You are on page 1of 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Sawah Besar

1.1.1. Keadaan Geografi dan Demografi

A. Letak Wilayah

Kecamatan Sawah Besar adalah salah satu kecamatan terletak di wilayah


kotamadya Jakarta Pusat. Kecamatan ini memiliki jumlah penduduk sebesar
93.632 jiwa dan luas wilayah 6,6 km2 yang terbagi dalam 40.896 Keluarga (KK)
terbagi dalam 5 kelurahan , 49 RW, 598 RT.

B. Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar

Peta Wilayah Kecamatan Sawah Besar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Sawah Besar


Sumber: www.google.com

1
Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Jl Mangga Dua Raya/ Rel KA Kemayoran - Kota/ Kecamatan


Penjaringan Jakarta Utara

b. Sebelah Timur : Kali Mati Bekas lapangan udara Kemayoran, Jl Angkasa,Jl


GunungSahari Raya

c. Sebelah Barat : Rel KA Layang Gambir Kota ,kali ciliwung / Kecamatan


TamanSari Jakarta Barat

d. Sebelah Selatan : Jl Kalileo, Jl Abdul Rachman Saleh, Jl Taman Pejambon

C. Luas Wilayah

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah RW/ Kelurahan, Jumlah Penduduk,


Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sawah Besar
Tahun 2017.

Luas Jumlah Kepadatan


Wilayah Jumlah
No. Kelurahan RW Rumah Penduduk
Penduduk
(km2) Tangga per km2

1 Karang 0,5 13 25.022 8.835 62463,80


Anyar

2 Kartini 0,5 9 19.637 4.761 50562,04

3 Pasar Baru 1,9 8 12.245 5.096 8089,15

4 Mangga Dua 1,3 12 21.733 15.633 26129,06


Selatan

5 Gunung 2,0 7 14.995 6.571 9913,45


Sahari Utara

JUMLAH 6,2 49 93.632 40.896 20.632

2
Dilihat dari data pada tabel di atas, Kecamatan Sawah Besar memiliki luas
wilayah sekitar 6.2 km2 dengan jumlah penduduk 93.632 jiwa yang terbagi dalam
40.896 Kepala Keluarga (KK).

Tabel 1.2 Data Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sawah Besar Kecamatan


Sawah Besar Tahun 2017.

NO. JENIS FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

1 Praktek Dokter Spesialis 60

2 Praktek Dokter Umum 119

3 Praktek Dokter Gigi 53

4 Apotik 64

5 Posyandu 53

6 Balai Pengobatan 24

7 Praktek Bidan Swasta 9

8 Puskesmas 5

9 Laboratorium Klinik 5

10 Klinik 24 Jam 3

11 Rumah Sakit 2

12 RB Puskesmas 1

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan paling banyak
adalah praktek dokter umum dan sarana kesehatan paling sedikit adalah Ruang
Bersalin Puskesmas.

3
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Sawah Besar

1.1.2.1. Kedudukan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar terletak di Kecamatan Sawah Besar


Kota Administrasi Jakarta Pusat yang memiliki luas wilayah 6,22 km2 terbagi
dalam 5 kelurahan, 49 RW, 598 RT dengan total penduduk 93.632 jiwa dan
kepadatan penduduk jiwa 20,632/km2.

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memiliki 5 wilayah Kelurahan yaitu :

1) Kelurahan Mangga Dua Selatan

2) Kelurahan Karang Anyar

3) Kelurahan Kartini

4) Kelurahan Pasar Baru

5) Kelurahan Gunung Sahari Utara

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang terletak di Jl. Mangga Dua


Dalam No. 1 Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah Puskesmas Kecamatan di
wilayah Kecamatan Sawah Besar yang membawahi 3 Puskesmas Kelurahan.
Seluruh Puskesmas tersebut memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat di
lingkungan wilayah Kecamatan Sawah Besar. Puskesmas Kelurahan di wilayah
Kecamatan Sawah Besar seperti terdapat pada tabel berikut ini:

4
Tabel 1.3. Nama dan Alamat Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan
Sawah Besar

No. Nama Puskesmas Alamat Telp.

1 Puskesmas Kel. Kartini Jl. Kartini 8 dalam -

2 Puskesmas Kel. Pasar Baru Jl. Krekot Bunder 021 3440087


Raya 10

3 Puskesmas Kel. Gunung Sahari Jl. Gunung Sahari -


Utara

1.1.2.2 Visi, Misi, Tata Nilai, dan Budaya Organisasi Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Sawah Besar

Visi

Menjadi puskesmas terbaik kebanggaan DKI Jakarta.

Misi

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia


secara terus menerus

2) Meningkatkan mutu pelayanan yang berorientasi kepada


kepuasan pelanggan

3) Meningkatkan sarana dan prasarana dengan standar mutu


berbasis teknologi

4) Menciptakan lingkungan yang harmonis dan kekeluargaan

5) Menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan


lintas sektoral

5
Tata Nilai

1) Integritas (kesesuaian dalam berpikir, berkata, bertindak


dengan baik dan benar)

2) Profesional (bekerja secara efektif efisien dan bertanggung


jawab)

3) Akuntable (transparan dan dapat dipertanggung jawabkan)

4) Sinergi (kerja sama yang harmonis untuk mencapai satu


tujuan)

5) Visioner (berpikir jauh ke depan untuk menghadapi


perubahan)

Budaya Kerja

1) Jujur

2) Tanggap

3) Ramah

1.1.2.3. Tugas Pokok Puskesmas Kecamatan Sawah Besar

Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan


yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian
Puskesmas Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan, dan pelatihan
tenaga kesehatan di wilayah kerjanya.

6
1.1.2.4. Fungsi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk


mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat atau dalam melaksanakan tugasnya.
Puskesmas menyelenggarakan fungsi :

a) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.

b) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsinya dalam penyelenggaraan Upaya


Kesehatan Perorangan (UKP), Puskesmas berwenang untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit

7
Dalam menyelenggarakan fungsinya dalam penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM), Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis danSistem
Rujukan

Selain menyelenggarakan fungsinya dalam penyelenggaraan UKP dan


UKM, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a, Puskesmas berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan

8
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit

Tabel 1.4. Jumlah Pegawai Puskesmas Menurut Status Kepegawaian di


Wilayah Kecamatan Sawah Besar Tahun 2017

No Puskesmas Medis Paramedis Umum Jumlah


PNS Non PNS Non PNS Non
PNS PNS PNS
1 Kec. Sawah Besar 6 11 9 38 11 23 98
2 Kel. Kartini 0 2 1 5 1 5 14
3 Kel. Pasar Baru 0 2 3 3 1 4 13
4 Kel. Gunung Sahari
0 1 0 3 2 3 9
Utara
Total 6 16 13 49 15 35 134

Berdasarkan tabel diatas pegawai Puskesmas di wilayah Kecamatan Sawah


Besar terdiri dari tenaga medis, paramedis dan umum dengan jumlah 134 orang.

9
Di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar juga dilengkapi fasilitas
perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah
perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.

Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :

1. Basic Equipment
2. Public Health Nursing and Midwifery kit.
3. Diagnostic and Surgical Equipment.
4. Physician ki.
5. Health Education Equipment.
6. Laboratory Equipment.
7. Nebulizer.
8. Screening kit bagi UKS di Puskesmas.
9. Alat-alat Imunisasi.
10. Alat-alat penyuluhan
11. Perangkat peralatan gigi.
12. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan
13. USG
14. EKG
15. Readmill
16. Slitlam
17. Optotip snellen/snellen chart
18. Optik kaca mata
19. Alat-alat KB
20. Bangku ginekologi
21. Rontgen
22. Klinik jiwa
23. Test Ishihara
24. Akupunktur
25. Inkubator neonatus
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar adalah:

10
1. Meubel
a. Meja periksa 16 buah
b. Meja rapat 2 buah
c. Meja kerja 40 buah
d. Kursi 60 buah
e. Bangku tunggu 60 buah
2. Kendaraan/transportasi
a. Mobil puskesmas keliling 3 buah
b. Sepeda motor 7 buah
3. Perlengkapan kantor
a. Administrasi (formulir, kertas, map, dll)
b. Mesin ketik (portable, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Brankas
e. Personal komputer 3 (tiga) unit
f. LCD
4. Alat komunikasi : Telepon, intercom
5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel
6. Alat Rumah Tangga Kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset/radio
c. Kulkas
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, gorden, taplak
f. Alat-alat kebersihan

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan


evaluasi untuk menilai apakah program yang dilakukan berhasil atau tidak. Untuk
itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas, sebagai berikut:

11
Indikator dan Target Kesehatan

Target kesehatan mengacu kepada peraturan Menteri Kesehatan RI,


NO.741MENKESPER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan di kabupaten/kota.

Tabel 1.5. Standar Pelayanan Minimal Pada Puskesmas Kecamatan Sawah


Besar.
No. Jenis Pelayanan Target Pencapaian
I Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 100% 100%
2. Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang 96% 96%
Ditangani
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau 95% 95%
Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan
4. Cakupan Ibu Nifas 90% 95%
5. Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang 80% 80%
Ditangani
6. Cakupan Kunjungan Bayi 95% 95%

7. Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% 100%


8. Cakupan Pelayanan Anak Balita 90% 85,2%
9. Cakupan Pemberian Makanan ASI pada Anak Usia 100% 100%
6-24 bulan Keluarga Miskin
10. Senam Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100% 100%
11. Cakupan Peserta KB Aktif 70% 70,6%
12. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien 100% 100%
Keluarga Miskin
II Pelayanan Kesehatan Rujukan
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien 100% 100%
Keluarga Miskin
2. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I 100% 100%
III Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan
KLB
1. Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang 100% Tidak Ada

12
Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 jam Kasus KLB
IV Promosi Kesehatan dan Pemberantasan
Pemberdayaan Masyarakat
1. Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 100%

1.1.2.5. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar

Kepala
Puskesmas

UKM UKP

Essensial Pengembangan IGD 24 Jam

Promkes Upaya Kes. Ruang Bersalin


Sekolah (UKS)

KIA Upaya Kes. Gigi Home Care


Sekolah (UKGS)

Kesling Kes. Lanjut Usia


(LANSIA)

Gizi Kes. Jiwa

P2M

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar


Sumber : Arsip Puskesmas Kecamatan Sawah Besar

13
1.1.3. Program Gizi Puskesmas yang diselenggarakan di Puskesmas Sawah
Besar.

Upaya kesehatan Gizi masuk ke dalam program dasar puskesmas atau yang
dikenal dengan basic six. Sasaran pembangunan kesehatan tertuang dalam rencana
pembangunan jangka menengah yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, yang salah
satunya tercermin dari gizi komunitas dan peningkatan peran serta masyarakat.
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar merupakan salah satu Puskesmas yang
memasukkan gizi ke dalam program wajib puskesmas dan melaksanakan kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah kesehatan gizi yang terdapat
di wilayah kerjanya. Kegiatan pokok puskesmas meliputi:
- Cakupan pemberian vitamin A Usia 6 59 Bulan
- Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif
- Cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S)
- Cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan
- Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet tambah darah (Fe3)

Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan program gizi maka perlu


ditetapkan indikator atau parameter objektif yang dapat di pahami dan diterima
oleh semua pihak. dengan menggunakan indikator tersebut di harapkan dapat
diketahui keberhasilan kegiatan srveilans gizi, dan dapat pula digunakan untuk
membandingkan keberhasilan kegiatan program gizi.

Tabel 1.6 Indikator Target Kinerja Program Gizi di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017.

No Indikator Januari Mei 2017


Cakupan pemberian vitamin A Usia 6 59
1 84%
Bulan
Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan
2 80%
ASI eksklusif
Cakupan balita ditimbang berat badannya
3 77%
(D/S)
Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan
4 100%
perawatan
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet
5 90%
tambah darah (Fe3)

14
1.1.3.1 Cakupan pemberian vitamin A Usia 6 59 Bulan

Dalam rangka mencegah terjadinya kekurangan vitamin A di wilayah


Kecamatan Sawah Besar, dilakukan akselerasi vitamin A yang bertujuan
meningkatkan cakupan pemberian vitamin A, kegiatan yang dilakasanakan adalah
pemasangan leaflet di tiap PKM kelurahan dan PKM Kecamatan, penyebaran
leaflet dan dengan bantuan kader posyandu, mendatangi balita-balita pada bulan
Januari Mei 2017 yang belum mendapat vitamin A untuk diberikan vitamin A
sesuai umur balita.
Untuk kegiatan pemberian Vitamin A pada ibu nifas pelaksanaannya
melakukan koordinasi dengan lintas program yaitu program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA).

Tabel 1.7 Sasaran Suplementasi Vitamin A


Sasaran Dosis Frekuensi
Bayi 6-11 bulan Kapsul biru (100.00 SI) 2 kali
Balita 12-59 bulan Kapsul merah (200.000 2 kali
SI)
Ibu Nifas (0-42 hari) Kapsul merah (200.000 2 kali
SI)

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di Kecamatan


Sawah Besar pada Bayi 6-11 Bulan dan Balita 12-59 Bulan di bulan Januari Mei
2017 ialah sebagai berikut :

Tabel 1.8 Data Cakupan Pemberian Vitamin A di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Sawah Besar periode Januari Mei 2017.

No Puskesmas Cakupan pemberian Vitamin A


Januari Mei 2017
Sasaran Pencapaian Persentase
1 Kelurahan Pasar Baru 77 %
2 Kelurahan Kartini 67 %
3 Kelurahan Gunung Sahari Utara 72 %
4 Kecamatan Sawah Besar 72 %

15
1.1.3.2 Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.

Tabel 1.9 Data Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari Mei 2017.

No Puskesmas Bayi 0-6 Bulan yang Mendapatkan


ASI Eksklusif
Januari Mei 2017
Sasaran Pencapaian Persentase
1 Kelurahan Pasar Baru 33 %
2 Kelurahan Kartini 28 %
3 Kelurahan Gunung Sahari Utara 23 %
4 Kecamatan Sawah Besar 28 %

1.1.3.3 Cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S).

Penimbangan rutin di Posyandu merupakan salah satu cara untuk


memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan KMS (Kartu
Menuju Sehat). Didalam KMS berat badan balita hasil penimbangan disisikan
dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis
pertumbuhan anak. berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat
badan anak hasil penimbangan Naik (N) atau tidak naik (T). selain itu dari
kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke posyandu dan
ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak
yang baru pertama kali ditimbang (B) banyaknya anak yang berat badannya di
bawah garis merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu (S), dan jumlah
balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K).
Alur pencatatan dan pelaporan yang selama ini dijalankan yaitu kader
mencatat dan melaporkan hasil kegiatan posyandu didalam lembar F1 Posyandu,
kemudian mengirimkan laporan tersebut ke Puskesmas Kelurahan. Petugas gizi
Puskesmas Kelurahan membuat rekapitulasi F1 hasil penimbangan seluruh
Posyandu yang ada di wilayahnya kedalam formulir LB3 Gizi dan dikirimkan ke
Puskesmas Kecamatan. Petugas gizi Puskesmas Kecamatan membuat rekapitulasi
LB3 Gizi seluruh Puskesmas Kelurahan untuk dikirimkan ke Suku Dinas
Kesehatan Masyarakat. Hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam setiap
kegiatan penimbangan adalah pembuatan balok SKDN, yang dapat memberikan

16
gambaran mengenai keberhasilan kegiatan program disuatu wilayah kerja. Tujuan
pembuatan balok SKDN adalah agar:
- Semua BALITA yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS.
- Semua BALITA hadir untuk ditimbang dan semua BALITA naik berat
badannya sehingga : S = K = D = N

Berdasarkan laporan LB3 setiap bulan dari Puskesmas kelurahan diketahui


kondisi SKDN Kecamatan Sawah Besar sebagai berikut :
S = Jumlah S proyeksi
S = Jumlah seluruh balita pendataan
K = Jumlah balita yang mempunyai KMS
D = Jumlah balita yg ditimbang di posyandu
N = Jumlah balita yg ditimbang & naik BB-nya
Data SKDN juga dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan program, yaitu
untuk memotivasi masyarakat agar berpartisipasi dalam kegiatan posyandu
dengan indikator yang didasarkan pada data S dan D, selain itu juga untuk
menghitung ketersediaan dan kebutuhan KMS dalam rangka menunjang kegiatan
pemantauan pertumbuhan yang didasarkan pada data S dan K. Berikut ini adalah
indikator-indikator yang digunakan dalam penilaian kegiatan posyandu :
a. Cakupan Program (K/S)
Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat
dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100%.
Persentase dari cakupan program menggambarkan berapa jumlah balita di wilayah
tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program di daerah
tersebut yang telah tercapai. Target dari K/S ialah 100%.
b. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang ditimbang di
wilayah kerja dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian
dikali 100%. Persentase cakupan partisipasi masyarakat ini menggambarkan
berapa besar jumlah partisipasi masyarakat di daerah tersebut untuk menimbang
balitanya ke Posyandu. Target dari D/S ialah 77%.

17
c. Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K)
Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang ditimbang
dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian dikali 100%.
Persentase menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan didaerah
tersebut yang telah tercapai dan untuk memantau balita yang memiliki KMS dan
ditimbang di posyandu. Target dari D/K ialah 85%.
d. Cakupan hasil penimbangan (N/D)
Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik berat
badannya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali 100%.
Persentase ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di daerah tersebut
yang telah tercapai. Memantau efektifitas perbaikan gizi dengan melihat jumlah
balita yang naik berat badannya selama 2 kali berturut-turut datang ke posyandu.
Target dari N/D ialah 85%.
e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S)
Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat
badannya dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
kemudian dikali 100%. Target dari N/S ialah 60%.

Tabel. 1.10 Data cakupan rata-rata SKDN Puskesmas Kecamatan Sawah


Besar Periode Januari Mei 2017.
N WILAYAH K/S D/S D/K N/D N/S
O
S P % S P % S P % S P % S P %
1 Kelurahan Pasar 100 70% 87,8 60% 54%
Baru % %
2 Kelurahan Kartini 100 60% 88,2 43% 38%
% %
3 Kelurahan Gunung 100 59% 85% 55% 48%
Sahari Utara %
4 Kecamatan Sawah 100 63% 87% 53% 47%
Besar %

1.1.3.4 Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan

Setelah melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan balita,


didaptakan balita dengan berat badan dibawah garis merah (BGM) atau dapat
diartikan dengan balita gizi buruk. Baliat dengan gizi buruk akan mendapatkan
intervensi berupa konseling langsung ditempat penimbangan dan rujukan ke Poli
Gizi Puskesmas, dan selanjutnya akan dilakukan Pemberian Makanan Tambahan

18
(PMT) selama 3 bulan. Adapun jenis PMT yang diberikan berupa susu balita serta
biscuit. Untuk pemantauan keberhasilan program ini, diadakan penimbangan berat
badan setiap bulannya. Berikut disajikan data hasil pengumpulan data balita gizi
buruk yang mendapatkan perawatan periode Januari - Mei 2017.

Tabel 1.11 Data Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari Mei 2017.

No Puskesmas Balita gizi buruk yang mendapatkan


perawatan
Januari Mei 2017
Sasaran Pencapaian Persentase
1 Kelurahan Pasar Baru 528 528 100 %
2 Kelurahan Kartini 1056 1056 100 %
3 Kelurahan Gunung Sahari Utara 778 778 100 %
4 Kecamatan Sawah Besar 2362 2362 100 %

1.1.3.5 Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah (Fe3)
Pemberian tablet besi pada ibu hamil dilakukan dengan kegiatan
pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet kepada ibu hamil dengan kehamilan
trimester kedua atau ketiga di lingkungan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
Pemberian tablet besi untuk ibu hamil dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas
Kelurahan, dan Puskesmas Kecamatan.

Tabel 1.12 Data Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah
(Fe3) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari Mei
2017.

No Puskesmas Cakupan ibu hamil yang


mendapat 90 tablet tambah
darah (Fe3)
Januari Mei 2017
Sasaran Pencapaian Persentase
1 Kelurahan Pasar Baru 260 234 90%
2 Kelurahan Kartini 240 216 90%
3 Kelurahan Gunung Sahari Utara 277 249 90%
4 Kecamatan Sawah Besar 777 700 90%

19
1.2 Identifikasi Masalah

Dari lima kegiatan Program Gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar,


semua kegiatan sudah dilaksanakan dalam periode Januari - Mei 2017. Setelah
didapatkan identifikasi masalah dari program gizi di Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed) akan dipilih satu masalah yang menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan. Adapun identifikasi masalah yang didapatkan:
1. Persentase balita yang mendapat vitamin A di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017 adalah sebesar
72%.
2. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017
adalah sebesar 28%.
3. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017 adalah
sebesar 63%.
4. Persentase balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) ) di wilayah Puskesmas kelurahan Pasar Baru pada
periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87,8%
5. Persentase balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) ) di wilayah Puskesmas kelurahan Kartini pada
periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 88,2%
6. Persentase balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) ) di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87%
7. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
8. Persentase efektivitas program pemantaun berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47%

20
1.3 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada


Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar periode Januari - Mei 2017 terdapat 5
cakupan program yang menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan
perbandingan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang telah terjadi (observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan
masalah dari program kesehatan gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
adalah sebagai berikut:

1. Persentase balita yang mendapat vitamin A di wilayah Puskesmas se-


Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017 adalah sebesar
72% kurang dari target sebesar 84%
2. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80 %
3. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017 adalah
sebesar 63% kurang dari target sebesar 77%.
4. Persentase balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) ) di wilayah Puskesmas kelurahan Pasar Baru pada
periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87,8% lebih dari target sebesar
85 %
5. Persentase balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) ) di wilayah Puskesmas kelurahan Kartini pada
periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 88,2% lebih dari target sebesar
85 %
6. Persentase balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) ) di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87% lebih dari target
sebesar 85 %

21
7. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85 %
8. Persentase efektivitas program pemantaun berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47% kurang dari target sebesar 60 %

BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

22
2.1 Menetapkan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan
yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan
sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat
dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi
prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan
dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas
masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif,
subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program
gizi yang merupakan salah satu dari 4 program kesehatan dasar di Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya
manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan,
perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang
dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1 Pemilihan Metode MCUA


Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan
metode ini. Karena parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan
masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada
kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah
tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan
dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih

23
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah.
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar maka dipilih empat cakupan
program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.

A. EMERGENCY
Emergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan
oleh masalah. Ini ditujukan dengan Case Fatality Rate (CFR)
masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suaru angka yang
digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan secara
langsung dengan penyakit, tetapi dapat mempengaruhi terjadinya
suatu penyakit. Nilai proxy suatu CFR ditentukan berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Angka proxy yang digunakan untuk masalah program gizi
di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar pada Januari Mei
2017 adalah CFR Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKBA), Incidence Rate Gizi Buruk (IR Gizi Buruk).
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di DKI Jakarta
adalah sebesar 2,3%, Angka Kematian Balita (AKBA) pada tahun
2015 di DKI Jakarta adalah sebesar 3,2%, Incidence Rate Gizi
Buruk (IR Gizi Buruk) di DKI Jakarta tahun 2015 adalah sebesar
2,8%.

Table 2.1 Penentuan Score Emergency


Range (%) Score
0-10 1
10,1-20 2

24
20,1-30 3
30,1-40 4
40,1-50 5

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Program SKDN pada Puskesmas


Kecamatan Sawah Besar Periode Januari-Mei 2017

No PROGRAM DAN KEGIATAN Besar Masalah Proxy Total Nilai SKOR


(Target- (b) (a + b)
Pencapaian)
(a)
1 Persentase balita yang mendapat 12% AKBa 15,2% 2
vitamin A di wilayah Puskesmas se- 3,2%
Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari Mei 2017 adalah sebesar 72%
kurang dari target sebesar 84%.
2 Persentase bayi 0-6 bulan yang 52% AKB 54,3% 5
mendapat ASI eksklusif di wilayah 2,3%
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 28% kurang dari target sebesar
80%
3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) 14% IR Gizi 16,8% 2
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Buruk
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2,8%
2017 adalah sebesar 63% kurang dari
target sebesar 77%
4 Persentase jumlah balita yang 2,8% IR Gizi 5,6% 1
ditimbang dibagi dengan jumlah balita Buruk
yang telah memiliki KMS (D/K) di 2,8%
wilayah Puskesmas Kelurahan Pasar
Baru pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 87,8% lebih dari target
sebesar 85%.
No PROGRAM DAN KEGIATAN Besar Masalah Proxy Total Nilai SKOR
(Target- (b) (a + b)
Pencapaian)
(a)
5 Persentase jumlah balita yang ditimbang 3,2% IR Gizi 6% 1

25
dibagi dengan jumlah balita yang telah Buruk
memiliki KMS (D/K) di wilayah 2,8%
Puskesmas Kelurahan Kartini pada
periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 88,2% lebih dari target sebesar
85%.
6 Persentase jumlah balita yang ditimbang 2% IR Gizi 4,8% 1
dibagi dengan jumlah balita yang telah Buruk
memiliki KMS (D/K) di wilayah 2,8%
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87% lebih dari target sebesar
85%.
7 Persentase balita yang memiliki 32% IR Gizi 34,8% 4
kenaikan berat badan per jumlah balita Buruk
yang ditimbang (N/D) di wilayah 2,8%
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 53% kurang dari target sebesar
85%
8 Persentase efektivitas program 13% IR Gizi 15,8% 2
pemantaun berat badan balita (N/S) di Buruk
wilayah Puskesmas se-Kecamatan 2,8%
Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47% kurang dari
target sebesar 60%

Skor Emergency terbesar di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah


Besar Periode Januari Mei 2017 dengan jumlah skor 5 yaitu persentase bayi
0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28% kurang dari
target sebesar 80%
B. GREATEST MEMBER
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin
besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang
didapatkan.

26
Tabel 2.3 Skala Score Greetest Member

Score Range (%)

1 0-3
2 4-7
3 8-11
4 12-15
5 16-19
6 20-23
7 24-27
8 28-31
9 32-35
10 36-39
11 40-43
12 44-47
13 48-51
14 52-55

Keterangan:
Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan
score dari nol sampai 35 dengan jarak tiap range sebesar 4 agar mendapatkan
nilai greetest member yang bervariasi.

Tabel 2.4 Penentuan Score Greatest Member Program Gizi pada Puskesmas
Kecamatan Sawah besar Periode Januari-Mei 2017
NO MASALAH TARGET CAKUPAN SELISIH SKOR
(%) (%) (%)
1 Persentase balita yang mendapat vitamin A di 84% 72% 12% 4
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari Mei 2017 adalah sebesar
72% kurang dari target sebesar 84%.

NO MASALAH TARGET CAKUPAN SELISIH SKOR


(%) (%) (%)
2 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI 80% 28% 52% 14
eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar

27
80%
3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) di 77% 63% 14% 4
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
63% kurang dari target sebesar 77%
4 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi 85% 87,8% 2,8% 1
dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas Kelurahan Pasar
Baru pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87,8% lebih dari target sebesar 85%.
5 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi 85% 88,2% 3,2% 1
dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kartini
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
88,2% lebih dari target sebesar 85%.
6 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi 85% 87% 2% 1
dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87% lebih dari target sebesar 85%.
7 Persentase balita yang memiliki kenaikan berat 85% 53% 32% 9
badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D)
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 53% kurang dari target sebesar 85%
8 Persentase efektivitas program pemantaun berat 60% 47% 13% 4
badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-
Mei 2017 adalah sebesar 47% kurang dari target
sebesar 60%

Skor Greatest Member terbesar di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah


Besar Periode Januari-Mei 2017 dengan jumlah skor 14 terdapat pada:
1. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%

28
C. EXPANDING SCORE
Expanding Score menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

Tabel 2.5 Penentuan Score Luas Wilayah


Range Luas Wilayah (km2) Skor
0,1-0,59 1
0,6-0,99 2
1-1,59 3
1,6-1,99 4
2-2,59 5
2,6-2,99 6
3-3,59 7
3,6-3,99 8
4-4,59 9
4,6-4,99 10

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Score Berdasarkan Luas Wilayah


No Wilayah Luas Area (km2) Skor

1 Kel. Pasar Baru 1,9 4

2 Kel. Kartini 0,5 1

3 Kel. Gunung Sahari Utara 2,0 5

4 Kec. Sawah Besar 4,4 9

Tabel 2.7 Penentuan Score Jumlah Penduduk

Range Jumlah Penduduk Skor

1.000-10.000 1
10.001-20.000 2
20.001-30.000 3
30.001-40.000 4

29
40.001-50.000 5
50.001-60.000 6
60.001-70.000 7
70.001-80.000 8
80.001-90.000 9
90.001-100.000 10

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Score Berdasarkan Jumlah Penduduk

No Wilayah Jumlah Penduduk Skor

1 Kel. Pasar Baru 12.245 2

2 Kel. Kartini 19.637 2

3 Kel. Gunung Sahari Utara 14.995 2

4 Kec. Sawah Besar 46.877 5

Tabel 2.9 Penentuan Nilai Expanding Score Berdasarkan Keterpaduan


Lintas Sektoral

No Keterpaduan Skor

1 Lintas Program 1

2 Lintas Sektoral 2

Tabel 2.10 Penentuan skor Expanding Score


No Range Skor
1 1 4 1
2 5-8 2
3 9-12 3

30
4 13-16 4
5 17-20 5
6 21-24 6

Tabel 2.11 Penentuan Score Expanding Score Program Gizi pada Puskesmas
di Wilayah Kecamatan Sawah besar Periode Januari Mei 2017
NO MASALAH PENDUDUK WILAYAH LINTAS TOTAL SKOR
PROGRAM

1 Persentase balita yang mendapat 4 9 1 14 4


vitamin A di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar pada
periode Januari Mei 2017 adalah
sebesar 72% kurang dari target
sebesar 84%.

2 Persentase bayi 0-6 bulan yang 4 9 1 14 4


mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 28% kurang
dari target sebesar 80%

3 Persentase balita yang ditimbang 4 9 1 14 4


(D/S) di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada
periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 63% kurang dari target
sebesar 77%

NO MASALAH PENDUDUK WILAYAH LINTAS TOTAL SKOR


PROGRAM

4 Persentase jumlah balita yang 2 4 1 7 2


ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Pasar Baru pada

31
periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 87,8% lebih dari
target sebesar 85%.

5 Persentase jumlah balita yang 2 1 1 4 1


ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kartini pada periode
Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 88,2% lebih dari target
sebesar 85%.

6 Persentase jumlah balita yang 4 9 1 14 4


ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar pada
periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 87% lebih dari
target sebesar 85%.

7 Persentase balita yang memiliki 4 9 1 13 4


kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-
Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%

NO MASALAH PENDUDUK WILAYAH LINTAS TOTAL SKOR


PROGRAM

8 Persentase efektivitas program 4 9 1 13 4


pemantaun berat badan balita (N/S)
di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada
periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 47% kurang dari target
sebesar 60%

32
Skor Expanding Scope terbesar di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah
besar pada periode Januari-Mei 2017 dengan jumlah skor 4 terdapat pada:

1. Persentase balita yang mendapat vitamin A di wilayah Puskesmas se-


Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017 adalah sebesar
72% kurang dari target sebesar 84%.
2. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
3. Persentase balita yang ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
63% kurang dari target sebesar 77%
4. Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang
telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87% lebih dari target
sebesar 85%.
5. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85%
6. Persentase efektivitas program pemantaun berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47% kurang dari target sebesar 60%

D. FEASIBILITY

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa


mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu
masalah dapat diselesaikan meliputi:

33
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap
Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran
program kesehatan di wilayah Puskesmas.

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap


jumlah penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :

Tabel 2.12 Scoring Rasio Tenaga Ahli Gizi di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017

Perbandingan Skoring

1: 100000-80001 1
1: 80000-60001 2
1: 60000-40001 3
1: 40000-20001 4
1: 20000-1000 5

Tabel 2.13 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di


Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
No Puskesmas Jumlah Tenaga Jumlah Perbandingan Score
Ahli Gizi Penduduk
(Nutrisionis) (Jiwa)
1 Kel. Pasar Baru 1 12.245 1 : 12.245 5

2 Kel. Kartini 1 19.637 1 : 19.637 5

3 Kel. Gunung Sahari Utara 1 14.995 1 : 14.995 5

34
4 Kec. Sawah Besar 1 46.877 1 : 46.877 4

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang


dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu
masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan
oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori
untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi ketersediaan alat atau obat
Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang
mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari
kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan
diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang,
atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai
satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

Tabel 2.14 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
Kategori Ketersediaan Score
Tidak ada 0
Alat/Obat Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2

3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan


Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu cukup, kurang, dan tidak ada.
Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala
Puskesmas terkait.

Tabel 2.15 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di


Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
No Dana Score
1. Tidak ada 0
2. Ada tetapi kurang 1
3. Ada dan cukup 2

35
Tabel 2.16 Penentuan Score Feasibility Program Gizi Terhadap Kegiatan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017

ALAT/
NO MASALAH SDM DANA JUMLAH
OBAT

1 Persentase balita yang mendapat vitamin A


di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari Mei 2017 4 1 2 7
adalah sebesar 72% kurang dari target
sebesar 84%.
2 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat
ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode 4 1 2 7
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28% kurang
dari target sebesar 80%
3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
4 1 2 7
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 63% kurang dari target sebesar 77%
4 Persentase jumlah balita yang ditimbang
dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas
5 1 2 8
Kelurahan Pasar Baru pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87,8%
lebih dari target sebesar 85%.

ALAT/
NO MASALAH SDM DANA JUMLAH
OBAT

5 Persentase jumlah balita yang ditimbang


dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas
5 1 1 7
Kelurahan Kartini pada periode Januari-
Mei 2017 adalah sebesar 88,2% lebih dari
target sebesar 85%.
6 Persentase jumlah balita yang ditimbang
dibagi dengan jumlah balita yang telah 4 1 2 7
memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas

36
Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87%
lebih dari target sebesar 85%.
7 Persentase balita yang memiliki kenaikan
berat badan per jumlah balita yang ditimbang
(N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
4 1 2 7
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85%
8 Persentase efektivitas program pemantaun
berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada 4 1 2 7
periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
47% kurang dari target sebesar 60%

Skor Feasibility terbesar di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah besar


Periode Januari-Mei 2017 dengan jumlah skor 8 terdapat pada:
1. Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang
telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas Kelurahan Pasar Baru
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87,8% lebih dari target
sebesar 85%.

E. POLICY
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka
skor untuk penyuluhan diberikan 1, sedangkan untuk iklan di media cetak

37
diberikan nilai 2. Media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas
dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah
kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 3.

Tabel 2.17 Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Gizi pada


Puskesmas di Wilayah Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
No. Parameter Score
1. Tidak ada kebijakan 1
2. Ada kebijakan 2

Tabel 2.18 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas


Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
No. Parameter Score
1 Penyuluhan 1
2 Media cetak 2
3 Media Elektronik 3

Tabel 2.19 Penentuan Score Policy Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah
Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
NO MASALAH KEBIJAKAN PARAMETER JUMLAH
PUBLIKASI
1 Persentase balita yang mendapat vitamin 2 2 4
A di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari Mei
2017 adalah sebesar 72% kurang dari
target sebesar 84%.

38
2 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat 2 2 4
ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28%
kurang dari target sebesar 80%
3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) di 2 2 4
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 63% kurang dari target
sebesar 77%
4 Persentase jumlah balita yang ditimbang 2 2 4
dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Pasar Baru
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87,8% lebih dari target sebesar
85%.
5 Persentase jumlah balita yang ditimbang 2 1 3
dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kartini pada
periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 88,2% lebih dari target sebesar
85%.

NO MASALAH KEBIJAKAN PARAMETER JUMLAH


PUBLIKASI

6 Persentase jumlah balita yang ditimbang 2 2 4


dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) di wilayah
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87% lebih dari target sebesar
85%.

39
7 Persentase balita yang memiliki kenaikan 2 2 4
berat badan per jumlah balita yang
ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%
8 Persentase efektivitas program pemantaun 2 2 4
berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 47% kurang dari target sebesar
60%

Skor Policy terbesar di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah besar pada


periode Januari-Mei 2017 dengan jumlah skor 4 terdapat pada:
1. Persentase balita yang mendapat vitamin A di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017 adalah sebesar
72% kurang dari target sebesar 84%.
2. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
3. Persentase balita yang ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
63% kurang dari target sebesar 77%
4. Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang
telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas Kelurahan Pasar Baru
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87,8% lebih dari target
sebesar 85%.
5. Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang
telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87% lebih dari target
sebesar 85%.
6. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar

40
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85%
7. Persentase efektivitas program pemantaun berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47% kurang dari target sebesar 60%

Tabel 2.20 Penentuan Program Gizi Menurut Metode MCUA MS-1 dan MS-
4 Puskesmas di Wilayah Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei
2017
MS-1 MS-2 MS-3 MS-4
No Kriteria Bobot
N BN N BN N BN N BN
1 Feasibility 5 7 35 7 35 7 35 8 40
2 Expanding Scope 4 4 16 4 16 4 16 2 8
3 Greatest Member 3 4 12 14 42 4 12 1 3
4 Policy 2 4 8 4 8 4 8 4 8
5 Emergency 1 2 2 5 5 2 2 1 1
Jumlah 73 106 73 60
MS-1 Persentase balita yang mendapat vitamin A di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017
adalah sebesar 72% kurang dari target sebesar 84%.
MS-2 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
MS-3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 63% kurang dari target sebesar 77%
MS-4 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Pasar Baru pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87,8% lebih dari target sebesar 85%.

41
Tabel 2.21 Penentuan Program Gizi Menurut Metode MCUA MS-5 dan MS-
8 Puskesmas di Wilayah Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei
2017
MS-5 MS-6 MS-7 MS-8
No Kriteria Bobot
N BN N BN N BN N BN
1 Feasibility 5 70 35 7 35 7 35 7 35
2 Expanding Scope 4 1 4 4 16 4 16 4 16
3 Greatest Member 3 1 3 1 3 9 27 4 12
4 Policy 2 3 6 4 8 4 8 4 8
5 Emergency 1 1 1 1 1 4 4 2 2
Jumlah 49 63 90 73

MS-5 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah


balita yang telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Kartini pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
88,2% lebih dari target sebesar 85%.
MS-6 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87% lebih dari target sebesar 85%.
MS-7 Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%
MS-8 Persentase efektivitas program pemantaun berat badan balita (N/S)
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 47% kurang dari target sebesar
60%

2.1.2 Prioritas Masalah Terpilih


Berdasarkan skoring MCUA, maka dipilih prioritas masalah antara lain :

42
1. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
2. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%

2.1.3 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang
ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk
mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap
sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan
dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan
diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan
(fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan
dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab
masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun
proses. Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem.
Sumber daya antara lain man (sumber daya manusia), money (dana),
material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan
sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri
dari:

a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi
sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber
daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

43
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang
tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi penyimpangan.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab


masalahnya dengan menggunakan diagram fishbone:
1. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
2. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%

44
Gambar 2.1. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017

Method Material Money Man

Keterbatasan dana dari


Pemberian informasi tentang Kurangnya kepedulian Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
pemerintah untuk
pentingnya asi eksklusif oleh masyarakat terhadap pentingnya asi ekslusif
mensosialisasikan program asi
petugas puskesmas yang program asi aksklusif ekslusif Kurangnya penyuluhan dari petugas
kurang menarik
Kurangnya kemampuan petugas Jumlah anggaran sedikit puskesmas tentang penting asi eksklusif
puskesmas dalam menyampaikan Media promosi tentang asi terhadap bayi 0-6 bulan
untuk program asi eksklusif
informasi tentang manfaat asi ekslusif tidak mendukung
eksklusif

Pengalokasian anggaran Persentase bayi 0-6


Keterbatasan dari Kurangnya perekrutan
Kurangnya pelatihan petugas tidak diprioritaskan bulan yang
kreativitas petugas dalam tenaga medis khususnya
puskesmas dalam untuk asi eksklusif untuk program
mendapat ASI
menyampaikan informasi membuat media promosi eksklusif di wilayah
penyuluhan asi ekslusif
tentang asi eksklusif Puskesmas se-
Kecamatan Sawah
Kepala program Komunikasi antara Fokus prioritas Besar pada periode
memiliki banyak Waktu pelaksanaan
tanggung jawab terhadap petugas pelaksana petugas kesehatan Januari-Mei 2017
Tidak ada masalah program bersamaan
program puskesmas program yang
kepada program adalah sebesar 28%
lainnya dengan waktu
kurang baik kurang dari target
pelayanan poli puskesmas terbagi
didalam puskesmas sebesar 80%
Kurangnya pengawasan
dari kepala program Belum terciptanya
koordinasi yang
Waktu yang tersedia
Kurangnya penyuluhan
Kepatuhan orangtua tenaga medis dalam efektif antara tenaga untuk perencanaan
untuk mengikuti program pelaksanakan program kesehatan dalam kurang dimanfaatkan
asi eksklusif pada asi eksklusif pelaksanaan program
wilayah kerja kurang
secara efektif
karena ibu banyak yang Program penyuluhan
Perencanaan pelaksanaan
Tidak semua balita
bekerja belum berjalan
mendapat asi dengan baik program yang kurang
Sedikitnya balita yang ekslklusif matang
mendapat asi eksklusif Organizing Planning
Enviroment
Controlling Actuating
45
Gambar 2.2. Fishbone Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
Method
Material
Money Man
Kurangnya pemberian
informasi tentang pentingnya Kurangnya ketertarikan Keterbatasan dana dari Kurangnya pengetahuan orangtua tentang
konsumsi makanan dengan dan kepedulian masyarakat pemerintah untuk makanan dengan gizi seimbang
gizi seimbang pada balita terhadap program gizi melakukan penyuluhan
Kurangnya kemampuan petugas tentang makanan dengan Kurangnya penyuluhan dari
puskesmas dalam menyampaikan gizi seimbang petugas puskesmas tentang
informasi pentingnya konsumsi Bentuk media promosi
makanan dengan gizi seimbang yang kurang menarik makanan dengan gizi seimbang
pada balita
Pengalokasian anggaran tidak Persentase balita yang
Keterbatasan jumlah
Kurangnya pelatihan petugas Keterbatasan dari diprioritaskan untuk
petugas kesehatan dalam memiliki kenaikan
puskesmas dalam menyampaikan kreativitas petugas dalam melakukan penyuluhan berat badan per jumlah
informasi tentang pentingnya memberikan penyuluhan
membuat media promosi tentang makanan dengan gizi balita yang ditimbang
konsumsi makanan dengan gizi tentang makanan dengan
seimbang (N/D) di wilayah
seimbang pada balita gizi seimbang
Puskesmas se-
Kecamatan Sawah
Pertanggung Keterbatasan SDM Kurangnya Besar pada periode
Lingkungan tempat Kurangnya petugas
diberikannya jawaban tentang yang melaksanakan sehingga jobdesk pengetahuan tenaga ahli Januari-Mei 2017
penyuluhan gizi tidak pendataan program program gizi yang dibagikan untuk mengefisiensikan adalah sebesar 53%
mendukung gizi yang kurang tidak sesuai waktu dalam kurang dari target
oleh petugas kemampuan perencanaan program sebesar 85%

Petugas program gizi


Pengawasan terhadap memiliki banyak job Waktu yang tersedia untuk
Kurangnya antusias perencanaan kurang
berjalannya program yang desk Kesulitan dalam
masyarakat terhadap dimanfaatkan secara efektif
program gizi dari kurang pembagian
puskesmas jobdesk Perencanaan pelaksanaan
Kurangnya Pelaksanaan program yang kurang
pelaporan hasil program yang tidak matang
data tentang serentak
program Organizing Planning
pemantauan berat
Enviroment badan balita Actuating
Controlling
46
2.1.4. Mencari Akar Penyebab Masalah yang Dominan

Pada tahap ini adalah menentukan akar penyebab masalah yang dominan. Dari
tujuh prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih di kenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan
data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar
penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.
Akar penyebab masalah yang paling dominan adalah akar penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang
lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan
dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di
bawah ini adalah akar penyebab masalah yang dominan dalam program gizi pada
puskesmas di wilayah Kecamatan Sawah Besar.

2.1.4.1.Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
Berdasarkan data yang ditemukan persentase bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar
80%
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:
1. Kurangnya perekrutan tenaga medis khususnya untuk program
penyuluhan asi ekslusif (Man).
2. Pengalokasian anggaran tidak diprioritaskan untuk melakukan
penyuluhan tentang makanan dengan gizi seimbang (Money).
3. Keterbatasan dari kreativitas petugas dalam membuat media promosi
(Material).
4. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang asi eksklusif (Methods).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :


1. Fokus prioritas petugas kesehatan kepada program puskesmas
terbagi (Planning).
2. Komunikasi antara petugas pelaksana program yang kurang baik
(Organizing)

47
3. Waktu pelaksanaan program bersamaan dengan waktu pelayanan
poli didalam puskesmas (Actuating)
4. Kepala program memiliki banyak tanggung jawab terhadap program
puskesmas lainnya (Controlling).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment)


adalah: Tidak ada masalah
Dari sembilan akar penyebab masalah diperoleh dua penyebab yang
paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan informasi
tentang asi eksklusif (Methods).
b. Kepala program memiliki banyak tanggung jawab terhadap program gizi
di puskesmas lainnya (Controlling).

Dari dua akar penyebab masalah yang ditetapkan alternatif pemecahan


masalah sebagai berikut :
a. Mengusulkan pengadaan pelatihan petugas puskesmas dalam
menyampaikan informasi tentang pentingnya asi eksklusif pada bayi 0-6
bulan (Methods)
b. Mengusulkan puskesmas untuk menetapkan petugas khusus untuk
pertanggungjawaban program asi eksklusif (Controlling)

2.1.4.2.Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85%
Berdasarkan data yang ditemukan Persentase balita yang memiliki
kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 53% kurang dari target sebesar 85%
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:
1. Keterbatasan jumlah petugas kesehatan dalam memberikan
penyuluhan tentang (Man)
2. Pengalokasian anggaran tidak diprioritaskan untuk melakukan
penyuluhan tentang makanan dengan gizi seimbang (Money).

48
3. Keterbatasan dari kreativitas petugas dalam membuat media promosi
(Material).
4. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang pentingnya konsumsi makanan dengan gizi
seimbang pada balita (Methods).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :


1. Kurangnya pengetahuan tenaga ahli untuk mengefisiensikan waktu
dalam perencanaan program (Planning).
2. Keterbatasan SDM sehingga jobdesk yang dibagikan tidak sesuai
kemampuan (Organizing)
3. Kurangnya petugas yang melaksanakan program gizi (Actuating)
4. Pertanggung jawaban tentang pendataan program gizi yang kurang
oleh petugas (Controlling).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan


(Environtment) adalah: Lingkungan tempat diberikannya penyuluhan gizi
tidak mendukung (Environtment)
Dari sembilan akar penyebab masalah diperoleh penyebab yang paling
dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan informasi
tentang pentingnya konsumsi makanan dengan gizi seimbang pada balita
(Methods)
b. Pertanggungjawaban tentang pendataan program gizi yang kurang oleh
petugas (Controlling)

Dari dua akar penyebab masalah yang ditetapkan alternatif pemecahan


masalah sebagai berikut :
a. Mengusulkan pengadaan pelatihan untuk para petugas puskesmas
mengenai penyuluhan gizi yang baik terhadap masyarakat (Methods)
b. Mengusulkan puskesmas untuk melakukan rapat ulang mengenai
pertanggungjawaban program-program gizi di puskesmas (Controlling)

49
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan, untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan
tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA ( Multiple Criteria Utility
Assassement ), yaitu dengan memberikan skoring 1 dan 2 pada bobot berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.

Tabel 3.1 Skoring Bobot Penetapan Alternatif Masalah dengan MCUA


Skor Keterangan
1 Sulit Dilaksanakan, Biaya Mahal,
Butuh Waktu Lama, Tidak Dapat
Menyelesaikan Masalah Dengan
Sempurna.
2 Mudah Dilaksanakan, Tidak Butuh
Biaya Mahal, Tidak Butuh Waktu
Lama, Dapat Menyelesaikan Masalah
Dengan Sempurna.

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang
dicari prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya
didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi,
dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang
terbaik adalah:
1. Mudah dilaksanakan
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan skor 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.

50
2. Murah biayanya
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan skor 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.
3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 adalah masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan skor 1 adalah masalah yang memerlukan waktu
paling lama dalam penyelesaiannya.
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan skor 1 merupakan masalah yang sulit
diselesaikan dengan sempurna.

3.1.1 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di


wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar
80%
Dari sembilan akar penyebab masalah diperoleh penyebab
yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai
berikut :
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang asi eksklusif (Methods).
b. Kepala program memiliki banyak tanggung jawab terhadap
program puskesmas lainnya (Controlling).
Dari tiga akar penyebab masalah yang ditetapkan alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut :
a. Mengusulkan pengadaan pelatihan petugas puskesmas dalam
menyampaikan informasi tentang pentingnya asi eksklusif
pada bayi 0-6 bulan
b. Mengusulkan puskesmas untuk menetapkan petugas khusus
untuk pertanggungjawaban program asi eksklusif

51
Tabel 3.2 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Persentase bayi 0-6 bulan
yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28% kurang dari
target sebesar 80%

AL 1 AL 2
No Parameter Bobot
N BN N BN

1 Mudah dilaksanakan 4 2 8 2 8
2 Murah biayanya 3 2 6 2 6
3 Waktu penerapannya sampai 2 2 4 2 4
masalah terpecahkan tidak terlalu
Lama
4 Dapat menyelesaikan dengan 1 2 2 1 1
Sempurna

Jumlah 20 19

Keterangan:
AL-1 : Mengusulkan pengadaan pelatihan petugas puskesmas dalam
menyampaikan informasi tentang pentingnya asi eksklusif pada bayi 0-6 bulan
AL-2 : Mengusulkan puskesmas untuk menetapkan petugas khusus untuk
pertanggungjawaban program asi eksklusif

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan


metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Melakukan pelatihan tentang pentingnya ASI dan membuat Flip Chart
agar memudahkan petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi
2. Melakukan rapat untuk menentukan petugas khusus (nutrisionis
puskesmas atau Dinkes) untuk menjadi penanggungjawab program.

52
3.1.2 Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%
Dari sembilan akar penyebab masalah yang paling
mungkin diperoleh penyebab yang paling dominan berdasarkan
hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang pentingnya konsumsi makanan dengan gizi
seimbang pada balita (Methode)
b. Pertanggungjawaban tentang pendataan program gizi yang
kurang oleh petugas (Controlling)
Dari dua akar penyebab masalah yang ditetapkan alternatif
masalah sebagai berikut :
a. Mengusulkan pengadaan pelatihan untuk para petugas
puskesmas mengenai penyuluhan gizi yang baik terhadap
masyarakat
b. Mengusulkan puskesmas untuk melakukan rapat ulang mengenai
pertanggungjawaban program-program puskesmas.

Tabel 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Persentase balita yang


memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 53% kurang dari target sebesar 85%
AL 1 AL 2
No Parameter Bobot
N BN N BN

1 Mudah dilaksanakan 4 2 8 1 4
2 Murah biayanya 3 2 6 2 6
3 Waktu penerapannya sampai 2 2 4 2 4
masalah terpecahkan tidak terlalu
Lama
4 Dapat menyelesaikan dengan sempurna 1 2 2 2 2

Jumlah 20 16

53
Keterangan :
a. AL-1 : Mengusulkan pengadaan pelatihan untuk para petugas
puskesmas mengenai penyuluhan gizi yang baik terhadap
masyarakat
b. AL-2 : Mengusulkan puskesmas untuk melakukan rapat ulang
mengenai pertanggungjawaban program-program puskesmas.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode


MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Mengadakan pelatihan penyuluhan oleh nutrisionis kepada petugas
kesehatan dan membuat daftar pola makan untuk memudahkan
penyampaian informasi kepada masyarakat berupa leaflet
2. Melakukan rapat untuk kegiatan keterampilan ahli gizi per bulan dan
melakukan evaluasi program pendataan gizi per tahun

54
BAB IV

RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


PEMECAHAN MASALAH

4.1 Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah


Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah
pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini,
diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar
masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun
berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan
akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan
masalah.

4.1.1 MS-02: Rencana peningkatan presentase bayi 0-6 bulan yang


mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari Mei 2017

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari


permasalahan Cakupan Presentase bayi 0 6 bulan yang mendapatkan ASI
ekslusif di Puskesmas Sekecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80% yang didapatkan dalam
BAB III, maka dibuatlah rencana usulan kegiatan sebagai berikut

55
Tabel 4.1 MS-02: Rencana peningkatan presentase adalah sebesar bayi
0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017
No Alternatif Rencana Kegiatan Sasaran Target Biaya

1. Mengusulkan 1. Melakukan Petugas Tenaga Rp.


pengadaan pelatihan tentang kesehatan kesehatan 3.000.000

pelatihan petugas pentingnya ASI menjadi


2.Membuat Flip terampil
puskesmas
Chart agar dalam
dalam
memudahkan melaksanak
menyampaikan
petugas kesehatan an program
informasi
3.Melakukan AKB
tentang briefing sebelum dengan
pentingnya asi turun ke masyatakat standarisasi
eksklusif pada 4.Evaluasi dari medis dan
bayi 0-6 bulan pelatihan program.
keterampilan
petugas

4.1.2 MS-07 : Rencana peningkatan persentase balita yang memiliki


kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-
Mei 2017
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari
permasalahan Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per
jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari
target sebesar 85% yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuatlah rencana
usulan kegiatan sebagai berikut:

56
Tabel 4.2 MS-07 : Rencana peningkatan persentase balita yang
memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang
(N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target sebesar
85%

No Alternatif Rencana Kegiatan Sasaran Target Biaya


1. Mengusulkan 1. Mengadakan Petugas Untuk Rp2.000.000
pengadaan pelatihan puskesmas meningkatkan
pelatihan untuk penyuluhan masyarakat pengetahuan ,
para petugas oleh kesadaran
puskesmas nutrisionis mengenai gizi
mengenai 2. Membuat
penyuluhan gizi daftar pola
yang baik makan untuk
terhadap memudahkan
masyarakat masyarakat
berupa leaflet
3. Evaluasi dari
pelatihan
keterampilan
petugas

4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah


Setelah menyusun pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana
pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan
kegiatan.Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk
tabel gant chart berikut ini:

57
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah Cakupan
Presentase bayi 0 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif di Puskesmas
Sekecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017 adalah sebesar 28%
kurang dari target sebesar 80%
NO Kegiatan Bulan
Jan '18 Feb '18 Maret '18 April '18 Mei '18 Juni '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x
NAKES oleh
dokter (klinisi
mengenai
pentingnya
pemberian ASI).

2. Pelatihan x
manajemen
pelayanan ASI
ekslusif (analisis
supervise audit)
dan kajian
mandiri (sistim
pencatatan dan
pelaporan
cakupan ASI)
dan pembuatan
flipchart tentang
ASI
3. Supervise dan x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran

58
NO Kegiatan Bulan
Jul '18 Agus '18 Sept '18 Okt '18 Nov '18 Des '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x
NAKES oleh
dokter (klinisi
mengenai
pentingnya
pemberian
ASI).
2. Pelatihan x
manajemen
pelayanan ASI
ekslusif
(analisis
supervise audit)
dan kajian
mandiri (sistim
pencatatan dan
pelaporan
cakupan ASI )
dan pembuatan
flipchart tentang
ASI
3, Supervise dan x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran

59
Tabel 4.4 Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari
target sebesar 85%

NO Kegiatan Bulan
Jan '18 Feb '18 Maret '18 April '18 Mei '18 Juni '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x x
NAKES
mengenai gizi
(klinisi
maupun
narasumber
dari Dinas
Kesehatan
mengenai
pentingnya
pemberian
makan
makanan
seimbang) dan
pembuatan
leaflet tentang
daftar pola
makan
2. Supervise dan x x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran

60
NO Kegiatan Bulan
Jul '18 Agus '18 Sept '18 Okt '18 Nov '18 Des '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x x
NAKES
mengenai gizi
(klinisi
maupun
narasumber
dari Dinas
Kesehatan
mengenai
pentingnya
pemberian
makan
makanan
seimbang) dan
pembuatan
leaflet tentang
daftar pola
makan
2. Supervise dan x x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran

61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah melewati berbagai proses, maka didapatkan satu program
kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang dievaluasi, yaitu
program Gizi dan didapatkan 8 masalah yang teridentifikasi melewati diskusi dan
justifikasi sehingga didapatkan satu prioritas masalah selama bulan Januari Mei
2017, yaitu:

1. MS-02: Cakupan persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
2. MS-07 : Cakupan persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per
jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari
target sebesar 85%

Selanjutnya prioritas masalah diatas dicari akar penyebab masalah yang


paling dominan dan setelah dilakukan diskusi, argumentasi, dan justifikasi,
maka dapat disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan dari masalah
yang diprioritaskan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akar penyebab masalah dominan Cakupan persentase bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28% kurang dari target
sebesar 80%, yaitu:
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang asi eksklusif (Methods).
b. Kepala program memiliki banyak tanggung jawab terhadap
program puskesmas lainnya (Controlling).
2. Akar penyebab masalah dominan dari Cakupan persentase balita yang
memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di

62
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 53%, yaitu :
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang pentingnya konsumsi makanan dengan gizi
seimbang pada balita (Methods)
b. Pertanggungjawaban tentang pendataan program gizi yang kurang
oleh petugas (Controlling)

5.2 Saran

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut, disarankan


atau direkomendasikan beberapa hal kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar adalah sebagai berikut :

Alternatif pemecahan masalah dari permasalahan Cakupan persentase bayi 0-6


bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017:

1. Melakukan pelatihan tentang pentingnya ASI dan membuat Flip Chart


agar memudahkan petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi

Alternatif pemecahan masalah dari permasalahan Cakupan persentase balita


yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D)
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017:

1. Mengadakan pelatihan penyuluhan oleh nutrisionis kepada petugas


kesehatan dan membuat daftar pola makan untuk memudahkan
penyampaian informasi kepada masyarakat berupa leaflet

63
DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Universitas YARSI. 2017. Modul


Materi Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Universitas YARSI 2017.
Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Universitas YARSI.
2. Departement Kesehatan 2013. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat
Tahun 2013. Jakarta Departement Kesehatan 2015. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013. Jakarta.
3. PuskesmaS Kecamatan Sawah Besar 2016. Laporan Tahunan. Puskesmas
Sawah Besar

64

You might also like