Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
2017
Ilmu Pengetahuan Dan Profesi Ilmuwan Terhadap Perkembangan Zaman :
Perkembangan ilmu pengetahuan telah menjadi sebuah mata rantai kehidupan yang tak
bisa dipisahkan dengan kehidupan dan eksistensi manusia. Ilmu pengetahuan yang semakin maju
menjadi bukti nyata akan pemikiran manusia yang semakin kompleks. Hasil-hasil pemikiran
manusia dalam keilmuwan ini dapat dilihat melalui kemajuan dalam berbagai bidang, seperti
dalam bidang teknologi dan komunikasi, kita telah mengenal komputer, laptop, ponsel, i-pad,
dan internet, serta diluncurkannya satelit yang saat ini mengorbit bumi untuk membantu proses
transmisi. Selain itu, di bidang kedokteran kita telah tak asing dengan istilah kemoterapi,
kloning, vaksin, dan USG. Semua kemajuan ilmu pengetahuan itu diciptakan dengan tujuan
Akan tetapi, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju ini juga diiringi
dengan tantangan yang semakin berat dan pola pikir manusia berkembang begitu pesat. Manusia
tak lagi mempercayai sesuatu berdasarkan mitos belaka, mereka mulai melakukan analisa secara
mendalam dan kritis atas segala sesuatu. Semua peristiwa yang terjadi di muka bumi ini dapat
diteliti melalui berbagai disiplin ilmutertentu, baik masalah sosial maupun ilmiah. Hal ini dapat
kimia, sosiologi, sampai psikologi. Berbagai pendekatan dari berbagai disiplin ilmu ini telah
mengalami spesialisasi studi sehingga satu bidang dapat mengkaji permasalahan di bidangnya
dengan lebih optimal. Akan tetapi spesialisasi studi seperti ini juga menimbulkan sebuah
problema, yakni arogansi disiplin ilmu yang menganggap bidangnya yang paling penting,
mengabaikan eksistensi ilmu sebagai hal yang selayaknya dikembangkan demi kesejahteraan
umat manusia, bukan menimbulkan kekacauan sosial atau bahkan kekacauan alam.
Mencermati penjelasan di atas bahwa terdapat ilmu dan profesi yang tidak islami.
Sebagaimana ilmu dan kebudayaan ada yang bebas atau tidak bebas nilai (Taufik Abdullah:
1988, 26). Tentu dalam kontek ajaran Islam, hanya ilmu, profesi,kebudayaan, dan konteks
pengetahuan lain yang bebas nilai saja yang dapat diadopsi untuk kepentingan kemajuan Islam.
ketertiban, keamanan, ketepatan keterukuran yang dapat dibuktikan secara ilmiah dan
berkelanjutan dan hal-hal lain yang selalu dilandasi berbagai macam nilai yang sesuai dengan
ajaran islam. Di mana di dalamnya terdapat filter dengan berbagai kaidah-kaidah yang
terangkum dalam akidah, syariah, akhlak, kisah masa lalu, berita yang akan datang, dan
pengetahuan-pengetahuan Ilahiyah penting lainnya, maka konsep alat ukur tersebut akan
mengukir sosok manusia sedang berada di mana. Apakah ia : 1. muttaqin, 2. mukmin, 3. muslim,
4. mukhsin, 5. kafir, 6. musrik, 7. munafik, 8. Fasik, 9. Zalim, 10. Mutraf (Anshari, Wawasan
Islam: 2004).
Agar dapat mengaplikasikan ilmu sekaligus membangun profesi yang islami, maka ada
beberapa tahapan yang harus dilewati bagi muslim, sehingga mampu menempatkan sosok
manusia pada stageyang diinginkan sebagaimana sepuluh kategori tingkat golongan sosok
manusia menurut Islam. Berdasarkan catatan tingkatan tersebut, maka golongan orang-orang
yang muttaqin adalah sebagai tingkatan orang-orang telah purna, hidup, ibadah, dan matinya
melembagakan pendidikan formal berbasis Islam. Ada TK Islam, MI, MTs, MA, dan Perguruan
Tinggi Islam sesungguhnya sebagai upaya untuk mencapai tujuan ruh al- Islam wal al-iman yang
kaffah berkemajuan diridhai oleh Allah SWT. Dalam konsep pendidikan dasar, misalnya, telah
ditanamkan dasar pendidikan akhlak, dasar pendidikan sosial, dasar pendidikan intelektual, dasar
pendidikan kebiasaan, dan dasar pendidikan kewarganegaraan. Semua itu bertujuan agar supaya
nantinya produk pendidikan tersebut dapat memberikan kontribusi yang selaras dalam realitas
kehidupan sehari-hari yang dilandasi iman dan takwa kepada Allah SWT dan tidak tercerabut
Dengan demikian, dalam aplikasi ilmu dalam profesi yang Islami itu tidak akan lepas dari
nilai-nilai yang terkandung dalam agama dan tidak juga tercerabut dari berbagai macam norma
yang hidup dan berlaku di lingkungan di mana mereka berada. Kematangan emosi, kedewasaan
sikap, profesionalitas ekspresi dalam berbagai sisi kehidupan yang selalu dilandasi aqidah,
syariah, akhlak, iktibar-iktibar kekayaan pengetahuan lain, maka hal semacam itu tidak akan
menjerumuskan manusia dalam tataran kehinaan baik di sisi Allah, juga dalam menjalani
Karena itu menguatkan akidah sebagai landasan fondasi keyakinan yang mencair dalam
hati dan aplikasinya dalam profesi yang bersumber dari syariat/hukum/norma, maka dapat
membentuk kemuliaan akhlak manusia. Terbangun dalam kepribadian yang utuh dalam
menjalani kehidupan. Jatidiri manusia dalam menvisualisasi kehidupan merupakan cerminan dari
dalam tersebut. Hal tersebut akan berhasil manakala manusia telah berhasil mengendalikan
empat unsur pokok sinergisme kejiwaannya. Empat unsur pokok dalam kejiwaan tersebut adalah
dalam melakukannya. Maka akan dapat memotivasi berbagai ketercapaian semua tujuan manusia
yang diinginkan.Berangkat dari pemikiran fiqh yang kaya dengan kaidah-kaidah yang dapat
memberikan berbagai macam solusi konflik pemikiran dan permasalahan hidup, maka fiqh
merupakan hamparan ruang luas yang perlu dijelajahi dalam membuat kerangka keputusan
kualitatif yang aman dan bernilai iman dan islam (Abudin Nata: 1998, 392). Karena itu, kajian-
kajian terkait dengan keilmuwan dan profesi hubungannya dengan keyakinan kian
dikembangkan dengan tujuan agar dinamika umat selalu terpelihara dan konsep Islam dan iman
Ilmu merupakan modal utama, subyek, dan juga obyek atas perkembangan segala
penelitian, dan riset sehubungan dengan ilmu pengetahuan. Bahkan agama menegaskan
pentingnya menuntut ilmu. Namun, apakah ilmu itu? Sudah tepatkah manusia dalam mencari dan
memanfaatkannya?
Ilmu berasal dari bahasa Arab alimayalamu, atau kata sains dari scioatau scrio yang
berarti untuk mencari tahu ( to know dalam bahasa Inggris). Secara terminologi, ilmu atau sains
Ensiklopedia Indonesia, ilmu pengetahuan yaitu suatu sistem dari pelbagai ilmu pengetahuan
tertentu yang telah diatur dan disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu sehinngga
menjadi kesatuan yang utuh sebagai hasil penelitian yang telah dilaksanakan secara teliti dengan
menggunakan metode tertentu. Ilmu secara bahasa adalah pengetahuan tentang sesuatu yang
disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
Ilmu memiliki sifat fleksibel, akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman atau
kebudayaan dan juga kemampuan bepikir manusia. Kemajuan perkembangan ilmu dalam
berbagai segi ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Akan tetapi, selalu ada sisi
negatif di tiap hal yang eksis di muka bumi ini. Perkembangan dan kecanggihan sebuah konsep
ilmu turut menimbulkan kekhawatiran bagi manusia. Ilmu dan teknologi yang semakin maju
juga menimbulkan degradasi nilai. Manusia tergantung pada benda-benda yang dikembangkan
dari ilmu pengetahuan, seolah tak bisa bekerja tanpa mereka. Akan tetapi produk tersebut
Hingga saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat. Telah
banyak fasilitas yang tecipta demi terwujudnya kemudahan dalam aktivitas manusia. Sejak
suksesnya penelitian rekayasa genetika terhadap makhluk hidup yang telah dirintis oleh Dr.
Cambridge, Inggris pada tahun 1961, teknologi ini seperti menjadi mainan baru yang tak bosan
diotak-atik oleh para ilmuwan genetika. Jika pada masa itu mereka berhasil melakukan kloning
pada katak, kapankah teknologi tersebut berhasil pada manusia? Ide melakukan kloning pada
manusia ini tampaknya terus menjadi perbincangan oleh berbagai kalangan, dan menjadi
kontroversi. Teknologi kloning ini dikritisi oleh 19 negara Eropa pada tahun 1997 dengan
teknik rekayasa genetika tak layak diteruskan karena terkesan membuat manusia berusaha
Manusia telah membuktikan bahwa kemampuan berpikir mereka telah semakin kompleks
dan akan terus berkembang. Di tangan para ilmuwan telah tercipta penemuan-penemuan canggih
dan teknologi mutakhir untuk kepentingan umat manusia. Melalui tangan manusia, kita bisa
menciptakan, maka ditangan manusia pula kita bisa memanfaatkan dan mengendalikannya.
Dalam bukunya Common Wealth: Economics for a Crowded Planet, Jeffrey D. Sachs,
Direktur Earth Institute, University of Columbia, menulis bahwa dunia sekarang sedang
mengalami banyak tantangan, seperti kemiskinan, degradasi lingkungan dan juga konflik.
Menurut Sachs, ada empat hal yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahn yang akan
Untuk negara Indonesia, kontribusi ilmuwan dalam negeri pada kenyataanya cukup
memprihatinkan. Dari masalah pendanaan yang hanya 0.9 % dari APBN, sampai masalah
perizinan menjadi kendala besar dalam pengoptimalan penelitian oleh para ilmuwan. Hal ini
menyebabkan ilmuwan Indonesia memilih untuk melarikan diri keluar negeri, bergabung
dengan universitas terkemuka, instansi penelitian, atau lembaga riset disana untuk
memiliki sumber daya manusia di bidang keilmuwan yang cukup mumpuni. Tapi kurangnya
sinergi pemerintah dan instansi pendidikan dan industri seolah mematikan mereka.
Akan menjadi langkah bijaksana jika Indonesia melakukan optimalisasi terhadap penelitian
yang dilakukan oleh ilmuwan dalam negeri, memberi mereka wadah untuk melakukan riset ilmu
pengetahuan. Tentunya hal tersebut akan memberi kebaikan bagi kehidupan manusia di
Indonesia nantinya. Indonesia dapat memulai dengan melakukan sirkulasi terhadap kemampuan
inovasi, inteligensi, penelitian dan teknologi, dan meningkatkan kualitas SDM. Selain itu juga
sangat penting membangun komunikasi dan jaringan yang intensif oleh pemerintah, industri, dan
lembaga akademik dengan lembaga terkait di luar negeri. Kemudian Indonesia juga membangun
komunikasi dengan SDM Indonesia yang berada di instansi riset di luar negeri untuk
Agama dan ilmu, dua elemen kehidupan yang memiliki perbedaan dan juga persamaan. Ilmu
merupakan hal yang obyektif, logis, empiris, fleksibel, dan progresif. Adapun agama merupakan
hal subyektif , mengedepankan ritual terhadap hubungan makhluk dengan Tuhan, dan kadang tak
kepuasan untuk kehidupan fana di dunia. Sementara itu, agama memberikan kebutuhan dalam
baik dalam fase rohani dan fase kebutuhan jasmani, ilmu adalah bagian yang tak dapat
dipisahkan dari nilai ketuhanan, karena sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan. Manusia
Karena manusia berbeda dengan ciptaan Tuhan lainya, manusia diberikan daya pikir berbeda
dengan makhluk lainya. Daya pikir inilah yang kemudian menemukan teori-teori ilmiah dan
teknologi.
Semua agama yang ada di dunia ini mengajarkan umat untuk menuntut ilmu, bahkan
behukum wajib. Namun, bukan berarti hal ini menyebabkan kita lepas kontrol dan
mengeksplorasi ilmu tanpa mempertimbangkan nilai-nilai dan norma. Disinilah peran agama
sebagai kontrol terhadap pengembangan ilmu, agar manusia dapat mengembangkannya dengan
benar dan tak kehilangan hati nurani mereka. Agama juga berperan sebagai filter terhadap
perkembangan ilmu, memberikan rambu-rambu, bahwa hal positif dari ilmu pengetahuan dapat
digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan manusia sementara hal negatif disingkirkan.
Sementara itu, pendidikan juga berperan dalam menghadapi tantangannya di masa depan.
Untuk mengantisipasi masa depan, Tilaar ( 1993) menyebutkan ada sepuluh kecenderungan
1. Pemerataan pendidikan.
7. Pendidikan berkelanjutan.
9. Partisipasi masyarakat.
melainkan dapat mewujudkan individu yang utuh. Sebagaimana tujuan pendidikan dalam UU
No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa tujuan
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab masyarakat dan kebangsaan.
Dalam catatan sejarah, bahwasanya ilmuwan memiliki beberapaciri yang ditunjukkan oleh
cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang
keilmuwan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk di bawah wibawa ilmu.
Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran.
Ini dapat dikenali lewat paradigma maupun pola sikap senyatanyadalam kehidupan sosial,
yang merupakan penjelmaan prinsip-prinsip ilmiah. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup
hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar
dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua
ituialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu kehidupan itu harus menjadi pilihan juga
akan tetapi ia harus bisa mempopulerkan karya ilmiahnya agar bisa diterima masyarakat
dan sekiranya karya ilmiahnya baik. Oleh karena ituseorang ilmuwan harus memenuhi
beberapa syarat, diantaranya: prosedur ilmiah; metode ilmiah; adanya suatu gelar yang
berdasar pendidikan formalnya yang ditempuh; kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan
yang besar, ketertarikan pada perkembangan ilmu pengetahuan terbaru dalam rangka
profesionalitas keilmuwannya.
Ilmuwan merupakan orang yang menemukan masalah spesifik dalam ilmu. Salah satu
syarat utama dalam hubungan antara ilmuwan denganmasalah keilmuwan tidak lain
hanyalah, seorang ilmuwan harus memiliki ciri, sikap dan tanggung jawab. Akan tetapi di
sini seorang ilmuwa harus jugamemiliki peran atau pun fungsi. Tiga peran ilmuwan dalam
segi kegiatan:
Sebagai Teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrumen yang tersedia
dalam disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir memungkinkan dia menjaga
martabat manusia. Karena kita semua tahu bahwa ilmu merupakan hasil karya
perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka olehmasyarakat. Maka dari
itu, fungsi seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuwan secara
individual namun juga bertanggung jawab agar produk keilmuwannya sampai dan dapat