You are on page 1of 10

EBM TERAPI

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

INTRAVENOUS FERRIC CARBOXYMALTOSE VERSUS ORAL IRON IN


PATIENTS WITH CHRONIC KIDNEY DISEASE AND IRON DEFICIENCY
ANEMIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : Raden Agil Widjaya

NPM : 110 2012221

KELOMPOK : B-13

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Isna Indrayati


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

TAHUN AJARAN 2015-2016

EBM - TERAPI

1. SKENARIO:
Ny. X tak sadarkan diri dan dilarikan oleh suaminya ke rumah sakit Yarsi. Setelah di observasi
ternyata ny.X menderita anemia yang disebabkan oleh gagal ginjal kronik yang sudah lama
dideritanya. Hasil pemeriksaan laboraturium menunjukan Hemoglobin 9, Eritrosit 3,77,
Hematokrit 26,8, Nilai eritrosit rata-rata MCV 58, MCH 19, MCHC 32, fungsi ginjal Ureum 117,
creatinin 10,1, gula darah sewaktu 38, kreatinin kleareance 4, gambaran darah tepi eritrosit
Hipokromik mikrositik anisopoikilositosis, sel polikromatofilik (+), mikrosit (+), sel elips (+), sel
pensil (+), sel target (+), normoblast (-). Kemudian dokter memberikan injeksi besi
carboxymaltose intravena. Kemudian suaminya bertanya manakah yang efektif antara injeksi
besi carboxymaltose secara intravena atau menggunakan terapi besi oral dalam meningkatkan
Hb.
2. PERTANYAAN KLINIS:
Manakah yang efektif antara injeksi besi carboxymaltose secara intravena atau menggunakan
terapi besi oral dalam meningkatkan Hb ?

3. KOMPONEN PICO:
Patient /Population/Problem : Ny.X menderita anemia gagal ginjal kronik

Intervention/ Indicator : Injeksi ferritin carboxymaltose (FCM) secara intravena


Comparison/Control : Terapi besi oral
Objective/Outcome : Lebih baik menggunakan injeksi ferritin carboxymaltose secara
intravena

4. KATA KUNCI : Anemia and Chronic Kidney Disease and Treatment

5. PEMILIHAN SITUS :
http://ndt.oxfordjournals.org/content/early/2014/06/01/ndt.gfu201.short

6. Di Unduh : 10 Desember 2015

7. HASIL PENCARIAN : 5 Artikel

8. LIMITASI : 5 tahun

9. ARTIKEL YANG DIPILIH : Lain C. Macdougall.2014.FIND-CKD: a randomized trial of


intravenous ferric carboxymaltose versus oral iron in patients with chronic kidney disease and
iron deficiency anaemia.
10. CRITICAL APPRAISAL

I. VALIDITY
1) Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dalam kelompok dan teknik
randomisasi yang digunakan?
Ada, Pasien yang memenuhi syarat secara acak melalui sistem pusat interactive voice-
response system dengan ratio 1:1:2 (FCM tinggi feritin: FCM rendah feritin : Besi oral)

2) Adakah persamaan pada kedua kelompok di awal penelitian?


Ada, Semua kriteria inklusi dengan umur dewasa (>18 tahun) pasien dengan GGK
Non dialisis memenuhi syarat jika : i. Hb antara 9-11 g/dl

ii. Feritin <100 atau < 200 mg/l

iii. GFR <60 mL/menit

iv. Tidak ada diberikan ESA dalam waktu 4 bulan.

Dan di eklusi apabila anemia karena alasan lain selain kekurangan zat besi, riwayat
gangguan pencernaan, riwayat infeksi, dan riwayat perdarahan.
3) Adakah blinding pada pasien, klinisi, dan peneliti ?.

Pada jurnal ini menggunakan metode open-lable, baik dokter maupun pasien sama-
sama mengetahuinya.

4) Adakah persamaan perlakuaan pada kedua kelompok selain perlakuan


eksperimen ?
Ada, Kelompok-kelompok sehubungan dengan karateristik demografi dan
baseline,tidak ada perbedaan antara kelompok yang signifikan secara klinis.
5) Seberapa lama dan lengkap follow up?
3 tahun dari Desember 2009 Januari 2012

6) Adakah analisis pasien pada kelompok randomisasi semula?


Ada
II. IMPORTANCE
7) Menentukan besar efek terapi (CER, EER, ARR, ARI, NNT)
Sukar untuk menentukan karna hanya didapatkan nilai mean.

a. EER (Experimental Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok eksperimental.
a
Rumus :
a+b

b. CER (Control Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok kontrol.

c
Rumus :
c+ d

c. RR (Relative Risk)
Perbandingan antara insiden penyakit yang muncul dalam kelompok terpapar dengan
insiden penyakit yang muncul dalam kelompok tidak terpapar.

EER
Rumus :
CER

d. OR (Odds Ratio)
Ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit; dihitung dari angka
kejadian penyakit pada kelompok berisiko (terpapar faktor risiko) dibanding angka
kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar faktor risiko).

ax d
Rumus :
bxc

e. RRR (Relative Risk Reduction)


Berapa persen terapi yang diuji memberikan perbaikan dibanding kontrol.

CEREER
Rumus : or 1-RR
CER
= 1 RR

f. ARR (Absolute Risk Reduction)


Beda proporsi kesembuhan atau kegagalan antara terapi eksperimen dan kontrol.

Rumus : CER EER

g. Absolute Risk Increase (ARI)


Menunjukkan perbedaan aktual antara terapi dan kontrol dalam menimbulkan efek
samping.

Rumus: CER EER


= tidak dapat dihitung, karena penelitian tidak mengukur efek samping
h. NNT (Number Needed to Treat)
Berapa jumlah pasien yang harus diterapi dengan obat eksperimental untuk
memperoleh tambahan satu kesembuhan atau menghindari kegagalan.

1
Rumus :
ARR

8) Menentukan presisi estimasi efek terapi (95%CI)


p1q1 p2q2
+
CI = ARR 1,96 n1 n2 )

CI sudah tertera pada jurnal ini.


III APPLICABILITY

9) Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spektrum pasien dan setting)?


Sangat efektif untuk diterapkan pada pasien dalam meningkatkan Hb

10) Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien

Untuk perbandingan antara High FCM dengan Low FCM tidak terlalu signifikan
perbedaanya, sedangkan untuk High FCM dengan oral sangat signifikan
kesembuhannya untuk meningkatkan Hb.
Kerugian:
FCM intra vena : Efek samping yang paling umum adalah reaksi hipersensitivitas,
stres oksidatif dan eksaserbasi infeksi.
Besi oral : Pada kelompok besi oral, diare, sembelit, hipertensi dan edema
perifer adalah efek samping yang paling sering dilaporkan

You might also like