You are on page 1of 7

Nama Peserta: Damar Nirwan Alby

Nama Wahana: PKM Pulo Gadung

Topik: Tinea Versikolor

Tanggal (kasus): 13 Juli 2017


Nama Pasien: Ny. A No. RM : P317209013123550

Tanggal Presentasi: - Nama Pendamping: dr. Lida Nurhisan

Tempat Presentasi: PKM Pulo Gadung

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Lansia Bumil


Dewasa
Deskripsi: Wanita 54 tahun datang nyeri jari-jari tangan disertai kaku sejak 2 minggu

Tujuan: Melakukan diagnosis, menatalaksana, dan mencegah komplikasi

Bahan bahasan: Tinjauan Riset Kasus Audit


Pustaka
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan Email Pos

Data utama untuk bahan diskusi: diskusi

1. Diagnosis:

Reumatoid Artritis

Diagnosis Banding

Polimyalgia reumatika

Fibromyalgia

2. Riwayat Pengobatan:

Belum diberikan pengobatan

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:

Pasien mengeluhkan seluruh persendian jari-jari kedua tangan nyeri sejak 2 minggu, disertai kekakuan di pagi hari dengan durasi 30 menit

1 jam. Timbul secara tiba-tiba tanpa didahului trauma/pekerjaan berat. Untuk mengurangi keluhan pasien menggunakan air hangat untuk

meringankan rasa kaku. Keluhan mulai berkurang menjelang siang-sore hari. Keluhan lain pasien juga merasakan tubuhnya mudah lelah,

dan kedua bahunya pegal-pegal.


4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Tidak pernah mengalami keluhan serupa.

5. Riwayat Keluarga dan Lingkungan:

Tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

6. Riwayat Sosial/Kebiasaan:

Pendidikan terakhir pasien SMP. Pasien sudah menikah tinggal dengan seorang anak, suami sudah meninggal. Kesibukan pasien sekarang

mengurus rumah tangga, stres disangkal. Kebiasaan makan jeroan/daging disangkal, tidak ada riwayat bekerja berat.
Hasil Pembelajaran:

a. Diagnosis reumatoid artritis sebagai diagnosis kerja dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada kasus ini.

b. Diperlukan parameter diagnosis, salah satunya ACR-EULAR 2010 dalam mendiagnosis pasien reumatoid artritis.

c. Pemeriksaan penunjang LED dapat dikerjakan untuk menunjang diagnosis.

d. Bila diagnosis reumatoid artirtis sudah tegak dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang sebaiknya pasien segera diruju k.

e. Penegakkan diagnosis reumatoid artitis sedini mungkin untuk mencegah komplikasi berupa kecacatan meskipun dete ksi dini sulit

dikerjakan.

f. Pemberian analgetik dan antiinflamasi dapat diberikan kepada pasien sebelum pasien dirujuk.
1. Subyektif

Pasien mengatakan kedua sendi jari-jari tangannya nyeri dan mengalami kekakuan (poliartritis simetris). Kekauan sendi durasi 30

menit 1 jam yang mereda dengan pemberian air hangat. Keluhan nyeri juga berkurang menjelang siang-sore hari

2. Objektif

Pada pemeriksaan keadaan umum pasien tampak nyeri, dengan NRS (Numeric Rating Scale) 3-4. Tidak ada kelaianan pada tanda-

tanda vital pasien.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan seluruh jari tangan pasien tampak edema minimal namun tidak eritema, nyeri tekan pada

persendian kedua MCP, PIP pasien secara simetris, DIP disangkal. Tanda deformitas seperti swan neck, boutonniere, anguasi, rotasi,

tofus, krepitsi tidak ditemukan. Range of motion seluruh jari-jari baik aktif/pasif baik. Nodul ditempat lain tidak ditemukan.

3. Assessment

Kriteria diagnosis pada pasien menggunakan parameter dari ACR-EULAR 2010 (American

4. Plan:

Farmakologis

Ketokonazol 1 x 200 mg, 10 hari

Mikonazol cr 2 x 1 dioleskan pada lesi


Loratadin 1 x 10 mg, bila gatal

KIE:

Edukasi penyebab dan perjalanan pernyakit tinea versikolor

Edukasi penyakit ini dapat disembuhkan bila terapi adekuat

Pasien kontrol kembali untuk melihat respon terapi, karena diagnosis banding lain seperti ptiriasis alba perlu dipikirkan bila keluhan

pasien tidak berkurang

Diperlukan rujukan ke dokter spesialis kulit bila perlu, mengingat kurangnya fasilitas pemeriksaan penunjang baik KOH/lampu wood di

faskes primer

Edukasi untuk tetap mandi selama sakit

Pada kasus ini kompetensinya ialah 4A, diagnsosis tinea versikolor ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Terapi empriris

berupa antihistamin untuk mengurangi keluhan gatal dan pemberian antifungal tepat diberikan, meskipun belum dilakukan pemeriksaan

penunjang KOH ataupun lampu Wood. Lebih baik penatalaksanaan pasien ini sebagai tinea versikolor dibandingkan sebagai ptiriasis alba,

dikarenakan pemberian steroid topikal sebagai tatalaksana dari ptiriasis alba dapat memperburuk klinis pasien apabila pasien tersebut ternyata

menderita tinea versikolor (trial and error). Edukasi kepada pasien untuk datang kembali harus diberikan mengingat faskes ini tidak mempunyai

pemeriksaan penunjang untuk membedakan tinea versikolor dengan ptiriasis alba.

You might also like