Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Letak Wilayah
1
Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut:
C. Luas Wilayah
2
Dilihat dari data pada tabel di atas, Kecamatan Sawah Besar memiliki luas
wilayah sekitar 6.2 km2 dengan jumlah penduduk 93.632 jiwa yang terbagi dalam
40.896 Kepala Keluarga (KK).
4 Apotik 64
5 Posyandu 53
6 Balai Pengobatan 24
8 Puskesmas 5
9 Laboratorium Klinik 5
10 Klinik 24 Jam 3
11 Rumah Sakit 2
12 RB Puskesmas 1
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan paling banyak
adalah praktek dokter umum dan sarana kesehatan paling sedikit adalah Ruang
Bersalin Puskesmas.
3
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
3) Kelurahan Kartini
4
Tabel 1.3. Nama dan Alamat Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan
Sawah Besar
1.1.2.2 Visi, Misi, Tata Nilai, dan Budaya Organisasi Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Sawah Besar
Visi
Misi
5
Tata Nilai
Budaya Kerja
1) Jujur
2) Tanggap
3) Ramah
6
1.1.2.4. Fungsi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
7
Dalam menyelenggarakan fungsinya dalam penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM), Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis danSistem
Rujukan
8
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit
9
Di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar juga dilengkapi fasilitas
perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah
perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.
1. Basic Equipment
2. Public Health Nursing and Midwifery kit.
3. Diagnostic and Surgical Equipment.
4. Physician ki.
5. Health Education Equipment.
6. Laboratory Equipment.
7. Nebulizer.
8. Screening kit bagi UKS di Puskesmas.
9. Alat-alat Imunisasi.
10. Alat-alat penyuluhan
11. Perangkat peralatan gigi.
12. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan
13. USG
14. EKG
15. Readmill
16. Slitlam
17. Optotip snellen/snellen chart
18. Optik kaca mata
19. Alat-alat KB
20. Bangku ginekologi
21. Rontgen
22. Klinik jiwa
23. Test Ishihara
24. Akupunktur
25. Inkubator neonatus
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar adalah:
10
1. Meubel
a. Meja periksa 16 buah
b. Meja rapat 2 buah
c. Meja kerja 40 buah
d. Kursi 60 buah
e. Bangku tunggu 60 buah
2. Kendaraan/transportasi
a. Mobil puskesmas keliling 3 buah
b. Sepeda motor 7 buah
3. Perlengkapan kantor
a. Administrasi (formulir, kertas, map, dll)
b. Mesin ketik (portable, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Brankas
e. Personal komputer 3 (tiga) unit
f. LCD
4. Alat komunikasi : Telepon, intercom
5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel
6. Alat Rumah Tangga Kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset/radio
c. Kulkas
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, gorden, taplak
f. Alat-alat kebersihan
11
Indikator dan Target Kesehatan
12
Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 jam Kasus KLB
IV Promosi Kesehatan dan Pemberantasan
Pemberdayaan Masyarakat
1. Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 100%
Kepala
Puskesmas
UKM UKP
P2M
13
1.1.3. Program Gizi Puskesmas yang diselenggarakan di Puskesmas Sawah
Besar.
Upaya kesehatan Gizi masuk ke dalam program dasar puskesmas atau yang
dikenal dengan basic six. Sasaran pembangunan kesehatan tertuang dalam rencana
pembangunan jangka menengah yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, yang salah
satunya tercermin dari gizi komunitas dan peningkatan peran serta masyarakat.
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar merupakan salah satu Puskesmas yang
memasukkan gizi ke dalam program wajib puskesmas dan melaksanakan kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah kesehatan gizi yang terdapat
di wilayah kerjanya. Kegiatan pokok puskesmas meliputi:
- Cakupan pemberian vitamin A Usia 6 59 Bulan
- Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif
- Cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S)
- Cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan
- Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet tambah darah (Fe3)
14
1.1.3.1 Cakupan pemberian vitamin A Usia 6 59 Bulan
15
1.1.3.2 Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
Tabel 1.9 Data Cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari Mei 2017.
16
gambaran mengenai keberhasilan kegiatan program disuatu wilayah kerja. Tujuan
pembuatan balok SKDN adalah agar:
- Semua BALITA yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS.
- Semua BALITA hadir untuk ditimbang dan semua BALITA naik berat
badannya sehingga : S = K = D = N
17
c. Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K)
Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang ditimbang
dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian dikali 100%.
Persentase menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan didaerah
tersebut yang telah tercapai dan untuk memantau balita yang memiliki KMS dan
ditimbang di posyandu. Target dari D/K ialah 85%.
d. Cakupan hasil penimbangan (N/D)
Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik berat
badannya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali 100%.
Persentase ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di daerah tersebut
yang telah tercapai. Memantau efektifitas perbaikan gizi dengan melihat jumlah
balita yang naik berat badannya selama 2 kali berturut-turut datang ke posyandu.
Target dari N/D ialah 85%.
e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S)
Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat
badannya dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
kemudian dikali 100%. Target dari N/S ialah 60%.
18
(PMT) selama 3 bulan. Adapun jenis PMT yang diberikan berupa susu balita serta
biscuit. Untuk pemantauan keberhasilan program ini, diadakan penimbangan berat
badan setiap bulannya. Berikut disajikan data hasil pengumpulan data balita gizi
buruk yang mendapatkan perawatan periode Januari - Mei 2017.
Tabel 1.11 Data Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari Mei 2017.
1.1.3.5 Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah (Fe3)
Pemberian tablet besi pada ibu hamil dilakukan dengan kegiatan
pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet kepada ibu hamil dengan kehamilan
trimester kedua atau ketiga di lingkungan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
Pemberian tablet besi untuk ibu hamil dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas
Kelurahan, dan Puskesmas Kecamatan.
Tabel 1.12 Data Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah
(Fe3) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari Mei
2017.
19
1.2 Identifikasi Masalah
20
1.3 Rumusan Masalah
21
7. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85 %
8. Persentase efektivitas program pemantaun berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47% kurang dari target sebesar 60 %
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
22
2.1 Menetapkan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan
yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan
sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat
dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi
prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan
dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas
masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif,
subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program
gizi yang merupakan salah satu dari 4 program kesehatan dasar di Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya
manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan,
perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang
dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
23
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah.
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar maka dipilih empat cakupan
program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
A. EMERGENCY
Emergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan
oleh masalah. Ini ditujukan dengan Case Fatality Rate (CFR)
masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suaru angka yang
digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan secara
langsung dengan penyakit, tetapi dapat mempengaruhi terjadinya
suatu penyakit. Nilai proxy suatu CFR ditentukan berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Angka proxy yang digunakan untuk masalah program gizi
di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar pada Januari Mei
2017 adalah CFR Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKBA), Incidence Rate Gizi Buruk (IR Gizi Buruk).
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di DKI Jakarta
adalah sebesar 2,3%, Angka Kematian Balita (AKBA) pada tahun
2015 di DKI Jakarta adalah sebesar 3,2%, Incidence Rate Gizi
Buruk (IR Gizi Buruk) di DKI Jakarta tahun 2015 adalah sebesar
2,8%.
24
20,1-30 3
30,1-40 4
40,1-50 5
25
dibagi dengan jumlah balita yang telah Buruk
memiliki KMS (D/K) di wilayah 2,8%
Puskesmas Kelurahan Kartini pada
periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 88,2% lebih dari target sebesar
85%.
6 Persentase jumlah balita yang ditimbang 2% IR Gizi 4,8% 1
dibagi dengan jumlah balita yang telah Buruk
memiliki KMS (D/K) di wilayah 2,8%
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87% lebih dari target sebesar
85%.
7 Persentase balita yang memiliki 32% IR Gizi 34,8% 4
kenaikan berat badan per jumlah balita Buruk
yang ditimbang (N/D) di wilayah 2,8%
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 53% kurang dari target sebesar
85%
8 Persentase efektivitas program 13% IR Gizi 15,8% 2
pemantaun berat badan balita (N/S) di Buruk
wilayah Puskesmas se-Kecamatan 2,8%
Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47% kurang dari
target sebesar 60%
26
Tabel 2.3 Skala Score Greetest Member
1 0-3
2 4-7
3 8-11
4 12-15
5 16-19
6 20-23
7 24-27
8 28-31
9 32-35
10 36-39
11 40-43
12 44-47
13 48-51
14 52-55
Keterangan:
Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan
score dari nol sampai 35 dengan jarak tiap range sebesar 4 agar mendapatkan
nilai greetest member yang bervariasi.
Tabel 2.4 Penentuan Score Greatest Member Program Gizi pada Puskesmas
Kecamatan Sawah besar Periode Januari-Mei 2017
NO MASALAH TARGET CAKUPAN SELISIH SKOR
(%) (%) (%)
1 Persentase balita yang mendapat vitamin A di 84% 72% 12% 4
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari Mei 2017 adalah sebesar
72% kurang dari target sebesar 84%.
27
80%
3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) di 77% 63% 14% 4
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
63% kurang dari target sebesar 77%
4 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi 85% 87,8% 2,8% 1
dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas Kelurahan Pasar
Baru pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87,8% lebih dari target sebesar 85%.
5 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi 85% 88,2% 3,2% 1
dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas Kelurahan Kartini
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
88,2% lebih dari target sebesar 85%.
6 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi 85% 87% 2% 1
dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS
(D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87% lebih dari target sebesar 85%.
7 Persentase balita yang memiliki kenaikan berat 85% 53% 32% 9
badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D)
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 53% kurang dari target sebesar 85%
8 Persentase efektivitas program pemantaun berat 60% 47% 13% 4
badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-
Mei 2017 adalah sebesar 47% kurang dari target
sebesar 60%
28
C. EXPANDING SCORE
Expanding Score menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
1.000-10.000 1
10.001-20.000 2
20.001-30.000 3
30.001-40.000 4
29
40.001-50.000 5
50.001-60.000 6
60.001-70.000 7
70.001-80.000 8
80.001-90.000 9
90.001-100.000 10
No Keterpaduan Skor
1 Lintas Program 1
2 Lintas Sektoral 2
30
4 13-16 4
5 17-20 5
6 21-24 6
Tabel 2.11 Penentuan Score Expanding Score Program Gizi pada Puskesmas
di Wilayah Kecamatan Sawah besar Periode Januari Mei 2017
NO MASALAH PENDUDUK WILAYAH LINTAS TOTAL SKOR
PROGRAM
31
periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 87,8% lebih dari
target sebesar 85%.
32
Skor Expanding Scope terbesar di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah
besar pada periode Januari-Mei 2017 dengan jumlah skor 4 terdapat pada:
D. FEASIBILITY
33
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap
Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran
program kesehatan di wilayah Puskesmas.
Perbandingan Skoring
1: 100000-80001 1
1: 80000-60001 2
1: 60000-40001 3
1: 40000-20001 4
1: 20000-1000 5
34
4 Kec. Sawah Besar 1 46.877 1 : 46.877 4
35
Tabel 2.16 Penentuan Score Feasibility Program Gizi Terhadap Kegiatan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
ALAT/
NO MASALAH SDM DANA JUMLAH
OBAT
ALAT/
NO MASALAH SDM DANA JUMLAH
OBAT
36
Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 87%
lebih dari target sebesar 85%.
7 Persentase balita yang memiliki kenaikan
berat badan per jumlah balita yang ditimbang
(N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
4 1 2 7
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85%
8 Persentase efektivitas program pemantaun
berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada 4 1 2 7
periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar
47% kurang dari target sebesar 60%
E. POLICY
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka
skor untuk penyuluhan diberikan 1, sedangkan untuk iklan di media cetak
37
diberikan nilai 2. Media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas
dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah
kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 3.
Tabel 2.19 Penentuan Score Policy Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah
Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017
NO MASALAH KEBIJAKAN PARAMETER JUMLAH
PUBLIKASI
1 Persentase balita yang mendapat vitamin 2 2 4
A di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari Mei
2017 adalah sebesar 72% kurang dari
target sebesar 84%.
38
2 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat 2 2 4
ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28%
kurang dari target sebesar 80%
3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) di 2 2 4
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 63% kurang dari target
sebesar 77%
4 Persentase jumlah balita yang ditimbang 2 2 4
dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Pasar Baru
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87,8% lebih dari target sebesar
85%.
5 Persentase jumlah balita yang ditimbang 2 1 3
dibagi dengan jumlah balita yang telah
memiliki KMS (D/K) di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kartini pada
periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 88,2% lebih dari target sebesar
85%.
39
7 Persentase balita yang memiliki kenaikan 2 2 4
berat badan per jumlah balita yang
ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%
8 Persentase efektivitas program pemantaun 2 2 4
berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 47% kurang dari target sebesar
60%
40
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85%
7. Persentase efektivitas program pemantaun berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 47% kurang dari target sebesar 60%
Tabel 2.20 Penentuan Program Gizi Menurut Metode MCUA MS-1 dan MS-
4 Puskesmas di Wilayah Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei
2017
MS-1 MS-2 MS-3 MS-4
No Kriteria Bobot
N BN N BN N BN N BN
1 Feasibility 5 7 35 7 35 7 35 8 40
2 Expanding Scope 4 4 16 4 16 4 16 2 8
3 Greatest Member 3 4 12 14 42 4 12 1 3
4 Policy 2 4 8 4 8 4 8 4 8
5 Emergency 1 2 2 5 5 2 2 1 1
Jumlah 73 106 73 60
MS-1 Persentase balita yang mendapat vitamin A di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017
adalah sebesar 72% kurang dari target sebesar 84%.
MS-2 Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
MS-3 Persentase balita yang ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 63% kurang dari target sebesar 77%
MS-4 Persentase jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang telah memiliki KMS (D/K) di wilayah Puskesmas
Kelurahan Pasar Baru pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 87,8% lebih dari target sebesar 85%.
41
Tabel 2.21 Penentuan Program Gizi Menurut Metode MCUA MS-5 dan MS-
8 Puskesmas di Wilayah Kecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei
2017
MS-5 MS-6 MS-7 MS-8
No Kriteria Bobot
N BN N BN N BN N BN
1 Feasibility 5 70 35 7 35 7 35 7 35
2 Expanding Scope 4 1 4 4 16 4 16 4 16
3 Greatest Member 3 1 3 1 3 9 27 4 12
4 Policy 2 3 6 4 8 4 8 4 8
5 Emergency 1 1 1 1 1 4 4 2 2
Jumlah 49 63 90 73
42
1. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
2. Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi
sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber
daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
43
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang
tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi penyimpangan.
44
Gambar 2.1. Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017
Pada tahap ini adalah menentukan akar penyebab masalah yang dominan. Dari
tujuh prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih di kenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan
data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar
penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.
Akar penyebab masalah yang paling dominan adalah akar penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang
lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan
dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di
bawah ini adalah akar penyebab masalah yang dominan dalam program gizi pada
puskesmas di wilayah Kecamatan Sawah Besar.
47
3. Waktu pelaksanaan program bersamaan dengan waktu pelayanan
poli didalam puskesmas (Actuating)
4. Kepala program memiliki banyak tanggung jawab terhadap program
puskesmas lainnya (Controlling).
2.1.4.2.Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita
yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar
pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target
sebesar 85%
Berdasarkan data yang ditemukan Persentase balita yang memiliki
kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah
sebesar 53% kurang dari target sebesar 85%
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:
1. Keterbatasan jumlah petugas kesehatan dalam memberikan
penyuluhan tentang (Man)
2. Pengalokasian anggaran tidak diprioritaskan untuk melakukan
penyuluhan tentang makanan dengan gizi seimbang (Money).
48
3. Keterbatasan dari kreativitas petugas dalam membuat media promosi
(Material).
4. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang pentingnya konsumsi makanan dengan gizi
seimbang pada balita (Methods).
49
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang
dicari prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya
didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi,
dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang
terbaik adalah:
1. Mudah dilaksanakan
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan skor 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
50
2. Murah biayanya
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan skor 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.
3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 adalah masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan skor 1 adalah masalah yang memerlukan waktu
paling lama dalam penyelesaiannya.
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna
Diberi nilai 1 dan 2, di mana nilai 2 merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan skor 1 merupakan masalah yang sulit
diselesaikan dengan sempurna.
51
Tabel 3.2 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Persentase bayi 0-6 bulan
yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 28% kurang dari
target sebesar 80%
AL 1 AL 2
No Parameter Bobot
N BN N BN
1 Mudah dilaksanakan 4 2 8 2 8
2 Murah biayanya 3 2 6 2 6
3 Waktu penerapannya sampai 2 2 4 2 4
masalah terpecahkan tidak terlalu
Lama
4 Dapat menyelesaikan dengan 1 2 2 1 1
Sempurna
Jumlah 20 19
Keterangan:
AL-1 : Mengusulkan pengadaan pelatihan petugas puskesmas dalam
menyampaikan informasi tentang pentingnya asi eksklusif pada bayi 0-6 bulan
AL-2 : Mengusulkan puskesmas untuk menetapkan petugas khusus untuk
pertanggungjawaban program asi eksklusif
52
3.1.2 Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53%
kurang dari target sebesar 85%
Dari sembilan akar penyebab masalah yang paling
mungkin diperoleh penyebab yang paling dominan berdasarkan
hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang pentingnya konsumsi makanan dengan gizi
seimbang pada balita (Methode)
b. Pertanggungjawaban tentang pendataan program gizi yang
kurang oleh petugas (Controlling)
Dari dua akar penyebab masalah yang ditetapkan alternatif
masalah sebagai berikut :
a. Mengusulkan pengadaan pelatihan untuk para petugas
puskesmas mengenai penyuluhan gizi yang baik terhadap
masyarakat
b. Mengusulkan puskesmas untuk melakukan rapat ulang mengenai
pertanggungjawaban program-program puskesmas.
1 Mudah dilaksanakan 4 2 8 1 4
2 Murah biayanya 3 2 6 2 6
3 Waktu penerapannya sampai 2 2 4 2 4
masalah terpecahkan tidak terlalu
Lama
4 Dapat menyelesaikan dengan sempurna 1 2 2 2 2
Jumlah 20 16
53
Keterangan :
a. AL-1 : Mengusulkan pengadaan pelatihan untuk para petugas
puskesmas mengenai penyuluhan gizi yang baik terhadap
masyarakat
b. AL-2 : Mengusulkan puskesmas untuk melakukan rapat ulang
mengenai pertanggungjawaban program-program puskesmas.
54
BAB IV
55
Tabel 4.1 MS-02: Rencana peningkatan presentase adalah sebesar bayi
0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari Mei 2017
No Alternatif Rencana Kegiatan Sasaran Target Biaya
56
Tabel 4.2 MS-07 : Rencana peningkatan persentase balita yang
memiliki kenaikan berat badan per jumlah balita yang ditimbang
(N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode
Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari target sebesar
85%
57
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah Cakupan
Presentase bayi 0 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif di Puskesmas
Sekecamatan Sawah Besar Periode Januari Mei 2017 adalah sebesar 28%
kurang dari target sebesar 80%
NO Kegiatan Bulan
Jan '18 Feb '18 Maret '18 April '18 Mei '18 Juni '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x
NAKES oleh
dokter (klinisi
mengenai
pentingnya
pemberian ASI).
2. Pelatihan x
manajemen
pelayanan ASI
ekslusif (analisis
supervise audit)
dan kajian
mandiri (sistim
pencatatan dan
pelaporan
cakupan ASI)
dan pembuatan
flipchart tentang
ASI
3. Supervise dan x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran
58
NO Kegiatan Bulan
Jul '18 Agus '18 Sept '18 Okt '18 Nov '18 Des '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x
NAKES oleh
dokter (klinisi
mengenai
pentingnya
pemberian
ASI).
2. Pelatihan x
manajemen
pelayanan ASI
ekslusif
(analisis
supervise audit)
dan kajian
mandiri (sistim
pencatatan dan
pelaporan
cakupan ASI )
dan pembuatan
flipchart tentang
ASI
3, Supervise dan x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran
59
Tabel 4.4 Persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per jumlah
balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah
Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari
target sebesar 85%
NO Kegiatan Bulan
Jan '18 Feb '18 Maret '18 April '18 Mei '18 Juni '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x x
NAKES
mengenai gizi
(klinisi
maupun
narasumber
dari Dinas
Kesehatan
mengenai
pentingnya
pemberian
makan
makanan
seimbang) dan
pembuatan
leaflet tentang
daftar pola
makan
2. Supervise dan x x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran
60
NO Kegiatan Bulan
Jul '18 Agus '18 Sept '18 Okt '18 Nov '18 Des '18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penataran x x
NAKES
mengenai gizi
(klinisi
maupun
narasumber
dari Dinas
Kesehatan
mengenai
pentingnya
pemberian
makan
makanan
seimbang) dan
pembuatan
leaflet tentang
daftar pola
makan
2. Supervise dan x x
evaluasi
mengenai
kegiatan
penataran
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melewati berbagai proses, maka didapatkan satu program
kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang dievaluasi, yaitu
program Gizi dan didapatkan 8 masalah yang teridentifikasi melewati diskusi dan
justifikasi sehingga didapatkan satu prioritas masalah selama bulan Januari Mei
2017, yaitu:
1. MS-02: Cakupan persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017
adalah sebesar 28% kurang dari target sebesar 80%
2. MS-07 : Cakupan persentase balita yang memiliki kenaikan berat badan per
jumlah balita yang ditimbang (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Sawah Besar pada periode Januari-Mei 2017 adalah sebesar 53% kurang dari
target sebesar 85%
62
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Sawah Besar pada periode Januari-Mei
2017 adalah sebesar 53%, yaitu :
a. Kurangnya pelatihan petugas puskesmas dalam menyampaikan
informasi tentang pentingnya konsumsi makanan dengan gizi
seimbang pada balita (Methods)
b. Pertanggungjawaban tentang pendataan program gizi yang kurang
oleh petugas (Controlling)
5.2 Saran
63
DAFTAR PUSTAKA
64