You are on page 1of 13

Pembentukanplak

pHsalivarendah
Waktu
ARTI KEL58 57 PERBEDAAN
PENELI TI AN pH SALIVA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH
Dekalsifikasidandemineralisasi
Permukaangigi
MENGKONSUMSI MINUMAN RINGAN
Diet
(Studi pada Siswa Kelas II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam Zailani Banjarbaru
(minumanringan) Kalimantan Selatan Tahun 2014).

Ida Rahmawati1, Fahmi Said2, Sri Hidayati3

ABSTRAK

Seperti diketahui bahwa makanan maupun minuman ringan menjadi kegemaran baik bagi
orang tua terlebih lagi anak-anak mengandung sejumlah besar gula yang bila dikonsumsi terlalu
sering akan menyebabkan karies. Hal ini sependapat dengan Wieke dan Susy (2008) yang
menyatakan bahwa rasa manis merupakan rasa yang paling disukai kebanyakan orang terutama
anak-anak. Sumber rasa manis ini dapat diperoleh dari sukrosa yang dikonsumsi dalam bentuk gula
dan sering digunakan untuk makanan dan minuman terutama minuman ringan. Tingginya angka
karies pada siswa kelas II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam_zam Zailani Banjarbaru Kalimantan
Selatan Tahun 2014 dengan rata-rata DMF-T 6.43.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah
mengkonsumsi minuman ringan antara lain mengukur pH saliva sebelum mengkonsumsi minuman
ringan. serta menganalisis perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi
minuman ringan.
Jenis penelitian ini eksperimen dengan menggunakan metode observasi. Jumlah responden
dalam penelitian ini 63 responden. Analisis data menggunakan program SPSS dengan uji Paired
Samples T Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai pH saliva sebelum mengkonsumsi
minuman ringan dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan mengalami penurunan nilai rata-rata
pH saliva sebesar 1,20 dengan nilai Sig. = 0,000 atau p < 0,05. Oleh karena p < 0,05, maka dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima atau ada perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah
mengkonsumsi minuman ringan. Sehingga disarankan Perlu adanya penyuluhan dari petugas
kesehatan gigi kepada siswa guna memotivasi dan mengarahkan agar mengurangi konsumsi
minuman ringan yang mengandung aspartam dan segera untuk berkumur-kumur.

Kata Kunci : pH saliva, minuman ringan

PENDAHULUAN secara terpadu, menyeluruh, den


Untuk mewujudkan derajat kesehatan berkesinambungan
yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang diantaranya adalah kegiatan kesehatan gigi
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya dan mulut (UU RI No. 36 Pasal 46, 2009).
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan Hasil Riset Kesehatan Dasar
masyarakat. Upaya kesehatan (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan prevalensi pengalaman karies gigi masyarakat
dengan pendekatan promotif, preventif, Indonesia termasuk anak-anak adalah 72,1%,
kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan Prevalensi karies aktif 46,5% dengan indeks
Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015
rata-rata DMF-T masih tinggi yaitu 4,8. siswa mengalami penurunan pH saliva yaitu
Provinsi Kalimantan Selatan prevalensi karies kurang dari pH normal 7.
gigi tergolong tinggi yaitu 90,57% Angka karies pada siswa kelas II dan III
dengan DMF-T = 3,44. Madrasah Ibtidaiyah Zam_zam Zailani
(http://digillib.itb.ac.id). Banjarbaru Kalimantan Selatan Tahun 2014
Pada umumnya masyarakat Indonesia sangat tinggi dengan rata-rata DMF-T 6.43.
menderita penyakit gigi. Penyakit gigi dan Karies gigi adalah sebuah penyakit
mulut yang terbanyak dialami masyarakat di infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit
Indonesia adalah karies gigi (Depkes RI, ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak
2004). Karies atau yang biasa disebut lubang ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan
gigi adalah penyakit jaringan gigi yang nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai
ditandai dengan kerusakan jaringan dimulai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
dari permukaan gigi dan meluas kearah pulpa Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu,
(Hodijah, 2008). berbagai bukti telah menunjukkan bahwa
Seperti diketahui bahwa makanan penyakit ini telah dikenal sejak zaman
maupun minuman ringan menjadi kegemaran perunggu, zaman besi, dan zaman
baik bagi orang tua terlebih lagi anak-anak pertengahan. Peningkatan prevalensi karies
mengandung sejumlah besar gula yang bila banyak dipengaruhi perubahan dari pola
dikonsumsi terlalu sering akan menyebabkan makan. Kini, karies gigi telah menjadi
karies. Hal ini sependapat dengan Wieke dan penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Susy (2008) yang menyatakan bahwa rasa Lubang gigi disebabkan oleh beberapa
manis merupakan rasa yang paling disukai tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat
kebanyakan orang terutama anak-anak. merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat
Sumber rasa manis ini dapat diperoleh dari termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa.
sukrosa yang dikonsumsi dalam bentuk gula Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi
dan sering digunakan untuk makanan dan mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada
minuman terutama minuman ringan. pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami
Rasa manis yang terdapat dalam demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH
minuman ringan diperoleh dari pemanis turun menjadi di bawah 5,5, proses
buatan. Pemanis buatan yang sering terdapat demineralisasi menjadi lebih cepat dari
dalam minuman ringan dipasaran adalah remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih
aspartam. Aspartam memiliki rasa manis banyak mineral gigi yang luluh dan membuat
hingga 200 kali lipat dibandingkan gula, lubang pada gigi (Anderson, 2012).
sehingga tak heran aspartam digunakan dalam Sukrosa Rasa manis merupakan rasa
produk minuman ringan. Menurut Ircham yang paling disukai kebanyakan orang
(1993) menyatakan bila kita makan gula-gula terutama anak-anak. Sumber rasa manis ini
atau makanan yang manis termasuk minuman dapat diperoleh dari sukrosa yang dikonsumsi
ringan, maka bakteri-bakteri dalam plak akan dalam bentuk gula. Sukrosa yang sering
mengubahnya menjadi asam. Asam ini akan disebut gula tebu sering digunakan untuk
menurunkan derajat keasaman air ludah yang makanan dan minuman. Sukrosa juga
kemudian akan menyebabkan terjadinya mempunyai kelebihan dibanding dengan
proses dekalsifikasi enamel sehingga lama fruktosa yaitu lebih mengandung nutrisi yang
kelamaan terjadilah karies gigi. lebih murah. Substrat yang menempel
Studi pendahuluan yang penulis pada permukaan gigi mempunyai sifat lebih
lakukan, dari 10 siswa yang diberikan lengket sehingga harus cepat dibersihkan
minuman ringan aspartam, ternyata 8 orang dengan penyikatan. Apabila penyikatan

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


kurang bersih akan merangsang pertumbuhan dan produk samping berupa senyawaan
Streptococcus. Streptococcus berperan dalam alkohol. Penggunaan yeast ini dalam proses
tahap awal terjadinya karies dengan cara fermentasi diduga merupakan proses tertua
merusak bagian luar email gigi (Rendra, dalam bioteknologi dan sering disebut dengan
2008). Pratiwi (2003) menyatakan bahwa gula zymotechnology (Ophardt, 2003).
terutama sukrosa merupakan diet utama yang Saliva adalah suatu cairan oral yang
menyebabkan karies, dan gula yang sering kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas
ditambahkan pada pembuatan minuman dan campuran sekresi dari kelenjar ludah besar
makanan merupakan komponen terbesar dari dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva
diet manusia. Beberapa makanan maupun dapat disebut juga kelenjar ludah atau
minuman ringan menjadi kegemaran baik kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah
bagi orang tua terlebih lagi anak-anak mempunyai fungsi untuk membantu
mengandung sejumlah besar gula yang bila mencerna makanan dengan mengeluarkan
dikonsumsi terlalu sering akan menyebabkan suatu sekret yang disebut salivia (ludah atau
karies. Mengkonsumsi minuman ringan yang air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai
mempunyai potensi kariogenik akan pada awal kehidupan fetus (4 12 minggu)
mengakibatkan penurunan pH saliva dibawah sebagai invaginasi epitel mulut yang akan
normal. berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan
Gula atau sakarida adalah suatu asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal
karbohidrat sederhana yang menjadi sumber 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan
energi dan komoditi perdagangan utama. Gula rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada
paling banyak diperdagangkan dalam bentuk orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air
mengubah rasa menjadi manis dan keadaan ludah normal adalah 1-2 ml/menit.
makanan atau minuman. Gula sederhana, Menurunnya pH air ludah (kapasitas
seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dapar/asam) dan jumlah air ludah yang
dengan enzim atau hidrolisis asam), kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya
menyimpan energi yang akan digunakan oleh karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air
sel. ludah (basa) akan mengakibatkan
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang pembentukan karang gigi.
dibentuk dari monomer-monomernya yang Ludah diproduksi secara berkala dan
berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan susunannya sangat tergantung pada umur,
rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan
dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk lamanya rangsangan, kondisi biologis,
oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia
seperti hewan Penambahan sukrosa dalam memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air
media berfungsi sebagai sumber karbon. ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri
Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari
tebu atau gula beet. Unit glukosa dan fruktosa garam-garam , zat organik dan zat anorganik.
diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan Unsur-unsur organik yang menyusun saliva
orientasi alpha. Struktur ini mudah dikenali antara lain : protein, lipida, glukosa, asam
karena mengandung enam cincin glukosa dan amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-
lima cincin fruktosa. Proses fermentasi unsur anorganik yang menyusun saliva antara
sukrosa melibatkan mikroorganisme yang lain : Sodium, Kalsium, Magnesium,
dapat memperoleh energi dari substrat Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan
sukrosa dengan melepaskan karbondioksida Thiocynate, Fosfat, Potassium. Yang memiliki

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kapasitas buffer, sedangkan diet kaya protein
kalsium dan Natrium (Wieke, 2008). mempunyai efek menaikkan karena protein
Fungsi Saliva sebagai sumber makanan bakteri. Perangsang
Didalam rongga mulut saliva memiliki kecepatan sekresi saliva, misalnya
fungsi atau peranan sebagai berikut (Wieke, mengunyah permen karet dan menaikkan
2008) : a. Melicinkan dan membasahi rongga kapasitas buffer.
mulut sehingga membantu proses mengunyah Derajat asam yang konstan di dalam
dan menelan makanan b. Membasahi dan saliva, selama makan dan minum sangat
melembutkan makanan menjadi bahan penting bagi perlindungan elemen gigi geligi
setengah cair ataupun cair sehingga mudah terhadap pengaruh asam.
ditelan dan dirasakan c. Membersihkan Minuman ringan (soft drink) adalah
rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan minuman yang tidak mengandung alkohol,
kuman d.Mempunyai aktivitas antibacterial merupakan minuman olahan dalam bentuk
dan sistem buffer e. Membantu proses bubuk atau cair yang mengandung bahan
pencernaan makanan melalui aktivitas enzim makanan dan / atau bahan tambahan lainnya
ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah f. baik alami maupun sintetik yang dikemas
Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan dalam kemasan siap untuk dikonsumsi.
penyembuhan luka karena terdapat faktor Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu:
pembekuan darah dan epidermal growth minuman ringan dengan karbonasi
faktor pada saliva g. Jumlah sekresi air ludah (carbonated soft drink) dan minuman ringan
dapat dipakai sebagai ukuran tentang tanpa karbonasi (Satria, 2011).
keseimbangan air dalam tubuh. h. Membantu Komposisi minuman ringan umumnya
dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan sangat sederhana, terdiri dari 90% air dan
lidah) sisanya merupakan kombinasi pemanis
Derajat Asam Basa (pH) Saliva buatan, gas CO2, pencita rasa, pewarna, asam
Keasaman saliva dapat diukur dengan fosfat, kafein, dan beberapa mineral, terutama
satuan pH (Potential of Hydrogen). Skala pH aluminum. Hal yang hanya ada pada
berkisar 0-14, dengan perbandingan terbalik, minuman ringan adalah rasanya yang manis
di mana makin rendah nilai pH makin banyak dan efeknya yang menyegarkan (Opini,
asam dalam larutan. Sebaliknya, 2009). a.Kandungan Minuman Ringan Gula
meningkatnya nilai pH berarti bertambahnya atau sukrosa merupakan unsur yang wajib
basa dalam larutan. Pada pH 7, tidak ada ada dalam minuman ringan. Menurut
keasaman atau kebasaan larutan, dan disebut penelitian, terdapat antara 4 sampai 15 sendok
netral. Air ludah secara normal sedikit asam teh gula pada setiap 300 hingga 500 ml
pHnya 6,5; dapat berubah sedikit dengan minuman ringan yang dikeluarkan. Padahal,
perubahan kecepatan aliran dan perbedaan kadar penggunaan gula yang dibenarkan
waktu dalam sehari, titik kritis untuk dalam satu hari hanya antara 8 sampai 11
kerusakan gigi adalah 5,7; dan ini terlampaui senduk teh saja. Gula merupakan bahan yang
sekitar 2 menit setelah gula masuk dalam plak mampu dengan mudah merusakkan gigi,
(Prasko, 2011). menambah resiko diabetes, sakit jantung,
Derajat asam saliva dapat berubah-ubah yang masalah kulit dan seribu satu penyakit lain
disebabkan oleh beberapa hal yang yang tidak kalah bahayanya bagi tubuh
mempengaruhi, diantaranya adalah : Irama manusia.
siang dan malam Diet kaya karbohidrat akan Minuman ringan juga mengandungi
menaikkan metabolisme produksi asam oleh sejenis bahan pengawet yaitu sodium benzoid
bakteri-bakteri mulut dan menurunkan yang juga dikenal sebagai asid benzoid.

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


Campuran asid ini diyakini boleh menjadi sedikit sekali menghasilkan energy atau sama
penyebab asma, dan hyperaktif kepada anak- sekali tidak ada (Izzul, 2011).
anak dan sebagian orang dewasa (Iyan, 2002). Aspartam merupakan pemanis buatan
b. Pemanis dalam minuman ringanPemanis yang biasa digunakan dalam produk makanan
dibedakan menjadi 2, yaitu pemanis alami dan maupun minuman ringan. Aspartam memiliki
pemanis buatan. Pemanis alami biasanya rasa yang lebih manis 180-200 kali dari gula
berasal dari tanaman. Beberapa bahan yang biasa. Aspartam juga kerap disebut
pemanis alami yang sering digunakan yaitu sebagai pemanis buatan yang lebih keras
sukrosa, laktosa, maltose, galaktosa, D- daripada biang gula.
glukosa, D-fruktosa, sorbitol, manitol, Aspartam merupakan produk bubuk
gliserol, glisina. kristal yang tidak berbau dan berwarna putih
Sedangkan pemanis sintetis adalah bahan serta kestabilannya sangatlah bergantung pada
tambahan yang dapat menyebabkan rasa waktu, temperatur, pH, dan aktivitas air.
manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai Aspartam sangat stabil apabila dalam keadaan
gizi. Beberapa pemanis sintetik yang umum kering, tetapi pada temperatur 30 hingga 80
digunakan adalah sakarin, siklamat, derajat celsius (dipanaskan, disterilisasi,dan
aspartame, dulsin, sorbitol sintetis, dan nitro- lain-lain) maka aspartam akan kehilangan rasa
propoksi-alanin. manisnya. Oleh karena itu, pada makanan
pemanis sintetik yang telah lama dikenal yang hanya sedikit atau cukup mengandung
adalah sakarin dan siklamat. Akhir-akhir ini airlah maka rasa manis aspartam akan tetap
telah diintroduksi 2 zat pemanis lain yaitu bertahan, aspartam sendiri sangat baik untuk
steriosida dan aspartam. Zat pemanis lain produk yang disimpan dalam pendingin atau
ialah hasil hidrolisa amylum, organik alami dalam keadaan beku.
yang diekstrak dari pohon stevioside Berdasarkan penelitian, aspartam
rebaudiana, sedangkan aspartame adalah sebenarnya mengandung dua komponen
ikatan organik yang menyerupai struktur asam natural yang sering terdapat di makanan
amino asparagin, dan di dalam pada umumnya, yaitu asam aspartik dan
metabolismenya masuk jalur metabolism fenilalanin. Dua komponen ini sering terdapat
asam amino. pada produk alami yang beredar di
Berdasarkan proses produksi dikenal masyarakat. Dalam makanan yang
suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. mengandung protein, contohnya daging,
Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi gandum, dan produk yang berasal dari susu.
dalam dua kategori, yaitu bersifat nutritif dan Selain itu, komponen ini juga sering terdapat
non nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan pada beberapa jenis buah dan sayuran.
melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini Aspartam ditemukan pada 1965 oleh
antara lain siklamat, aspartame, dan sakarin. seorang ahli kimia dan disetujui oleh Food
Pemanis natural dihasilkan dari proses and Drug Administration (FDA) pada 1974.
eksiraksi atau isolasi tanaman atau buah Akan tetapi, izin pemasaran aspartam dicabut
melalui enzimatis, contohnya sukrosa, beberapa bulan kemudian karena adanya
glukosa, fruktosa, dan sorbitol. Pemanis sebuah pengaduan bahwa bahan ini berbahaya
nutritive adalah pemanis yang dapat dan merupakan bahan karsinogenik penyebab
menghasilkan kalori atau energy sebesar 4 kanker sehingga perlu dievaluasi lebih lanjut.
kalori/gram, sedangkan pemanis non nutritive Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian lebih
adalah pemanis yang digunakan untuk lanjut mengenai aspartam sehingga
meningkatkan kenikmatan, tetapi hanya tercapailah sebuah hasil yang memuaskan
pihak FDA.

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


Pada 1981, FDA menyatakan aspartam menyebabkan peningkatan insiden dari tumor
tidak berbahaya apabila dikonsumsi otak sehingga menimbulkan perdebatan di
secukupnya serta diberikan dengan batas berbagai media.
pengonsumsian sehari-hari untuk penggunaan Pada tahun yang sama, badan-badan
pada bahan makanan padat. Lalu, perizinan kesehatan di berbagai belahan dunia telah
penggunaan aspartam sebagai tambahan memberikan reaksi dengan menyatakan pada
dalam minuman soft drink menyusul pada publik bahwa berbagai macam penelitian
1983 dan akhirnya pada 1996 dinyatakan telah dilakukan. Sejumlah penelitian lain
sebagai bahan pengganti pemanis buatan yang masih berlangsung untuk mendapatkan bukti
dapat digunakan secara umum. sains yang mendukung (Febiliawanti, 2010).
Keamanan penggunaan aspartam telah TUJUAN
diteliti dan diakui oleh banyak organisasi Tujuan umum mengetahui perbedaan angka
nasional dan internasional, termasuk pH saliva sebelum dan sesudah
FAO/WHO Commitee of Experts on Food mengkonsumsi minuman ringan siswa kelas
Additives (JEFCA) dan disetujui oleh badan II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam
parlemen Eropa untuk digunakan sebagai Zailani Banjarbaru Kalimantan Selatan.
pemanis buatan di bahan makanan pada 30 Tujuan Khusus (1) Mengetahui pH saliva
Juni 1994. Bahkan, di Perancis telah disetujui sebelum mengkonsumsi minuman ringan
sejak 1988. Nilai ambang batas/acceptable siswa kelas II dan III Madrasah Ibtidaiyah
daily intake (ADI) yang telah disetujui oleh Zam-Zam Zailani Banjarbaru Kalimantan
JEFCA adalah 40 mg/kgBB/hari yang apabila Selatan. (2) Mengetahui saliva sesudah
dikonversikan sebanyak 18-19 kaleng diet mengkonsumsi minuman ringan siswa kelas
cola pada individu yang mempunyai berat II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam
badan 68 kg karena produk diet cola Zailani Banjarbaru Kalimantan Selatan (3)
mengandung aspartam yang sangat sedikit. Menganalisis perbedaan pH saliva setelah
Berdasarkan percobaan oleh Karim dkk mengkonsumsi minuman ringan siswa kelas
dan Stegink dkk pada 1996, metabolisme II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam
aspartam terjadi pada saluran pencernaan Zailani Banjarbaru Kalimantan Selatan.
menjadi komponen metanol sebanyak lebih
kurang 10 persen, 40 persen asam aspartik METODE PENELITIAN
dan 50 persen fenilalanin. Sedangkan pada
penelitian Creppy dkk pada 1998 Kerangka Konsep
menyatakan, hanya sebagian kecil saja
aspartam yang mungkin diserap tanpa
dimetabolisasi. Akan tetapi, hal ini masih
perlu dikonfirmasikan.
Meski penggunaannya telah mendunia
dan telah disetujui oleh WHO, bukan berarti
aspartam langsung bisa diterima oleh
masyarakat. Banyak kontroversi muncul
dikarenakan adanya penelitian mengenai
produk aspartam dengan beragam hasil yang
berbeda.
Pada 1996, sebuah artikel yang
dikemukakan oleh JW Olney menyatakan
adanya kemungkinan bahwa aspartam

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


Keterangan :

: Tidak diteliti : Diteliti

Jenis penelitian yang digunakan dalam lembar observasi sebelum dan sesudah
penelitian ini adalah jenis penelitian mengkonsumsi minuman ringan yang
eksperimen yang memberikan perlakuan pada mengandung aspartame. Populasi dan Sampel
respondennya dengan menggunakan desain 1. Populasi : Siswa Kelas II dan III Madrasah
penelitian one group pretest-posttest Ibtidaiyah Zam-Zam Zailani Banjarbaru
(Notoatmodjo, 2005). Kalimantan Selatan sebanyak 63 orang.
Seluruh siswa diukur terlebih dahulu pH 2.Sampel : Total sampling, yaitu siswa kelas
salivanya dengan menggunakan kertas lakmus II dan III sebanyak 63 orang. Teknik
sebelum diberikan minuman ringan, kertas Pengumpulan Data 1.Melakukan
lakmus yang ada indikator warna dengan pengumpulan data primer dengan wawancara
angka-angka. kemudian setelah diberikan dan pemeriksaan pH saliva sebelum dan
minuman ringan, selang 20 menit diperiksa sesudah mengkonsumsi minuman ringan.
lagi pH salivanya. Tempat penelitian di 2.Mengumpulkan data sekunder,
Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam Zailani berkoordinasi dengan pihak Madrasah
Banjarbaru Kalimantan Selatan Waktu Ibtidaiyah Zam-Zam Zailani Banjarbaru.
penelitian dari bulan Mei s/d Juli 2014. Pengolahan Data dan Analisa Data
Desain Penelitian Memberikan perlakuan Setelah data terkumpul dilakukan
pada respondennya dengan menggunakan pengolahan data dan untuk pembuktian
desain penelitian one group pretest-posttest hipotesis dilakukan teknik pengolahan data
(Notoatmodjo, 2005) secara statistika dengan menggunakan uji T-
Instrumen pada penelitian ini adalah test (Paired-sample T-Test) dalam program
menggunakan kertas lakmus pengukur pH SPSS (Tirton, 2006).
metode observasi dengan Manfaat Penelitian 1. Menambah
pengetahuan tentang pH saliva setelah
mengkonsumsi minuman ringan 2. Sebagai
masukan bagi para pembaca tentang
perbedaan hal-hal yang dapat merubah pH
saliva. 3. Dapat digunakan sebagai masukan
dalam hal perencanaan program kesehatan
gigi, khususnya mengenai dampak minuman
ringan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil penelitian yang dilakukan pada 63
orang siswa Kelas II dan III Madrasah
Ibtidaiyah Zam-Zam Zailani Banjarbaru
Kalimantan Selatan Tahun 2014 didapatkan
pH saliva antara sebelum dan sesudah
mengkonsumsi minuman ringan pada tabel
berikut :

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


Tabel 1.1 Hasil Pengukuran pH 5
11.
Saliva Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Fauzi Imansyah
Minuman Ringan. L
NO 6
NAMA 5
JK 12.
PENGUKURAN pH SALIVA
Hilmi Raysa Al-Kahfi
L
6
SEBELUM 5
SESUDAH 13.
1. Khadijah Salsabela
Ahmad Fauzi P
L 6
6 4
4 14.
2. Kholila Nor Azizah
Ahmad Jaya Azim L
L 6
6 4
5 15.
3. M. Aldiansyah
Ahmad Wildan L
L 6
6 4
4 16.
4. M. Farel Oktavian
Alya Newsmart L
P 6
6 5
5 17.
5. M. Firdaus
Anna Anggraini L
P 6
6 4
4 18.
6. M. Irham Arifin
Ayu Masdina L
P 6
5 4
4 19.
7. M. Raihan
Ayu Nordita L
P 6
6 4
4 20.
8. M. Raihan Pratama A
Chelsea Callysta Checa L
P 6
6 5
5 21.
9. M. Ramadhani
Cintia Khalisa L
P 6
6 4
4 22.
10. M. Riski Pratama Hidayat
Dea Nazmi Haura L
P 6
6 5

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


23. Zulfa Azizah
M. Zainal Aqli P
L 6
6 4
4 36.
24. Ahmad Baihaki
Madinatuz Zahra L
P 6
6 5
4 37.
25. Desy Adelia Maharami
Nabila P
P 6
7 5
5 38.
26. Ahmad Maulidi
Nadia Nadifatuzzahroh L
P 6
7 5
5 39.
27. Fitri Yani
Nazwa Fatimah Zahra P
P 6
5 5
4 40.
28. Risna Kas
Nurul Husna P
P 5
6 4
4 41.
29. Refa
Nurusshobah L
P 5
7 5
5 42.
30. Siti Fatimah
Restu Ahmad Ramadhani P
L 6
6 5
4 43.
31. Siti Amelia Rahman
Riskia Nabila P
P 5
7 5
4 44.
32. Micheelle Wilyam H. Lf
Shofia L
P 5
6 5
6 45.
33. Karisma Putri
Siti Mardaniati P
P 5
6 4
4 46.
34. Nurlatifah
Suci Ramadhani P
P 5
6 4
4 47
35. Raudatul Zahra

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


P 5
5 4
4 60.
48. Robiatul Adawiyah
Ahmad Muslim P
L 5
7 5
5 61.
49. Khairil Muberah
A. Ainun Naim L
L 5
6 4
4 62.
50. Zubaidah
Aulia P
P 5
6 4
4 63.
51. Zahra Aulia
Dianatul Islamiyah P
P 6
6 6
5 (Data Primer Penelitian, 2014)
52.
Firda Hasil analisis data pengukuran pH
P saliva sebelum mengkonsumsi minuman
5 ringan dapat dilihat pada tabel berikut :
5
53. Tabel 1.2 Analisis rata-rata pH saliva
M. Hasan sebelum mengkonsumsi minuman ringan
L Jumlah pH saliva pH saliva
2 Rata-rata
Responden terendah tertinggi
5
63 2 7 5.75
54.
M. Haikal
L (Data Primer Penelitian, 2014)
6 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
6 bahwa rata-rata nilai pH saliva sebelum
55.
M. Arifin Ilham mengkonsumsi minuman ringan dari 63
L responden menunjukkan nilai 5.75. Pada pH
5 5.75 ini dapat dikatakan dalam kondisi sedikit
5
56. asam karena pada umumnya pH saliva yang
M. Daffa normal adalah 6-7.
L Tabel 1.3 Analisis rata-rata pH saliva
6
4 sesudah mengkonsumsi minuman ringan
57. Jumlah pH saliva pH saliva
Rata-rata
Salman Responden terendah tertinggi
L 4,54
63 4 6
5
5
58. (Data Primer Penelitian, 2014)
Nur Mutia Az Zahra Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
P
5 rata-rata nilai pH saliva sesudah
5 mengkonsumsi minuman ringan dari 63
59. responden menunjukkan nilai 4,54. Pada pH
Nur Fitri
P

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


saliva tersebut termasuk dalam kondisi pH responden menunjukkan nilai 4,54. Pada pH
saliva yang asam. saliva tersebut termasuk dalam kondisi pH
Hasil analisis perubahan pH saliva saliva yang asam.
antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi Sedangkan pada hasil analisis yang
minuman ringan dapat dilihat pada tabel didapat pada hasil pengukuran pH saliva
berikut : sesudah mengkonsumsi minuman ringan yang
Tabel 1.4 Analisis perubahan pH saliva mengandung aspartam didapatkan kondisi pH
antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi saliva yang asam. Kondisi ini disebabkan oleh
minuman ringan diet minuman ringan sehingga terjadinya
Rata-rata penurunan pH saliva dari kondisi yang normal
Pengukuran pH saliva Sig.
perubahan nilai pH saliva
Sebelum dan sesudah
1,20 0,000 menjadi asam. Nugraha (2008) menyatakan
p = 0,000 < 0,05 mekanisme penurunan pH saliva terjadi
setelah makan sesuatu yang mengandung
(Data Primer Penelitian, 2014) gula, terutama adalah sukrosa. Bakteri
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa menggunakan fruktosa dalam suatu
perubahan nilai pH saliva sebelum metabolisme glikolosis untuk memperoleh
mengkonsumsi minuman ringan dan sesudah energi. Hasil akhir dari glikolisis ini adalah
mengkonsumsi minuman ringan mengalami asam laktat yang akan menciptakan kadar
penurunan nilai rata-rata pH saliva sebesar keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH
1,20 dengan nilai Sig. = 0,000 atau p < 0,05. saliva.
Oleh karena p < 0,05, maka dengan demikian Pratiwi (2003) menyatakan bahwa
Ho ditolak ditolak dan Ha diterima atau ada gula terutama sukrosa merupakan diet utama
perbedaan pH saliva antara sebelum dan yang menyebabkan karies, dan gula yang
sesudah mengkonsumsi minuman ringan. sering ditambahkan pada pembuatan
PEMBAHASAN minuman dan makanan merupakan komponen
Dari Otabel 1.2 dapat dilihat bahwa terbesar dari diet manusia. Beberapa makanan
rata-rata nilai pH saliva sebelum maupun minuman ringan menjadi kegemaran
mengkonsumsi minuman ringan dari 63 baik bagi orang tua terlebih lagi anak-anak
responden menunjukkan nilai 5.75. Pada pH mengandung sejumlah besar gula yang bila
5.75 ini dapat dikatakan dalam kondisi sedikit dikonsumsi terlalu sering akan menyebabkan
asam karena pada umumnya pH saliva yang karies. Mengkonsumsi minuman ringan yang
normal adalah 6-7. mempunyai potensi kariogenik akan
Berdasarkan analisis data yang didapat pada mengakibatkan penurunan pH saliva dibawah
hasil pengukuran pH saliva sebelum dan normal.
sesudah mengkonsumsi minuman ringan yang Gula atau sakarida adalah suatu
mengandung aspartam didapatkan pH saliva karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
responden sebelum mengkonsumsi minuman energi dan komoditi perdagangan utama. Gula
ringan dalam kondisi normal. pH saliva paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
seseorang pada keadaan normal pada kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk
umumnya sedikit asam. Hal ini sependapat mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
dengan Prasko (2011) yang menyatakan makanan atau minuman. Gula sederhana,
bahwa saliva seseorang secara normal dalam seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
kondisi sedikit asam. dengan enzim atau hidrolisis asam),
Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa menyimpan energi yang akan digunakan oleh
rata-rata nilai pH saliva sesudah sel
mengkonsumsi minuman ringan dari 63

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


Dari tabel 1.4 dapat dilihat bahwa Berdasarkan hasil pembahasan, dapat
perubahan nilai pH saliva sebelum disimpulkan sebagai berikut :
mengkonsumsi min.uman ringan dan sesudah 1. Rata-rata pH saliva siswa kelas II dan
mengkonsumsi minuman ringan mengalami kelas III Madrasah Ibtidaiyah Zam-
penurunan nilai rata-rata pH saliva sebesar Zam Zailani Banjarbaru Kalimantan
1,20 dengan nilai Sig. = 0,000 atau p < 0,05. Selatan Tahun 2014 sebelum
Oleh karena p < 0,05, maka dengan demikian mengkonsumsi minuman ringan yang
Ho ditolak dan Ha diterima atau ada mengandung aspartam kondisi sedikit
perbedaan pH saliva antara sebelum dan asam.
sesudah mengkonsumsi minuman ringan 2. Rata-rata pH saliva siswa kelas II dan
Perubahan rata-rata pH saliva dari kelas III Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam
kondisi normal pada saat sebelum Zailani Banjarbaru Kalimantan Selatan
mengkonsumsi minuman ringan menjadi Tahun 2014 sesudah mengkonsumsi
kondisi yang asam sesudah mengkonsumsi minuman ringan yang mengandung
minuman ringan yang mengandung aspartam aspartam kondisi asam.
menunjukkan adanya penurunan rata-rata pH 3. Ada perbedaan pH saliva antara sebelum
saliva. Perubahan rata-rata pH saliva tersebut dan sesudah mengkonsumsi minuman
membuktikan bahwa ada perbedaan pH saliva ringan yang mengandung aspartam siswa
antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi kelas II dan kelas III Madrasah Ibtidaiyah
minuman ringan. Prasko (2011) menyatakan Zam-Zam Zailani Banjarbaru Kalimantan
pH saliva berubah dari normal menjadi asam Selatan Tahun 2014
terlampaui sekitar dua puluh menit setelah SARAN
gula masuk dalam plak. Diet makanan serta Berdasarkan hasil penelitian dan
minuman ringan dapat berpengaruh terhadap kesimpulan diatas maka dapat diberikan saran
perubahan pH saliva. sebagai berikut :
Bila terjadi penurunan satu satuan pH, 1. Perlu adanya penyuluhan dari petugas
akan menyebabkan lajunya pelepasan kalsium kesehatan gigi kepada siswa guna
dari email gigi, kekerasan email akan menjadi memotivasi dan mengarahkan agar
lunak, keasaman minuman (pH) yang kurang mengurangi konsumsi minuman ringan
dari 7 atau bersifat asam dapat menurunkan yang mengandung aspartam.
kekerasan permukaan email gigi (Prasetyo, 2. Bagi orang tua siswa hendaknya memberi
E.A, 2005). pengarahan kepada anak-anaknya dalam
Penelitian yang dilakukan oleh mengkonsumsi minuman ringan terutama
peneliti didapatkan hasil bahwa yang mengandung aspartam untuk segera
mengkonsumsi minuman ringan yang berkumur-kumur.
mengandung aspartam dapat menurunkan DAFTAR PUSTAKA
rata-rata pH saliva, pemanis buatan tersebut 1. Depkes RI. 2004. Pedoman Upaya
dapat menurunkan pH saliva dalam rongga Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta.
mulut sehingga dianjurkan untuk mengurangi
mengkonsumsi minuman ringan yang 2. Depkes RI. 2008. Laporan Hasil
mengandung pemanis buatan oleh anak-anak Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007.
karena kemampuannya menurunkan pH Jakarta.
saliva sehingga dapat mendorong
3. Ircham, Mc. 1993. Penyakit-penyakit
mempercepat proses pembentukan plak yang
Gigi dan Mulut, Pencegahan dan
menyebabkan karies gigi.
Perawatannya. Liberty Yogyakarta.
KESIMPULAN

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015


4. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Anak-anak Karies dan Non Karies
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Setelah Mengkonsumsi Minuman
Jakarta. Berkarbonasi.Indonesia Journal of
Dentistry.
5. Prasko. 2011. Pengertian saliva,
Fungsi Saliva dan pH Saliva. http://zona- 8. Susy. Arlette, dkk. 2008. Perubahan
prasko.blogspot.com/2011/08/pengertian- Karakteristik Saliva Setelah Konsumsi
saliva-fungsi-saliva-dan-ph.html diakses Minuman Bersoda pada Murid SMPN 7
16/05/2014 Bandung. Jurnal PDGI. Edisi Khusus
Kongres PDGI XXVIII.
6. Pratiwi, Rini. dkk. 2003. Perubahan
pH Saliva Sebelum dan Sesudah 9. Triton. 2006. SPSS 13.0 Terapan
Mengosumsi Makanan dan Minuman Riset Statistik Parametrik. C.V Andi
Ringan. Majalah Kedokteran Gigi. Edisi Offset. Yogyakarta.
Khusus Temu Ilmiah Nasional III.
10. www.journal.unair.ac.id, EA.
7. Rendra, C.P. 2008. Perbandingan Prasetyo, 2005, Keasaman Minuman Ringan
Jumlah Koloni Bakteri Saliva pada Menurunkan Kekerasan Email.

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No. 1 Tahun 2015

You might also like