Professional Documents
Culture Documents
Obyektif Presentasi:
1. Diagnosis:
Reumatoid Artritis
Diagnosis Banding
Polimyalgia reumatika
Fibromyalgia
2. Riwayat Pengobatan:
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien mengeluhkan seluruh persendian jari-jari kedua tangan nyeri sejak 2 minggu, disertai kekakuan di pagi hari dengan durasi 30 menit
1 jam. Timbul secara tiba-tiba tanpa didahului trauma/pekerjaan berat. Untuk mengurangi keluhan pasien menggunakan air hangat untuk
meringankan rasa kaku. Keluhan mulai berkurang menjelang siang-sore hari. Keluhan lain pasien juga merasakan tubuhnya mudah lelah,
6. Riwayat Sosial/Kebiasaan:
Pendidikan terakhir pasien SMP. Pasien sudah menikah tinggal dengan seorang anak, suami sudah meninggal. Kesibukan pasien sekarang
mengurus rumah tangga, stres disangkal. Kebiasaan makan jeroan/daging disangkal, tidak ada riwayat bekerja berat.
Hasil Pembelajaran:
a. Diagnosis reumatoid artritis sebagai diagnosis kerja dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada kasus ini.
b. Diperlukan parameter diagnosis, salah satunya ACR-EULAR 2010 dalam mendiagnosis pasien reumatoid artritis.
d. Bila diagnosis reumatoid artirtis sudah tegak dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang sebaiknya pasien segera diruju k.
e. Penegakkan diagnosis reumatoid artitis sedini mungkin untuk mencegah komplikasi berupa kecacatan meskipun dete ksi dini sulit
dikerjakan.
f. Pemberian analgetik dan antiinflamasi dapat diberikan kepada pasien sebelum pasien dirujuk.
1. Subyektif
Pasien mengatakan kedua sendi jari-jari tangannya nyeri dan mengalami kekakuan (poliartritis simetris). Kekauan sendi durasi 30
menit 1 jam yang mereda dengan pemberian air hangat. Keluhan nyeri juga berkurang menjelang siang-sore hari
2. Objektif
Pada pemeriksaan keadaan umum pasien tampak nyeri, dengan NRS (Numeric Rating Scale) 3-4. Tidak ada kelaianan pada tanda-
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seluruh jari tangan pasien tampak edema minimal namun tidak eritema, nyeri tekan pada
persendian kedua MCP, PIP pasien secara simetris, DIP disangkal. Tanda deformitas seperti swan neck, boutonniere, anguasi, rotasi,
tofus, krepitsi tidak ditemukan. Range of motion seluruh jari-jari baik aktif/pasif baik. Nodul ditempat lain tidak ditemukan.
3. Assessment
Kriteria diagnosis pada pasien menggunakan parameter dari ACR-EULAR 2010 (American
4. Plan:
Farmakologis
KIE:
Pasien kontrol kembali untuk melihat respon terapi, karena diagnosis banding lain seperti ptiriasis alba perlu dipikirkan bila keluhan
Diperlukan rujukan ke dokter spesialis kulit bila perlu, mengingat kurangnya fasilitas pemeriksaan penunjang baik KOH/lampu wood di
faskes primer
Pada kasus ini kompetensinya ialah 4A, diagnsosis tinea versikolor ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Terapi empriris
berupa antihistamin untuk mengurangi keluhan gatal dan pemberian antifungal tepat diberikan, meskipun belum dilakukan pemeriksaan
penunjang KOH ataupun lampu Wood. Lebih baik penatalaksanaan pasien ini sebagai tinea versikolor dibandingkan sebagai ptiriasis alba,
dikarenakan pemberian steroid topikal sebagai tatalaksana dari ptiriasis alba dapat memperburuk klinis pasien apabila pasien tersebut ternyata
menderita tinea versikolor (trial and error). Edukasi kepada pasien untuk datang kembali harus diberikan mengingat faskes ini tidak mempunyai