Professional Documents
Culture Documents
OLEH
VEVI SURYENTI PUTRI
1321312001
A. Latar Belakang
Keperawatan dalam era kesejagatan ini dituntut untuk berkembang,
seiring dengan perkembangan iptek maka kita dituntut untuk menjadi tenaga
kesehatan yang cukup tanggap dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
meliputi pelayanan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Disamping itu juga kita harus menjalin hubungan sosial yang mana individu
tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan
dengan lingkungan social dan didukung oleh suatu proses keperawatan
(Keliat, Budi Anna, 2005).
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan dalam
memberikan asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan
kesehatan, khususnya di Indonesia, proses keperawatan merupakan
pendekatan yang disepakati untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah keperawatan
jiwa (Aziz A: 2004).
Keperawatan jiwa yang bertujuan untuk membantu pasien dalam
menyelesaikan masalahnya agar dapat meningkatkan derajat kesehatan secara
maksimal, sehingga mereka mampu menolong dirinya sendirinya tanpa
bantuan orang lain dengan cara kemauan dan pengetahuan yang mereka
miliki (Anom, 1998).
Kesehatan jiwa (UU No.23 Th 1992) : keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yg memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
& ekonomis. Kesehatan Jiwa (UU No.3 Th 1966): bagian Integral dari
kesehatan dan merupakan suatu kondisi yg memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual & emosional yang optimal.Kesehatan jiwa juga dapat
berarti : perasaan sehat & bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagaimana adanya & mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain. Rentang sehat jiwa yaitu tidak ada
batasan yang tegas antara orang yang sangat sehat jiwanya dengan orang yang
tertganggu jiwanya. Terdapat suatu kesinambungan yang disebut derajat
kesehatan jiwa (sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang, sakit).
Meningkatkan potensi yang dimiliki oleh anak, keluarga berpera
penting sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sehingga
setiap orang tua perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya. Keberhasilan
setiap tahap perkembangan menjadi pondasi bagi tahap perkembangan
selanjutnya. Baik buruknya pengalaman di masa kanak-kanak akan
menentukan sikap mental anak tersebut setelah ia menjadi dewasa, karena itu
keluarga perlu memperhatikan tingkah laku dan sikap mental ataupun
kebiasaannya, agar dapat dihindarkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah, selain dari
peran serta orang tua, peran serta anak sudah sangat besar, dimana anak
dalam usia ini lebih mendengar perkataan teman sebaya dari pada orang tua,
dan anak pada tahap usia ini ingin menonjolkan keberhasilannya dalam
kelompok usia sebayanya. Untuk itu diharapkan juga peran serta dan
pengetahuan orang tua (orang tua kandung ataupun orang tua asuh) dalam
memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah, walaupun hanya sebagai
pendamping atau pengawas karena yang berperan utama adalah anak itu
sendiri.
Perkembangan anak usia sekolah dipengaruhi beberapa faktor yang
satu sama lain saling mempengaruhi, antara lain : stimulasi yang diterima
anak sejak dalam kandungan, kematangan anak pada saat menerima stimulasi,
sifat-sifat bawaan dari anak, sikap orang tua terhadap anak dan faktor
lingkungan, baik lingkungan dimana anak tinggal, lingkungan sekolah, juga
teman sebaya merupakan faktor yang berpengaruh dalam memenuhi
perkembangan anak.
Stimulasi merupakan rangsangan yang diberikan kepada anak oleh
lingkungan, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Stimulasi dapat diberikan setiap ada kesempatan, untuk memberikan stimulasi
pada anak usia sekolah, dapat diberikan lewat permainan, dimana dalam
permainan itu terkandung aspek-aspek yang harus di miliki oleh anak anak
usia sekolah (Feist & Feist, 2008).
Dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan kesehatan
jiwa pada jiwa yang sehat, maka diberikan suatu bentuk terapi yaitu Terapi
Aktivitas Kelompok (TKT). TKT merupakan salah satu jenis terapi kelompok
yang memberi kesempatan kepada anggotanya untuk saling berbagi
pengalaman, saling membantu satu dengan lainnya untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah dan mengantisipasi masalah yang akan dihadapi
dengan mengajarkan cara yang efektif untuk mengendalikan stress.
Sasaran yang dibina dalam kesempatan ini adalah anak usia sekolah
yaitu kelas dua SD. Tujuan dati Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) yang
dilakukan oleh perawat spesialis jiwa kepada kelompok anak usia sekolah
(enam sampai sembilan tahun) agar anak mengetahui kebutuhan ciri-ciri
perkembangan, penyimpangan, dan dapat melakukan stimulasi perkembangan
dirinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan
TKT pada anak usia sekolah di SDN.13 Kapalo Koto, Padang.
2. Tujuan Khusus
a. Penjelasan konsep stimulasi industry
b. Stimulasi perkembangan pada aspek motorik
c. Stimulasi perlembangan pada aspek kognitif dan bahas
d. Stimulasi perkembangan pada aspek emosional dan kepribadian
e. Stimulasi perkembangan pada aspek moral dan spiritual
f. Stimulasi perkembangan pada aspek psikososial
g. Sharing pengalaman.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis
3. Indikasi: pada klien yang mengalami stress emosional, penyakit fisik krisis,
tumbuh kembang, penyesuaian sosial misalnya wanita hamil, individu yang
kehilangan, penyakit terminal serta gangguan psikiatri.
4. Alat / Media: buku kerja, buku raport, alat tulis dan alat bantu stimulasi
tumbang.
B. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan anak usia sekolah
b. Tindakan:
1. Membina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
b) Sapa klien dengan ramah
c) Berkenalan dengan klien
Perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat sukai
serta tanyakan nama dan nama panggilan klien Menanyakan
perasaan dan keluhan klien saat ini
d) Buat kontrak asuhan keperawatan/ interaksi
Apa yang akan perawat lakukan bersama klien, tujuannya apa,
berapa lama akan dikerjakan, dan di mana tempatnya
e) Tunjukkan sikap empati setiap saat pada klien
f) Jujur dan tepati janji
Aspek kepribadian
Aspek kepribadian meliputi ;
a. Mampu memahami perbedaan jenis kelamin dengan baik,
b. Mampu menilai kekurangan dan kelebihan,
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh sesuai kenyataan,
d. Mampu mengatasi kehidupan yang dihadapi (tugas dan tanggung jawab),
e. Dapat mencapai tujuan sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA