga hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan mengenai
KMB mengenai Asuhan Keperawatan pada berbagai penyakit khuusnya Asuhan Keperawatan
Pada Pasien PPOK.Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat
mendukung salah satu indikator pembelajaran KMB.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih
banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini
dapatbermanfaat bagi para penggunanya Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA.

Raha, Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .. ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang .. 1
B. Permasalahan .. 1
C. Tujuan . 1
D. Metode Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS...
A.Pengertian .. 2
B. Anatomi & Fisiologi..
C. Etiologi............................... 2
D. Manifestasi Klinis.
E. Patofisiologi.
F. Komplikasi ............................................................................. 3
G.Pemerikasaan Penunjang..
H.Penatalaksanaan Medis
BAB III : KONSEP ASKEP PADA PASIEN PPOK
A. Pengkajian ..
B. Diagnosa
C. Perencanaa.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Amputasi berasal dari kata amputare yang kurang lebih diartikan pancung.
Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau
seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam
kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah
tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi
organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ
tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh
seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sisten
cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi klien atau
keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menunaikan atau menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penyakit Amputasi tersebut
b. Untuk mengetahui etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi,
pemeriksaan penunjang serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi
c. Untuk mengatahui cara penanganan penyakit tersebut.
C. Rumusan Masalah

Masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Apa devenisi dari penyakit Amputasi ?
2. Apa etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang
serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi ?
3. Bagaimana cara penanganan penyakit Amputasi itu sendiri ?

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakakan metode pustaka, taitu
dengan mencari reverensi reverensi melalui buku buku atau internet sebagai acuan.
BAB II

KONSEP PENYAKITNYA

A. Pengertian
Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian
tubuh.

B. Etiologi
1) Fraktur multople organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki
2) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki
3) Gangguan vaskuler / sirkulasi pada ekstremitas yang benar
4) Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif

C. Metode Metode Amputasi


Dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh, dengan 2
metode :
1) Metode terbuka (Guillotine Amputasi)
Metode ini digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang.Bentuknya
benar benar terbuka dan dipasang drainase agar luka bersih, dan luka dapat
ditutup setelah tidak terinfeksi.
2) Metode Tertutup (Flap Amputasi)
Pada metode ini, kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah
yang diamputasi.
D. Jenis Amputasi
Berdasarrkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi :
1. Amputasi slektif / terencana
2.
3. Amputasi akibat trauma
4. Amputasi darurat

Jenis jenis yang dikenal adalah :

1. Amputasi terbuka
Amputasi terbuka dilakaukan pada kondisi infeksi yang berat dimana
pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama.
2. Amputasi tertutup
Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana
dibuat skaif kulit untuk menutup luka dibuat dengan memotong kurang lebih
5 cm dibawah potongan otot dan tulang.

E. Tingkatan Amputasi
1. Ekstremitas atas
Amputasi pada eksremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri.Hal ini
berkaitan dengan aktivitas sehari hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan
aktivitas yang lainnya yang melibatkan tangan.
2. Ekstremitas bawah
Amputasi pada ekstremitas in dapat mengenai semua atau sebagian dan jari jari kaki
yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.
F. Penatalaksanaan
Amputasi dianggap selesai dipasang prostetis yang baik dan berfungsi. Ada 2 cara
perawatan post amputasi, yaitu :
1. Rigid dressing
Yaitu dengan menggunak plester of paring yang dipasang waktu dikamar
operasi.Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus
direncanakan apakah penderita harus immobilidsasi atau tidak. Bila tidak
diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai
menyebabkan kontruksi stump dana memamsang bulatan pada ujung stump serta
tempat tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah
oedema, mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.
Setelah pemasangan rigid dressing bisa dianjutkan dengan mobilisasi segera,
mobilisasi setelah 7-10 post operasi setelah luka sembuh, setelah 2-3 minggu,
setelah stump sembuh dan mature. Namun untuk mobilisasi dengan rigid dressing
ini dipertimbangan juga factor usia, kekuatan, kecerdasan penderita, tersedianya
perawata yang terampil, therapist dan prosthetist serta keleraan dan kemauan
dokter bedah untuk melakukan supervise program perawatan. Rigid dressing
dibuka pada hari ke 7-10 post operasi untuk tanda tanda infeksi likal atau
sistemik.
2. Soft dressing
Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvesional, maka digunakan pembalut
steril dan rapid an semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup.
Harus diperhatikan penggunaan elastic verban jangan sampai menyebabkan
kontriksi pada stump. Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat
tidur, melakukan elevasi dengan mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab
akan menyebabkan fleksi kontraktur. Biasanyya luka diganti balutan dan
draindicabut setelah 48 jam. Ujung stump ditekan sedikit dengan soft dressing dan
pasien diizinkan secspat mungkin untuk berdiri setelah kondisinya
memungkinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10-14 post operasi.Pada
ampuutasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal
dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a) Pengumpulan Data
Aktivitas / istirahat
Gejala : klien mengatakan sulit untuk bergerak
Tanda : klien mengtakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan, tonus dan
kekuatan otot lemah, klien tidak mampu beraktivitas

Neuronsensori
Gejala : klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan
Tanda : kaku pada persendian

Nyeri / keamanan
Gejala : klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi
Tanda : klien tidak mampu beraktivitas

Integritas Ego
Gejala : klien mengatakan malu dengan keadaan sekarang
Tanda : body image dan harga diri kilen turun

Personal hygiene
Gejala : klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri
Tanda : tubuh, mulut, dan gigi kotor dan serta bau
Kuku panjang dan kotor
Rambut kotor dan berantakan
Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan.

b) Klasifikasi Data
Data subyektif :
Klien mengatakan sulit untuk bergerak
Klien mengatakan malu dengan keadaanya sekarang
Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi
Klien mengataka ntidak mampu melakukan perawatan diri
Klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan
Klien mengatakan luka akibat tindakan amputasi belum sembuh
Klien mengatakan cemas dengan keadaan

Data obyektif :
Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuh lainnya yang masih ada
Klien tidak bisa merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk
Tonus dan kekuatan otot lemah
Body image dan harga diri klien menurun
Ekspresi wajah klien meringis kesakitan
Kuku panjang dan kotor
Rambut kotor dan berantakan
Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan
Kulit kotor dan kelemmbapan kurang
Kulit berwarna marah
Klien tidak dapat melakukan latihan rentang gerak
Sendi tidak dapat digerakaan dengan baik
Kaku pada persendihan
Luka tampak belum kering
Daerah sekitar luka kemerahan dan tidak bengakak

c) Analisa Data
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Data subyektif : Tindakan amputasi Gangguan
Klien mengatakan sulit mobilitas fisik
untuk bergerak Kelemahan dan tidak
Data obyektif : keberdayaan tonus otot
Klien tidak dapat
menggerkkan anggota Keterbatasan gerak
tubuh laiinya yang ada
Klien tidak dapat merubah
posisi dari posisi tidur ke Gangguan mobilitas
posisi duduk fisik
Tonus dan kekuatan otot
lemah
Klien tidak dapat
melakukan ambulasi
Data subyektif : Amputasi Gangguan konsep
Klien mengatakan malu diri : body image
dengan keadaan sekarang Kehilangan salah satu
Data obyekdif : anggota tubuh
Body image dan harga diri
klien menurun Gangguan konsep diri
Klien tidak dapat berperan dan body image
secara aktif selama
rehabilitasi dan self care
Data subyektif : Adanya factor Nyeri
Klien mengatakan nyeri penyebab
pada bagian tubuh yang
diamputasi
Data obyektif : Terputusnya kontunitas
Ekspresi wajah klien jaringan tulang
meringis kesakitan
Klien tidaak mampu
Beraktifitas tanpa
mengeluh nyeri
Data sukyektif : Keterbatasan gerak Gangguan
Klien mengatakan tidak pemenuhan ADL
mampu melakukan Tirah baring / istrahat personal hygien
perawatan diri total
Data obyektif :
Tubuh, mulut dan gigi Personal hygien tidak
kotor serta bau terpenuhi
Kuku panjasng dan kotor
Rambut kotor dan
berantakan
Pakaian, tempat tidur dan
meja klien kotor dan
berantakan.
Data subyektif : Adanya factor Ansietas
Klien mengtakanan tidak penyebab
bisa tidur memikirkan
penyakitnya Kurang pengetahuan
Data obyektif : tentang penyakitnya
Klien Nampak gelisah
Gelisah

ansietas

d) Prioritas Masalah
1) Gangguan mobilitas fisik
2) Gangguan konsep diri : body image
3) Nyeri
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan
5) Ansietas

B. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh, yang
ditandai dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan sulit untuk bergerak
Data obyektif :
Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada
Klien tidak dapat merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk
Tonus dan kekuatan otot lemah
Klien tidak dapat melakukan abulasi.

2) Gangguasn konsep diri : body image berhubungan dengan perubahan fisik, yang
ditandai dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan malu dengan keadaan yacng sekarang
Data obyektif :
Body image dan harga diri klien menurun
Klien tidak dapat berperan secara aktif selama rehabiilitasi dan self care.

3) Nyeri berhubungan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot, yang


ditandai dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi
Data obyektif :
Ekspresi wajah klien meringis kesakitan
Klien tidak mampu beraktivitas tanpa mengelu nyeri
4) Gangguan pemenuhan ADL : personal hygein kurang berhubungan dengan
kurangnya kemampuan dalam merawat diri, yang ditandai dengan :

Data subyektif :
Klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri
Data obyektif :
Tubuh, mulut dan gigi kotor serta berbau
Kuku panjang dan kotor
Rambut kotor dan berantakan
Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan.

5) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya,


ditandai dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya
Data obyektif :
Klien Nampak gelisah

C. Rencana Keperawatan

NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DX
1 Tupan : setelah 1. Dengan mengetahui 1. Kaji ketidakmampuan
dilakukan tindakan derajat ketidakmampuan bergerak klien yang
keperawatan selama 3 bergerak klien dan diakibatkan oleh
hari gangguan persepsi klien terhadap prosedur pengobatan
mobilisasi fisik teratasi. imobilisasi akan dapat dan cacat persepsi klien
Tupen : setelah menemukan aktivitas terhadap immobilisasi
dilakukan tindakan manan saja yang perlu
keperawatan selama dilakukan.
bebebrapa hari,
mobilisasi fisik 2. Pergerakkan akan dapat 2. Latih klien untuk
berangsur angsur meningkatkan aliran menggerakkan anggota
teratasi, dengan criteria darah ke otot, badan yang masih ada.
hasil : memelihara pergerakan
- Klien dapat sendi dan mecegah
menggerakkan kontraktur, atropi.
tubuhnya yang
lainnya yang 3. Pergantian posisi setiap 3. Ganti posisi klien setiap
masih ada 3 4 jam dapat 3 4 jam secara
- Klien dapat mencegah terjadinya periodic.
merubah posisi kontraktur.
tidur ke posisi
duduk 4. Membantu klien dalam 4. Bantu klien mengganti
- ROM tonus dan meningkattkan posisi dari tidur
kekuatan otot kemampuan dalam didik keduduk dan turun dari
terpelihara dan turun dari tempat tempa tidur
tidur
2 Tupan : setelah 1. Meninjau perkembangan 1. Falidasi masalah yang
dilakukan tindakan klien. dihadapi klien.
keperawatan selama 3
hari gangguan konsep 2. Mendorong antisipasi, 2. Libatkan klien dalam
diri teratasi meningkatkan adaptasi melakukan perawatan
Tupen : setelah pada perubahan citra diri yang langsung
dilakukakan tindakan tubuh menggunakan putum :
keperawatan selama 1 Perawatan luka
hari, gangguan konsep Mandi
diri berangsur angsur
teratasi, dengan criteria Menggunakn
hasil : peralatan
- Klien dapat 3. Meningkatkan status
meningkatkan klien 3. Berikan dukungan
body image dan moral.
harga diri 4. Mengfasilitasi
penerimaan terhadap diri 4. Hadirkan orang pernah
amputasi yang telah
menerima diri
3 Tupan : stelah 1. Tinggikan posisi stump 1. Posisi stump lebih
dilakukan tindakan tinggi akan
keperawatan selama 3 meningkatkan aliran
hari nyeri teratasi. balik vena, mengurangi
Tupen : setelah edema dan nyeri.
dilakukan tindakan
keperawatan selama 2. Evaluasi derajat nyeri, 2. Merupakan intervensi
beberapa hari nyeri catat lokasi, karakteristik monitoring yang efektif,
berangsur angsur dan intensitasnya, catat tingkat kegelisahan
teratasi, dengan criteria perubahan TTV dan mempengaruhi persepsi
hasil : emosi. reaksi nyeri.
- Ekspresi wajah
klien tidak 3. Berikan teknik 3. Distraksi untuk
meringis penanganan stress mengalihkan perhatian
kesakitan seperti relaksasi, latihan klien terhadap nyeri
- Klien napas dalam atau karena perhatian klien
mengataka massase atau distraksi dialihkan pada hal-hal
nyerinya lain, teknik relaksasi
berkurang akan mengurangi
- Klien mampu ketegangan pada otot
beraktivitas yang menurunkan
tanpa mengeluh rangsang nyeri pada
nyeri saraf-saraf nyeri.

4. Kolaborasi pemberian 4. Analgetik dapat


analgetik meningkatkan ambang
nyeri pada pusat nyeri
diotak atau dapat
membloking rangsang
nyeri sehingga tidak
sampai kesusunan saraf
pusat.
4 Tupan : setelah 1. Bantu klien dalam hal 1. Dengan menyediakan
dilakukan tindakan mandi dan gosok gigi air dan mendekatkan
keperawatan selama 3 dengan cara alat-alat mandi maka
hari gangguan mendekatkan alat-alat akan mendorong
pemenuhan ADL : mandi, dan menyediakan kemandirian klien
personal hygien air dipinggirnya jika dalam hal.
berkurang. klien mampu.
Tupen : setelah
dilakukan tindakan 2. Bantu klien dalam 2. Dengan memnbtu klien
keperawatan selama mencuci rambut dan dalam mencuci rambut
beberapa hari, memotong kuku. dan memotong kuku
gangguan pemenuhan maka kebersihan
ADL : personal hygien rambut dan kuku
teratasi dengan kriteria terpenuhi.
hasil :
- Tubuh, mulut 3. Anjurkan klien untuk 3. Dengan membersihkan
dan gigi bersih senantiasa merapikan dan merapikan
serta tidak rambut dan mengganti lingkungan akan
berbau pakaiannya setiap hari. memberikan rasa
- Kuku pendek nyaman klien.
dan bersih
- Rambut bersih
dan rapi
- Pakaian, tempat
tidur dan meja
klien bersih dan
rapi
- Klien
mengatakan
kerasa nyaman
5 Tupan : setelah 1. Pantau tingkat 1. Sebagai acuan
dilakukan tndakan kecemasan yang intervensi selanjutnya.
keperawatan selama 3 dirasakan klien saat ini.
hari ansietas klien
teratasi. 2. Dukung klien 2. Mengurangi perasaan
Tupen : setelah mengungkapkan beban klien.
dilakukan tindakan perasaan yang menjadi
keperawatan selama kecemasannya.
beberapa hari ansietas
klien berangsur 3. Beri penjelasan kepada 3. Mencegah terjadinya
angsur teratasi, dengan klien mengenai prosedur rasa cemas
criteria hasil : yang akan dilakukan.
- Klien nampak
sudah
memahami
penyakitnya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian
tubuh. Diagnosa atau masalah yang timbul adalah :
1) Gangguan mobilitas fisik
2) Gangguan konsep diri : body image
3) Nyeri
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan
5) Ansietas.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olenya itu dibutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.Google.co.id
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses proses
Penyakit. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Robbins & Kumar. 1995. Patofisiologi II Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Smeltzer, Sizanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC

You might also like