You are on page 1of 16

Penjadwalan Proses Produksi dengan Menggunakan Metode Camp-

bell-Dudek-Smith (CDS) dan Metode Palmer pada PT Siantar Top


Sidoarjo, Jawa Timur.

Production Process Scheduling With Campbell-Dudek-Smith (CDS)


and Palmer Methods at PT. Siantar Top Sidoarjo, East Java.

Moh Ridwan Kurniawan1, Usman Effendi.2, dan Masud Effendi.2.


1Alumni Universitas Brawijaya Malang
2Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian- Fakultas Teknologi Per-

tanian
Universitas Brawijaya Malang

Abstrak
Penjadwalan (scheduling) diperlukan dalam mengalokasikan
tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis
produk, pembelian material dan lain sebagainya. Metode penjadwalan
yang baik harus mampu meningkatkan utilitas sumber daya melalui
minimum flow time yang berarti waktu penyelesaian pekerjaan yang
lebih cepat, waktu pengiriman barang sebelum due date yang telah
ditetapkan serta minimum Work In Process (WIP), meminimisasi
jumlah pekerjaan yang idle (mengganggur) antara satu stasiun kerja
dengan stasiun kerja yang lain, memperkecil jumlah work in process
(barang dalam proses) pada lintasan produksi. Penelitian ini
menganalisa, mengaplikasikan dan membandingkan dua metode
penjadwalan produksi yaitu metode Campbell-Dudek-Smith (CDS)
dan metode Palmer yang keduanya mempertimbangkan beberapa
kriteria yaitu minimasi makespan, total flow time, minimisasi work in
process inventory dan maksimisasi utilitas mesin, sehingga diharapkan
akan dapat diusulkan sebuah metode penjadwalan yang dapat
menghasilkan jadwal produksi yang lebih baik ditinjau dari kriteria.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut : Penjadwalan produksi biscuit yang menghasilkan
nilai makespan minimum terdapat pada K1 dan K3. Untuk K1 memi-
liki urutan job Orio Vanila, Golden Orio, Go Berry, Go Nanas, Slai
Osweet dan Bismaxx dan K3 dengan ururtan job Orio Vanila, Golden
Orio, Go Berry, Go Nanas, Bismaxx dan Slai Osweet. Diantara kedua
metode yaitu antara metode Campbell-Dudek-Smith (CDS) dan
metode Palmer yang menghasilkan nilai makespan minimun adalah
metode campbell, dudek and smith (CDS), yaitu sebesar 517 Untuk
tahap K1 dan K3. Sedangkan nilai makespan yang dihasilkan dengan
menggunakan metode Palmer adalah 518 dengan urutan job adalah
bismaxx, selai osweat, go nanas, go berry, golden orio dan orioorio
vanila.
Abstract
The used technique depend on production volume, type of
product, operational condition, and the complexity of the own effort.
The good scheduling method must have an ability to increase utility
resource through minimum flow time, it means that quicker work
finished time, the sending time of stuff before the due date that has
been set and the minimum of Work In Proces (WIP), minimize number
of idle work, between a work station and the other, minimize number
of Work In Process in production line. This research analyze, apply and
compare 2 methods of production schedule, they are Campbell-
Dudek-Smiths method and Palmer methods that both of them
consider several criterias, minimization of makespan, total flow time,
minimization of work in process inventory and maximization utility of
machine, so it hope, it will be able to proposed a scheduling method
which be able to produce better scheduling production (based on
criteria). The biscuit production schedule that result minimum
makespan value contained in K1 and K3. For K1 has job order Orio
Vanilla, Golden Orio, Go Berry, Go Nana, Slai Osweet and Bismaxx
and K3 has job order Orio Vanilla, Golden Orio, Go Berry, Go Nanas,
Bismaxx and Slai Osweet.Between two methods of them ( method of
CDS and Palmer), it has value 517 for the step of K1 and K3. While the
value of makespan which is produced with using Palmers method is
518 with the job order is Bismaxx, Slai OSeat, Go Nanas, Go Berry,
Golden, Orio and OrioVanilla.

Kata kunci: Penjadwalan Produksi, metode CDS (Campbell Dudek


Smith), Palmer, Makespan.
Pendahuluan yang pada akhirnya juga akan
Penjadwalan (scheduling) memberikan biaya produksi
merupa-kan suatu kegiatan semakin rendah (Gultom,
penting dalam perusahaan. 2006).
Dalam suatu perusahaan, pen- PT. Siantar Top Surabaya
jadwalan di-perlukan dalam adalah perusahaan yang
mengalokasikan tenaga opera- bergerak dalam pem-buatan
tor, mesin dan peralatan pro- produk makanan ringan
duksi, urutan proses, jenis seperti Snack, noodles, crakres,
produk, pembelian material dan candy. Berbagai macam
dan lain sebagainya. Melak- produk yang dihasilkan
sanakan pekerjaan secara efek- tersebut di-pasarkan dalam
tif dan efisien agar tujuan pasar dalam negeri dan proses
tercapai adalah yang diingin- produksinya dilakukan ber-
kan oleh semua manajemen dasarkan analisis perencanaan
per-usahaan. produk yang dilaku-kan di dua
Metode penjadwalan yang tempat perencanaan produk
baik harus mampu mening- yang dilakukan dengan me-
katkan utilitas sumber daya neliti lapangan (survei pasar
melalui minimum flow time dan konsumen) baru kemu-
yang berarti waktu penyele- dian perencanaan pro-duk
saian pekerjaan yang lebih tersebut dimatangkan di labo-
cepat, waktu pengiriman ratorium. Dengan meneliti
barang sebelum due date yang lapangan, diharapkan peru-
telah ditetapkan serta mini- sahaan sudah dapat menen-
mum Work In Process (WIP). tukan secara kasar tentang ke-
Perencanaan penjadwalan adaan pasar, segmen pasar,
yang baik berarti juga akan manfaat produk, bentuknya,
meminimisasi jumlah pekerja- kualitas, dan warna yang
an yang idle (mengganggur) disukai konsumen, sehingga
antara satu stasiun kerja perusahaan dapat menentukan
dengan stasiun kerja yang lain, kapasitas dan jenis produksi
disamping juga akan mem- yang akan dilakukan.
perkecil jumlah Work In Pro- Penjadwalan produksi
cess (barang dalam proses) yang tidak tepat biasanya
pada lintasan produksi. Bila ditandai dengan banyaknya
hal ini dapat dicapai, pabrik waktu menganggur pada
akan mempunyai efisiensi mesin dan waktu tunggu yang
produksi yang semakin tinggi dialami oleh produk atau ba-
han. Waktu menganggur yang dan metode Palmer yang
dialami bahan biasanya dise- keduanya mempertimbangkan
babkan oleh terbatas nya beberapa kriteria yaitu minim-
kapasitas lini produksi atau asi makespan, total flow time,
penggunaan satu lini produksi minimisasi work in process
secara bersamaan terha-dap inventory dan maksimisasi uti-
jenis produksi yang berbeda, litas mesin, sehingga diharap-
sehingga waktu proses kan akan dapat diusulkan
produksi tidak optimal. Hal ini sebuah metode penjadwal-an
menyebabkan pihak perusa- yang dapat menghasilkan
haan mengalami kerugian jadwal pro-duksi yang lebih
karena waktu produksi baik ditinjau dari kriteria.
bertambah karena urutan
peker-jaan yang tidak sesuai. Jenis Penelitian
Dengan adanya pekerjaan Jenis metode penelitian
yang idle (mengganggur) yang diguna-kan adalah
antara satu stasiun kerja deskriptif yang meneliti unit-
dengan stasiun kerja yang lain unit utama proses produksi
dan banyaknya jumlah work in yang dikerja-kan oleh mesin
process (barang dalam proses) yang terdapat pada lintasan
pada lintasan produksi, maka produksi.
perlu dibuat suatu sistem Urutan langkah-langkah
penjad-walan produksi yang kegiatan penelitian secara
baik berdasarkan pola aliran operasional yang dilaku-kan
proses yang terdapat pada PT. oleh penyusun untuk
Siantar Top Surabaya. Metode mengurutkan produk agar
yang akan diterapkan adalah diperoleh total waktu proses
metode Campbell-Dudek- produksi (makespan) yang
Smith (CDS) dan metode optimum pada PT. Siantar Top
Palmer de-ngan tujuan men- Surabaya adalah sebagai
dapakan metode terbaik yaitu berikut :
dengan nilai makespan ter-
kecil. 1. Survei Perusahaan
Penelitian ini mencoba Survei ini dilakukan
untuk menganalisa, meng- untuk mengetahui
aplikasikan dan memban- kondisi masalah yang
dingkan dua metode penjad- terjadi dan metode apa
walan pro-duksi yaitu metode yang dapat ditetapkan
Campbell-Dudek-Smith (CDS) untuk memecahkan
masalah pada pe- 2. Data Sekunder
rusahaan. Data skunder diper-
2. Identifikasi masalah oleh dari hasil pencatatan data
Identifikasi masalah dan informasi dari laporan-
dapat dilakukan de- laporan perusahaan yang ada
ngan mencari penye-
bab timbulnya masalah Survey Pendahuluan
dan kemudian mencari Survey pendahuluan
solusi yang tepat un- dilakukan dengan cara
tuk memecahkannya. wawancara dan diskusi
3. Studi literatur dengan pihak terkait. Dari
Dengan mempelajari te- wawancara dan diskusi ini
ori-teori yang berhubungan dapat diketahui kondisi umum
dengan permasalahan untuk maupun permasalahan yang
mendapatkan metode pemecah sedang di-hadapi oleh pihak
masalah yang tepat. Data dan PT.Siantar Top.Tbk. Per-
informasi yang dibutuhkan masalahan yang timbul dalam
dalam pemecahan masalah PT. Siantar Top.Tbk kemudian
penjadwalan produksi adalah akan teridentifikasi.
sebagai berikut :
1. Data primer Penentuan batasan dan asum-
Data primer adalah si
data yang di- Penelitian yang dilak-
kumpulkan secara sanakan memiliki beberapa
langsung oleh peneliti batasan permasalahan agar
melalui pengukuran tidak terlalu jauh dari tujuan
dan pengamatan. penelitian serta mempermudah
Data primer diambil proses penelitian. Batasan
adalah sebagai berikut permasalahannya adalah:
: 1. Produk yang diamati
a) Jumlah produk adalah produk biskuit
dalam satu kali non laminasi dan pen-
pengadukan. gamatan dilakukan
b) Waktu proses pem- terhadap waktu pada
buatan bis-kuit tiap stasiun kerja
pada masing- 2. Urutan job pada
masing work cen- proses produksi
tre. biskuit non laminasi
menggunakan rang- Pengolahan Data
kaian mesin seri. Dari data yang telah
3. Jumlah produk yang diperoleh, maka selanjutnya
diamati sebanyak akan dilakukan tahap-tahap
enam jenis produk pengolahan data sebagai
yaitu Orio Vanila, berikut:
Golden Orio, Go
Berry, Go Nanas dan 1. Perhitungan waktu
Slai Osweet-Bismaxx standard
Perhitungan waktu standard
Pengumpulan Data WS =
Pengumpulan data yang perlu WN = WS x (1+ p)
dilakukan dengan cara sebagai
berikut : Wsan dard = WN x
1. Melakukan pengama-
tan langsung terhadap WS = Waktu Siklus
objek penelitian den- WN = Waktu normal
gan mengambil sampel n = jumlah data yang
5 jenis produk pada masuk batas control
lini non laminasi se- p = Rating factor
banyak 20 kali proses
untuk tiap produk. 2. Pengolahan data den-
Variabel yang diukur gan menggunakan me-
adalah waktu penger- tode CDS
jaan tiap produk. Perhitungan Maskespan
2. Melakukan wawancara dengan metode CDS Langkah-
dengan pihak perusa- langkah penjadwalan:
haan yang dapat mem- a. Buat iterasi rumus K = (m-
berikan informasi yang 1) Ambil urutan pertama
diperlukan untuk (K=1).untuk Seluruh tugas
menunjang penyele- yang ada cari harga t*,1
saian masalah. dan t*,2 yang minimum.
3. Pengumpulan do- Jika waktu minimum di-
kumen atau arsip yang dapat pada Mesin per-
dimiliki perusahaan tama missal t*1,tempatkan
yang di-gunakan un- Tugas tersebut pada uru-
tuk penelitian. tan awal,bila Waktu t*,2,
tugas tersebut di tempat
Pada urutan terakhir.
b. Pindahkan tugas-tugas
tersebut Hanya dari daftar S 1= tk
dan urutan.jika masih ada
tugas yang tersisa. dimana:
c. ulangikembali langkah M = jumlah mesin
pertama. Sj = Slope index pekerjaan
Rumus-rumus yang ke j
digunakan: Tjk = waktu prose peker-
t *i,1 = (k) jaan ke j pada mesin k
rumus yang digunakan untuk
t *I,2 = I,m-k+1 menghitung makespan

I (i),1 = max t*i,1 = I,k

t*i,2 = 1,m-k+1

MS = F (n),m I (1),j = (1),j + (i),j

MS = MS =F (N),m

MS = (I),m+ (I),m
3.
Pengolahan data den-
gan menggunakan me- Analisis Data
tode Palmer Hasil yang diperoleh
Perhitungan Maskespan dari peng-olahan data kemudi-
dengan Palmer an dianalisa dan di-evaluasi
Langkah-langkah untuk melihat apakah melaku-
penjadwalan: kan penjadwalan mesin-
a. Urutan waktu proses ber- /operasi dapat ber-pengaruh
dasarkan Job,bukan ber- terhadap berkurangnya Idle
dasarkan work center time dan peningkatan utilitas
b. Hitung nilai slope index mesin.
Langkah berikutnya me-
nurutkan job, Nilai slope Hasil dan Pembahasan Karak-
index, dari terbesar teristik Perusahaan
Hingga yang terkecil. PT. Siantar Top, Tbk
Rumus-rumus yang adalah sebuah perusahaan
digunakan: yang bergerak dalam bidang
makanan ringan seperti snack, berikan gambaran yang jelas
candy, noodle, crakers dan bagai-mana melakukan pen-
merupakan salah satu pro- jadwalan produksi. Karena
dusen terbesar produk-produk data yang diberikan POM
makanan kon-sumsi di Indo- hanya meliputi daftar produk
nesia. Berbagai merek produk yang harus di-produksi selama
makanan telah dihasilkan oleh seminggu dengan urutan job
Siantar Top, mulai produk- yang tidak teratur. Dalam
produk yang dibedakan ber- melakukan penjadwalan pro-
dasarkan pangsa pasar mau- duksi dengan tujuan efisiensi
pun jenis produk. Proses pro- waktu proses produksi, di-
duksi di PT. Siantar Top, Tbk butuhkan pen-jadwalan de-
berlangsung selama 24 jam ngan menggunakn suatu me-
penuh. Meskipun demikian, tode penjadwalan produksi
proses produksi tersebut be- yang baik dan cocok un-tuk
lum dapat dikategorikan ke diterapkan dengan kondisi
da-lam jenis proses produksi perusahaan.
terus-menerus (continuous). Penerapan metode
Hal inilah yang mem- Campbel-Dudek-Smith dan
buat proses produksi harus met-ode Palmer cocok untuk
berhenti sejenak ketika akan di-terapkan dalam kondisi
memulai proses produksi lagi pabrik yang memiliki enam
dengan adonan biskuit yang pekerjaan yaitu bismaxx, best
berbeda. Proses Pembuatan food go berry, go nanas,
biskuit terdiri dari beberapa golden orio, oriorio vanila dan
tahap. Tahapan tersebut antara slai osweat terhadap empat
lain : Pencampuran (Mixing), mesin yaitu mesin mixing,
Pemipihan dan Pencetakan mesin molding, mesin oven dan
(molding), Pemanggangan mesin packing. Dimana untuk
(Oven), Pendinginan (cooling), CDS pengurutan enam
dan Pengemasan (packaging). pekerjaan terhadap empat
Dalam melakukan proses mesin, metode CDS ini dapat
produksi PT. Siantar Top me-mutuskan urutan mana
menggunakan permintaan Or- yang terbaik dari beberapa
der mingguan (POM) sebagai alternatif urutan yang ada
acuan dalam pengurutan jenis dalam melakukan pen-
produk yang akan diproses. jadwalan. Pengurutan job da-
Peng-gunaan POM saja tidak lam metode palmer dapat
cukup untuk dapat mem- diketahui melalui per-
hintungan slope index dan masing woark center/stasiun
pengurutan dilakukan ber- kerja yang diambil dari nilai
dasarkan nilai terkecil. rata-rata 20 kali pengamatan.

Pengumpulan Data Penentuan Rating Factor


Data Work center adalah Rating factor adalah
rata-rata waktu siklus pe- kegiatan evaluasi kecepatan
nyelesaian suatu pekerjaan atau tempo kerja operator pada
mulai bahan diproses di unit saat pengukuran kerja ber-
pengolahan hingga keluar dari langsung. Kecepatan usaha,
unit tersebut. Tahapan proses tempo maupun performance
pengolahan adalah bahan baku kerja semuanya menunjukkan
diproses di mesin mixing, lalu ke-cepatan gerakan operator
dilakukan proses pembentuk- pada saat be-kerja. Tujuan
an pada mesin molding setelah diterapkannya Rating factor
itu bahan di oven dan dikemas adalah untuk menunjukkan
pada proses packing. Data yang kemampuan kerja operator
diambil adalah data waktu pada saat bekerja agar bisa
siklus pada enam job meliputi ditentukan waktu normal pada
data waktu siklus untuk proses suatu operasi kerja
bismaxx, best food go berry, go Wignjosoebroto (2003). Me-
nanas, golden orio, oriorio nentukan besarnya rating factor
vanila dan slai osweat. Terda- operator dapat dicari dengan
pat variasi waktu yang tertera menggunakan metode Westing-
pada tabel untuk masing- house. Metode Westinghouse
masing produk pada setiap mengarahkan penilaian pada
stasiun kerja, hal ini disebab- empat faktor yang dianggap
kan oleh perbedaan jenis mesin menentukan kewajaran atau
dan fungsi mesin pada tiap- ke-tidakwajaran dalam bekerja
tiap proses, sedangkan untuk yaitu keterampilan, usaha,
data jumlah pekerja tidak kondisi kerja dan konsistensi.
terlalu berpengaruh karena Setiap faktor terbagi dalam
pada proses produksi mulai kelas-kelas dengan nilai
dari proses mixing sampai masing-masing. Nilai rating
proses oven menggunakan factor akan digunakan dalam
mesin, sehingga pekerja hanya rumus perhitungan untuk
berperan sebagai operator dan menentukan waktu normal.
pengawas. Berikut adalah nilai Keterampilan didefinisi-
waktu siklus pada masing- kan sebagai kemampuan se-
orang pekerja untuk meng- dari manajemen, karena hanya
ikuti cara kerja yang telah pihak manajemen saja yang
ditetapkan. Usaha didefinisi- memiliki otoritas untuk me-
kan sebagai kesungguhan yang ngubah atau memperbaikinya.
ditunjukkan atau diberikan
oleh pe-kerja untuk melakukan Penentuan Allowance
pekerjaannya. Dari uraian di Allowance atau kelong-
atas terlihat bahwa antara kete- garan diberikan untuk tiga hal
rampilan dan usaha dari setiap yaitu untuk kebutuhan pri-
pekerja me-miliki korelasi. badi, menghilangkan rasa fa-
Dalam praktiknya ba- tique dan hambatan-hambatan
nyak terjadi pekerja yang yang tidak bisa di-hindarkan
mempunyai keterampilan ren- Wignjosoebroto (2003). Yang
dah bekerja dengan usaha termasuk ke dalam kebutuhan
yang lebih bersungguh- pribadi disini adalah hal-hal
sungguh sebagai imbangan- seperti minum se-kadarnya
nya. Terkadang usaha ini untuk menghilangkan rasa
begitu besarnya sehingga haus, ke kamar kecil, bercakap-
tampak berlebihan dan tidak cakap dengan te-man sekerja
banyak menghasilkan. Se- sekedar untuk menghilangkan
baliknya seseorang yang ketegangan ataupun kejenuhan
memiliki keterampilan tinggi dalam ker-ja. Niali Allowance
sering bekerja dengan usaha akan digunakan dalam rumus
yang lebih rendah daripada perhitungan untuk menentu-
pekerja dengan keterampilan kan waktu standart.
rendah akan tetapi dapat Besarnya kelonggaran
menghasilkan performance yang yang diberikan untuk kebutuh-
lebih baik. an pribadi seperti itu berbeda-
Faktor yang ketiga me- beda dari satu pekerjaan ke
nurut metode Westinghouse pekerjaan lainnya karena se-
adalah kondisi kerja. Adapun tiap pekerjaan mempunyai
definisi dari kondisi kerja ada- karakteristik sendiri-sendiri
lah kondisi fisik lingkungan dengan tuntutan yang ber-
kerja yang meliputi keadaan beda-beda. Penelitian yang
pencahayaan, temperatur dan khusus perlu dilakukan untuk
kebising-an ruangan. Faktor menentukan besarnya ke-
ketiga ini merupakan faktor di longgaran ini secara tepat se-
luar pekerja yang sering perti dengan sampling pe-
disebut ini merupakan faktor kerjaan ataupun secara fisio-
logis. Berdasarkan penelitian Waktu baku suatu pekerjaan
ternyata besarnya kelonggaran adalah jumlah waktu baku dari
ini bagi pe-kerja pria berbeda elemen masing-masing peker-
dari pekerja wanita, misalnya ja-an. Waktu baku ini
untuk pekerjaan-pekerjaan ri- merupakan waktu yang di-
ngan ada kondisi-kondisi kerja gunakan untuk menyelesaikan
normal pria me-merlukan 2-2,5 suatu siklus pekerjaan yang
% dan wanita 5 %. Persen-tase dilakukan menurut metode
ini adalah dari waktu normal kerja tertentu pada kecepatan
(Sutalaksana, 2002). normal dengan memperhati-
kan rating performance dan
Pengolahan data kelonggaran. Waktu baku
Dalam melakukan pe- dibutuhkan dalam Man Power
ngukuran kerja, keadaan sis- Planning (Perencanaan Ke-
tem selalu berubah. Perubahan butuhan Tenaga Kerja), es-
ini adalah suatu yang wajar timasi biaya-biaya untuk upah
karena bagaimanapun sistem pekerja, penjadwalan produksi
kerja tidak dapat dipertahan- dan penganggaran, perencana-
kan tetap terus menerus pada an sistem pemberian bonus
keadaan tetap yang sama. dan insentif untuk pekerja
Keadaan sistem yang selalu berprestasi, dan indikasi output
berubah dapat diterima jika (keluaran) yang mampu di-
perubahannya adalah yang hasilkan oleh seorang pekerja.
memang sepantasnya terjadi. Waktu mi-xing pada mesin M1
Akibatnya waktu penyelesaian yang memiliki waktu ter-
yang dihasilkan sistem selalu pendek adalah golden orio dan
berubah-ubah namun harus orio-rio vanila yaitu sebesar 14
tetap dalam batas kewajaran. menit. Sementara untuk bis-
Sehingga data waktu hasil maxx, best food go berry, go
pengukuran harus diseragam- na-nas dan slai osweat
kan. Pengujian keseragaman memiliki waktu yang sama
data dilakukan untuk me- yaitu 25.35 menit. Pada proses
ngetahui apakah data yang molding pada M2 yang me-
diambil berada dalam batas miliki waktu terpendek adalah
kontrol. Kecukupan data di- best food go berry se-besar 30
lakukan untuk mengetahui menit, slai osweat memiliki
apakah data yang diambil waktu terpanjang dalam
sudah mencukupi dan dapat proses molding pada M2 yaitu
mewakili populasi yang ada. sebesar 39 menit. Proses oven
pada mesin M3 yang memiliki t*(i,2) untuk kolom pertama
waktu terpendek adalah gol- diperoleh dari nilai waktu
den orio yaitu sebesar 29.5 baku pada setiap work center
menit dan slai osweat juga pada mesin satu (mixing) dan
memiliki waktu terpanjang untuk nilai pada kolom kedua
dalam proses oven yaitu diperoleh dari pen-jumlahan
sebesar 39.4 menit. Penyebab mesin 1 (mixing) dan mesin 4
perbedaan waktu yang terjadi (packing) dengan rumus K = M-
pada masing-masing produk 1, dan un-tuk nilai K2
dalam tiap stasium kerja ada- diperoleh dari perhitungan
lah perbedaan jenis bahan ba- iterasi untuk kolom pertama
ku,- adonan dan ketebalan didapat dari penjumlahan
produk. Namun dalam prose waktu yang ada pada M1
packing untuk semua jenis (mixing) dan waktu M2
biskuit memiliki nilai waktu (molding) sedang-kan nilai
baku yang sama yaitu 73.6 me- pada kolom dua didapat dari
nit, hal ini terjadi karena pen-jumlahan M3 (oven) dan
setting mesin packing standart M4 (packing). Pada perhitungan
waktunya sama. K3 untuk kolom pertama di-
peroleh dari penjumlahan M1
Penjadwalan Produksi de- (mixing), M2 (molding) dan M3
ngan Metode Campbell, (oven) dan untuk nilai pa-da
Dudek and Smith (CDS). kolom kedua didapat dari pen-
Dari waktu proses setiap jumlahan M2 (molding), M3
nilai waktu baku pada setiap (oven), M4 (packing).
work center maka dicari nilai K Setelah hasil Iterasi
dengan menghitung t*(i,1) dan diperoleh maka dilakukan
t*(i,2) hingga nilai K = (m-1), pengurutan job berdasarkan
dimana nilai m = jumlah mesin langkah-langkah penjadwalan
yang dipergunakan dalam dengan menggunakan metode
proses produksi tersebut. CDS (Campbell, Dudek &
Terdapat tiga nilai iterasi yaitu Smith). Hasil dari pengurutan
nilai K1, K2, dan K3. Pada job pada K1 = 451236, K2 =
setiap kolom iterasi (K) 542316, K3 = 452136 dan total
terdapat nilai t*(i,1) dan t*(i,2) waktu untuk tiap iterasi dapat
yang merupakan nilai hasil di-lihat pada Tabel 4.5
dari perhitungan pada setiap perhitungan manual al-
iterasi (K1, K2, K3). Pada goritma cds untuk tiap iterasi
perhitungan K1 nilai t*(i,1) dan terlihat bah-wa nilai dari t*(i,1)
< t*(i,2), sehingga urut-an job orio, go berry, go nanas,
yang dipakai dasar untuk bismaxx dan slai o sweet.
peng-urutan job adalah t*(i,1).
Untuk urutan job K1 disajikan Golden Orio
dalam bentuk gambar Gantt M4
Chart agar memudahkan un- Oriorio Vanila

tuk melihat idle time yang ter- M3 Best Food Go


nadi. Berry

Bismaxx
M2

Go Nanas
Golden Orio
M1
M Slai Osweat
4
Oriorio Vanila

M
0 200 400 600
Slai Osweat
3
Gambar 2. Gantt chart K3
Bismaxx
M
2
Best Food Go
Perhitungan Manual Makes-
Berry pan Metode Palmer
M
1 Go Nanas Job M1 diawali dengan
oriorio va-nila, maka job dari
0 500 1000 oriorio vanila ber-akhir pada
menit ke-14 yang kemudian
Gambar 1. Gantt chart K1. dilanjut-kan pada proses
untuk K = 2 job dari orio vanila mixing slai osweat yaitu
berakhir pada menit 14 yang dimulai pada menit ke-14 dan
kemudian dilanjutkan pada ber-akhir pada menit ke-28
proses mixing golden orio nilai 28 diperoleh dari lamanya
yaitu dimulai pada menit 14 proses mixing bismax ditam-
dan berakhir pada menit 28 bah dengan waktu mixing slai
nilai 28 diperoleh dari lamanya osweat, dan seterusnya se-
proses mixing orio vanila hingga diperoleh nilai
ditambah dengan waktu makespan 518.1 menit. Metode
mixing golden orio, dan Palmer memiliki kelebihan
seterusnya sehingga diperoleh disbanding metode CDS yaitu
nilai makespan = 518.1 menit perhitungan yang lebih seder-
terlihat waktu makespan K2 hana akan te-tapi metode
lebih besar dari K1 dengan Palmer hanya dapat memberi-
urutan job orio vanila, golden kan 1 alternatif urut-an job.
nilai makespan dengan
mengguna-kan algoritma Pal- adalah sebesar 530 menit. oleh
mer memiliki nilai yang sama karena itu jika metode penjad-
besar dengan menggunakan al- walan ini dapat diterapkan
goritma CDS pada K2 namun maka dalam sehari akan
memiliki nilai yang lebih besar mengurangi waktu proses
dari pada K1 dan K3, yaitu produksi sebesar 130 menit
518.1 dan urutan job yang yang diperoleh dari perkalian
diperoleh dengan meng- 13 menit dikalikan dengan
gunakan metode Palmer jumlah proses dalam sehari
berbeda dengan metode CDS. sebanyak 10 kali proses. Hal ini
Yaitu untuk urutan job dengan tentunya akan dapat
meng-gunakan metode palmer meminimumkan waktu total
adalah orio vanila-golden orio- produksi dan akan berdampak
go berry-go nanas- bismaxx- positif bagi produktivitas
slai o sweat. Sehingga untuk perusahaan. Dan perhitungan
pengaturan jadwal pro-duksi waktu Palmer disajikan dalam
yang meminimumkan ni-lai Gantt Chart untuk memudah-
makes-pan adalah metode CDS kan melihat waktu Idle yang
dengan nilai makespan 517 tersisa.
menit dan nilai ini didapat
pada tahap K1 dengan ururtan Oriorio Vanila
job untuk K1 adalah orio, orio M
4
vanila, slai o sweet, bismaxx, Golden Orio

go berry dan go nanas dengan M Best Food Go


nilai makespan yaitu 517 menit. 3 Berry

Dapat diketahui nilai Go Nanas


M
makespan dari kedua metode 2
Slai Osweat
yaitu metode CDS dan metode
Palmer memiliki selisih sebesar M
1 Bismaxx
1 menit untuk sekali proses.
Nilai ini akan tergolong kecil
0 500 1000
jika hanya dilihat pada sekali
proses, tapi kondisi sebenarnya Gambar 3. Gantt chart Palmer.
yang terjadi di perusahaan
jumlah proses dalam seminggu
bisa mencapai 10 kali proses Kesimpulan
bahkan lebih dari itu, dan wak- Dari hasil penelitian dan
tu yang diperlukan perusahaan pembahasan yang telah
untuk sekali proses ratarata diuraikan sebelum-nya maka
dapat ditarik kesimpul-an Project Management.
pen-jadwalan produksi biscuit John. W. New York.
yang menghasil-kan nilai Baker, K.R dan College D.
makespan minimum terdapat 1974. Introduction to
pada K1 dan K3. Untuk K1 Sequencing and Schedul-
memiliki urutan job orio, orio ing. John Wiley & Sons.
vanila, slai o sweet, bismaxx, New York.
go berry dan go nanas sedang- Campbell, H.G., Dudek, R.A.,
kan untuk K3 bismaxx, Go and Smith, M.L. 1970. A
berry, go nanas, Golden Orio, Heuristic Algorithm for
Oriorio vanila dan Slai o the n-job, m-machine
Sweet. Diantara kedua metode Sequencing Problem,
yaitu antara metode Campbell- Management Science.
Dudek-Smith (CDS) dan me- Tech University. Texas.
tode Palmer yang meng- Dudek. R. A, Panwalkar. S. S,
hasilkan nilai makespan Smith. M. L. 1992. The
minimun adalah metode lessons of flowshop
Campbell, Dudek And Smith sche-duling research,
(CDS), yaitu sebesar 517 menit. Operations Research
Untuk K1 dan K3, Sedangkan Vol. 40. pp.7-13. IJCSNS
nilai makespan yang dihasil- Inter-national Journal of
kan dengan menggunakan Computer Science and
metode Palmer dan CDS pada Network Security.
K2 adalah 518.1 menit lebih D, L, Yang. M, S, Chern. 2000.
besar 1 menit dari nilan CDS Two-machine flowshop
pada K1dan K3. waktu yang group scheduling
diperlukan perusahaan untuk problem Computers &
sekali proses produksi rata Operations Research.
rata adalah sebesar 530 menit Elsevier. Atlanta.
sehingga bias menghemat Desmandri, E. 2001. Studi
waktu sebesar 13 menit untuk Perbandingan Antara
setiap proses produksi. Metode CDS
(Campbell, Dudek &
Smith) Dengan Metode
Palmer Dalam
Daftar Pustaka Penjadwalan Mesin
Pada Proses Produksi di
Anonimous. 1993. Systems
PT. Asia Forestama
with Applications to
Production Systems and Raya. Departemen
Teknik Industri.
Universitas Sumatera Produksi. Andi. Yog-
Utara. Medan yakarta.
Dinata, A. 2008. Penjadwalan Laha, D. 2008. Heuristics and
Job Shop dengan Metaheuristics for Solv-
Algoritma Penjadwalan ing Scheduling Prob-
Aktif (Studi Kasus di lems. Jadavpur Universi-
CV. Seruni Furniture ty. Kolkata. India.
Padang). Laporan Kerja Nasution, A. H. 2003.
Praktek. Jurusan Teknik Perencanaan dan
Industri. Universitas Pengen-dalian Pro-
Andalas. Padang. duksi. Guna Widya.
Gaspersz, V. 2002. Productin Jakarta.
planning and Inventory Nasution, A. H. 2006.
Control Berdasarkan Manajemen Industri.
Pendekatan Sistem Andi. Yogyakarta.
Terintegrasi MRP II Pinedo, M. L. 2005. Planning
dan JIT Menuju Manu- and Schedulling in
fakturing 21. PT Manufacturing and
Gramedia Pustaka Services. Springer. New
Utama. Jakarta. York.
Haryanto, E. 2001. Manajemen Palmer. D. S. 1965. Sequencing
produksi dan operasi. Jobs Through a Multi-
PT Gramedia Stage Process in the
Widyasarana. Jakarta. Minimum Total Time- A
Handoko, T. H. 2003. Dasar- Quick Method of
Dasar Manajemen Obtaining a Near
Produksi dan Operasi. Optimum, Operational
BPFE Yogyakarta. Research Quarterly. Vol.
Jones, A. 2007. International 16. pp. 101-107. IJCSNS
Jounal : Survey of Job International Journal of
Shop Schedulling Tech- Computer Science and
niques. Network Security.
(www.mel.nist.gov/msi
dlibrary/doc/jobshop1.
DOC). diakses 10
Januari 2011.
Kusuma, H. 2002. Perencanaan
dan Pengendalian

You might also like