You are on page 1of 8

AFR Pada Penderita Luka Bakar

PENDAHULUAN

Luka bakar adalah suatu luka akibat dari penyinaran panas, bahan-bahan kimia, pengaruh listrik,
henda-benda yang panas atau faktor radioaktif. Tujuan fisioterapis melakukan terapi pada luka
bakar diantaranya yaitu menghilangkan oedema, mempertahankan lingkup sendi seperti
memberikan latihan pasif seperti fleksi ekstensi dan lain-lain. Juga mempertahankan besarnya otot
dengan melakukan latihan resisten. Memperbaiki sirkulasi, mencegah terjadinya infeksi saluran
pernapasan.

Perlu kita ketahui bersama bahwa jika keluarga teman atau tetangga yang mengalami luka bakar
maka segeralah melakukan pertolongan pertama dibungkus dengan selimut, siram dengan air
dingin secara terus menerus untuk menurunkan nyeri apabila sekali diberi air dingin untuk
menghambat kerusakan kulit yang berkelanjutan serta menurunkan nyeri apabila electrical burn
dapat membantu respirasi dan memperbaiki kerja jantung. Setelah melakukan hal-hal tersebut di
atas bawalah segera ke dokter.

1. Definisi Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu luka akibat dari penyinaran panas bahan-bahan kimia, pengaruh listrik,
benda-benda yang panas atau faktor radio aktif.

Luka bakar dapat di permukaan kulit (superficial) atau dalam jaringan (profunda).

Luas luka bakar dikenal rumus 9 dari Wallace yaitu rule of nine.

Patologi

Bila tubuh terjadi luka bakar, maka berat ringannya luka tersebut ditentukan oleh faktor-faktor:

1. Tingkatan luka bakar (derajat luka bakar)

Mengenai derajat luka bakar ini dibagi dalam 3 tingkat:


a. Luka bakar

Luka bakar ini terjadi akibat panas + 140 F dan merupakan tingkatan luka bakar yang paling ringan,
dimana jaringan yang terkena adalah terbatas pada epidermis saja kadang-kadang disertai
terkumpulnya serum dalam kuit, erythema den buna menjadi satu.

Dimana proses penyembuhan sangat mudah berkisar antara 3 hari dan lapisan epitel cepat timbul
secara normal dan tidak menimbulkan scartissue.

b. Luka bakar tingkat II

Luka bakar ini terjadi akibat panas + 160 F s/d 210 F di samping menimbulkan gejala peradangan
dan bulla juga timbul Necrose samping dicorium.

Apabila bulla tidak infeksi, maka dalam waktu 4 5 hari serum akan diresobsi oleh kulit sehingga
kulit menjadi kering sendiri dan epidermis akan timbul kembali pada tepi luka, jika ada infeksi pada
bulla kemungkinan penyembuhan akan menimbulkan scartissue.

c. Luka bakar tingkat III

Luka bakar terjadi akibat panas + 210 F ke atas. Jaringan yang terbakar ini mulai dari subectis,
faciaotot dan sampai pada tulang. Pada tingkat ini infeksi/radang dan serum juga terjadi regulasi
protein, yaitu pengumpulan protein, yaitu pengumpulan protein plasma, jaringan tubuh rusak
sehingga pembuluh darah banyak yang rusak akibatnya peredaran darah terganggu sehingga
menimbulkan necrose.

2. Perubahan Patologi

a. stadium Shock

Berlangsung 2 3 hari, tetapi lebih lama pada orang tua pada keadaan ini ada peningkatan
permeabilitas kapiler disertai dengan hilangnya protein elektrolit dalam darah sehingga
menyebabkan:

1. Berkurangnya plasma darah.

2. Meningkatnya jumlah sel darah merah yang membuat viscositas darah bertambah dan
melambatkan aliran darah.

3. Menurunnya cardiace output.

4. Meningkatkan denyut jantung.

Pada stadium ini sangat berbahaya karena:

a. Menyebabkan pembengkakan pada paru


b. Penyembuhan arteri

c. Gagal jantung, hati, ginjal.

d. Kerusakan otak permanen dan organ vital lainnya

b. Stadium pengangkatan

Pada luka bakar kulit akan mulai berganti dan berlangsung 3 -4 minggu setelah pergantian kulit
pada lapisan superficial akan disertai penyembuhan pada keadaan luka bakar lebih dalam jaringan
perlu diangkat sehingga dlbutuhkan skinbrafts.

c. Stadium penyembuhan dan rekonstruksi

Pada superficial kulit akan sembuh dan normal, luka bakarnya disertai kelainan epidermis akan
berbentuk scont. Beberapa minggu akan terjadi kontraktur dan menjadi penyebab pertumbuhan
jaringan yang berlebih dengan jaringan keloid. Jika ada Kerusakan yang besar maka perlu diIakukan
skin graf dan bedah rekonstruksi yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, sedangkan pada anak-
anak dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya 12 tahun.

Penyebab Luka Bakar

a. Api (partial dan Fulltickness).

b. Zat kimia (partial thickness).

C. Larutan panas seperti air panas, uap air.

d. Listrik, kontak dengan kabel listrik yang aktif.

Gambar Luka Bakar

Adapun gambaran-gambaran luka bakar sebagai berikut:

a. Kulit hangus hitam atau coklat tua, menyerupai perkamen terbakar.

b. Warna putih memucat seperti mayat

c. Warna merah mudah gelap dengan pembuluh darah yang mengalami trombose, tidak memucat
bila ditekan

d. Konum atau kulit yang kelihatan agak transparan

Komplikasi

a. Infeksi
b. Kontraktur

c. Perlekatan

d. Pembentukan jaringan parut yang jelek

e. Shock karena kekurangan cairan, trombosit emboli

f. Perubahan kepribadian dan menurunnya semangat

g. G3 inhalasi yang disebabkan oleh menghirup uap dan udara panas, zat-zat kimia yang berhaya

3. Problem/hambatan aktivitas kegiatan sehari-hari

a. Luka bakar extremitas atas

Adapun hambatan AKS adalah tidak dapat menggerakkan Iengannya, sehingga menghambat
aktifitas sehari-hari seperti mandi, memakai baju dan makan.

b. Luka bakar pada extremitas bawah

Adapun hambatan AKS adalah tidak dapat berjalan atau berdiri, memakai celana sendiri sehingga
dapat menghambat aktifitas sehari-hari.

4. Pemeriksaan Fisik

Adapun pemeriksaan fisik yang dilakukan harus disertai dengan terapi yang segera, pemeriksaan
definitif yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan keadaan traktus respiratorius

b. Catatan Frekuensi dan fulses

c. Ambil darah si penderita untuk keperluan pemeriksaan laboratorium

d. Pada luka bakar yang paling parah mana seringkali tidak disertai dengan rasa nyeri tapi
pemberian dosis kecil untuk mengurangi rasa tak enak

e. Secara berturut-turut lakukan suatu pemeriksaan yang lebih terperinci mengenai luas dan
dalamnya luka bakar yang ada.

lnfeksi

Pada saat postur pasien atau penderita menderita luka bakar melihat dari posisi anterior penderita
mengalami kiposis karena kaki dan lengan mengalami luka bakar, sehingga mengalami postur tubuh
pasien mengalami scoliosis. Apabila dilihat dari arah anterior, posterior maupun lateral. Dimana
pemeriksaan infeksi, auskultasi, palpasi, ROM, MT tergantung pada daerah luka bakar.
1. Pemeriksaan dan pergerakan dan ukur lingkup geraknya

2. Melakukan pemeriksaan sensibilitas

3. Bagaimana sikap penderita luka bakar dan pekerjaannya

4. Apakah ada klaim ganti rugi yang masih ditangguhkan

5. Pemeriksaan AKS, khususnya kalau tangan yang terkena

5. Tujuan Aktivitas Kegiatan Sehari-hari berdasarkan AKS yang didapat

Tujuannya yaitu:

1. Mengurangi Oedema

2. Mencegah kontraktur

3. Mempertahankan semangat penderita, dengan pemakaian kosmetik dan aktivitas kelompok

4. Mempertahankan atau meningkatkan pergerakan

5. Memperkuat kulit dan melatih sensibilitas

6. AKS dan penilaian pre-vokusional

6. Aktivitas yang diberikan

1. Extermitas Atas

a. Permainan bola tangan, kartu, keterampilan tali-temali.

b. Permainan tangan dengan menggunakan belah tangan.

c. Mencetak.

d. Sensibilitas.

e. Skitles, permainan gundu.

f. Tenis meja, mengetik, memilih kawat dengan alat.

2. Extermitas Tahap Lanjut

a. Memasak

b. Panahan

c. Pekerjaan industri
d. Kerajinan tanah liat, tukang kayu

e. Menenun

f. Keterampilan tali-temali dan lain-lain.

3. Extremitas Bawah

a. Tukang kayu

b. Menggergaji melintang

c. Tenis meja

d. Latihan berjalan antara ban-ban rnobi

e. Alat untuk latihan keseimbangan

f. Berkebun atau menanam

7. Pelaksanaan pemberian perawatan

Tujuan perawatan adalah agar tidak kena infeksi mengusahakan cepat kering dan luka bisa bertaut,
luka bisa dibersihkan dengan bercukur rambut sekitar luka bakar, di cuci dengan air hangat kuku (40
derajat Celsius) yang steril. Jaringan yang mati dibuang dan kulit yang lepas-lepas digunting, bullah
dapat di pecahkan secara steril, tetapi ada yang berpendapat di biarkan saja.

Perawatan luka bisa secara terbuka dan tertutup.

Perawatan terbuka: Luka dibiarkan sembuh sendiri dengan memperhatikan syarat-syarat


sterilisasi, cara dan fasilitas perawatan untuk luka bakar tingkat III, perawatan terbuka dihentikan jika
kulit mati yang merupakan penutup luka mulai terlepas dari kulit dasar, bila ada penahanan kompres
dengan garam faali.

Perawatan luka tertutup : Luka tertutup yang kasa veselia tipis atau paravin biasanya ditaruh
bahan yang dapat menyerap eksudat. lalu semuanya dibalut, pembalut ini harus dibuka dan bila
menjadi: basa, berwarna atau berbau, juga bila timbul rasa nyeri yang tidak jelas, bila peristiwa
tersebut di atas tidak ada, maka pembalut dapat dibiarkan dan baru dibuka pada hari yang
kesepuluh, waktu membuka pembalut ini apakah grapting diperlukan atau tidak .

Keuntungan masing-masing cara tersebut adalah:

Pada perawatan terbuka:

1. Luka kering sehingga bakteri suka berkembang biak

2. Pengawasan luka dapat sering dilakukan


3. Tidak diperlukan pergantian pembalut

Pada perawatan tertutup:

1. Immobilisasi luka yang lebih sempurna yang merusak syarat agar penyembuhan tidak terhambat.

2. Lebih cepat dapat ditentukan dalamnya luka bakar secara teliti sehingga pengangkatan kulit mati
penutup luka bakar tingkat III dapat lebih dulu dikerjakan.

Adapun pelaksanaan pemberian aktivitas perawatan dilakukan setiap hari dengan meningkatkan
lebih lamanya waktu latihan. Jika tanpa pencangkokan jaringan, latihan dilakukan selama 3 hari tiga
minggu. Jika dengan pencangkokan jaringan latihan selama satu bulan setelah setiap pembedahan.

8. Keamanan yang harus pada pasien

Pada saat pemberian latihan AKS pada pasien jangan terlalu berlebihan, membersihkan luka dan
mengganti kembali sehari sekali dan menempatkan pasien pada udara yang steril. Melakukan
percangkokang apabila luka bakar pasien terlampau luas sehingga sukar ditutup dengan jahitan
langsung.

9. Evaluasi hasil

Sebagaimana mengetahui bahwa luka bakar adalah terjadinya kerusakan kulit yang disertai
menurunnya fungsi kulit akibat panas atau dingin. Adapun klasifikasi luka bakar adalah:

1. Erhitema

2. Superficial

3. Partial thickness

4. Full thickness

Adapun penyebabnya adalah :

1. Api (partial dan full thickness)

2. zat kimia (partial thickness)

3. larutan panas seperti air panas, uap air

4. listrik, kontak dengan kabel listrik yang aktif

Adapun perubahan patologinya

1. Stadium shock
2. Stadium pengangkatan

3. Stadium penyembuhan dan rekonstruksi

Adapun pelaksanaan luka bakar:

1. Pertolongan pertama

2. Penatalaksanaan fisioterapi

3. Program fisioterapi

10. Pemberian alat bantu

Apabila pasien mengalami luka bakar yang baru saja terjadi harus segera disiram dengan air dingin
untuk menghambat kerusakan kulit yang berkelanjutan serta menurunkan nyeri. Electrical burn,
membantu respirasi dan memperbaiki korja jantung

You might also like